Anda di halaman 1dari 6

ISTILAH NILAI, KARAKTER, AKHLAK, MORAL,

BUDI PEKERTI, DAN ETIKA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Pendidikan Nilai yang Dibina oleh Bapak
Drs. Murip Yahya, M. Pd
Asisten Bapak Pepen Supendi, M. Ag

Oleh:
Evi Hanifah
NIM: 1209201020

Jurusan Kependidikan Islam/MPI


Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG 2012 M/ 1433 H


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia di dunia ini saling berinteraksi atau biasa di sebut dengan istilah sosialisasi. Dalam bersosialisasi
banyak hal yang terlihat kepermukan baik itu dalam sikap, bertutur kata maupun yang lainnya, dan hal
ini akan menimbulkan penilaian terhadap seseorang di hadapan atau di mata orang lain. Apalagi
penilaian di hadapan Sang Pencipta itu yang mana sebagai insan yang baik dituntut untuk senantiasa
berperilaku baik dan menghindari perbuatan yang buruk.
Dalam hal ini ada beberapa istilah berkaitan dengan tingkah seseorang, maka supaya lebih mengetahui
lagi tentang istilah-istilahnya, pada kesempatan kali ini penulis akan mencoba memaparkan hal tersebut
pada makalah ini dengan judul:
“Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti, dan Etika”
B. Rumusan Masalah
Pengertian Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti, dan Etika.
1. Apa Pengertian Istilah Nilai
2. Apa Pengertian Istilah Karakter
3. Apa Pengertian Istilah Akhlak
4. Apa Pengertian Istilah Moral
5. Apa Pengertian Istilah Budi Pekerti
6. Apa Pengertian Istilah Etika
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Istilah Nilai
2. Untuk Mengetahui Istilah Karakter
3. Untuk Mengetahui Istilah Akhlak
4. Untuk Mengetahui Istilah Moral
5. Untuk Mengetahui Istilah Budi Pekerti
6. Untuk Mengetahui Istilah Etika
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Istilah Nilai, Karakter, Akhlak, Moral, Budi Pekerti, dan Etika.
1. Istilah Nilai
Kata value secara bahasa Indonesia menjadi nilai, bahasa Latin yaitu valere, bahasa Prancis Kuno yaitu
valoir (Encyclopedia of Real Estate Terms, 2002). Sebatas arti denotatifnya, valere, valoir, value, atau
nilai dapat dimaknai sebagai harga. Namun, kata tersebut akan berbeda makna/tafsiran apabila
dihubungkan dengan objek yang lain.
“A thing has or is a value if and when people behave toward it so as to retain or increase their
possession of it.” George Lunberg. (sesuatu memiliki atau bernilai jika orang bersikap terhadap hal ini
untuk mempertahankan atau meningkatkan milik mereka itu).
“anything capable of being appreciated (wished for) is a value”. Robert Part and E. W. Burgess. (apapun
mampu dihargai/ menginginkan adalah sebuah nilai).
Nilai adalah keyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. (Gordon Allport:
1964). Nilai adalah patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di
antara cara-cara tindakan alternatif. (Kuperman, 1983). Nilai adalah alamat sebuah kata “ya” (value is
address of a yes), apabila diterjemahkan secara kontekstual, nilai adalah sesuatu yang ditunjukkan
dengan kata “ya”. Nilai merupakan konsepsi (tersirat atau tersurat, yang sifatnya membedakan individu
atau ciri-ciri kelompok) dari apa yang diinginkan, yang mempengaruhi pilihan terhadap cara, tujuan
antara dan tujuan akhir tindakan. (Kluckhon, Brameld: 1957)
“(value are) the desirable end states which act as a guide to human endeavor or the most general
statements of legitimate ends which guide social action”. Ncil J. Smelser. (nilai adalah) negara tujuan
yang diinginkan yang bertindak sebagai panduan untuk usaha manusia atau pernyataan yang paling
umum dari ujung yang sah yang memandu tindakan sosial).
Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa nilai merupakan sebuah pilihan, di sini terdapat rujukan
dan keyakinan dalam mengambil tindakan atau menentukan sebuah pilihan.
2. Istilah Karakter
Secara harfiah karakter artinya kualitas mental atau moral, kekuatan moral, nama atau reputasi (Hornby
dan Parnwell, 1972: 49). Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, karakter adalah sifat-sifat kejiwaan,
akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain, tabiat, watak. Berkarakter artinya
mempunyai watak mempunyai kepribadian (Kamisa, 1997: 21).
Dalam Dorland’s Poket Medical Dictionary (1968: 126) dinyatakan bahwa karakter adalah sifat nyata dan
berbeda yang ditunjukkan oleh individu. Di dalam kamus psikologi dinyatakan bahwa karakter adalah
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, biasanya mempunyai
kaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1992: 29).
Menurut Hamka, karakter adalah kualitas atau kekuatan mental dan moral, akhlak atau budi pekerti
individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain.
Dari pernyataan di atas dapat ditarik pengertian bahwa karakter merupakan kepribadian yang
mencakup beberapa aspek yang luas, baik itu kualitas atau kekuatan mental seseorang, tercakup di
dalamnya juga akhlak atau juga budi pekerti dan ini merupakan kepribadian khusus yang dimiliki oleh
individu.
3. Istilah Akhlak
“Akhlak” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pusat Bahasa hanya diartikan budi pekerti dan
kelakuan. Padahal akhlak mempunyai makna yang lebih dari sekedar budi pekerti atau kelakuan. Akhlak
hubungan yang khusus antara makhluq dan Khaliq. Secara ringkas bisa dijelaskan seperti ini:
a. Khalik (Allah Maha Pencipta)
Allah Sang Pencipta, yang menciptakan segala sesuatu. Alam semesta beserta isinya termasuk manusia
di dalamnya, dari makhluk yang ppaling kecil hingga yang terbesar, dari makrokosmos hingga
mikrokosmos adalah ciptaan Allah.
        
   
“Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berrkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka
(cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: ‘Jadilah’. Lalu jadilah dia” (QS. Al-Baqarah: 117)
      
   •      
   •      
“Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan
(untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga
dan empat. Allah menmbahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
Allah Maha Kuasa menciptakan segala sesuatu dan menetapkan hukum-hukum atas segala sesuatu itu.
Serta dia pula yang mengatur bagaimana sebaiknya berhubungan dengan-Nya.
b. Khalaqa (kemampuan Allah mencipta)
Allah mempunyai kemampuan luar biasa, yaitu menciptakan segala sesuatu dari tidak ada menjadi ada.
Manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, batu besi, bulan, mmatahari, bintang, tata surya, galaksi dan lain
sebagainya.
         

“Dan tidakkah manusia itu memikirkan bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakannya dahulu,
sedang ia tidak ada sama sekali?” (Maryam: 67)
c. Makhluq (hasil ciptaan Allah)
Makhluk adalah hasil karya (kreasi) Allah, yang dapat bergerak dan tumbuh berkembang. Berbagai jenis
makhluk Allah ciptakan dan tersebar di seluruh pelosok langit dan bumi. Bahkan di bumi-bumi yang lain,
yang tidak pernah kita bayangkan eksistensinya.
       
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus
mengurus makhluk-Nya.” (QS. Ali Imran: 2)
        
     
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri
segala apa yang ada di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada
Allahlah mereka dikembalikan.” (QS. Ali Imran: 83)
d. Akhlaq (sifat Allah pada ciptaan-Nya)
Akhlak adalah proyeksi hidup manusia dalam mencerminkan peranan sifat-sifat Allah sebagai ‘abdillah
untuk mengemban amanah Sang Khaliq. Atau memerankan sifat-sifat Khaliq yang ada dalam diri setiap
makhluk, yang dapat menciptakan segala sesuatu dari diri manusia.
     
“Sesungguhnya Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang
tinggi, yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (QS. Shaad: 46)
Menurut Hamka, akhlak mulia adalah perwujudan dari sikap mental seorang abdillah yang tunduk patuh
pada Kehendak Khaliq, pasrah dan taat menerapkan aturan (syariat) yang telah ditetapkan Khaliq (Tuhan
Sang Maha Pencipta). Seorang yang berakhlak mulia berarti dia memahami peranannya sebagai
makhluk ciptaan Sang Khaliq yang harus selalu memberikan pencerahan, kebaikan dan kedamaian
kepada sesama makhluk.
Dari pernyataan di atas bahwa akhlak adalah ketaatan seorang makhluk terhadap Sang Pencipta yaitu
dengan berlaku baik dan memberikan ketentraman serta kedamaian terhadap sesama makhluk yang
telah diciptakan oleh Tuhan.
4. Istilah Moral
Ajaran moral adalah ajaran tentang bagaimana manusia harus hidup dan berbuat agar menjadi manusia
yang baik. Moral merupakan sistem nilai atau konsensus sosial tentang motivasi, perilaku dan perbuatan
tertentu dinilai baik atau buruk. Falsafah moral: falsafah atau penalaran moral yang menjelaskan
mengapa perbuatan tertentu dinilai baik, sedangkan perbuatan lain buruk. Falsafah moral menghasilkan
teori-teori etika. Teori-teori etika: kerangka untuk berpikir tentang apakah suatu perbuatan dapat
diterima dinilai dari pendekatan moral. Dua teori etika klasik yang paling terkenal adalah Utilitiarisme
dan Deontologi. Teori utilitiarisme menilai baik-buruknya suatu tindakan dari hasil atau dampak
tindakan itu. Jika hasilnya baik (the greatest good for the greates number), secara moral tindakan itu
adalah baik. Teori deontologi berkata lain; lakukan kewajiban (Deon = Kewajiban), jangan lihat hasil atau
dampaknya. Merupakan asas-asas etika: penerapan teori-teori etika dalam praktek. Dua asas etika klasik
adalah beneficence (kewajiban untuk berbuat baik) dan norma leficence (kewajiban untuk tidak
melakukan hal-hal yang merugikan orang lain). Dua asas etika kontemporer adalah menghormati
manusia (respect for reason) dan keadilan (justice).
5. Istilah Budi Pekerti
Budi pekerti pada kamus bahasa Indonesia merupakan kata majemuk dari kata budi dan pekerti. Budi
berarti sadar atau yang menyadarkan atau alat kesadaran. Pekerti berarti kelakuan. Secara terminologi,
kata budi ialah yang ada pada manusia yang berhubungan dengan kesadaran, yang didorong oleh
pemikiran, rasio yang disebut dengan nama karakter. Sedangkan pekerti ialah apa yang terlihat pada
manusia, karena didorong oleh perasaan hati, yang disebut behavior. Jadi dari kedua kata tersebut
budipekerti dapat diartikan sebagai perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa
dan tingkah laku manusia. Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat
bersifat positif maupun negatif. Budi pekerti itu sendiri selalu dikaitkan dengan tingkah laku manusia.
Budi pekerti didorong oleh kekuatan yang terdapat di dalam hati yaitu rasio. Rasio mempunyai tabiat
kecenderungan kepada ingin tahu dan mau menerima yang logis, yang masuk akal dan sebaliknya tidak
mau menerima yang analogis, yang tidak masuk akal. Di sini dapat dikatakan bahwa budipekerti
merupakan implementasi daripada karakter individu.
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur.” (QS. Al-Qalam: 4)
Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash ra., ia berkata: “Pribadi Rasulullah saw. bukan orang yang keji dan
bukan orang yang jahat. Bahkan beliau bersabda: “Sesungguhnya orang yang paling baik di antara kalian
adalah yang paling baik budi pekertinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Di sini pula ada keterangan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa budi pekerti
merupakan kepribadian Rasulullah saw. maka dari itu kita sebagai umatnya mesti meneladani perilaku
berbudi pekerti.
6. Istilah Etika
Etika adalah ilmu tentang kajian formal tentang moralitas. Franz Magnis Suseno menyebut etika sebagai
ilmu yang mencari orientasi bagi usaha manusia untuk menjawab pertanyaan yang amat fundamental:
bagaimana saya harus hidup dan bertindak? Etika merupakan suatu wilayah kajian tentang nilai baik-
buruk. Sebagai ilmu etika setara dengan logika yang mengkaji struktur berpikir logis dan estetika yang
mejelaskan perolehan dan kualitas nilai indah-tidak indah. Ahmad Amin (1988) mendefinisikan etika
sebagai ilmu yang menjelaskan arti baik-buruk, tindakan yang harus dilakukan manusia terhadap yang
lain, tujuan yang harus dicapai, dan jalan yang harus ditempuh. Obyek kajian etika adalah segala
perbuatan manusia yang dilakukan atas dasar kehendak atau tidak dengan kehendak, tetapi dapat
diikhtiarkan ketika sadar.
Dalam sosiologi, etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku orang-orang dari lingkungan budaya tertentu.
Bagi praktisi profesional termasuk dokter dan tenaga kesehatan lainnya etika berarti kewajiban dan
tanggung jawab memenuhi harapan (ekspektasi) profesi dan masyarakat, serta bertindak dengan cara-
cara yang profesional, etika adalah salah satu kaidah yang menjaga terjalinnya interaksi antara pemberi
dan penerima jasa profesi secara wajar, jujur, adil, profesional dan terhormat.
Dari pernyataan di atas bahwa etika merupakan kajian antara baik dan buruk dan ini identik dengan
moral, seseorang dapat beretika sesuai dengan apa yang dilakukannya maupun yang dikehendakinya

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Nilai merupakan sebuah pilihan, di sini terdapat rujukan dan keyakinan dalam mengambil tindakan atau
menentukan sebuah pilihan. Karakter merupakan kepribadian yang mencakup beberapa aspek yang
luas, baik itu kualitas atau kekuatan mental seseorang, tercakup di dalamnya juga akhlak atau juga budi
pekerti dan ini merupakan kepribadian khusus yang dimiliki oleh individu. Akhlak adalah ketaatan
seorang makhluk terhadap Sang Pencipta yaitu dengan berlaku baik dan memberikan ketentraman serta
kedamaian terhadap sesama makhluk yang telah diciptakan oleh Tuhan. Ajaran moral adalah ajaran
tentang bagaimana manusia harus hidup dan berbuat agar menjadi manusia yang baik. Budipekerti
merupakan perpaduan dari hasil rasio dan rasa yang bermanifestasi pada karsa dan tingkah laku
manusia. Penerapan budi pekerti tergantung kepada pelaksanaanya. Budi pekerti dapat bersifat positif
maupun negatif. Etika merupakan kajian antara baik dan buruk dan ini identik dengan moral, seseorang
dapat beretika sesuai dengan apa yang dilakukannya apakah mau bertingkah baik atau mau bertingkah
buruk itu sesuai apa yang dikehendaki oleh individu tersebut. Yang jelas dalam ajaran agama Islam oleh
Allah telah diperintahkan kepada umat muslim untuk selalu berakhlak yang mulia.
Kaitan nilai dengan istilah-istilah lain itu lebih mencerminkan sebagai proses yang menyatu daripada
sebagai dua istilah yang terpisahkan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul, Aziz Hamka. 2011. Pendidikan Karakter Berpusat pada Hati. Jakarta: Al-Mawardi
Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Mulyana, Rahmat. 2011. Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Reasher, Nicholas. 1969. Introduction to Value Theori. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs, N.J
Nawawi, Imam. 1999. Terjemahan Riyadhus Shalihin Jilid I. Jakarta: Pustaka Amani.
http://id.wikipedia.org/wiki/Akhlak (10 Maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai