1. Pungtuasi
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu
bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi
serta jeda yang dapat diamati sewaktu pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi,
waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis.
2. Dasar pungtuasi
Bahasa terdiri atas aspek, yaitu aspek bentuk dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu unsur segmental
dan unsur suprasegmental. Unsur segmental yaitu unsur bahasa yang meliputi: fonem, morfem, kata,
frase, klausa, kalimat, dan wacana. Sedangkan unsur suprasegmental adalah unsur bahasa yang
kehadirannya tergantung dari unsur segmental, yang terdiri dari tekanan keras, tekanan lemah, panjang,
dan sebagainya. Unsur segmental dalam bentuk yang lebih luas disebut sebagai intonasi.
Unsur segmental dapat tergambar dengan jelas walaupun kadang-kadang masih terdapat kelemahan.
Untuk unsur suprasegmental beserta gerak-gerik wajah belum dapat dituliskan dengan abjad, persukuan,
penulisan kata, dan sebagainya. Sebaliknya, unsur suprasegmental biasanya dinyatakan secara tertulis
melalui tanda-tanda baca atau pungtuasi.
3. Macam-macam pungtuasi
Berdasarkan atas relasi gramatikal, frasa, dan inter-relasi antar bagian kalimat (hubungan sintaksis).
Tanda-tanda pungtuasi sebagai berikut:
a. Titik
Titik atau perhentian akhir biasanya dilambangkan dengan (.). Titik lazim digunakan untuk:
Contohnya:
Kalimat tanya dan kalimat perintah atau seru mengandung pula pengertian perhentian akhir, yaitu
berakhirnya suatu tutur, maka tanda tanya dan tanda seru yang dipergunakan dalam kalimat tersebut
selalu mengandung sebuah tanda titik.
Contohnya:
1. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan singkatan kata.
Contohnya:
2. Drs. (Dokterandus)
Semua singkatan kata yang mempergunakan inisial atau akronim tidak mempergunakan titik. Misal,
MPR, DPR, ABRI, Hankam, Lemhanas, dan sebagainya.
2. Tanda titik dipergunakan untuk memisahkan angka ribun, jutaan, dan seterusnya yang menunjukkan
jumlah.
Contohnya:
1. 100.000
2. 100.000.000
Bila bilangan itu tidak menunjukkan jumlah maka tanda titik itu tidak dipergunakan.
Contohnya:
3. Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik.
Contohnya:
1. Pukul 6.30.42 (pukul enam lewat tiga puluh menit, empat puluh dua detik).
2. Pukul 22.45.32 (pukul dua puluh dua lewat empat puluh lima menit, tiga puluh dua detik).
a. Koma
Koma adalah perhentian antara yang menunjukkan suara menaik di tengah-tengah tutur, biasanya di
lambangkan dengan tanda (,). Di samping untuk menyatakan perhentian antara (dalam kalimat), koma
yang dipakai untuk beberapa tujuan tertentu. Koma digunakan dalam hal sebagai berikut:
2. Koma dipergunakan untuk menandakan suatu bentuk parentetis (keterangan yang di tempatkan di
dalam kurung) dan unsur-unsur yang tidak restriktif.
Contohnya:
1. Cita-citanya, seperti yang diinginkannya dari dulu, terlaksana dengan segala dengan kemampuan
yang dimilikinya.
2. Mahasiswa, yang belajaar dengan rajin, dapat diberi nilai yang memuaskan.
3. Tanda koma di pergunakan untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
mendahului induk kalimatnya, atau untuk memisahkan induk kalimat dengan sebuah bagian pengantar
yang terletak sebelum induk kalimat.
Contohnya:
2. Sebagai kenang-kenangan, kami mohon agar Bapak sudi menyanyikan sebuah lagu.
4. Tanda koma dipergunakan untuk menceritakan beberapa kata yang disebut berturut-turut.
Contohmya:
1. Ia membeli sekarung beras, seekor kerbau jantan, sepuluh kilo gula pasir, sepuluh kaleng minyak
bimoli sebagai persiapan resepsi ulang tahunnya ke-30.
5. Tanda koma dipergunakan untuk memisahkan beberapa kata yang disebut berturut-turut.
Contohnya:
1. Oleh karena itu, sudah sampailah saatnya bagi kita untuk menata kembali kehidupan di kampus ini.
2. Biarpun demikian, pelajar-pelajar yang berkualitas baik tidak sepenuhnya tertampung dalam
universitas negeri.
6. Tanda koma selalu dipergunakan untuk menghindari salah satu baca ataau keragu-raguan.
Contohnya:
Contohnya:
8. Tanda koma digunakan untuk memisahkan aposisi dari kata yang diterangkannya.
Contohnya:
1. Dosen saya, Pak Prof. Dr. H. J. S. Badudu, mengajar stuktur bahasaa Indonesia dengan penuh
semangat.
9. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata-kata efektif seperti o, ya,wah, aduh, kasihan, dan
sebagainya dari kalimat lainnya.
Contohnya:
Contohnya:
Bila saudara ingin menyurati saya alamatkanlah ke: Perumahan Putri Tujuh, Blok II, No. 05, RT. 06 RW. 03,
Sidomulyo Barat, Pekanbaru.
Contohnya:
Contohnya:
Drs. Hermansyah, M. A.
Contohnya:
Rumah saya luasnya 84,73 m.
b. Titik koma
Titik koma di lambangkan dengan tanda (;). Fungsi titik koma sebenarnya terletak antara titik dan koma.
Di satu pihak orang ingin melanjutkan kalimatnya dengan bagian-bagian kalimat berikutnya, tetapi
dipihak lain dirasakan bahwa bagian kalimat tadi sudah dapat diakhiri dengan sebuah titik.
1. Untuk memisahkan dua bagian kalimat yang sederajat yang tidak menggunakan kata sambung.
Contohnya: Ia seorang sarjana yang cemerlang; seorang dosen yang berkualitas; seorang praktisi yang
patut diperhitungkan.
Contohnya: Beliau mengatakan baahwa ia sudah tua; Ia ingin beristirahat; sebab itu ia tidak mau
diangkat menjadi menteri.
3. Titik koma digunakan untuk memisahkan sebuah kalimat yang panjang dan mengandung subjek yang
sama, serta terdapat perhentian yang lebih lama dari koma biasa; teristimewah titik koma di gunakan
bila dalam bagian kalimat terdahulu telah memakai koma.
Contohnya: melihat anaknya tiba-tiba seperti yang putus harapan, hilang akalnya; gelisah tidak tentu
apa yang hendak dikerjakannya.
c. Titik dua
Titik dua biasanya di lambangkan dengan tanda (:). Titik digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Titik dua digunakan sebagai pengantar sebuah kutipan yang panjang, baik yang diambil dari sebuah
buku, majalah.
Contohya: Dalam sebuah karangannya yang berjudul “bahasa daan sastra dalam Gamitan Pendidikan
“Prof. DR. H. Yus Rusyana mengatakan:” Besarnya inteferensi yang terjadi pada penggunaan bahasa
Indonesia oleh mahasiswa menandakan pula kemampuan mahasiswa yang belum tinggi.”
2. Titik dua dipakai sesudah kata atau frase yang memerlukan pemerian.
Contohnya:
d. Tanda kutip
Tanda kutip di lambangkan dengan tanda (“….”)atau(‘….’). Tanda kutip digunakan dalam hal-hal berikut:
1. Tanda kutip digunakan untuk mengutip kata-kata seorang, atau sebuah kalimat.
2. Tanda kutip digunakan untuk menulis judul karangan, syair atau bab buku.
Contohnya: Yena menulis sebuah artikel dalam majalah Horizon dengan judul ‘Bahasa Melayu dalam
ancangan masa depan’.
e. Tanda tanya
Tanda tanya yang biasanya dilambangkan dengan tanda (?). tanda tanya digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut:
2. Tanda tanya digunakan untuk menyatakan keragu-raguan atau ketidak tentuan . untuk maksud ini,
tanda tanya harus di tepatkan kedalam tanda kurung (?).
Contohnya: Pengarang itu lahir tahun 1766 (?) dan meninggal dunia tahun 1850.
f. Tanda seru
Tanda seru dilambangkan dengan (!). tanda seru biasanya di pakai dalam hal-hal sebagai berikut:
2. Tanda seru digunakan untuk menyatakan bahwa orang yang mengutip sesuatu sebenarnya tidak
setuju atau sependapat dengan apa yang dikutipnya itu.
g. Tanda hubung
Tanda hubung yang di lambangkan dengan tanda (-). Digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
2. Tanda hubung digunakan untuk memperjelas hubungan antara bagian kata atau ungkapan.
Ber-uang, be-ruang.
h. Tanda pisah
Tanda pisah biasanya dilambangkan dengan tanda (-). Tanda pisah digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut:
Contohnya: karangan yang lebih populer dapat mendorong orang-orang awam - seperti saya ini - untuk
mempergunakan bahasa Indonesia dengan cara yang lebih baik.
Tanda elipsis dilambangkan dengan tiga (…). Digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
2. Tanta elipsis dipakai untuk menyatakan bahwa dalam suatu kutipan ada bagian yang dihilangkan.
j. Tanda kurung
Tanda kurung yang biasa dilambangkan dengan tanda ( ). Tanda kurung digunakan untuk menyatakan
hal-hal sebagai berikut:
Contohnya: peranan PMBR (Persebatian Mahasiswa Bugis Riau) sangat besar artinya bagi masyarakat
bugis.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok
pembicaraan.
contohnya: Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatan ‘pengajaran ‘)
ini ada metode dan sistemnya.
Tanda kurung siku biasanya dilambangkan dengan tanda []. Tanda ini gunakan untuk maksud-maksud
berikut:
1. Untuk menerangkan suatu di luar jalannya teks, atau sisipan keterangan yang tidak ada hubungannya
dengan teks.
Contohnya: sementara itu lingkungan pemuda dari kampus berhubung [maksudnya: berhubungan]
dengan kenyataan-kenyataan di luar kampusnya.
2. Mengapit keterangan atau penjelasan bagi suatu kalimat yang sudah ditempatkan di dalam kurung.
Contohnya: Peranan FKMP (forum komunikasi mahasiswa pascasarjana [organisasi yang menangani
kepentingan di perguruan tinggi]) sangat dirasakan manfaatnya.
l. Garis miring
Garis miring dilambangkan dengan tanda (/). Garis miring dipakai untuk hal-hal sebagai berikut:
1. Pengganti kata dan, atau, per, atau memisahkan nomor alamat yang mempunyai fungsi yang
berbeda.
NO. 36/Und./RW.03/X/05
m. Huruf kapital
Huruf kapital atau huruf besar digunakan dalam hal-hal sebagai berikut:
1. Huruf awal dari kata pertama dalam sebuah kalimat. Dapat juga digunakan pada huruf awal dari kata
pertama dalam surat bagian sanjak, walaupun penyair-penyair dewasa ini telah meninggalkan kebiasaan
tersebut.
Contohnya:
*Bunga*
Bunga kapan kau datang
2. Huruf kapital digunakan untuk judul-judul buku, pertunjukan, nama harian, majalah, artikel, dan
sanjak. Dalam hal ini biasanya kata-kata yang penting saja ditempatkan dalam huruf kapital, sedangkan
kata-kata yang tidak penting tetap dalam huruf kecil.
DAFTAR PUSTAKA
http://octhtavi-rose.blogspot.com/2010/kemampuan-berbahasa-indinosia_o6.html