Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Aturan Tanda Baca

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu: Nursamsilis Lutfin, S.S, M.Pd

Disusun Oleh:

Kamaseki Toban Taming D131231025


Sri Restu Amalia D131231027
Muh. Hidayat Kurniawan D131231029
Fany Aulya Nayara D131231033
Fauzi Hizbullah D131231089

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA
2024
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Tanda Baca

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau

kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur

dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat diamati sewaktu

pembacaan. Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus

berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya

tergantung pada pilihan penulis.

2.2 Jenis-Jenis Tanda Baca dan Contoh Penggunaannya

1. Tanda Titik ( . )

a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.

Contoh: Saya suka makan nasi.

Apabila dilanjutkan dengan kalimat baru, harus diberi jarak satu ketukan.

b. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.

Contoh: Irwan S. Gatot

Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.

Contoh: Anthony Tumiwa

c. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.

Contoh: Dr. (doktor), S.E. (sarjana ekonomi), Kol. (kolonel), Bpk. (bapak)
d. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat

umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai

satu tanda titik.Contoh: dll (dan lain-lain), dsb (dan sebagainya), tgl

(tanggal), hlm (halaman)

e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang

menunjukkan waktu atau jangka waktu. Contoh: Pukul 7.10.12 (pukul 7

lewat 10 menit 12 detik)

f. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.

Contoh: Kota kecil itu berpenduduk 51.156 orang.

g. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau

kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah. Contoh: Nama Ivan terdapat

pada halaman 1210 dan dicetak tebal.

h. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah

dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi

maupun di dalam akronim yang sudah diterima oleh masyarakat. Contoh:

DPR (Dewan Perwakilan Rakyat), SMA (Sekolah Menengah Atas), PT

(Perseroan Terbatas), dan lain-lain.

i. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran,

takaran, timbangan, dan mata uang. Contoh: Cu (tembaga), 52 cm, l (liter),

Rp350,00, dan lain-lain.


j. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,

atau kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya. Contoh: Latar Belakang

Pembentukan, Sistem Acara, Lihat Pula, dan lain-lain.

2. Tanda Koma (,)

a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau

pembilangan. Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi.

b. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari

kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,

dan melainkan. Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak

aktif.

c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat

apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya. Contoh: Kalau

hari hujan, saya tidak akan datang

d. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk

kalimat apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.

Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.

e. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara

kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh

karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi. Contoh: Oleh

karena itu, kamu harus datang.


f. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh,

kasihan, yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Wah, bukan main.

g. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain

dalam kalimat. Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".

h. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian

alamat, (iii) tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau

negeri yang ditulis berurutan. Contoh: Medan, 18 Juni 1984.

i. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik

susunannya dalam daftar pustaka. Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara

Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT Wikipedia Indonesia.

j. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki. Contoh:

Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung: UP Indonesia, 1990),

hlm. 22.

k. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang

mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau

marga. Contoh: Rinto Jiang, S.E.

l. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan

sen yang dinyatakan dengan angka. Contoh: 33,5 m. Tanda koma dipakai

untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.

Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.


m. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan

yang terdapat pada awal kalimat. Contoh: Dalam pembinaan dan

pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.

n. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian

lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir

dengan tanda tanya atau tanda seru. Contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya

Stepheen.

3. Tanda Titik Koma (;)

a. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat

yang sejenis dan setara. Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai

juga.

b. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di

dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung. Contoh:

Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik

menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik

mendengarkan siaran pilihan pendengar.

4. Tanda Titik Dua (:)

a. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti

rangkaian atau pemerian. Contoh: Kita sekarang memerlukan perabotan

rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.


b. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan

pemerian. Contoh: Ketua : Borgx

c. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan

pelaku dalam percakapan. Contoh:

Borgx :"Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"

d. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di

antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan

anak judul suatu karangan. Contoh:

(i) Tempo, I (1971), 34:7, (ii) Surah Yasin:9, (iii) Karangan Ali Hakim,

Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.

e. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding). Contoh:

Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.

f. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan

pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Contoh: Kita memerlukan kursi,

meja, dan lemari.

5. Tanda Hubung (-)

a. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang. Contoh: anak-anak,

berulang-ulang, kemerah-merahan. Tanda ulang singkatan (seperti pangkat

2) hanya digunakan pada tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada

teks karangan.
b. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-

bagian tanggal.Contoh: - p-e-n-g-u-r-u-s , - 8-4-1973.

c. Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-

bagianungkapan. Contoh : ber-evolusi dengan be-revolusi

d. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya

yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan

-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama

jabatan rangkap.

Contoh: se-Indonesia, hadiah ke-2, dan tahun 50-an

e. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan

unsur bahasa asing. Contoh: di-charter, pen-tackle-an

6.Tanda Pisah (–, —)

a. Tanda pisah em (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang

memberikan penjelasan khusus di luar bangun kalimat. Contoh: Wikipedia

Indonesia—saya harapkan—akan menjadi Wikipedia terbesar.

b. Tanda pisah em (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain

sehingga kalimat menjadi lebih tegas. Contoh: Rangkaian penemuan ini—

evolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan atom—telah mengubah

konsepsi kita tentang alam semesta.


c. Tanda pisah en (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti

sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.

Contoh: 1919–1921, Medan–Jakarta, 10–13 Desember 1999

d. Tanda pisah en (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau

bersama tanda kurang (−). Contoh: dari halaman 45 sampai 65, bukan dari

halaman 45–65

7. Tanda Tanya (?)

a. Tanda tanya digunakan pada akhir kalimat tanya. Contoh :Kapan Hari

Pendidikan Nasional diperingati?, Siapa pencipta lagu "Indonesia

Raya"?

b. Tanda tanya digunakan di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian

kalimat yang diragukan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya..

contoh : Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?), Di

Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.

8. Tanda Seru (!)

a. Tanda seru digunakan untuk mengakhiri ungkapan yang menggambarkan

kekaguman, kesungguhan, emosi yang kuat, seruan, atau perintah. Contoh ;

Alangkah indahnya Taman Laut Bunaken!, Saya tidak melakukannya!,

Merdeka!, Hai!, Bayarlah pajak tepat waktu


9. Tanda Elipsis (…)

a. Tanda elipsis digunakan untuk menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat

atau kutipan kepada bagian yang dihilangkan atau tidak disebutkan. Contoh :

Penyebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut, Dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa bahasa

negara ialah ..., ..., lain lubuk lain ikannya.

c. Tanda elipsis digunakan untuk menulis ujaran yang tidak selesai dalam

dialog. Contoh "Menurut saya, ..., seperti .... Bagaimana, Bu?", "Jadi,

simpulannya .... Oh, sudah saatnya kita beristirahat!"

d. Tanda elipsis digunakan untuk menandai jeda panjang dalam tuturan yang

dituliskan. Contoh : Maju ... jalan!, Kamera ... siap!, Satu, dua, ... tiga!

e. Tanda elipsis di akhir kalimat diikuti dengan tanda baca akhir kalimat

berupa tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Contoh : Dalam Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disebutkan bahwa

bahasa negara ialah ...., "Jadi, mengapa selama ini dia bekerja

sebagai ...?", "Pergi dari sini jika kamu ...!"

10. Tanda Petik (“..”)

a. Tanda petik digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari

pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contoh : "Merdeka atau mati!"

seru Bung Tomo dalam pidatonya, "Kerjakan tugas ini sekarang," perintah
atasannya, "karena besok akan dibahas dalam rapat!, "Menurut Pasal 31

ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

"Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan."

b. Tanda petik digunakan untuk mengapit judul puisi, judul lagu, judul artikel,

judul naskah, judul bab buku, judul pidato/khotbah, atau tema/subtema yang

terdapat di dalam kalimat. Contoh : Puisi "Pahlawanku" terdapat pada

halaman 125 buku itu., Marilah, kita menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar"!,

Saya sedang membaca "Peningkatan Mutu Daya Ungkap Bahasa Indonesia"

dalam buku Bahasa Indonesia Menuju Masyarakat Madani, Makalah

"Pembentukan Insan Cerdas Kompetitif" menarik perhatian peserta seminar.,

Perhatikan "Hubungan Antarklausa" dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia., Ceramah subuh minggu lalu di Masjid Istiqlal berjudul "Hikmah

dan Tujuan Berpuasa Ramadan"., Kongres Bahasa Indonesia XI bertema

"Menjayakan Bahasa dan Sastra Indonesia".

c, Tanda petik digunakan untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal

atau kata yang mempunyai arti khusus. Contoh : "Peladen" komputer ini sudah

tidak berfungsi., Dilarang memberikan "amplop" kepada petugas!

11. Tanda Petik Tunggal (‘..’)

a. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit petikan yang terdapat dalam

petikan lain. Contoh : Tanya dia, "Kaudengar bunyi 'kring-kring' tadi?",


"Kudengar teriak anakku, 'Ibu, Bapak pulang!', dan rasa letihku lenyap

seketika," ujar Pak Hamdan., "Kita bangga karena lagu 'Indonesia Raya'

berkumandang di arena Asian Games," kata Ketua KONI.

b. Tanda petik tunggal digunakan untuk mengapit makna, padanan, atau

penjelasan kata atau ungkapan. Contoh : ‘yang tergugat’ , ‘dinding mata

sebelah dalam’

12. Tanda Kurung ( (…) )

a. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan tambahan, seperti

singkatan atau padanan kata asing. Contoh : Bahasa Indonesia mempunyai tes

standar yang disebut Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI)., Banyak

pemengaruh (influencer) yang mendapat apresiasi karena konten yang

membangun.

b. Tanda kurung digunakan untuk mengapit keterangan atau penjelasan yang

bukan bagian utama kalimat. Contoh : Puisi Tranggono yang berjudul "Ubud"

(nama tempat yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.,Keterangan itu

(lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru pasar dalam negeri.

c. Tanda kurung digunakan untuk mengapit kata yang keberadaannya di dalam

teks dapat dimunculkan atau dihilangkan. Contoh : Dia berangkat ke kantor


dengan (bus) Transjakarta., Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota)

Padang.

d. Tanda kurung digunakan untuk mengapit huruf atau angka sebagai penanda

perincian yang ditulis ke samping atau ke bawah di dalam kalimat. Contoh :

Faktor produksi menyangkut (a) bahan baku, (b) biaya produksi, dan (c)

tenaga kerja.,

13. Tanda Kurung Siku ( […] )

a. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit huruf, kata, atau kelompok

kata sebagai koreksi atau tambahan atas kesalahan atau kekurangan di dalam

naskah asli yang ditulis orang lain. Contoh : Sang Sapurba men[d]engar bunyi

gemerisik, Penggunaan bahasa dalam karya ilmiah harus sesuai [dengan]

kaidah bahasa Indonesia, Ulang tahun [Proklamasi Kemerdekaan] Republik

Indonesia dirayakan secara khidmat.

b. Tanda kurung siku digunakan untuk mengapit keterangan dalam kalimat

penjelas yang terdapat dalam tanda kurung. Contoh : Persamaan kedua proses

itu (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu

dibentangkan di sini.

14. Tanda Garis Miring (/)


a. Tanda garis miring digunakan dalam nomor surat, nomor pada alamat, dan

penandaan masa 1 tahun yang terbagi dalam 2 tahun takwim. Contoh : Nomor:

7/PK/II/2022, Jalan Kramat III/10

b. Tanda garis miring digunakan sebagai pengganti kata dan, atau, serta setiap.

Contoh : semua organisasi harus memiliki AD/ART.

15. Tanda Apostrof (‘)

Tanda apostrof dapat digunakan untuk menunjukkan penghilangan bagian kata atau

bagian angka tahun dalam konteks tertentu. Contoh :

 Dia 'kan kusurati. ('kan = akan)

 Malam 'lah tiba. ('lah = telah)

 Diriku s'lalu dimanja. (s'lalu = selalu)

 5-2-'21 ('21 = 2021)


DAFTAR PUSTAKA

Khuzaemah, E dan Veni Nurpadillah. 2022. Buku Ajar Sejarah Kedudukan, dan
Fungsi Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Bengkulu: Brimedia
Global.

Anang Santoso, dkk. 2022. Bahasa Indonesia (BMP). Tangerang Selatan:


Universitas
Terbuka.

Chaer, A dan Leonia Agustina. 2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Jakarta:


Rineka Cipta.

Drs. I Ketut Dibia, S.Pd., M.Pd. dkk. 2020. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan
Tinggi. Depok: Rajawali Pers.

Ermanto, Emidar. 2019. Bahasa Indonesia Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Depok: Rajawali Pers.

Alek, dan Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai