Nama:
Lapis Sendawasih
E872120002
1
Ejaan yang disempurnakan atau yang lebih dikenal dengan singkatan EYD
adalah ejaan yang mulai resmi dipakai dan digunakan di Indonesia tanngal 16 agustus
1972. Ejaan ini masih tetap digunakan hingga saat ini. EYD adalah rangkaian aturan
yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi. EYD
mencakup penggunaan dalam penggunaan macam-macam huruf, huruf besar
(kapital), huruf miring, tanda baca, penulisan kata dan unsur serapan.
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat
kepada pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna
dari kalimat. Ia diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan
tujuan dan kecocokannya.
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
tergantung pada pilihan penulis.
Tanda baca sering sekali luput dalam perhatian kita ketika menulis. Tanpa
sadar kita sering sekali salah dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak
menggunakannya sama sekali. Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu
indikator baku tidaknya kalimat tersebut. Ada banyak sekali tanda baca yang bisa kita
gunakan, diantaranya adalah titik, koma, tanya, dan lain-lain.
3
f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
dan mata uang yang menunjukkan suatu jumlah.
Contoh:
Contoh:
· SMA (Sekolah Menengah Atas)
· PT (Perseroan Terbatas)
· WHO (World Health Organization)
· UUD (Undang-Undang Dasar)
4
· Rp350,00
j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,
atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh:
k. Tanda titik digunakan untuk penanda angka atau huruf pada bagan, ikhtisar ataupun bagan.
Contoh:
· A. Penggunaan Tanda Baca Sesuai EYD
1. Penggunaan Tanda Titik
2. Penggunaan Tanda Koma
3. Penggunaan Tanda Tanya, dst.
· II. Manajemen Pembelajaran
A. Perencanaan
B. Pelaksanaan
C. Penilaian/Evaluasi
· VI. Departemen Dalam Negeri
A. Direktoral Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa
B. Direktoral Jenderal Agraria
1. ...
Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak
dipakai pada akhir sistem desimal.
Contoh:
•1.1 •1.2.1
•1.2 •1.2.1.2
l. Digunakan dalam penulisan daftar pustaka untuk memisahkan nama penulis, tahun, judul
buku, dan lain-lain.
5
Contoh:
· Nugraha, Aria. 2015. Panduan Menggunakan Tanda Baca Sesuai EYD. Bandar Lampung:
Bintang Pustaka.
Tanda titik tidak digunakan untuk alamat pengirim maupun penerima surat.
Contoh:
· Yth. Bpk. Hilmy musta’in Saputra
Jln. Pacar Keling 2/10
Surabaya
· Yth. Bpk. Moh. Hasan
Jalan Arif Rahmad 43
Palembang
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma adalah tanda baca yang memiliki bentuk mirip tanda petik tunggal tapi
diletakkan di garis dasar teks.
6
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:
· Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
· Adiba tidak jadi liburan karena mendadak sakit.
Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang
terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun
begitu, akan tetapi.
Contoh:
· Oleh karena itu, kamu harus datang.
· Jadi, saya tidak jadi datanya
e. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh:
· O, begitu.
· Wah, bukan main.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma adalah tanda baca dengan beberapa penggunaan, terutama untuk jeda pada
kalimat dan pemotongan pada suatu daftar. Dalam bahasa Inggris, semicolon, istilah bahasa
Inggris untuk tanda titik koma, digunakan secara umum mulai tahun 1591. Ben Jonson adalah
penulis berbahasa Inggris terkemuka pertama yang menggunakan tanda ini dengan sistematis.
Berikut macam-macam tanda tia. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata
penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Contoh:
a. Tanda titik koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk setara.
Contoh:
· Hari sudah malam; anak anak masih membaca buku buku yang baru dibeli ayahnya.
b. Tanda titik koma digunakan untuk mengakhiri pernyataan perincian dalam kalimat yang
berupa frasa atau kelompok kata.
Contoh:
· Persyaratan mendaftar polisi adalah sebagai berikut.
1) Sehat jasmani dan rohani;
7
2) Bekewarganegaraan Indonesia;
4. Tanda Titi Dua (:)
Tanda titik dua adalah tanda baca yang dilambangkan dengan dua titik berukuran sama yang
diletakkan di tengah garis vertikal yang sama. Seperti halnya tanda baca lain, penggunaan
tanda titik dua bervariasi antara berbagai bahasa dan bahkan pada bahasa yang sama pada
periode yang berbeda. Sebagai aturan umum, tanda titik dua memberitahukan pembaca
bahwa uraian setelah tanda ini memberi bukti dan menjelaskan, atau merupakan unsur dari
apa yang sudah dijelaskan sebelum tanda tersebut.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap yang diikuti rangkaian
atau pemerian.
Contoh:
· Kita sekarang memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
· Ketua : Ahmad Wijaya
Sekretaris : Siti Aryan
8
atom–telah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
· Gerakan Pengutamaan Bahasa Indonesia–amanat Sumpah Pemuda–harus
terus ditingkatkan
9
Tanda petik atau tanda kutip (bahasa Inggris: quotation mark) adalah tanda baca yang
digunakan secara berpasangan untuk menandai ucapan, kutipan, frasa, atau kata. Ada dua
jenis tanda petik, yaitu tunggal (‘. . .’) dan ganda (“. . .”).
a. Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan,
naskah, atau bahan tertulis lain.
Contoh:
· Pasal 36 UUD 1945 menyatakan, "Bahasa negara ialah bahasa Indonesia. "
b. Tanda petik dipakai untuk mengapit judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:
· Sajak "Pahlawanku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
c. Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
· Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.
11. Tanda Petik Tunggal (‘ ’)
a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan
lain.
Contoh:
· Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?"
b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan.
Contoh:
· Terpandai ‘paling’ pandai.
c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah
atau bahasa asing (Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M).
Contoh:
· Feed-back ‘balikan’
12. Tanda Kurung (( ))
Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara
berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke
dalam teks lain.
a. Tanda kurung dipakai untuk mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh:
· Anak itu tidak memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
10
b. Tanda kurung dipakai untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
utama
kalimat.
Contoh:
· Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis
pada tahun 1962.
c. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:
· Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a).
d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan
keterangan.
Contoh:
· Faktor produksi menyangkut masalah (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)
tenaga kerja.
13. Tanda Kurung Siku ([ ])
Tanda kurung (bahasa Inggris: bracket) adalah tanda baca yang digunakan secara
berpasangan (kurung buka dan kurung tutup) untuk memisahkan atau menyisipkan teks ke
dalam teks lain.
a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain.
Contoh:
· Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.
b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas
yang sudah bertanda kurung.
Contoh:
· Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 35–38]) perlu dibentangkan di sini.
14. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring adalah tanda baca yang berbentuk garis hampir vertikal yang
bagian atasnya agak condong ke sebelah kanan dan bagian bawahnya ke sebelah kiri
garis vertikal.
Adapun macam-macam tanda garis miring sebagai berikut.
11
a. Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan
penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim atau tahun ajaran.
Contoh:
· No. 7/PK/2008
· Jalan Kramat III/10
b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.
Contoh:
· dikirimkan lewat darat/laut (dikirimkan lewat darat atau laut)
15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (')
Tanda penyingkat atau apostrof adalah tanda baca pada bahasa yang
menggunakan alfabet Latin atau alfabet tertentu lainnya.
Contoh:
· Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)
· Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
BAB III
PENUTUP
3. Kesimpulan
Tanda baca adalah simbol atau tanda yang digunakan untuk memberi isyarat kepada
pembaca supaya melakukan sesuatu dalam bacaan untuk memperjelas makna dari kalimat. Ia
diletakkan di tempat-tempat tertentu dalam kalimat berdasarkan tujuan dan kecocokannya.
Tanda baca sering sekali kita lupakan ketika menulis. Dan tanpa sadar kita sering
sekali salah dalam menggunakan tanda baca atau bahkan tidak menggunakannya sama sekali.
Padahal penggunaan tanda baca adalah salah satu indikator baku tidaknya kalimat tersebut.
12
Ada banyak sekali tanda baca yang dapat kita gunakan yaitu tanda titik, tanda koma, tanda
tanya dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
2010. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
13
14
15