Anda di halaman 1dari 9

TUGAS

BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:
Nama Niki Sulnia
Nim 10210111

Dosen Pembimbing
Erika Margaretha, S.Pd.I.

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2010
A. Penggunaan Huruf Kapital
Beberapa penggunaan huruf Kapital:
1. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kata awal
kalimat
Contoh : Kamu harus pulang sekarang juga
2. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan
langsung
Contoh: Ibu bertanya, “Kapan kamu datang?”
3. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam
ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci,
nama tuhan, termasuk kata gantinya.
Contoh: Allah, Yang Maha Esa, Yang Maha Pengasih, Alkitab, Qur’an, Islam,
Kristen, Hindu, Tuhan selalu menyayangi umat-Nya.
4. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh: Haji Abdul Kadir
5. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang
Contoh: Presiden Susilo Bambang Yudoyono
6. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
orang.
Contoh: Niki Sulnia
7. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh: bangsa Indonesia, suku Dayak, bahasa Arab.
8. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama hari,
bulan, tahun, hari raya, dan peristiwa sejarah.

1
Contoh: hari Senin, bulan Agustus, tahun Masehi, hari Lebaran, perang Saudara.
9. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas
dalam geografi.
Contoh: Danau Toba, Teluk Benggala, dan lain-lain.
10. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
resmi badan, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan serta nama dokumen
resmi
Contoh: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia, Departeman Tenaga
Kerja.
11. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama semua
kata untuk nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata
partikel.
Contoh: Salah Asuhan, Suara Merdeka, dan lain-lain.
12. Huruf Kapital dipakai dalam singkatan nama, gelar dan
sapaan.
Contoh: Ir. (Insinyur), S.E (Sarjana Ekonomi) dan lain-lain.
13. Huruf Kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, adik, saudara, kakak, dan
paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.
Contoh: Besok Adik dan Kakak pergi ke rumah Paman.

B. Pemakaian Tanda Titik


1. Tanda Titik dipakai pada akhir yang bukan pertanyan
atau seruan.
Contoh: Agus pergi ke Bandung.
2. Tanda Titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh: Muh. Saleh
3. Tanda Titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan,
pangkat, dan sapaan.

2
Contoh: Dr. Doktor), Ir. (Insinyur) dan lain-lain.
4. Tanda Titik dipakai pada akhir singkatan kata atau
ungkapan yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf
atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh: u.b (untuk beliau), dkk (dan kawan-kawan).
5. Tanda Titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik untuk menunjukkan waktu.
Contoh: pukul 4.25.10 (pukul 4 lewat 25 menit 10 detik).
6. Tanda Titik dipakai untuk memisahkan angka jam,
menit, dan detik untuk menunjukkan jangka waktu.
Contoh: 4.25.10 jam(4 jam, 25 menit, 10 detik).
7. Tanda Titik tidak dipakai untuk memisahkan angka
ribuan, jutaan dan seterusnya yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh: Arief lahir pada tahun 1992 di Bali
8. Tanda Titik tidak dipakai dalam singakatan yang terdiri
dari huruf-huruf awal kata atau suku kata, atau gabungan keduanya, atau yang
terdapay di dalam akronim yang sudah bditerima oleh masyarakat.
Contoh: ABRI (Angkatan BersenjatabRepublik Indonesia).
UUD (Undang-Undang Dasar)
9. Tanda Titik tidak dipakai dalam singkatan lambang
kimia, satuan ukuran, takaran, timbangan dan mata uang.
Contoh: Ca (Kalsium), 10 kg ( Dimas membeli 10 kg gula pasir)
10. Tanda Titik tidak dipakai pada akhir judul yang
merupakan kepala karangan, atau kepala ilustrasi table, dan sebagainya.
11. Tanda Titik tidak dipakai dibelakang alamat pengirim
dan tanggal surat atau nama dan alamt penerima surat.
Contoh: Jalan Agus Salim 97
Surabaya
9 juli 1978

3
C. Pemakain Tanda Koma
1. Tanda Koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
Contoh: Ulan membeli buku, tas, dan boneka.
2. Tanda Koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata seperti tetapi
atau melainkan.
Contoh: Pak jaka bukan ayah saya, melainkan ayah Kelvin.
3. Tanda Koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat
dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimat.
Contoh: Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
4. Tanda Koma tidak dipakai untuk memisahkan anak
kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat tersebut mengirirngi induk
kalimat.
Contoh: Andi tidak naik kelas karena tidak rajin belajar.
5. Tanda Koma dipakai di belakang ungkapan atau kata
penghubung antarkalimat yang terdapat pada awala kalimat. Termasuk di
dalamnya; oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun, begitu, akan tetapi.
Contoh: Jadi, kita harus menjaga kebersihan.
6. Tanda Koma dipakai di belakang kata-kata , ya, wah,
aduh, kasihan, yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Wah, bukan main kejamnya!
7. Tanda Koma dipakai untuk memisahkan petikan
langsung dari bagian lain dalam kalimat.
Contoh: Kata adik, “saya senang sekali.”
8. Tanda Koma dipakai di antar nama dan alamat, bagian-
bagian alamat, tempat dan tanggal, nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.

4
Contoh: Jakarta, 16 November 2010.
9. Tanda Koma dipakai di antara tempat penerbitan, nama
penerbit, dan tahun penerbitan.
Contoh: Tejakusuma, Sudono, S. H., sudahkah kita pandai bebahasa Indonesia?,
Surabaya, Inadah, 2010.
10. Tanda Koma dipakai untuk menceraikan bagian nama
yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka.
Contoh: Siregar, Merari Azab dan Sengsara, Balai poestaka, weltervreden, 1920.
11. Tanda Koma dipakai di antara nama orang dan gelar
akademik yang mengikutinya, untuk membedakan dari singkatan nama keluarga
atau marga.
Contoh: B. Situmorang, S. H.
12. Tanda Koma dipakai di mika angka persepuluhan dan
di antara rupiah dan sen dalam bilangan.
Contoh: 10, 35 kg atau Rp 15,50
13. Tanda Koma dipakai untuk mengapit keterangan
tambahan dan keterangan aposisi.
Contoh: Guru saya, pak Jaka, pandai sekali.
14. Tanda Koma tidak dipakai untuk memisahkan petiakan
langsung dari bagian lain dalam kalimat apabila petikan langsung tersebut
berakhir dengan tanda Tanya atau tanda seru, dan mendahului bagian dalam
kalimat itu.
Contoh: “ Ke mana kamu akan pergi?” Tanya Kelvin.

D. Kalimat Ambigu
Kalimat ambigu adalah kalimat yang dapat menimbulkan makna ganda.
Timbulnya kalimat ambigu disebabkan oleh beberapa kemungkinan diantaranya,
adanya frase yang dapat menimbulkan makna ganda, intonasi, kalimat yang berbeda
dan adanya makna konotasi (makna kiasan) dari kata yang digunakan dalam kalimat

5
tersebut. Agar kalimat ambigu tidak menimbulakan salah pengertian kita harus
memahami situasi dan kondisi serta konteks kalimat tersebut.
Contoh: Ayah Ibu Saya telah menjadi Anggota koprasi.
Keterangan: frase ayah ibu menimbulkan makna ganda yaitu
 Ayah dan Ibu (orang tua)
 Ayahnya ibu (kakek)

E. Penggunaan Huruf Vokal dan Huruf Diftong


 Huruf vokal terdiri atas: (A, I, U, E, O )
Contoh: huruf diawal ditengah diakhir
A Ayam Bayam Bunga
I Ikan Bintang Basi
U Ular Dua Buku
E Enak Meja Sate
O Ombak Kolam Toko

 Huruf Diftong terdiri atas: ( AU, AI, OI )


Contoh: huruf diawal ditengah diakhir
AU Aurat Saudara Kacau
AI Aib Kain Pandai
OI - Boikot Amboi

F. Pemakaian Kata Transitif dan Intransitif


1. Kata kerja Transitif
Kata kerja Transitif adalah kata kerja yang menghendaki hubungan langsung
dengan objek.
Contoh: Dimas sedang membaca Koran.
Bella sedang mendengar musik klasik.
Kata kerja Transitif terbagi kepada:

6
 Kata kerja yang berawalan Men… (menulis, melerai mencari dan
sebagainya)
 Kata kerja yang berapitan Men…Kan (menemukan, menamakan dan
lain-lain)
 Kata kerja yang berawalan meng…I (menghadiahi, membanjiri)
 Kata kerja yang berawalan rangkap memper... (memperdaya,
memperoleh dan lain-lain)
 Kata kerja yang berapitan memper… kan (mempergunakan,
memperhatikan dan lain-lain)
 Kata kerja yang berapitan memper… I (mempelejari dan lain-lain)
Semua kata kerja transitif (kecuali makan, minum, minta, dan mohon) mesti
beawalan men.
Contoh:
 Buang sampah (salah)
Membuang sampah (benar)
 Goreng ayam (salah)
Menggoreng ayam (benar)
Kata kerja transitif yang berapitan men…kan dan men…I berbagai-bagai maknanya
dan harus hati-hati dalam menggunakannya.
Contoh: jaka mengambilkan Kelvin segelas air.
Kata kerja transitif terbagi kepada:
Kata kerja asal seperti ada bangun, duduk dan sebagainya.
Kata kerja yang berawalan ber… (berlari, berkemah, bberibadah dan lain-
lain)
Kata kerja yang berapitan ber…an (berdekatan, berguguran)
Kata kerja yang berapitan ber…kan (berpandukan, berlandaskan dan
sebagainya)
Kata kerja yang berawalan men… (mendarat, membesar dan lain-lain)

7
Kata kerja yang berawalan ter…(terjatuh, tertidur, dan sebagainya)

2. kata kerja intrannsitif


kata kerja intransitif yang beawalan ber, men dan ter tidak boleh di hilangkan
awalannya.
Contoh: bertanya kepada satria – jangan melompat – tersenyum kepada nia

G. Denotasi dan Konotasi


a. Denotasi
Denotasi adalah makna kata sebenarnya, makna kata secara wajar, secara apa adanya,
atau disebut juga makna leksikal.
Contoh:
 Pohon jambu yang ditanamnya sudah mulai berbuah

b. Konotasi
Makna konotasi adalah makna tambahan, yaitu makna yang diluar makna
sebenarnya, atau makna kiasan.
Contoh:
 Perilaku wanita itu menjadi buah bibir masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai