A. TANDA-TANDA BACA
Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan suatu bahasa. Jadi, pemakaian
tanda baca dalam bahasa Indonesia harus mengacu kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan standar-standar kebahasaan yang ada.
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya sedang membaca.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Moh. Wan Anwar
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh : Amir Hakim, S.H.
Dirjen. Perindustrian
Jend. Sudirman
Prof. = Profesor
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: u.p. untuk perhatian
dkk. dan kawan-kawan
a.n. atas nama
e. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
Bab I. Pendidikan Lingkungan Hidup
A. Pemahaman Lingkungan
B. Kecakapan Hidup
1. Mental
2. Fisik
3. Latihan
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh : 2.40.18 artinya ( 2 jam 40 menit 18 detik)
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata,
atau gabungan keduanya atau yang berupa akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh : ABRI, PGRI, Depdiknas, Persib
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
Contoh : Au = Aurum
DDT = Dichlorodipheniltricloretan
Rp650,00
a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membawa sabun, handuk, dan odol.
b. Tanda koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata-kata seperti: tetapi, melainkan.
Contoh: Saya sakit, tetapi merasa sehat.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Saya pergi ke pasar, kamu harus menjaga warung.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh : Kamu harus menjaga warung kalau saya ke pasar.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat seperti : oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, para siswa tetap harus belajar
.
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang ada pada
awal kalimat.
Contohnya : Wah, kamu gaya sekali!
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Ibu menyela sekejap, cukup sampai di sini gurauanmu.
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tinggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.
Contoh: Tn. Fajri, Jalan Anggrek 77, Bandung.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh: Salman, Ahmad. 2000. Ilmu Sulap. Bandung : Anugerah.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakan dari singkatan nama keluarga dan marga
Contoh : Aris Munandar, S.Pd.
k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh : Rp50.000,00 atau Rp250, 35
l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh : Kawanku, Neng Euis, cantik sekali.
m. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau seru, dan mendahului bagian
lain dalam kalimat itu.
Contoh : Siapa nama kamu? tanya Bu Guru
a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh : Amir sedang makan; pengemis kelaparan di halamannya.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh : Ayah membaca koran; ibu menjahit baju; aku menulis esai.
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh : Para korban banjir sebaiknya mendapat bantuan sebagai berikut: pakaian, obat-
obatan, makanan, uang kesehatan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Pemimpin Umum : Iwan
Pemimpin Produksi : Zahara
Pemimpin Pentas : Salim
Pimpinan Artisitik : Leni
Pemimpin Usaha : Irma
Sekretaris : Tuti
Bendahara : Herti
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh : Iwan : Siapa pemimpinnya?
Budi : Si Tono!
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh : Saya membawa jaket, handuk, dan sal.
e. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh :
(i) Gatra, No. 23 (1971), 16:8
(ii) Surah An Nisa : 12
(iii) Karya Dewi/Dee, Supernova: Sebuah Novel, telah beredar.
5. Tanda Hubung (-)
a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris dan
suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada
ujung baris.
Contoh : Rahman rajin me-
nata taman.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh : kita seharus-
nya malu
c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : Bapak-bapak, kebiru-biruan
d. Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
Contoh : Pak Mtr. Cpt.2 msk. Mbl.nya.
e. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : P-A-N-I-T-I-A ; 5-1-1968
f. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
ber-ekor dengan be-rekor
anak guru yang baik dengan anak guru-yang-baik
g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan imbuhan se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; ke- dengan angka; angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh : se- Jawa Barat
STNK-nya bernomor D 5000 YA
Juara ke- 3
Zaman 70-an
h. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: pen-transfer-an
a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat.
Contohnya: Kesusahan keluarga ini-kita yakin akan berakhir-jika diimbangi usaha dan
ketabahan.
b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
Contoh : Teori berpikir kreatif-lateral, memang harus dikembangkan di berbagai lapangan
kehidupan saat ini.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti `sampai dengan' atau di
antara dua nama kota yang berarti `'ke', atau 'sampai'.
Contoh : 2000-2001, Padang-Bandung
10.Tanda Kurung ( )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Surat Izin Mengemudi (SIM) saya sudah habis.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh: Lagu Kelok Sambilan (sebuah jalan di Sumatera Barat) sangat disukai orang
Minangkabau.
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau
huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh:1. Rukun Islam ada 5: (1) Syahadat, (2) Salat, (3) Zakat, (4) Puasa, (5) Naik Haji
bagi yang mampu)
1. Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan ujaran dan bagaimana
hubungan antarlambang-lambang itu(pemisahan dan penggabungannya dalam bahasa).
Secara teknis ejaan adalah penulisan huruf, kata, dan tanda baca.
b. Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi diresmikan tanggal 19 Maret 1947 dengan nama lain ejaan Republik.
Ciri khas ejaan Soewandi adalah:
= huruf oe diganti u pada kata : guru, itu, umur
=bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata: tak, pak, maklum,
rakyat
= kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti: anak2, jalan2, ke-barat2-an
= awalan di- dengan kata depan di disatukan penulisannya, misalnya ditulis,
dimakan, dibandung, dikampus
c. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo lahir dalam sidang Perutusan Indonesia dan Melayu-Malaysia.
Indonesia yang diwakili Slametmulyanadan Syeh Nasir bin Ismail mengonsepnya
sebagai Ejaan Melindo(Melayu-Indonesia). Ciri khas ejaan Melindo adalah banyaknya
perpaduan bahasa Indonesia dengan Melayu-Malaysia. Namun, akibat perkembangan
politik ejaan ini tidak berkembang atau pun diresmikan oleh pemerintah Indonesia-
Malaysia.
LATIHAN 1
Lain = la-in main= ma-in saat= sa-at daun= da-un liar= li-ar
Seret= se-ret tenar= te-nar masam= ma-sam sepatu= se-pa-tu bahasa=
ba-ha-sa
Langit= la-ngit minyak= mi-nyak masyarakat= ma-sya-ra-kat akhlak=
akh-lak
Merdeka= mer-de-ka caplok= cap-lok april= ap-ril
Abstrak= ab-strak konstruksi= kon-struk-si bangkrut=
bang-krut
Santapan= san-tap-an peribadatan= per-i-ba-dat-an belajar= be-
la-jar
2. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
a. Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah adalah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah
yang dihasilkannya. Tata nama adalah perangkat peraturan penamaan beberapa
cabang ilmu, misalnya kimia dan biologi serta kumpulan nama lain yang
dihasilkannya.
Contoh:
Istilah Nama
Anabolisme aldehida
Tranfer elektron natrium klorida
.
.
.
.
-sorb -erap
absorp serap
absorbate zat terserap, absorbat
absorber penyerap
absortivity kedayaserapan, daya serap jenis
absortive absortif, berdaya serap
absorbent
.
absorbable
..
absorbability
.
absorption
.
absorb
h. Sumber Istilah
Sumber istilah bahasa Indonesia ada beberapa sumber, di antaranya : (1) kosa kata
bahasa Indonesia( pramuria, garam, garam, garis, bapak, gaya, hari, hitung,dagang,
jatuh,
. (2) kosa kata
bahasa serumpun(nyeri/Sunda, kerikil/Jawa, timbel/Jawa, gambut/Banjar,
.. (3) kosa kata bahasa asing(penyerapan dan
penerjemahan), misalnya pikir, kursi, meja, kepala/Arab; teh, baso, poci/Cina;
pop/Inggris, oksigen, atom, volume/ Inggris
C. KATA/DIKSI/PILIHAN KATA
Supaya lebih jelas, perhatikanlah kutipan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) berikut.
Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Saya membaca koran sore.
2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, konfiks) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: menyanyi, menulis, bermain, pelatih, melakukan, pekerjaan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran, ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: menari- nari, bersenda gurau, hancur leburkan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: penghancurleburan, menindaklanjuti, bertahtakan, terabaikan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
dituliskan serangkai.
Contoh: antarsiswa, nonekonomi, mahasiswa, bilateral, internasional
Catatan:
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua
unsur itu dituliskan tanda hubung (-)
Contoh: non-Amerika, pan-Asia.
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
Contoh: Tuhan Yang Maha Esa ada dalam setiap gerak kita.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
a. Menangis =
imbuhan me- pada menangis adalah awalan yang berfungsi membentuk kata kerja, maknanya
adalah melakukan kegiatan sesuatu.
b. Geligi=
Imbuhan -el- pada geligi adalah sisipan yang berfungsi membentuk kata benda, maknanya
adalah menunjukkan banyak tak tentu.
c. Tulisan=
Imbuhan an pada tulisan adalah akhiran yang berfungsi membentuk kata benda, maknanya
adalah menunjukkan hasil/perbuatan.
d. pelabuhan=
Imbuhan pe-an pada pelabuhan adalah konfiks/imbuhan gabung yang berfungsi membentuk
kata benda, maknanya adalah menunjukkan tempat/lokasi.
Ensi:
Imbuhan adalah morfem terikat yang fungsi dan maknanya akan
jelas bila bergabung dengan morfem bebas, misalnya me-, pe-, ber-,
ter-, -em-, -el-, -er-, ke-an, per-an, per-kan, pe-an, -kan, -an, -i.
3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: Bapak-bapak, lalu-lintas, langit-langit, sayur-mayur dan sebagainya.
4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Contoh: kereta api, rumah sakit jiwa,
b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: kakak-misan kami, pelajaran sastra-lama, ibu-bapak kami
Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku,-mu, dan -nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Di manakah rumah temanmu?
Siapakah temannya?
Buku siapakah yang kaupinjam ?
8. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Perhatikanlah kata-kata berikut!
Mungkinkah Bapaknya marah?
Apatah dayaku sebagai wanita?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali adapun, walaupun,
meskipun
Cotntoh : Semut pun kalau diinjak akan menggigit.
Dia pun pergi karena kecewa.
c. Partikel per yang berarti "dimulai", "demi" dan "tiap" ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Contoh: Saya membeli buku itu per kodi.
Pabrik itu membayar karyawannya per bulan.