Anda di halaman 1dari 10

BAB IV : ATURAN KEBAHASAAN 1

A. TANDA-TANDA BACA

Tanda baca adalah tanda yang dipakai dalam sistem ejaan suatu bahasa. Jadi, pemakaian
tanda baca dalam bahasa Indonesia harus mengacu kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan dan standar-standar kebahasaan yang ada.

Pemakaian Tanda Baca

1. Tanda Titik (.)

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Contoh: Saya sedang membaca.
b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Moh. Wan Anwar
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh : Amir Hakim, S.H.
Dirjen. Perindustrian
Jend. Sudirman
Prof. = Profesor
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum. Pada
singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: u.p. untuk perhatian
dkk. dan kawan-kawan
a.n. atas nama
e. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Contoh:
Bab I. Pendidikan Lingkungan Hidup
A. Pemahaman Lingkungan
B. Kecakapan Hidup
1. Mental
2. Fisik
3. Latihan
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Contoh : 2.40.18 artinya ( 2 jam 40 menit 18 detik)
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruf-huruf awal kata atau suku kata,
atau gabungan keduanya atau yang berupa akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh : ABRI, PGRI, Depdiknas, Persib
Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan, dan
mata uang.
Contoh : Au = Aurum
DDT = Dichlorodipheniltricloretan
Rp650,00

2. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan.
Contoh: Saya membawa sabun, handuk, dan odol.
b. Tanda koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara
berikutnya yang didahului oleh kata-kata seperti: tetapi, melainkan.
Contoh: Saya sakit, tetapi merasa sehat.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Saya pergi ke pasar, kamu harus menjaga warung.
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila anak
kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh : Kamu harus menjaga warung kalau saya ke pasar.
e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat yang terdapat
pada awal kalimat seperti : oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh : Oleh karena itu, para siswa tetap harus belajar…….
f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang ada pada
awal kalimat.
Contohnya : Wah, kamu gaya sekali!
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh : Ibu menyela sekejap, ”cukup sampai di sini gurauanmu”.
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan
tinggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah yang ditulis berurutan.
Contoh: Tn. Fajri, Jalan Anggrek 77, Bandung.
i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Contoh: Salman, Ahmad. 2000. Ilmu Sulap. Bandung : Anugerah.
j. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakan dari singkatan nama keluarga dan marga
Contoh : Aris Munandar, S.Pd.
k. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh : Rp50.000,00 atau Rp250, 35
l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh : Kawanku, Neng Euis, cantik sekali.
m. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat
apabila petikan langsung tersebut berakhir dengan tanda tanya atau seru, dan mendahului bagian
lain dalam kalimat itu.
Contoh : “Siapa nama kamu?” tanya Bu Guru

3. Tanda Titik Koma (;)

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan
setara.
Contoh : Amir sedang makan; pengemis kelaparan di halamannya.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat
majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh : Ayah membaca koran; ibu menjahit baju; aku menulis esai.

4. Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh : Para korban banjir sebaiknya mendapat bantuan sebagai berikut: pakaian, obat-
obatan, makanan, uang kesehatan.
b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh :
Pemimpin Umum : Iwan
Pemimpin Produksi : Zahara
Pemimpin Pentas : Salim
Pimpinan Artisitik : Leni
Pemimpin Usaha : Irma
Sekretaris : Tuti
Bendahara : Herti
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh : Iwan : “Siapa pemimpinnya?”
Budi : “ Si Tono!”
d. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh : Saya membawa jaket, handuk, dan sal.
e. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh :
(i) Gatra, No. 23 (1971), 16:8
(ii) Surah An Nisa : 12
(iii) Karya Dewi/Dee, Supernova: Sebuah Novel, telah beredar.
5. Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris dan
suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf saja pada
ujung baris.
Contoh : Rahman rajin me-
nata taman.
b. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya, atau akhiran dengan
bagian kata di depannya pada pergantian baris.
Contoh : kita seharus-
nya malu
c. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh : Bapak-bapak, kebiru-biruan
d. Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks
karangan.
Contoh : Pak Mtr. Cpt.2 msk. Mbl.nya.
e. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal.
Contoh : P-A-N-I-T-I-A ; 5-1-1968
f. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian ungkapan.
Contoh :
ber-ekor dengan be-rekor
anak guru yang baik dengan anak guru-yang-baik
g. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan imbuhan se- dengan kata berikutnya yang dimulai
dengan huruf kapital; ke- dengan angka; angka dengan -an, dan singkatan huruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh : se- Jawa Barat
STNK-nya bernomor D 5000 YA
Juara ke- 3
Zaman 70-an
h. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Contoh: pen-transfer-an

6. Tanda Pisah (-)

a. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat.
Contohnya: Kesusahan keluarga ini-kita yakin akan berakhir-jika diimbangi usaha dan
ketabahan.
b. Tanda pisah menegaskan adanya aposisi atau keterangan yang lain sehingga kalimat menjadi
lebih jelas.
Contoh : Teori berpikir kreatif-lateral, memang harus dikembangkan di berbagai lapangan
kehidupan saat ini.
c. Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti `sampai dengan' atau di
antara dua nama kota yang berarti `'ke', atau 'sampai'.
Contoh : 2000-2001, Padang-Bandung

7. Tanda Elipsis (…)

a. Tanda elipsis menggambarkan kalimat yang terputus-putus.


Contoh: Mari Bung…mari kita rebut kembali.
b. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian yang dihilangkan.
Contoh: Persoalan menarik ini…pasti menimbulkan kehebohan.

8. Tanda Tanya (?)


a.Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.
Contoh: Siapakah nama temanmu?
b. Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh : Berapa banyak uangmu, (?) seribu, kan?
9. Tanda Seru (!)
Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau
yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.
Contohnya: Wah, indah sekali!

10.Tanda Kurung ( )
a. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
Contoh: Surat Izin Mengemudi (SIM) saya sudah habis.
b. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan.
Contoh: Lagu “Kelok Sambilan” (sebuah jalan di Sumatera Barat) sangat disukai orang
Minangkabau.
c. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu seri keterangan. Angka atau
huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
Contoh:1. Rukun Islam ada 5: (1) Syahadat, (2) Salat, (3) Zakat, (4) Puasa, (5) Naik Haji
bagi yang mampu)

11. Tanda Kurung Siku ([…])


a Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau tambahan
pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menjadi isyarat bahwa
kesalahan itu memang terdapat di dalam naskah asal.
Contoh : Buku itu k[u]alitasnya jelek.
b.Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah bertanda kurung.
Contoh: (Anak sekolah memang menarik [baca lagi Bab II] sudah dibahas sebelumnya)

12. Tanda Petik (“…”)


a. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan
tertulis lain. Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris.
Contoh : “Mari kita kejar,” ajak Rahman, “kejar ke mana?”
b. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku apabila dipakai dalam kalimat.
Contoh : Apresiasi lagi puisi “Jalan Segara” dari buku Taufiq Ismail Tirani dan Benteng.
c. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti
khusus.
Contoh : Rambutnya merah dicat gaya “Punk”.
d. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh : Fajri berkata,” saya belum sekolah.”
e. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang tanda petik yang
mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian
kalimat.
Contoh: Hidungnya sangat panjang, sehingga kawannya memanggilnya “si mancung”.

12. Tanda Petik Tunggal (‘…’)


a. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh : “Dengarlah bunyi ‘brrrr’ ini,” ujar Budi.
b. Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau penjelasan kata atau ungkapan
asing. (Lihat pemakaian tanda kurung!)
Contoh : Fluktuasi barang ‘naik turun’ barang.

13. Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.
Contoh : 18/A. YJSB/2001
b.Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per, atau nomor alamat.
Contoh : Saudara/Saudari
Blok H/8 Bumi Panyileukan
Rp1.000/lembar

15. Tanda Penyingkat atau Apostrof (`)


Tanda apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata.
Contoh: Ayah ‘kan datang lusa. (‘kan = akan) ; Badan ‘lah letih (‘lah = telah)
B. EJAAN DAN ISTILAH

1. Ejaan
Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan ujaran dan bagaimana
hubungan antarlambang-lambang itu(pemisahan dan penggabungannya dalam bahasa).
Secara teknis ejaan adalah penulisan huruf, kata, dan tanda baca.

a. Ejaan van Ophuysen


Tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin dengan nama Ejaan
van Ophuysen. Ophuysen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi gelar
Soetan Ma’moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim.
Ciri khas Ejaan van Ophuysen adalah:
= huruf j untuk menuliskan kata: jang, pajah, sajang
= huruf oe untuk menuliskan kata: goeroe, itoe, oemoer
= tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema untuk menuliskan kata: ma’moer,
‘akal, ta’, pa’

b. Ejaan Soewandi
Ejaan Soewandi diresmikan tanggal 19 Maret 1947 dengan nama lain ejaan Republik.
Ciri khas ejaan Soewandi adalah:
= huruf oe diganti u pada kata : guru, itu, umur
=bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k pada kata: tak, pak, maklum,
rakyat
= kata ulang boleh ditulis dengan angka 2, seperti: anak2, jalan2, ke-barat2-an
= awalan di- dengan kata depan di disatukan penulisannya, misalnya ditulis,
dimakan, dibandung, dikampus

c. Ejaan Melindo
Ejaan Melindo lahir dalam sidang Perutusan Indonesia dan Melayu-Malaysia.
Indonesia yang diwakili Slametmulyanadan Syeh Nasir bin Ismail mengonsepnya
sebagai Ejaan Melindo(Melayu-Indonesia). Ciri khas ejaan Melindo adalah banyaknya
perpaduan bahasa Indonesia dengan Melayu-Malaysia. Namun, akibat perkembangan
politik ejaan ini tidak berkembang atau pun diresmikan oleh pemerintah Indonesia-
Malaysia.

d. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan


Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 16 Agustus 1972 dengan KepPres No. 57 tahun 1972 dan disebarluaskan
pemakaiannya oleh Depdikbud melalui Pusat Pembinaan dan Pengmbangan Bahasa
melalui SK Mendikbud tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972 dan No. 0196/1975.
Ciri khas Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah:
= perubahan huruf untuk dj menjadi j untuk jalan, jauh
= huruf j menjadi y untuk kata payung, layu
= huruf nj menjadi ny untuk kata nyonya, bunyi
= huruf sj menjadi sy untuk kata isyarat, masyarakat
= huruf tj menjadi c untuk kata cukup, cuci
= huruf ch menjadi kh untuk kata tarikh, akhir
= huruf pinjaman pada ejaan Soewandi diresmikan, seperti huruf f, v, z pada kata
maaf, fakir, valuta, universitas, zeni, lezat
= huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai, misalnya
a: b = p: q atau sinar-X
= penulisan kata di- sebagai awalan ditulis serangkai, dan kata di sebagai kata
depan dipisahkan, misalnya ditulis, dimakan >< di Bandung, di kampus
= kata ulang ditulis penuh, tidak boleh menggunakan angka 2, misalnya anak-
anak, berjalan-jalan, kebarat-baratan

LATIHAN 1

1. Ejalah nama huruf-huruf berikut secara benar dan tepat!


A= a B= be C= ce D= de E= e F= ef G= ge H= ha
I= i J= je
K= ka L= el M= em N= en O= o P= pe Q= qi R= er
S= es T= te
U= u V= ve W= we X= ex Y= ye Z= zet
2. Lafalkan secara tepat kata-kata berikut!

AC (a ce) BBC ( be be ce ) LNG( el en ge ) IUD( i u de ) TVRI( te


ve er i )
MTQ( em te qi ) IGGI( i ge ge i ) SMP( es em pe ) SCTV( es ce te ve )
Unesco( yunesko ) Unicef( yunisef ) Sea Games( si geims )

3. Penggallah secara tetap berdasarkan suku katanya!

Lain = la-in main= ma-in saat= sa-at daun= da-un liar= li-ar
Seret= se-ret tenar= te-nar masam= ma-sam sepatu= se-pa-tu bahasa=
ba-ha-sa
Langit= la-ngit minyak= mi-nyak masyarakat= ma-sya-ra-kat akhlak=
akh-lak
Merdeka= mer-de-ka caplok= cap-lok april= ap-ril
Abstrak= ab-strak konstruksi= kon-struk-si bangkrut=
bang-krut
Santapan= san-tap-an peribadatan= per-i-ba-dat-an belajar= be-
la-jar

4. Perbaikilah kata atau kalimat berikut menjadi kata baku!


a. Aktip = aktif
b. Jakarta 5 pebruari 2004 = Jakarta, 5 Februari 2004
c. Jamu tradisionil = jamu tradisional
d. Expot = expor
e. Semi profesional = semiprofesional
f. Taxi = taksi
g. Tehnik = teknik
h. Diproklamirkan = diproklamasikan
i. Segi kwalitas dan kwantitas = segi kualitas dan kuantitas
j. Aktifitas = aktivitas
k. Metoda = metode
l. Prosentase = persentase
m. Rp 800,- = Rp800,00
n. Lakhir bathin = lahir batin
o. 2 s/d 5 oktober = 2-5 Oktober
p. Ahmad SH MA = Ahmad, S. H., M. A.
q. Jangan nakal nak = Jangan nakal, Nak!
r. Bis antar kotab = bus antarkota
s. Kepada Yth. Bapak Drs. Amir Siregar = Yth. Drs. Amir Siregar
t. Dia berkata saya suka kepadamu = Dia berkata, "Saya suka kepadamu."
u. Yth: Ali Akbar SPD = Yth. Ali Akbar, S. Pd.
v. 3 orang menteri = tiga orang menteri
w. tilpon antar daerah = telepon antardaerah
x. jenasah = jenazah
y. anggauta FKP di D.P.R. = anggota FKP di DPR
z. ijasah palsu = ijazah palsu

2. Istilah
Istilah adalah kata atau gabungan kata yang secara cermat mengungkapkan makna
konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam bidang tertentu.
a. Tata Istilah dan Tata Nama
Tata istilah adalah perangkat peraturan pembentukan istilah dan kumpulan istilah
yang dihasilkannya. Tata nama adalah perangkat peraturan penamaan beberapa
cabang ilmu, misalnya kimia dan biologi serta kumpulan nama lain yang
dihasilkannya.
Contoh:
Istilah Nama
Anabolisme aldehida
Tranfer elektron natrium klorida
………………. ………………
………………. ………………
………………. ……………….

b. Istilah Khusus dan Istilah Umum


Istilah khusus adalah istilah yang pemakaiannya atau maknanya terbatas pada bidang
tertentu. Istilah umum adalah istilah yang menjadi unsur bahasa yang digunakan
secara umum.
Contoh:
Istilah Khusus Istilah Umum
Wartawan Jurnalistik
Pidana Pengadilan
…………….. ……………….
…………….. ………………
……………. ………………

c. Kata dasar Peristilahan


Kata dasar peristilahan adalah bentuk bahasa yang dipakai sebagai istilah dengan tidak
mengalami penurunan bentuk atau apa yang dipakai sebagai alas istilah yang
berbentuk turunan.
Contoh:
Kata Dasar Bentuk Turunan
Impor Pengimpor
Kasasi Dikasasi
Kelola Mengelola, Dikelola
…………………. ……………………
…………………. ……………………
………………… ……………………

d. Imbunan Peritilahan dan Kata Berimbuhan Peristilahan


Imbuhan peristilahan adalah bentuk yang ditambahkan pada bentuk dasar sehingga
menghasilkan bentuk turunan yang dpakai sebagai istilah. Imbuhan bisa berupa
awalan, sisipan, akhiran , atau gabungannya.
Contoh:
Pen + cacah pencacah
Makan + an makanan
G + el + gi geligi
Ke+ takut+ an ketakutan
……………… ……….
…………….. ………
……………… ………
Kata berimbuhan peristilahan adalah istilah yang berupa bentuk turunan dan terdiri
atas kata dasar serta imbuhan.
Contoh: bersistem, pendakwaan, penanganan, ……………………………………..

e. Kata Ulang Peristilahan


Kata ulang peristilahan adalah istilah yang berupa ulangan kata dasar
seutuhnya atau sebagiannya, dengan atau tanpa pengimbuhan dan perubahan bunyi.
Contoh:
Jari jejari
Kuning kekuning-kuningan
Langit langit-langit
……… …………
……… …………
……… ………….
……… …………
f. Gabungan Kata Peristilahan
Gabungan kata peristilahan adalah istilah yang terbentuk dari beberapa kata.
Contoh: Angkatan Bersenjata, Pusat Listrik Tenaga Air, Persegi Panjang, ……………
…………………………………………………………………………….

g. Perangkat Kata Peristilahan


Perangkat kata peristilahan adalah kumpulan istilah yang dijabarkan dari bentuk yang
sama baik dengan proses penambahan, pengurangan, maupun dengan proses
penurunan kata.
Contoh:

-sorb -erap
absorp serap
absorbate zat terserap, absorbat
absorber penyerap
absortivity kedayaserapan, daya serap jenis
absortive absortif, berdaya serap
absorbent ………….
absorbable …………..
absorbability ………….
absorption ………….
absorb …………

h. Sumber Istilah
Sumber istilah bahasa Indonesia ada beberapa sumber, di antaranya : (1) kosa kata
bahasa Indonesia( pramuria, garam, garam, garis, bapak, gaya, hari, hitung,dagang,
jatuh,…………………………………………………………………………………. (2) kosa kata
bahasa serumpun(nyeri/Sunda, kerikil/Jawa, timbel/Jawa, gambut/Banjar, ………………
…………………………………………………….. (3) kosa kata bahasa asing(penyerapan dan
penerjemahan), misalnya pikir, kursi, meja, kepala/Arab; teh, baso, poci/Cina;
pop/Inggris, oksigen, atom, volume/ Inggris………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…

C. KATA/DIKSI/PILIHAN KATA

Perhatikan kata-kata dan kalimat-kalimat di bawah ini!


1. Bu Guru sedang melakukan absensi di kelas.
Absensi = daftar ketidakhadiran
Presensi = daftar kehadiran
Jadi, kalimat itu salah karena seharusnya presensi yang dipakai bukan absensi.

2. Bapak menerima kwitansi dari penjual buku berkwalitas.


Kwitansi= tidak baku karena yang baku adalah kuitansi
Kwalitas= tidak baku karena yang baku adalah kualitas.
Jadi, kalimat yang benar adalah
Bapak menerima kuitansi dari penjual buku berkualitas

Supaya lebih jelas, perhatikanlah kutipan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD) berikut.

Penulisan Kata
1. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Contoh: Saya membaca koran sore.

2. Kata Turunan
a. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran, konfiks) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh: menyanyi, menulis, bermain, pelatih, melakukan, pekerjaan
b. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran, ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Contoh: menari- nari, bersenda gurau, hancur leburkan
c. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan itu ditulis serangkai.
Contoh: penghancurleburan, menindaklanjuti, bertahtakan, terabaikan
d. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu
dituliskan serangkai.
Contoh: antarsiswa, nonekonomi, mahasiswa, bilateral, internasional

Catatan:
a. Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua
unsur itu dituliskan tanda hubung (-)
Contoh: non-Amerika, pan-Asia.
b. Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata dasar,
gabungan itu ditulis terpisah.
Contoh: Tuhan Yang Maha Esa ada dalam setiap gerak kita.
Kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.

Tata Bahasa Indonesia memiliki empat macam imbuhan, yakni:


Prefiks atau awalan adalah imbuhan yang secara gramatikal melekat di depan bentuk
dasarnya, misalnya menangis, berlari, terlihat, pelawak
Infiks atau sisipan adalah imbuhan yang secara gramatikal berada di tengah bentuk
dasarnya, misalnya gemetar, geligi, seruling.
Sufiks atau akhiran adalah imbuhan yang secara gramatikal melekat di belakang, bentuk
dasarnya, misalnya turunkan, tulisan, jalani
Konfiks adalah imbuhan yang secara gramatikal melekat di dua tempat, misalnya
pelabuhan, kerajaan, mendapatkan, pertahankan
Setiap imbuhan memiliki fungsi dan makna. Fungsi imbuhan adalah membentuk jenis
kata, sedangkan makna imbuhan adalah melahirkan pengertian pada sebuah kata.
Sebagai contoh, pelajarilah penjelasan berikut!

a. Menangis =
imbuhan me- pada menangis adalah awalan yang berfungsi membentuk kata kerja, maknanya
adalah melakukan kegiatan sesuatu.

b. Geligi=
Imbuhan -el- pada geligi adalah sisipan yang berfungsi membentuk kata benda, maknanya
adalah menunjukkan banyak tak tentu.

c. Tulisan=
Imbuhan –an pada tulisan adalah akhiran yang berfungsi membentuk kata benda, maknanya
adalah menunjukkan hasil/perbuatan.
d. pelabuhan=
Imbuhan pe-an pada pelabuhan adalah konfiks/imbuhan gabung yang berfungsi membentuk
kata benda, maknanya adalah menunjukkan tempat/lokasi.

Ensi:
Imbuhan adalah morfem terikat yang fungsi dan maknanya akan
jelas bila bergabung dengan morfem bebas, misalnya me-, pe-, ber-,
ter-, -em-, -el-, -er-, ke-an, per-an, per-kan, pe-an, -kan, -an, -i.

3. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh: Bapak-bapak, lalu-lintas, langit-langit, sayur-mayur dan sebagainya.

4. Gabungan Kata
a. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya
ditulis terpisah.
Contoh: kereta api, rumah sakit jiwa,

b. Gabungan kata, termasuk istilah khusus yang mungkin menimbulkan kesalahpahaman dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang bersangkutan.
Contoh: kakak-misan kami, pelajaran sastra-lama, ibu-bapak kami

c. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.


Contoh: olahraga, manasuka, alhamdulillah, seringkali

5. Kata Ganti ku-, kau-, -mu, -nya.

Kata ganti ku- dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya; -ku,-mu, dan -nya
ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Di manakah rumah temanmu?
Siapakah temannya?
Buku siapakah yang kaupinjam ?

6. Kata Depan di, ke, dan dari


Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai kata, seperti kepada dan daripada.
Contoh : Saya ada di di rumah sekarang
Bapak ke kota kemarin.
Ibu dari pasar Kosambi.
Adiknya lebih cantik daripada kakaknya.
Kepada siapakah surat ini dikirim?

7. Kata si dan sang


Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contoh : Anak kucing itu mengeong-ngeong mencari sang induk
Siapakah si pengirim surat kaleng ini?

8. Partikel
a. Partikel -lah, -kah, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh : Perhatikanlah kata-kata berikut!
Mungkinkah Bapaknya marah?
Apatah dayaku sebagai wanita?
b. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali adapun, walaupun,
meskipun
Cotntoh : Semut pun kalau diinjak akan menggigit.
Dia pun pergi karena kecewa.
c. Partikel per yang berarti "dimulai", "demi" dan "tiap" ditulis terpisah dari bagian kalimat yang
mendahului atau mengikutinya.
Contoh: Saya membeli buku itu per kodi.
Pabrik itu membayar karyawannya per bulan.

Anda mungkin juga menyukai