Anda di halaman 1dari 11

E1AAN DAN TANDA BACA

1. E1AAN
Pada dasarnya ejaan adalah kaidah yang mengandung bahasa tulis
sehingga diperoleh tulisan yang benar. Kaidah tersebut sudah barang tentu
adalah contoh kaidah yang berlaku yang lazim disebut Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
Adapun beberapa hal penting yang ada dalam EYD adalah, antara lain:
O Penulisan huruI
Penulisan huruI terdiri atas:
a. Penulisan huruI kapital atau huruI besar
1. HuruI kapital atau huruI besar dipakai sebagai unsur pertama
kata pada awal kalimat.
Misalnya:
Dia mengantuk.
2. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama petikan langsung.
Misalnya:
Adik bertanya, 'Kapan kita pulang?
3. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama dalam ungkapan
yang berhubungan dengan nama Tuhan dan Kitab Suci,
termasuk kata ganti untuk Tuhan.
Misalnya:
Tuhan akan menunjukkan jalan kepada hamba-Nya
4. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama gelar
kehormatan, keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama
orang.
Misalnya:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam
SyaIii, Nabi Ibrahim.
. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur nama
jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai
sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau
nama tempat.
Misalnya:
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, ProIesor
Supomo.
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama nama
jabatan dan pangkat yang tidak diikuti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Misalnya:
Siapakah ubernur yang baru dilantik itu?
6. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur-unsur nama
orang.
Misalnya:
Amir Hamzah, Dewi Sartika
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama nama orang
yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Misalnya:
Mesin diesel, 10 volt, ampere
7. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama bangsa, suku
bangsa, dan bahasa.
Misalnya:
Bangsa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama nama
bangsa, suku, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
Misalnya:
Keinggris-inggrisan

. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya,, dan peristiwa sejarah.
Misalnya:
tahun Hijriah, bulan Agustus, hari Jumat, Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia.
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama peristiwa
sejarah yang tidak dipkai sebagai nama.
Misalnya:
Soekarno dan Hatta 2emproklamasikan emerdekaan
bangsanya.
9. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama nama geograIi.
Misalnya:
Asia Tenggara, Banyuwangi, Bukit Barisan, Danau Toba,
10. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama semua unsur
nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
nama dokumen resmi, kecuali kata seperti dan.
Misalnya:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat;
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama kata yang
bukan nama negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen
resmi.
Misalnya:
Beberapa badan hukum, kerja sama antara pemerintah dan
rakyat, menurut undang-undang yang berlaku.
11. HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama setiap unsur
bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama badan,
lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Misalnya:

Perserikatan angsa-angsa, Yayasan lmu-lmu Sosial,
&ndang-&ndang Dasar Repulik Indonesia
12.HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama semua kata
(termasuk semua unsur kata ulang sempurna) di dalam nama
buku, majalah, surat kabar dan judul karangan, kecuali
kata seperti di, 0, dari, dan, yan, untu yang tidak terletak
pada posisi awal.
Misalnya:
Bacalah majalah ahasa dan Sastra.
13.HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama unsur singkatan
nama gelar, pangkat, dan sapaan.
Misalnya:
Dr. Doctor, S.E. sarjana ekonomi, Tn. Tuan
14.HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapa, ibu, saudara, aa, adi,
dan pa2an yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
Misalnya:
'Kapan apak Berangkat? tanya Harto.
HuruI kapital tidak dipakai sebagai huruI pertama kata
penunjuk hubungan ekkerabatan yang tidak dipakai dalam
pengacuan atau penyapaan.
Misalnya:
Kita semua harus menghormati bapak dan ibu kita.
1.HuruI kapital dipakai sebagai huruI pertama kata ganti Anda.
Misalnya:
Sudahkah nda tahu?
b. Penulisan huruI miring
1. HuruI miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
buku, majalah dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Misalnya:
majalah ahasa dan Sastra, buku N0ara0rtaa2a karangan
Prapanca, surat kabar Suara Rayat.
2. HuruI miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruI,bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Misalnya:
HuruI pertama kata abad adalah a.
3. HuruI miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama
ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya.
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah arcinia 2an4sta2a.

O Penulisan kata
Penulisan kata terdiri atas:
a. Penulisan kata dasar
1. Kata yang berupa kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
Misalnya:
Buku itu sangat tebal.
b. Penulisan kata turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan
kata dasarnya.
Misalnya:
b0rgetar, dikelola, p0netapan, 20nengok, 202permainan.
2. Jika bentuk dasar berupa gabungan kata, awalan atau akhiran
ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau
mendahuluinya. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung,
Bab V, Pasal E, Ayat .)
Misalnya:
b0rtepuk tangan, garis bawahi, 20nanak sungai
3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat
awalan dan akhiran sekaligus, unsure gabungan kata itu ditulus
serangkai. (Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab
V, Pasal E, Ayat .)
Misalnya:
20ngarisbawahi, 20nyebarluasan
4. Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam
kombinasi, gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya:
adipati, a0r4dinamika, antarkota, anumerta, audi4gram,
awahama, bikarbonat,
bi4kimia, caturtunggal, dasawarsa, d0ameter, d0moralisasi,
dwiwarna,

catatan:
1) Jika bentuk terikat diikuti oleh kata yang huruI awalnya
adalah huruI kapital, diantara kedua unsur itu harus
dituliskan tanda hubung (-).
Misalnya:
n4n-Indonesia, pan-AIrikanisme
2) Jika kata maha sebagai unsur gabungan diikuti kata esa dan
kata yang bukan kata dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
Misalnya:
Marilah kita beersyukur kepada Tuhan an Maha
P0nasih.
. Penulisan kata ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan
tanda hubung.
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati
6. Penulisan gabungan kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk
istilah khusus, unsurunsurnya ditulis terpisah.
Misalnya:
duta besar, kambing hitam
2. Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin
menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis dengan
tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
bersangkutan.
Misalnya:
Alat pandan-d0nar, ana-istri saya, buku s0arah-baru,
20sin-hitun tangan,
3. Gabungan kata berikut ditulis serangkai.
Misalnya:
Adakalanya, akhirulkalam, Alhamdulillah, astaghIirullah,

7. Penulisan kata depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya, kecuali di dalam gabungan kata yang sudah
lazim dianggap sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.

Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini dtulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya 0padanya.

. Penulisan kata sandang 'si dan 'sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada san Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
9. Penulisan partikel
1. Partikel -lah, -kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.

Misalnya:
Bacaah buku itu baik-baik.
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya
adapun,andaipun, ataupun, bagaimanapun, biarpun,
kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
dapun sebab-sebabnya belum diketahui.
aai2anapun juga akan dicobanya menyelesaikan tugas
itu.
3. Partikel per yang berarti mulai`, demi`, dan tiap` ditulis
terpisah dari bagian kalimat yang mendahului atau
mengikutinya.
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji p0r 1 April.
O Penulisan angka dan lambang bilangan, dan
O Penulisan tanda baca
Penulisan tanda baca terdiri atas:
a. Penulisan tanda titik
b. Penulisan tanda koma
c. Penulisan tanda titik koma (;)
d. Penulisan tanda titik dua (:)
e. Penulisan tanda hubung (-)
I. Penulisan tanda pisah
g. Penulisan tanda elipsis


. TANDA BACA
Penulisan tanda baca terdiri atas:
a. Penulisan tanda titik
O Tanda titik senantiasa dipakai pada akhir kalimat yang bukan
merupakan kalimat tanya atau kalimat perintah.
O Tanda titik dipakai pada akhir singkatan nama orang.
O Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar atau titel, jabatan,
pangkat dan sapaan.
O Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah
umum.
O Tanda titik dipakai dibelakang angka atau huruI dalam suatu bagan,
ikhtisar, atau daItar.
O Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukkan waktu.
O Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka, jam, menit, dan detik
yang menunjukkan jangka waktu.
O Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka ribuan yang
menunjukkan jumlah.
O Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan angka ribuan jika tidak
menunjukkan jumlah.
O Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan yang terdiri dari huruI-huruI
awal suatu kata atau suku kata, atau yang terdapat dalam akronim
yang sudah diterima masyarakat.
O Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan
ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang.
O Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala
karangan, atau kepala ilustrasi, tabel dan sebagainya.
O Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat, atu nama dan alamat penerima surat.
b. Penulisan tanda koma
O Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu pemerincian
atau pembilangan.
O Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk
kalimat apabila anak kalimat itu mendahului induk kalimat.
O Tanda koma tidak lagi dipakai jika induk kalimatnya mendahului anak
kalimat.
O Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara dengan kalimat
setara lainnya yang didahului oleh kata tetapi, melainkan, meskipun,
walaupun, dan sebagainya.
O Tanda koma dipakai di belakang kata/ungkapan penghubung yang
terdapat pada awal kalimat.
O Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti di bawah ini :
o,aduh, wah, amboi, hai, ya dan sebagainya. Dengan syarat kata-kata
tersebut terletak pada awal kalimat.
O Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain dalam kalimat.
O Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang
susunannya dibalik dalam daItar pustaka.
O Tanda koma dipakai diantara tempat penerbitan, nama penerbit, dan
tahun penerbitan.
O Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan dan diantara
rupiahdan sen dalam bilangan.
c. Penulisan tanda titik koma (;)
O Tanda titik koma dipakai untuk memisah bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
O Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara didalam
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
d. Penulisan tanda titik dua (:)
O Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila di
ikuti rangkaian atau pemerian.
O Tanda titik dua dipakai sebagai sesudah kata atau ungkapan atau
pemerian.
O Tanda titik dua dipakai dalam sebuah teks drama sesudah kita yang
menunjukkan pelaku dalam percakapan atau (dialog).
O Tanda titik dua tidak dipakai jika suatu rangkaian pemberian
merupakan pelengkap yang mengakhiri suatu pernyataan.
e. Penulisan tanda hubung (-)
O Tanda hubung dipakai pada saat suatu kata terpaksa dipenggal suku-
sukunya karena pergantian baris.
O Tanda hubung dipakai sebagai penghubung kata ulang (dua kata yang
merupakan perulangan).
O Tanda hubung menyambung huruI dari kata yang di eja satu-satu.
O Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-
bagian suatu ungkapan.
O Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia
dengan unsur bahasa asing.
I. Penulisan tanda pisah
O Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan khusus di luar bagian kalimat.
O Tanda pisah dipakai diantara dua bilangan atau tanggal yang berarti
'sampai dengan atau diantara dua nama kota yang berarti 'ke dan
'sampai.
g. Penulisan tanda elipsis
O Elipsis menggambarkan adanya kalimat yang terputus-putus.
O Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu petikan ada bagian
yang dihilangkan.

Anda mungkin juga menyukai