Disusun Oleh:
PEMBAHASAN
Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau
kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur
dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu
pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus
berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya
1. Tanda Titik ( . )
a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.
c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat
umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai
satu tanda titik.Contoh: dll (dan lain-lain), dsb (dan sebagainya), tgl
e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah
i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,
b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
aktif.
c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh
kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Wah, bukan main.
g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian
alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau
hlm. 22.
k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m. Tanda koma dipakai
n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya
Stepheen.
yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai
juga.
b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di
a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
(i) Tempo, I (1971), 34:7, (ii) Surah Yasin:9, (iii) Karangan Ali Hakim,
e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding). Contoh:
f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada
teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−). Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari
halaman 45–65
a. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya. Contoh :Kapan Hari
Raya"?
atau kutipan kepada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. Contoh :
c. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam
dialog. Contoh "Menurut saya, ..., seperti .... Bagaimana, Bu?", "Jadi,
d. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda panjang dalam tuturan yang
dituliskan. Contoh : Maju ... jalan!, Kamera ... siap!, Satu, dua, ... tiga!
e. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat
berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Contoh : Dalam Undang-
bahasa negara ialah ...., "Jadi, mengapa selama ini dia bekerja
a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh : "Merdeka atau mati!"
seru Bung Tomo dalam pidatonya, "Kerjakan tugas ini sekarang," perintah
atasannya, "karena besok akan dibahas dalam rapat!, "Menurut Pasal 31
b. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel,
judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema yang
halaman 125 buku itu., Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!,
c, Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal
atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh : "Peladen" komputer ini sudah
a. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam
seketika," ujar Pak Hamdan., "Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya'
sebelah dalam’
singkatan atau padanan kata asing. Contoh : Bahasa Indonesia mempunyai tes
membangun.
bukan bagian utama kalimat. Contoh : Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud"
(nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.,Keterangan itu
(lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.
Padang.
d. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai penanda
Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)
tenaga kerja.,
a. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok
kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam
naskah asli yang ditulis orang lain. Contoh : Sang Sapurba men[d]engar bunyi
penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Contoh : Persamaan kedua proses
dibentangkan di sini.
penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim. Contoh : Nomor:
b. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.
Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau
Khuzaemah, E dan Veni Nurpadillah. 2022. Buku Ajar Sejarah Kedudukan, dan
Fungsi Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Bengkulu: Brimedia
Global.
Drs. I Ketut Dibia, S.Pd., M.Pd. dkk. 2020. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Depok: Rajawali Pers.
Alek, dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group