Tanda Baca
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik bermain komputer.
1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau
pemerian.
Contoh:
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Manajemen.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Misalnya:
Tempat : gedung D, lokal D10
Hari : rabu
Waktu : 07.45
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam
percakapan.
Contoh:
Ayu: maafkan saya bu karena sudah mengecewakan ibu. (menangis tersedu-sedu)
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan ayat
dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu karangan.
Contoh:
Surah Yasin:9
Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh:
Skor antara Semen Padang vs Persija Jakarta adalah 4:1
6. Tanda titik dua TIDAK dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang
mengakhiri pernyataan.
Contoh:
Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam tulisan ilmiah atau
ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau transkripsi drama.
Tanda Apostrof ()
1. Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
contoh:
Ali ` kan kusurati. (`kan = akan)
Malam `lah tiba. (`lah = telah)
2. Penulisan kata
Penulisan kata terbagi menjadi:
Kata dasar
Kata turunan
Kata ulang
Gabungan kata
Kata depan/ preposisi
Kata sandang
Partikel
Singkatan dan akronim
Angka dan lambang bilangan
Kata Dasar
Kata dasar merupakan Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Kata turunan
Kata turunan terbagi menjadi beberapa bagian yaitu:
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata
yang langsung mengikuti atau mendahuluinya.
Misalnya: bertepuk tangan, garis bawahi, menganak sungai, sebar luaskan.
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya: menggarisbawahi, menyebarluaskan, dilipatgandakan, penghancurleburan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.. Misalnya:
adipati, aerodinamika, antarkota, anumerta, audiogram, awahama, bikarbonat, biokimia,
caturtunggal, dasawarsa, dekameter, demoralisasi, dwiwarna, ekawarna, ekstrakurikuler,
elektroteknik, infrastruktur, inkonvensional, introspeksi, kolonialisme, kosponsor,
CATATAN:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua unsur
itu harus dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya: non-Indonesia, pan-Afrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan kata yang bukan kata dasar, gabungan
itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Kata Ulang
Kata ulang merupakan bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang, biri-biri, kupukupu, kura-
kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik hura-hura, lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur,
centang-perenang, porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan,
Gabungan Kata
Gabungan kata terbagi menjadi beberapa bagian seperti berikut:
1. Gabungan kata yang lazim disebuta kata majemuk, termasuk istilah khusus,
unsurunsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran, meja tulis, model linier, orang
tua, persegi panjang, rumah sakit umum, simpang empat.,
Misalnya:
Adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghfirullah, bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah,
beasiswa, belasungkawa, bumiputra, daripada, darmabakti,darmawisata, dukacita, halalbihalal,
hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada,karatabaasa, kilometer, manakala, manasuka,
Kata Depan
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali di dalam
gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Kata Sandang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
Partikel
Partikel terdiri dari:
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Siapakah gerangan dia?
Apalah gunanya bersedih hati?
Bacalah buku itu baik-baik.
Apakah yang tersirat dalam dalam surat itu?
Jakarta adalah ibukota Republik Indonesia.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya .
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangankan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
3. Partikel per yang berarti mulai, demi, dan tiap ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.
Misalnya:
1. Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri dari satu huruf atau lebih.
1. Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda
titik.
3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Tetapi,
singkatan umum yang terdiri hanya dari dua huruf diberi tanda titik setelah masing-
masing huruf.
4. Lambang kimia, singkatan satuan ukur, takaran, timbangan, dan mata uang asing
tidak diikuti tanda titik.
2. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, suku kata, ataupun huruf dan
suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital.
3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun
huruf dan suku kata dari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kecil.
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Ditulis dengan angka
Arab atau Romawi.
2. Angka dipakai untuk menyatakan ukuran panjang, berat, luas, isi; satuan waktu; nilai
uang; dan kuantitas.
3. Angka dipakai untuk melambangkan nomor jalan, rumah, apartemen, atau kamar
pada alamat.
4. Angka dipakai untuk menomori bagian karangan dan ayat kitab suci.
5. Penulisan lambang bilangan dengan huruf secara umum dipisahkan antar tiap bagian
dan awalan "per-" (untuk pecahan) digunakan menyatu dengan bagian yang langsung
mengikutinya.
6. Lambang bilangan tingkat dituliskan dengan tiga cara: angka Romawi, tanda hubung
antara "ke-" dan angka, atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
7. Lambang bilangan yang mendapat akhiran "-an" ditulis dengan tanda hubung antara
angka dan "-an" atau dirangkai jika angka dinyatakan dengan kata.
8. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat
diubah.
9. Angka yang menunjukkan bilangan utuh besar dapat dieja agar mudah dibaca.
10. Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf sekaligus, kecuali dalam
dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika dituliskan sekaligus, penulisan harus
tepat.
11. Awalan "ke-" tidak dipisah pada bilangan yang menyatakan jumlah dan pada bilangan
ordinal. Misalnya: Keempat anak tersebut sedang bersenang-senang. Kecuali pada
kata yang menunjukkan urutan, misalnya Ia adalah anak ke satu, Orang itu
menempati urutan ke dua di antara para pengunjung.
Contoh:
Jika ditulis dengan angka Arab, bilangan ditulis diawali dengan ke-. Jika ditulis dengan angka
Romawi, bilangan ditulis sendirian.