Anda di halaman 1dari 29

TANDA BACA DALAM TEKS

AKADEMIK
Miftah Widiyan Pangastuti, M.Pd.
Ejaan dan Tanda Baca

Makan.
Makan?
Makan!

Berbedakah maknanya?
Jadi, apa fungsi tanda baca?
Tanda Baca
1. Pengganti intonasi, nada, dan tekanan yang muncul
dalam ragam lisan.
2. Pedoman pembaca untuk memahami jalan pikiran
penulis.
Pemakaian Tanda Baca
A. Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau
seruan.
Misal:
Ayahku tinggal di Salatiga.

2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.


Misal:
Maman S. Mahayana

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan
sapaan.
Misal:
M.B.A. (Master of Business Administration)
Sdr. (Saudara)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan
yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas
tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Misal:
a.n. (atas nama) d.a. (dengan alamat)

5. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam


suatu bagan, ikhtisar, atau daftar.
Misal:
III. Departemen Dalam Negeri
A. Direktorat Jenderal Pembangunan Masyarakat Desa.
B. Direktorat Jenderal Agraria.
Penyisipan Naskah: 1. Patokan Umum
1.1 Isi Karangan
1.2 Ilustrasi
1.2.1 Gambar Tangan
1.2.2 Tabel
6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
Misal:
Pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)

7. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,


menit, dan detik yang menunjukkan jangka waktu.
Misal:
1.35.20 jam (1 jam, 35 menit, 20 detik)

8. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan ribuan,


jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Misal:
Sugiarto lahir pada tahun 1972 di Jakarta.
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri atas
huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya,
yang terdapat di dalam nama badan pemerintah,
lembaga-lembaga nasional atau internasional, atau yang
terdapat di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Misalnya:
TNI AD (Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat)
sinetron (sinema elektronika)
tilang (bukti pelanggaran)

10.Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan


ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
Misalnya:
Cu (Kuprom)
10 cm Panjangnya 10 cm lebih sedikit.
kg Berat yang diizinkan l00 kg ke atas.
Rp567.000,00 Harga Rp567.000,00 termasuk pajak.
B. Tanda Koma (,)
1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Misal:
Saya membeli disket, spidol, dan penggaris.
Satu, dua, ... tiga!

2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi, melainkan, sedangkan
dan sebagainya. Kata namun diletakkan di awal kalimat karena penghubung
antarkalimat, tetap diikuti dengan tanda koma.
Misal:
Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
Nugraha bukan anak saya, melainkan anak Pak Udin.
3a.Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat
tersebut mendahului induk kalimatnya.
Misal:
Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa janjinya.

3b.Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan


anak kalimat jika anak kalimat tersebut
mengiringi induk kalimatnya.
Misal:
Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Dia lupa janjinya karena sibuk.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Termasuk di dalamnya oleh sebab itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Misal:
Oleh sebab itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, soalnya tidaklah semudah itu.

5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o,


ya, wah, aduh, kasihan yang terdapat pada awal
kalimat.
Misal:
O, begitu
Wah, bukan main!
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung
dari bagian lain dalam kalimat.
Misal:
Kata ibu, "Saya gembira sekali."
"Saya gembira sekali," kata ibu, "karena kamu lulus.“

7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat (ii)


bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv)
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Misal:
Sdr. Abdullah, Jalan Margonda Raya 21, Depok
Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas
Kedokteran, Universitas Indonesia
Jalan Salemba Raya 6, Jakarta
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian
nama yang dibalik susunannya dalam daftar
pustaka.
Misal:
Siregar, Merari. 1920. Azab dan Sengsara. Jakarta:
Balai Pustaka.

9. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan


gelar akademik yang mengikutinya, untuk
membedakannya dari singkatan nama keluarga
atau marga.
Misal:
Drs. Sugito, M.M.
Maman S. Mahayana, M.Hum.
Yono Sugiyono, S.S.
10. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan di antara rupiah dan sen
dalam bilangan.
Misal:
Rp12,50 (Lambang Rp tidak diberi titik!)

11. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan dan keterangan
aposisi.
Misal:
Guru saya, Pak Agus, pandai sekali.
Desa Abdi, misalnya, masih banyak orang laki-laki
makan sirih.

12. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut berakhiran dengan tanda
tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian lain dalam kalimat itu.
Misal:
"Dimana Saudara tinggal?" tanya Mustafa.
C. Tanda Titik Koma (;)
14
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan
bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.
Misal:
Malam makin larut; kami belum selesai juga.

2. Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata


penghubung untuk memisahkan kalimat yang setara di
dalam kalimat majemuk.
Misal:
Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk
memasak di dapur; adik menghafalkan
nama-nama menteri kabinet; saya sendiri asyik
menonton sinetron.
15 D. Tanda Titik Dua (:)
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan
lengkap jika diikuti rangkaian atau pemerian.
Misal:
Hanya ada dua pilihan bagi para pejuang kemerdekaan
itu: hidup atau mati.

2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan


yang memerlukan pemerian.
Misal:
a. Ketua : Zaenal Arifin
Sekretaris : Irman Nashori
Bendahara : Usman
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang
16
menunjukkan pelaku dalam percakapan.
Misal:
Ibu : “Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.”

4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan
halaman; (ii) di antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau
(iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Misal:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin: 9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup:
Sebuah Studi, sudah terbit.
E. Tanda Hubung (-)
17 1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang sudah
terpisah oleh pergantian baris.
Misal:
... ada cara ba-
ru juga
Suku kata yang terdiri atas satu huruf tidak dipenggal supaya
jangan terdapat satu huruf saja pada ujung baris.

2. Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian kata di


belakangnya, atau akhiran dengan bagian kata di depannya
pada pergantian baris.
Misal:
... cara baru meng-
ukur panas.

Akhiran -i tidak dipenggal supaya jangan terdapat satu huruf


saja pada pangkal baris.
18 3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misal:
anak-anak
berulang-ulang

Tanda ulang (2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula,
dan tidak dipakai pada teks karangan.

4. Tanda hubung dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


ungkapan.
Misal:
ber-evolusi dengan be-revolusi
istri-perwira yang ramah dengan istri perwira -yang
ramah
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan
19 kata berikutnya yang dimulai dengan huruf kapital, (b) ke-
dengan angka, (c) angka dengan -an, dan (d) singkatan
huruf kapital dengan imbuhan atau kata.
Misal:
se-Indonesia se-Jabotabek
HUT ke-28 tahun ’50-an

6. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa


Indonesia dengan unsur bahasa asing.
Misal:
di-charter
pen-tackle-an
J. Tanda Kurung ( )
20
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau
penjelasan.
Misal:
DIP (Daftar Isian Proyek) kantor itu sudah selesai.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan


yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.
Misal:
Sajak Tranggono yang berjudul "Ubud" (nama tempat
yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat tabel 10) menunjukkan arus
perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.
3. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang merinci satu seri keterangan. Angka
atau huruf itu dapat juga diikuti oleh kurung tutup saja.
21
Misal:

Faktor-faktor produksi menyangkut masalah:

(1) alam;

(2) tenaga kerja; dan

(3) modal.

a) alam;

b) tenaga kerja; dan

c) modal.

Faktor-faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b)

tenaga kerja, dan (c) modal.


K. Tanda Kurung Siku ([...])
22
1. Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan pada kalimat atau
bagian kalimat yang ditulis orang lain. Tanda itu menjadi
isyarat bahwa kesalahan itu memang terdapat di dalam
naskah asal.
Misalnya:
Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.

2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat


penjelas yang sudah bertanda kurung.
Misal:
(perbedaan antara dua macam proses ini [lihat Bab I]
tidak dibicarakan.)
L. Tanda Petik (”...”)
23
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain.
Kedua pasang tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah
atas baris.
Misal:
”Sudah siap?” tanya Yono.

2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, dan bab buku,


apabila dipakai dalam kalimat.
Misal:
Bacalah ”Bola Lampu” dalam buku Dari Suatu Massa, dari
Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul ”Rapor dan
Nilai Prestasi di SMA” diterbitkan dalam Tempo.
Sajak ”Berdiri Aku” terdapat pada halaman 5 buku itu.
24
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang masih kurang
dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus.
Misal:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara ”coba dan
ralat”
saja. Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja
dikenal
dengan nama ”cutbrai”.

4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang


mengakhiri petikan langsung.
Misal:
Kata Tono, ”Saya juga minta satu.”
25
5. Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus.
Misal:
Warna kulit yang khas membuat Daus mendapat julukan ”Si
Hitam ”.
Bang Munir sering disebut ”pahlawan”; ia sendiri
tidak tahu sebabnya.
M. Tanda Petik Tunggal (’...’)
26

1. Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun


di dalam petikan lain.
Misal:
Tanya Sally, ”Kau dengar bunyi ’kring-kring’ tadi?”
”Waktu kubuka pintu kamar depan, kudengar
teriak
anakku, ’lbu! Bapak pulang!’ dan rasa letihku
lenyap
seketika,” ujar Ibu Arini.

2. Tanda petik tunggal mengapit terjemahan atau


penjelasan kata atau ungkapan asing.
Misal:
rate of inflation ‘laju inflasi’
N. Tanda Garis Miring (/)
27

1. Tanda garis miring dipakai dalam penomoran kode surat.


Misal:
Surat Nomor 16/PKS/2004

2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata dan, atau, per,
atau nomor alamat.
Misal:
mahasiswa/mahasiswi
harganya Rp150,00/1embar
Jalan Sigma III/47
O. Tanda Penyingkat (Apostrof) (’)
28

Tanda apostrof menunjukkan penghilangan


bagian
kata.
Misalnya:
Ali ’kan kusurati (’kan = akan)
Malam ’lah tiba (’lah = telah)
14 Februari ’90 (’90 = 1990)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai