Anda di halaman 1dari 18

PEMAKAIAN HURUF

Dalam Ejaan bahasa Indonesia yang


Disempurnakan, penulisan huruf menyangkut dua
masalah, yaitu :
(1) penulisan huruf kapital
(2) penulisan huruf miring.
1. Penulisan Huruf Balok atau Huruf Kapital
Penulisan huruf kapital yang kita jumpai dalam
tulisan-tulisan resmi kadang-kadang menyimpang
dari kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah penulisan
huruf kapital itu, sebagai berikut:
a. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai
huruf pertama kalimat yang berupa petikan
langsung.
Contoh :
o Nenek bertanya, Kapan kita pulang?
o Kemarin engkau terlambat, katanya.

TUGAS KELOMPOK 1
B.INDONESIA
OLEH
TRIWIRA SANDI
WARIS
RAHMATUL UMIKA
PUTRI SINDI
RESTA DWI PUZI

b. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama


dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagaman, kitab
suci, dan nama Tuhan, termasuk kata ganti-Nya. Huruf pertapa
pada kata ganti ku, mu, dan nya, sebagai kata ganti Tuhan harus
dituliskan dengan huruf kapital, ditulis serangkai dengan tanda
hubung (-). Hal-hal keagaman hanya terbatas pda nama diri,
sedangkan kata-kata yang mennjukan nama jenis seperti in, iblis,
surga, malaikat, mahsyar, zakat, dan puasa meskipun bertalian
dengan keagamaan tidak diawalidengan huruf kapital.
Contoh :
o Semoga Tuhan Yang Mahakuasa memberkati usaha kita.
o Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menganjurkan agar
manusia berakhlak mulia.
o Tuhan akan menunjukan jalan yang benar kepada hamba-Nya.

c. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar (kehormatan,
keturunan, agama), jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang. Akan tetapi, jika di dalam
rangkaian tulisan ini sudah ditranfisikan bahwa penyebutan tanpa nama mengacu pada
orangnya, gelar atau jabatan harus menggunakan huruf kapital
Contoh:
o Pergerakan itu dipimpin oleh Haji Agus Salim.
o Pemerintah memberikan anugerah kepada Mahaputra Yamin.
Jika tidak di ikuti oleh nama gelar, jabatan dan pangkat harus ditulis dengan huruf kecil.
Contoh :
o Calon j emaah haji DKI tahun 2005 ini berjumlah 9.500 orang.
o Seorang presiden akan diperhatikan oleh rakyat.
d. Huruf besar atau kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa suku dan bahasa.
Contoh :
o Dalam bahasa Bali terdapat kata singgah.
o Kita bangsa Indonesia, harus bertekat untuk menyukseskan pembangunan.
o Di indonesia terdapat suku Bali, suku Jawa, suku Sunda, suku Bugis, dan sebagainya.
Seperti contoh tersebut, kata suku, bangsa, dan bahasa tetap ditulis dengan huruf awal kecil.
Akan tetapi jika nama suku dan bahasa itu diberi awalan dan akhran sekaligus, ia harus ditulis
dengan huruf kecil.
Contohnya:
o Lafal ucapannya masih menampakan kesunda-sundaan.
o Kita harus berusaha mengindonesiakan kata-kata asing.

E. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama
tahun, bulan, hari, hari raya, peristiwa sejarah.
Contoh :
o Pada bulan Agustus terdapat hari yang sangat bersejarah bagi bangsa
indonesia.
o Biasanya, umat islam seluruh dunia merasa sangat bahagia pada hari
Lebaran.
o Pada tangal 17 Agustus 1945 dikumandangkanlah Proklamasi
Kemerdekaan Republik Indonesia
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas geografi.
Contoh :
o Salah satu tempat pariwisata di bali adalah Danau Batur.
o Di Teluk Jakarta telah dibangun proyek perikanan laut.
o Pulau Jawa dan Pulai Sumatra dihubungkan dengan Selat Sunda.

g. Huruf kapital dipakai sebagai hruf pertama nama resmi badan, lembaga
pemerintahan dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi.
Contoh :
o Pada pasal 36, Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bangsa negara
adalah bahasa Indonesia.
o Semua anggota PBB harus mematuhi Piagam Perserikatan BangsaBangsa.
Contohnya :
o Menurut undang-undang dasar kita, semua warga negara memiliki
kedudukan yang sama
o Pemerintahan republik itu telah menyelenggarakan pemilihan umum
sebanyak empat kali.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama
buku, majalah, suara kabar, dan judul karangan, kecuali kata partikel,
seperti di, ke, dari, untuk, dan yang, yang tidak terletak di awal kalimat.
Contoh :
o Buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dikarang oleh Idrus.
o Buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan
diterbitkan oleh Balai Pustaka.

i. Huruf kapital dipakai dalam singkatan nama gelar dan sapaan kecuali
gelar doktor. Karena ada perbedaan antara gelar Dr. dan dr. (doktor
dituliskan dengan D kapital dan r kecil jadi Dr., sedangkan dokter, yang
memeriksa penyakit dan mengobati orang sakit, singkatnya ditulis
dengan d dan r kecil, jadi dr.)
Contoh :
o Proyek itu dipimpin oleh Dr. Dewi Gita.
o Penyakit ibu saya sudah dua kali diperiksa oleh dr. Susanto.
o Tanggung jawab itu sudah saya saerahkan kepada Sdr. Nurdin.
j. Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata
penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, saudara, kakak,
adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan. Kata Anda
juga diawali huruf kapital.
Contoh :
o Surat Saudara sudah saya terima.
o Eka bertanya kepada ibunya, Pagi tadi Ibu menjemput siapa di
pelabuhan?
o Minggu yang akan datang Paman

2. Penulisan Huruf Miring


a. Huruf miring dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh :
o Berita itu sudah saya baca dalam surat kabar Kompas.
o Ibu rumah tangga menyenangi majalah Femina.
o Buku Negeri Salju dikarang oleh Yasunari Kawabata.
b. Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Contoh :
o Buatlah kalimat dengan kata duka cita.

Penulisan kata
Dalam membuat kalimat kita harus memperhatikan kata umum dan khusus . Untuk
mengungkapkan hal yang generik.(universal) dapat digunakan kata umum. Sebaliknya untuk
mengungkapkan hal yang spesifik (spesial) dapat digunakan kata khusus. Dalam bahasa
Indonesia, kata umum adalah kata yang memiliki acuan yang lebih luas dari pada kata khusus.
Contoh kata umum :

contoh kata khusus :

Ikan

gurame, lele, sepat, tuna, nila, koki

Bunga

mawar, ros, melati, dahlia, anggrek,

Hewan mamalia
Burung

sapi, kerbau, kuda, keledai, kambing


merpati, beo, balam, perkutut, ketitiran

Oleh karena itu, dalam bahasa indonesia terdapat pasangan kata umum dan kata khusus.
Angka lambang dan bilangan

Penulisan gabungan kata


Dalam EYD bahasa indonesia,penulisan gabungan kata di atur sebagai berikut:(a) gabungan
kata yang lazim disebut kata majemuk,termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis
terpisah;(b) gabungan kata,termasuk istilah khusus,yang mungkin menimbulkan kesalahan
pengertian,dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian diantaranya unsur
yang bersangkutan;(c) gabungan kata tertentu ditulis serangkai.aturan penulisan gabungan
kata itu di jelaskan satu persatu berikut ini.
Gabungan kata lazim di sebut kata majemuk,termasuk istilah khusus,unsur-unsurnya ditulis
terpisah,seperti duta besar,orang tua,kambing hitam,persegi panjang,model linear,mata
kuliah,segi empat,meja tulis,rumah sakit daerah
Contoh penulisan yang benar
Rumusan tentang luar segi empat perlu dipahami secara baik.
Kita harus berdoa untuk kedua orang tua

IV Penulisan unsur serapan


Dalam perkembangan , bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai
bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti
sanskerta, arab, portugis, belanda, atau inggris.
Berdasarkan taraf integrasi unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas dua golongan besar.
Pertama, unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia, seperti reshuffel, shuttel cock, Iexploitation de
Ihomm par Ihomme.Unsur-unsur ini di pakai dalam konteks bahasa
indonesiatetapi pengucapan nya masih mengikuti cara asing.
Kedua,unsur pinjaman yang mengucapkannya dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.Dalam hal diusahakan agar
ejaannya hanya diubah seperlunya sehingga bentuk indonesianya masih
dapat dibandingkan dengan bentuk asalnya

PEMAKAIAN TANDA BACA


A. Tanda Titik
1. Tanda titik di pakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
Misalnya:
Ayahku tinggal di Solo
Biarlah mereka duduk di sana
Dia menanyakan siapa yang akan dating
Hari ini tanggal 16 April 1973
Marilah kita mengheningkan cipta
Sudilah Kiranya Saudara mengabulkan permohonan ini
2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
Contoh:
Irwan S. Gatot
George W. Bush
Apabila nama itu ditulis lengkap, tanda titik tidak dipergunakan.
Contoh: Dwiki Halla

Tanda Koma (,)


1. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh: Saya menjual baju, celana, dan topi. [Catatan: dengan koma sebelum
"dan"]
Contoh penggunaan yang salah: Saya membeli udang, kepiting dan ikan. [Catatan:
tanpa koma sebelum "dan"]
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.

Tanda Titik Koma (;)


1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian
kalimat yang sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata
penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di
dapur; adik menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya
sendiri asyik mendengarkan siaran pilihan pendengar.

Tanda Titik Dua (:)


1. Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.
Contoh:

Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan


lemari.

Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi

Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.
Contoh:
Ketua
: Axel
Wakil Ketua
: Putri
Sekretaris
: Helena
Wakil Sekretaris : Michelle

Tanda Hubung (-)


1. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh: anak-anak, berulang-ulang, kemerah-merahan
Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada
tulisan cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan
bagian-bagian tanggal.
Contoh:

p-e-n-g-u-r-u-s

8-4-1973

Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun rasa
emosi yang kuat.
Contoh:

Alangkah mengerikannya peristiwa itu!

Bersihkan meja itu sekarang juga!

Sampai hati ia membuang anaknya!

Merdeka!

Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan
atau transkripsi drama.

Tanda Kurung ((...))


1. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh: Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang
kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) secara
berkala.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh:

Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah Mada)


membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.

Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9) menunjukkan adanya


perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.

Anda mungkin juga menyukai