Anda di halaman 1dari 24

1. Tanda Titik (.) 1.

Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan contoh: Saya suka makan nasi. Sebuah kalimat diakhiri dengan titik. Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan. Cara ini dilakukan dalam penulisan karya ilmiah. 2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. contoh: Irwan S. Gatot George W. Bush Tetapi apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan. Contoh: Anthony Tumiwa 3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh: Dr. (Doktor) Ny. (Nyonya) S.E. (Sarjana Ekonomi) 4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh: dll. (dan lain-lain) dsb. (dan sebagainya) tgl. (tanggal) Dalam karya ilmiah seperti skripsi, makalah, laporan, tesis, dan disertasi, dianjurkan tidak mempergunakan singkatan. 5. Tanda titik dibelakang huruf dalam suatu bagian ikhtisar atau daftar. contoh: I. Penyiapan Ulangan Umum. A. Peraturan. B. Syarat. Jika berupa angka, maka urutan angka itu dapat disusun sebagai berikut dan tanda titik tidak dipakai pada akhir sistem desimal. Contoh: 1.1 1.2 1.2.1 6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7 lewat 10 menit 12 detik) 7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. contoh: Nama Ivan terdapat pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

Nomor Giro 033983 telah saya kasih kepada Michael. 8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, yang terdapat di dalam nama badan pemerintah, lembagalembaga nasional di dalam akronomi yang sudah diterima oleh masyarakat. contoh: Sekjen : (Sekretaris Jenderal) UUD : (Undang-Undang Dasar) SMA : (Sekolah Menengah Atas) WHO : (World Health Organization) 9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang. contoh: Cu (Kuprum) 52 cm l (liter) Rp 350,00 10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya. contoh: Latar Belakang Pembentukan Sistem Acara 11. Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal surat, atau nama dan alamat penerima surat. contoh: Jalan Kebayoran 32 Jakarta, 3 Mei 1997 Yth.Sdr.Ivan Jalan Istana 30 Surabaya 2. Tanda Koma (,) 1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. 2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan. contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif. 3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.

Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. 3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat. contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan. 4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. contoh: Oleh karena itu, kamu harus datang. Jadi, saya tidak jadi datang. 5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. contoh: O, begitu. Wah, bukan main. 6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali". 7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan tanggal, (ii) bagian-bagian kalimat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. contoh: Medan, 18 Juni 1984 Medan, Indonesia. 8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia. 9. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. contoh: I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990), hlm. 22. 10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. contoh: Rinto Jiang,S.E. 11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. contoh: 33,5 m Rp 10,50 12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.

13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. contoh: dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh. Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam pembinaan dan pengembangan bahasa. 14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru. contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen. 3. Tanda Titik Koma (;) 1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. contoh: malam makin larut; kami belum selesai juga. 2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur, adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar. 4. Tanda Titik Dua (:) 1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. contoh: yang kita perlukan, sekarang ialah barang-barang yang berikut: kursi, meja, dan lemari. Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi Perusahaan. 2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian. contoh: Ketua : Borgx Wakil Ketua : Hayabuse Sekretaris : Ivan Lanin Wakil Sekretaris : Irwan Gatot Bendahara : Rinto Jiang Wakil bendahara : Rex 3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan. contoh: Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!" Rex : "Siap, Boss!" 4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan. contoh: (i) Tempo, I (1971), 34:7

(ii) Surah Yasin:9 (iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi sudah terbit. 5. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari. 5. Tanda Hubung (-) 1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris. contoh: ....dia beli baru juga. -Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris. contoh: .... masalah itu akan diproses. 2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata dan belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergantian baris. contoh: .... cara baru mengukur panas akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada pangkal baris. contoh: .........menghargai pendapat. 3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. contoh: anak-anak tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan. 4. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. contoh: p-e-n-g-u-r-u-s 5. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. bandingkan: ber-evolusi dengan be-revolusi dua puluh lima-ribuan (20x5000) dengan dua-puluh-lima-ribuan (1x25000). Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah PN dengan di-PN-kan. 6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan huruf kapital

dengan imbulan atau kata. contoh: se-Indonesia hadiah ke-2 tahun 50-an ber-SMA KTP-nya nomor 11111 bom-V2 sinar-X. 7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing. Contoh: di-charter pen-tackle-an Sebagai lambang matematika untuk pengurangan (tanda kurang). 6. Tanda Pisah () 1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar -Dalam pengetikan karangan ilmiah, tanda pisah dinyatakan dengan 2 tanda hubung tanpa jarak. contoh: MedanIbu kota Sumutterletak di Sumatera 2. Tanda pisah menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi lebih tegas. contoh: Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta. 3. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'. contoh: 19191921 MedanJakarta 1013 Desember 1999 7. Tanda Garis Bawah (_) 8. Tanda Elipsis (...) Tanda ini dinyatakan dengan menggunakan tiga titik, untuk mengekspresikan jeda dan keheningan agak panjang dalam sebuah kalimat, agar pembaca dapat memahami situasi yang hening atau menunggu. Tanda ini juga digunakan untuk menggambarkan bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan berbisik atau suara yang pelan sekali. Pada penulisan petikan

langsung jika tanda elipsis diulang-ulang beberpa kali berarti bahwa kalimat tersebut dilisankan dengan terbata-bata dan sangat pelan. 9. Tanda Tanya (?) Ditulis hanya pada akhir kalimat untuk menggambarkan kalimat pertanyaan, sehingga pembaca akan mengerti intonasi kalimat tersebut jika dilisankan/ diucapkan. Dengan demikian kalimat tanya dimengerti dan merangsang pembaca atau pendengar untuk menjawab pertanyaan tersebut. 10. Tanda Seru (!) Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat. Contoh: Alangkah mengerikannya peristiwa itu! Bersihkan meja itu sekarang juga! Sampai hati ia membuang anaknya! Merdeka! 11. Tanda Kurung ((...)) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan. Misalnya: Bagian Keuangan sudah selesai menyusun anggaran tahunan kantor yang akan dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) besok Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan. Misalnya: Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia. Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Misalnya: Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kokain(a) Pembalap itu berasal dari (kota) Medan. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan. Misalnya: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat, dan (c) promosi. 12. Tanda Kurung Siku ([...]) Digunakan untuk tambahan komentar yang bukan berasal dari penulis asli. Contoh: Katanya, "*Adam+ tidak datang ke sekolah hari ini". 13. Tanda Kurung Lancip (<...>) Biasa digunakan di bahasa komputer HTML 14. Tanda Kurung Kurawal ({...})

biasa digunakan untuk menyatakan notasi matematika 15. Tanda Kurung Ganda (...) Biasa digunakan di bahasa pemrograman komputer 16. Tanda Petik ("...") 1. Tanda petik digunakan untuk menyatakan suatu kalimat langsung atau kadang juga sebagai penegasan. contoh: kata Ketua, "Kita akan segera berangkat besok." 17. Tanda Petik Tunggal ('...') Tanda petik tunggal biasa digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam petikan lain. Misalnya, seperti di bawah ini. Aku mendengar seseorang memanggil, Nori, Nori, dari hutan itu, ujar Ramon. Tanda petik tunggal juga digunakan untuk mengapit terjemahan, ungkapan asing, atau penjelasan kata. Kalau dalam linguistik, tanda petik itu disebutkan mengapit makna. 18. Tanda Ulang (...2) Ditulis dengan menambahkan angka 2 (atau 2) di akhir kata yang seharusnya diulang, menandakan kata tersebut diulang dua kali. Tanda penyingkatan ini tidak resmi. Kata yang berulang harus ditulis penuh. Contoh: Buku-buku (bukan "buku2") Saudara-saudara (bukan "saudara2") penggunaan tanda ulang (...2) biasanya dipakai oleh seorang notulen untuk menyingkat kata ulang. 19. Tanda Garis Miring (/) Biasa digunakan untuk menyatakan "atau", biasanya untuk dua kata yang bersinonim. Contoh: Membuat / melakukan. (dibaca: membuat atau melakukan) Untuk dua hal yang hampir serupa bunyinya, dalam hal ini tanda "/" tidak dibaca. Contoh: RT/RW AC/DC Sebagai lambang matematika untuk pembagian (tanda bagi). 20. Tanda Garis Miring Terbalik (\) 21. Tanda Penyingkat (Apostrof)(`)(')

Huruf kapital atau huruf besar sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat. Dia mengantuk

Kita harus bekerja keras Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung. Adik bertanya, "Kapan kita pulang?" Bapak menasihati, "Berhati-hatilah, Nak!" Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.; Allah Yang Maha Pengasih Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dari nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang. Haji Agus Salim Presiden Soekarno Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang, instansi, atau nama tempat. Ia Gubernur DKI Jakarta Bapak Menteri Hari Sabarno Tetapi perhatikan juga penulisan berikut! "Siapakah gubernur yang baru saja dilantik itu?" Brigadir Jendral Sugiarto baru dilantik menjadi mayor jendral. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama orang. Ricky Setiawan Vieta Fitria Diani Muhammad Alif Atma Ain Azza Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. suku Sasak bangsa Indonesia Tetapi perhatikan juga penulisan berikut! mengindonesiakan kata asing keinggris-inggrisan. Catatan: Huruf kapital tidak dipakai untuk kata 'bangsa', 'suku', dan 'bahasa' yang mengawali sebuah nama. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah. Bandung Lautan Api Proklamasi Kemerdekaan

Tetapi perhatikan juga penulisan berikut! memproklamasikan kemerdekaan Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi Asia Tenggara Jazirah Arab Tetapi perhatikan juga penulisan berikut! Berlayar ke teluk. Pada hari minggu ku turut ayah ke kota. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama negara, badan, lembaga pemerintahan, dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali konjungsi. Departemen Pendidikan Nasional Badan Kesejahteraan Ibu dan Anak Tetapi perhatikan juga penulisan berikut! Menurut undang-undang dasar kita Menjadi sebuah republik Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel, seperti: di, ke, dari, yang, dan untuk, yang tidak terletak pada posisi awal. Dari Ave Maria ke Jalan Lain Menuju Roma Pelajaran Ekonomi untuk Sekolah Menengah Umum Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan. Dr. = Doktor dr. = Dokter Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kapan Bapak berangkat? Surat Saudara sudah saya terima. Catatan: Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga. Huruf kapital dipakai untuk menyebutkan judul karya ilmiah (bukan judul buku). PENELITIAN BAWANG GORENG Catatan: Jika judul karya ilmiah itu memiliki kata konjungsi (kata penghubung), maka huruf kapital hanya diberikan di huruf pertama setiap kata, sementara huruf pertama kata konjungsi tetap menggunakan huruf kecil. Penelitian Tentang Gempa Aceh dan Yogyakarta.

Penulisan kata Berikut adalah ringkasan pedoman umum penulisan kata. 1. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Contoh: Ibu percaya bahwa engkau tahu. 2. Kata turunan (lihat pula penjabaran di bagian Kata turunan) 1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasar. Contoh: bergeletar, dikelola [1]. 2. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: bertepuk tangan, garis bawahi 3. Jika kata dasar berbentuk gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan ditulis serangkai. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas. Contoh: menggarisbawahi, dilipatgandakan. 4. Jika salah satu unsur gabungan hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata ditulis serangkai. Contoh: adipati, mancanegara. 5. Jika kata dasar huruf awalnya adalah huruf kapital, diselipkan tanda hubung. Contoh: nonIndonesia. 3. Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung, baik yang berarti tunggal (lumba-lumba, kupu-kupu), jamak (anak-anak, buku-buku), maupun yang berbentuk berubah beraturan (centang-perenang, sayur mayur). 4. Gabungan kata atau kata majemuk 1. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, ditulis terpisah. Contoh: duta besar, orang tua, ibu kota, sepak bola. 2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian. Contoh: alat pandang-dengar, anak-istri saya. 3. Beberapa gabungan kata yang sudah lazim dapat ditulis serangkai. Lihat bagian Gabungan kata yang ditulis serangkai. 5. Kata ganti (kau-, ku-, -ku, -mu, -nya) ditulis serangkai. Contoh: kumiliki, kauambil, bukumu, miliknya. 6. Kata depan atau preposisi (di [1], ke, dari) ditulis terpisah, kecuali yang sudah lazim seperti

kepada, daripada, keluar, kemari, dll. Contoh: di dalam, ke tengah, dari Surabaya. 7. Artikel si dan sang ditulis terpisah. Contoh: Sang harimau marah kepada si kancil. 8. Partikel 1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai. Contoh: bacalah, siapakah, apatah. 2. Partikel -pun ditulis terpisah, kecuali yang lazim dianggap padu seperti adapun, bagaimanapun, dll. Contoh: apa pun, satu kali pun. 3. Partikel per- yang berarti "mulai", "demi", dan "tiap" ditulis terpisah. Contoh: per 1 April, per helai. 9. Singkatan dan akronim. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan singkatan dan akronim. 10. Angka dan bilangan. Lihat Wikipedia:Pedoman penulisan tanggal dan angka. Kata turunan Secara umum, pembentukan kata turunan dengan imbuhan mengikuti aturan penulisan kata yang ada di bagian sebelumnya. Berikut adalah beberapa informasi tambahan untuk melengkapi aturan tersebut. Jenis imbuhan Jenis imbuhan dalam bahasa Indonesia dapat dikelompokkan menjadi: 1. Imbuhan sederhana; hanya terdiri dari salah satu awalan atau akhiran. 1. Awalan: me-, ber-, di-, ter-, ke-, pe-, per-, dan se2. Akhiran: -kan, -an, -i, -lah, dan -nya 2. Imbuhan gabungan; gabungan dari lebih dari satu awalan atau akhiran. 1. ber-an dan ber-i 2. di-kan dan di-i 3. diper-kan dan diper-i 4. ke-an dan ke-i 5. me-kan dan me-i 6. memper-kan dan memper-i 7. pe-an dan pe-i 8. per-an dan per-i 9. se-nya 10. ter-kan dan ter-i 3. Imbuhan spesifik; digunakan untuk kata-kata tertentu (serapan asing). 1. Akhiran: -man, -wan, -wati, dan -ita. 2. Sisipan: -in-,-em-, -el-, dan -er-.

Awalan mePembentukan dengan awalan me- memiliki aturan sebagai berikut: 1. tetap, jika huruf pertama kata dasar adalah l, m, n, q, r, atau w. Contoh: me- + luluh meluluh, me- + makan memakan. 2. me- mem-, jika huruf pertama kata dasar adalah b, f, p*, atau v. Contoh: me- + baca membaca, me- + pukul memukul*, me- + vonis memvonis, me- + fasilitas + i memfasilitasi. 3. me- men-, jika huruf pertama kata dasar adalah c, d, j, atau t*. Contoh: me- + datang mendatang, me- + tiup meniup*. 4. me- meng-, jika huruf pertama kata dasar adalah huruf vokal, k*, g, h. Contoh: me- + kikis mengikis*, me- + gotong menggotong, me- + hias menghias. 5. me- menge-, jika kata dasar hanya satu suku kata. Contoh: me- + bom mengebom, me- + tik mengetik, me- + klik mengeklik. 6. me- meny-, jika huruf pertama adalah s*. Contoh: me- + sapu menyapu*. Huruf dengan tanda * memiliki sifat-sifat khusus: 1. Dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf vokal. Contoh: me- + tipu menipu, me- + sapu menyapu, me- + kira mengira. 2. Tidak dilebur jika huruf kedua kata dasar adalah huruf konsonan. Contoh: me- + klarifikasi mengklarifikasi. 3. Tidak dilebur jika kata dasar merupakan kata asing yang belum diserap secara sempurna. Contoh: me- + konversi mengkonversi. Aturan khusus Ada beberapa aturan khusus pembentukan kata turunan, yaitu: 1. ber- + kerja bekerja (huruf r dihilangkan) 2. ber- + ajar belajar (huruf r digantikan l)

1. Tanda titik [.] a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Contoh : Aan pergi ke Jakarta.- Biarlah mereka duduk di sana. b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang. Contoh : - A. M. Sanhaji Muh. Lutfi-

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. Contoh : Kep. KepalaDr. Doktor S.H. Sarjanah Hukum dr. Dokter Sdr. Saudara Ir. Insinyur Prof. Profesor d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik. Contoh : hlm. halaman dsb. dan sebagainya a.n. atas nama dll. dan lain-lain tgl. Tanggal e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik untuk menunjukkan waktu. Contoh : pukul 6.25.10 (pukul 6 lewat 25 menit 10 detik). f. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan, jutaan, dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh : Kartika lahir pada tahun 1992 di Temanggung. Pesawat itu bernomor 287407 g. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang terdapat di dalam akronim yang sudah di terima oleh masyarakat. Contoh : - ABRI Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Tilang bukti pelanggaran- h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, tekanan, timbangan, dan mata uang. Contoh : Ca Kalsium. - TNT Trinitroluena. Andi membeli 10 kg gula pasir.- Harganya Rp 5.000,00 termasuk pajak.i. Tanda titik tidak dipakai dalam akhiran judul yang merupakan kepala karangan atau kepala ilustrasi tabel, dan sebagainya. Contoh : Acara Kunjungan Gubernur Beraatha Layar Terkembangj. Tanda titik tidak dipakai dibelakang alamat penggirim atau tanggal surat atau nama dan alamat

penggirim surat. Contoh : 1 Oktober 2010 Jalan Kenanga 17 Singaraja - Yth. Sdr.Tiya jalan Tukad Blok 29 Denpasar k. Tanda titik tidak dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagian, ikhtisar, atau daftar. Contoh : III. Departemen Dalam Negeri A. Direktorat Jendral Pembangunan Masyarakat Desa B. Direktorat Jendral Agraria Penyiapan Naskah: 1. Patokan umum 1.1 Isi Karangan 1.2 Ilustrasi 1.2.1 Gambar Tangan 1.2.2 Tabel 1.2.3 Grafik 2. Tanda Koma [ , ] a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilang. Contoh : - Agus membeli buku, pena dan pengaris. b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata, seperti tetapi, melainkan, sedangkan, dan kecuali. Contoh : - Pak Bejo bukan ayah saya, melainkan ayah joni. - Saya ingin datang, tetapi hari masih hujan. c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat. Contoh : - Kalau hari ini hujan, saya tidak akan datang. - Karena sibuk, ia lupa akan janjinya. d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiring induk kalimat. Contoh : - Saya tidak akan datang kalau hari hujan. - Dia mengatakan bahwa hal itu sangat penting.

e. Tanda koma dipakai dibelakang ungkapan atau kata penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk didalamnya, oleh karena itu, jadi, lagipula, meskipun begitu,sehubungan dengan itu, dan akan tetapi. Contoh : - Oleh karena itu, kita harus berangkat sekarang. - Jadi, kita sekarang harus rajin belajar. f. Tanda koma dipakai dibelakang kata kata seperti o, ya, wah,aduh dan kasian,atau kata-kata yang digunaka sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Ma dari kata lain yang terdapat di dala kalimat. Contoh : - O, begitukah caranya? - Wah, bukan main hebatnya! g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat Contoh : - "Saya gembira sekali," kata Ibu, "karena lulus ujian." h. Tanda koma dipakai diantara nama dan alamat, bagian-bagian alamat, tempat, dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. Contoh : - Sdr. Abdullah, Jalan Pisang Batu 1, Bogor Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960 Tokyo, Jepang. i. Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan tahun penerbit. Contoh : - Tejakusuma,Sudiro,S.Pd.,Sudahkah Kita Pandai Berbahasa Indonesia?, Salatiga, Indah, 2010. j. Tanda koma dipakai untuk menceritakan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Contoh : - Siregar, Merari. Azab dan Sengsara, Balai Poestaka, Welterfrenden, 1920. k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga atau marga. Contoh : - Ruhut Sitompul, S.H. - Ny. Maya Rumantir, M. Pd. Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung).

l. Tanda koma dipakai dimuka angka persepuluhan diantara rupiah dan sen dalam bilangan. Contoh : - 12,76 kg - Rp 15,50 m. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan yang sifatnya tidak membatasi. Contoh : - Guru saya, Pak Ahmad, pandai sekali. - Siswa kelas dua, baik yang laki-laki maupun yang perempuan, mengikuti praktik komputer. Bandingkan dengan keterangan pembatas yang tidak diapit oleh tanda koma. - Semua siswa yang lulus ujian akan mendapat ijazah. n. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca dibelakang keterangan yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: - Atas perhatian Saudara, kami ucapan terim kasih. o. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhiran dengan tanda tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu Contoh : - "Di mana Saudara tinggal?" tanya Pa Guru. - "Masuk ke kelas sekarang!" perintahnya. 3. Tanda Titik koma [ ; ] a. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan bagian bagian kalimat yang sejenis dan setara. Contoh: - Malam semakin larut; kami belum juga tidur. b. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara didalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh: - Ayah bekerja dikantor pertanian; ibu mengajar di SMP negeri; adik belajar di pasar seni; saya sendiri membersihkan rumput dihalaman rumah. c. Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak cukup dipisahkan dengan tanda koma demi memperjelas arti secara keseluruhan. Contoh: - Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata menjadi tanggung jawab orang tua, guru, polisi,

atau dinas sosial; sebab sebagian besar penduduk negeri ini terdiri atas anak-anak, remaja, dan pemuda di bawah umur 21 tahun. d. Tanda titik koma dipakai dalam perincian bentu frasa yang dipaparkan secara vertikal. Contoh: - Syarat untuk menjadi karyawan adalah 1) berijazah minimal SLTA; 2) berdomisili di DKI Jakarta; 3) memiliki kendaraan pribadi. 4. Tanda Titik dua [ : ] a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pertanyaan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian. Contoh: - STIE mempunyai dua jurusan: manajemen dan akuntansi. Tanda titik dua tidak dipakai jika rangakaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pertanyaan. Cotnoh: - STIE mempunyai jurusan manajemen dan akuntansi. b. Tanda titik dua dipakai sesudah ungkapan atau yang memerlukan pemeriaan. Contoh : - Ketua : Achmad Wijaya - Sekretaris : E. Sulistiyaningsih c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan. Contoh : Ibu : "Bawa kopor ini, Nak!" Amir : "Baik, Bu." Ibu : "Jangan lupa. Letakkan baik baik!" e. Tanda titik dua dipakai di jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci atau di antara judul dan anak judul suatu karangan. Contoh : - Sarinah, II (1999), 38:5 - Surah Al-Baqarah : 28 5. Tanda Hubung [ - ] a. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian

kata depannya pada pergantian baris. Contoh : cara yang baik mengambil udara. cara baru untuk mengukur panas b. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh : anak-anak berulang-ulang lauk-pauk bersama-sama c. Tanda hubung menyambung huruf atau kata yang dieja satu per satu dan bagian-bagian tanggal. Contoh : s-e-k-o-l-a-h 27-5-2008 d. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan. Contoh : ber-evolusi Karyawan boleh mengajak anak-istri ke acara pertemuan besok. e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, ke- dengan angka, angka dengan -an, dan kata atau imbuhan dengan singkatan berhuruf kapital, kata ganti yang berbentuk imbuhan, dan gabungan kata yang merupakan kesatuan. Contoh : se-Indonesia peringkat ke-2 tahun 1950-an hari-H sinar-X mem-PHK-kan ciptaan-Nya atas rahmat-Mu Bandara Sukarno-Hatta alat pandang-dengar f. Tanda hubung dipakai untuk merangkai unsur Bahasa Indonesia dengan unsur Bahasa asing. Contoh :

di-export me-recrut 6. Tanda Tanya [ ? ] a. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya. Contoh : - Kapan kamu berangkat? - Rama sudah pulang? b. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Contoh : - Mawar dilahirkan tahun 1995(?) 7. Tanda seru [ ! ] Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat. Contoh : - Bersihkan halaman rumah ini sekarang juga! - Merdeka! 8. Tanda Kurung * () + a. Tanda kurung mengampit tambahan keterangan atau penjelasan. Contoh : - Dia sekolah di SMA (Sekolah Menengah Atas) terdapat beberapa Laboratorium b. Tanda kurang mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan angka atau huruf dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja. Contoh: - Pendidikan adalah tanggung jawab kita bersama yang harus dipikul secara bersama oleh unsur: (1) Pemerintah, (2) Masyarakat c. Tanda kurung mengapit atau penjelasan yang bukan merupakan bagian integral dari pokok pembicaraan. Contoh: - Memang diakui bahwa untuk dua jenis pelajaran (menurut kami harus dikatakan:pengajaran) ada metode dan sistemnya.

d. Tanda kurung dipakai untuk mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan. Contoh: - Kata semiotik diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi semiotik (a). - Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya. 9. Tanda Garis Miring [ / ] a. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat. Contoh : - No. 71/SK/1987 b. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kode kata atau, tiap, per, ataupun, dan nomer alamat. Contoh : - Mahasiswa/mahasiswi - Jalan Kartini IV/8 - Harganya Rp.200,00/lembar 10. Tanda Petik Ganda * " " + a. Tanda petik ganda mengapit petikan langsung berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris. Contoh : "Sudah berangkat?" tanya Santi "Belum, masih mandi," jawab Susi."tunggu saja!" b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku, apabila dipakai dalam kalimat. Contoh : Bacalah "Belajar Membaca" dalam buku Pelajaran Bahasa Indonesia. c. Tanda petik ganda dipakai untuk menandai ungkapan atau bagian kalimat yang tidak mengandung arti sebenarnya. Contoh : Dalam pertandingan sepak bola, para pemain depan sering "dimakan" oleh lawan. d. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh : Wiwik memakai celana panjang dikenakan dengan nama "cutbrai". e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus. Karena warna bulunya, anjingku kuberi julukan

"si Putih" 11. Tanda Pisah [ ] a. Untuk menyatakan suatu pikiran sampingan atau tambahan. Contoh : Ada kritik yang menyatakan bahwa cara penyiar kita mempergunakan bahasa Indonesia khususnya dalam pengucapan kurang baik. b. Untuk menghimpun atau memperluas suatu rangkaian subjek atau bagian kalimat sehingga menjadi jelas. Contoh : Rangkaian kegiatan ini penelitian, seminar diskusi ilmiah merupakan kegiatan ilmiah pada suatu perguruan tinggi. c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan berarti sama dengan sedangkan bila dipakai diantara dua tempat atau kota berarti ke atau sampai. Contoh : Saya di besarkan di Temanggung dari 1992 2011. Seminar itu berlangsung dari tanggal 5 9 Febuari. d. Tanda pisah dipakai juga untuk menyatakan suatu ringkasan atau gelar. Contoh : Hanya satu kesenangannya makan. Inilah dua kawan yang saya ceritakan Nita dan Ani. Dalam hal ini lazim digunakan titik-titik (...) dari pada tanda pisah. 12. Tanda Elipsis [ ... ] Tanda elipsis (titik-titik) yang dilambangkan dengan tiga titik (...) dipakai untuk menyatakan hal-hal berikut. 1. Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yan terputus-putus. Misalnya: Kalau begitu ..., marilah kita laksanakan. Jika Saudara setuju dengan harga itu ..., pembayarannya akan segera kami lakukan. 2. Tanda elipsis dipakai untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian yang dihilangkan. Misalnya: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut. Pengetahuan dan pengalaman kita ... masih sangat terbatas.

Catatan: (1) Tanda elipsis itu didahului dan diikuti dengan spasi. (2) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai 4 tanda titik: 3 tanda titik untuk menandai penghilangan teks dan 1 tanda titik untuk menandai akhir kalimat. (3) Tanda elipsis pada akhir kalimat tidak diikuti dengan spasi. Misalnya: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan cermat .... 13. Tanda Kurung Siku [ [ ] ] a. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok karya sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang terdapat di dalam naskah asli. Contoh : Kata beliau waktu itu, Kita jangan hanya mau meng*e+ritik, tetapi juga mau dik*e+ritik. b. Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah tertanda kurung. Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan didalam Bab II *lihat halaman 35-38] bulu pertama) perlu dibentangkan di sini. 14. Tanda Petik Tunggal * ' ' + a. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain. Misalnya: Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring kring' tadi?" b. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna kata atau ungkapan. Misalnya: terpandai 'paling' pandai retina 'dinding mata sebelah dalam' c. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing. Misalnya: feed-back 'balikan' dress rehearsal 'geladi bersih' tadulako 'panglima' 15. Tanda Penyingkat atau Apostrof * ' +

Tanda apostrof menunjukkan, menghilangkan bagian kata. Contoh : Dia 'kan kujemput (kan = akan ) 17 Agustus '07 (07=2007)

Anda mungkin juga menyukai