Anda di halaman 1dari 10

INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA


APARAT DESA KELURAHAN UNDRUSBINANGUN

Hera Wahdah Humaira


Dosen PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Sukabumi
hera_humaira87@yahoo.co.id

Asep Firdaus
Dosen PBSI FKIP Universitas Muhammadiyah Sukabumi
asepfirdaus2204@gmail.com

Abstrak: Interferensi bahasa merupakan pengaruh sebuah bahasa digunakan dalam hubungannya dengan bahasa lain.
Interferensi merupakan kekeliruan terhadap tata bahasa pemakainya. Penelitian ini berlatar belakang ketidaktahuan
masyarakat dalam penggabungan dua bahasa yaitu bahasa sunda dan bahasa Indonesia. Hasil analisis data dalam
penelitian ini yaitu jumlah tuturan sebanyak 10 tuturan. Tuturan tersebut meliputi 9 tuturan yang termasuk kedalam
jenis pemindahan unsur dari satu bahasa ke bahasa lain dan hanya 1 jenis termasuk kepada penerapan unsur-unsur
yang tidak berlaku pada bahasa kedua ke dalam bahasa pertama. Sehingga kesalahan aparat desa hanya berkaitan
dengan pencampuran antara bahasa sunda dan bahasa Indonesia.
Kata Kunci: Masyarakat tutur, Kedwibahasaan, Interferensi bahasa.

PENDAHULUAN berada di daerah undrus binangun seperti


Pada dasarnya manusia bertindak tutur ungkapan ini menurut Poejosoedarmo
dengan bahasa, bahasa sebagai cara manusia Sebenarnya, jika dilihat dari segi
mengekspresikan keinginannya dalam bentuk kepentingan bahasa Indonesia, pengaruh
yang berasal dari bahasa pertama atau
kontak bahasa. Di dalam diri penutur dari bahasa daerah ada yang memang
menggunakan beberapa bahasa. Masyarakat menguntungkan, tetapi ada juga yang
dari berbagai daerah hendaknya mampu mengacaukan. Interferensi yang
menggunakan lebih dari satu bahasa, baik mengacaukan ini menimbulkan bentuk-
bentuk dan menjadi saingan terhadap
bahasa daerah maupun bahasa kedua yaitu bentuk yang sudah lama dan mapan
bahasa persatuan. Pada kenyataannya dalam bahasa Indonesia. Pengaruh dari
masyarakat undrus binangun sebagai bahasa daerah akibat interferensi yang
masyarakat daerah memiliki bahasa yang mengacaukan ini merupakan akibat
sampingan sebagai konsekuensi
kacau atau tidak sesuai dengan kaidah bahasa. keterbukaan bahasa Indonesia. Sekarang
Seperti yang diungkapkan oleh Aslinda dkk, ini kita tengah menghadapi semua
2007: 65) bahwa interferensi dianggap sebagai bentuk pengaruh itu (Poejosoedarmo
gejala tutur, terjadi hanya pada dwibahasawan dalam Aslinda dkk, 2007:66).
dan peristiwanya dianggap sebagai Kecerdasan berbahasa hendaknya dapat
penyimpangan. terimplikasi pada kontak bahasa.
Sulitnya memperbaiki bahasa Indonesia Masyarakatnya bisa bertutur sesuai dengan
yang mengalami penyimpangan di Indonesia fungsi kebahasaan. Seperti yang diungkapkan
dikarenakan penuturnya yang mengacaukan Widjono (2005:15) bahwa kecerdasan
bahasanya. Masyarakat tutur hendaknya berbahasa terkait dengan kemampuan
memiliki kualitas bahasa yang lebih baik. menggunakan sistem dan fungsi bahasa dalam
Dapat diamati ketika masyarakat berbicara mengolah kata, kalimat, paragraf, wacana
dengan dwibahasa tetapi masih terdapat argumentasi, narasi, persuasi, deskripsi,
kesalahan. Hal ini yang terlihat ketika analisis atau pemaparan, dan kemampuan
mengamati aparat desa ketika berbicara yang menggunakan ragam bahasa secara tepat

Utile Jurnal kependidikan 165


INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

sehingga menghasilkan kreativitas baru dalam menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
berbagai bentuk dan fungsi kebahasaan. oleh masyarakat daerahnya. Dan setelah
Masyarakat sunda yang berada di daerah mereka berinteraksi di luar kelurahan yang
pedesaan merupakan masyarakat yang paling mereka hadapi justru aparat desa yang
kecil yang tinggal di Jawa Barat. Secara fakta memiliki pemahaman bahasa Indonesia yang
masyarakat daerah tidak mempedulikan baik.
penggunaan bahasanya. padahal bahasa bukan Terjadinya inferensi bahasa sunda kedalam
milik perseorangan tetapi berkaitan dengan bahasa Indonesia disebabkan oleh beberapa
orang lain. ketika aparat desa berbicara di faktor. Faktor-faktor tersebut tak jarang
ruang publik tentunya harus disesuaikan bermula dari ketidakpahaman masyarakatnya
dengan kelompoknya yaitu kelompok dalam menggunakan bahasa Indonesia yang
pekerjaan seperti yang dikemukakan oleh baik.
Aslinda & Syafyahya (2007:25) menyatakan Permasalahan yang dihadapi oleh aparat
“Bila kita lihat masalah penggunaan bahasa desa adalah menggunakan bahasa sunda yang
bukanlah milik perseorangan, melainkan milik di gabungkan dengan bahasa kedua atau
suatu kelompok masyarakat, baik kelompok bahasa Indonesia. Sehingga bahasa itu
budaya, kelompok umur, kelompok pekerjaan, dikatakan masih keliru.
maupun kelompok sosial. Jika ini
dihubungkan dengan kedwibahasaan bahwa IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
bahasa bukan masalah perseorangan Terjadinya interferensi bahasa sunda
melainkan masalah yang timbul dalam suatu kedalam bahasa Indonesia disebabkan oleh
kelompok pemakai bahasa.” beberapa faktor. Sehingga hal ini
Masyarakat daerah sangat rentan terhadap menimbulkan beberapa pemikiran
pengaruh luar sehingga dalam berkomunikasi permasalahan yaitu:
dengan masyarakat lainnya menggunakan 1. Terdapat Penggunaan bahasa Sunda
bahasa campuran antara bahasa sunda dengan yang digabungkan dengan bahasa Indonesia?
bahasa Indonesia, menyebabkan mereka 2. Jenis Interferensi yang digunakan oleh
sering kali menjadi korban pengaruh bahasa. aparat desa undrus Binangun?
Selain itu masalah dwibahasaan seringkali
tidak jelas maksud bahasanya. Pengaruh TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
bahasa dari luar bisa menjadi kesalahan Berdasarkan permasalahan yang dihadapi
berbahasa, pengaruh bahasa yang berdampak oleh aparat desa Undrusbinangun perlu
terhadap perkembangan bahasa Indonesia. dilakukan perbaikan bahasa Indonesia yang
Ragam bahasa menjadi perkembangan baik untuk membangun kualitas pendidikan
bahasa dan ragam bahasa daerah menjadi bahasa Indonesia yang lebih baik..
bahasa kebudayaan, hampir setiap hari aparat Widjono (2005: 16) menyatakan bahwa
desa yang bekerja di kelurahan undrusbinagun kecerdasan merupakan bagian dari karakter
berkomunikasi menggunakan bahasa sunda amnesia. Kemampuan bahasa yang efektif,
akan tetapi dalam situasi formal maka harus logis, sistematis, lugas, jelas, dan mudah
menggunakan bahasa indonesia. Sehingga dipahami merupakan refleksi kecerdasan.
inferensi bahasa tidak salah tempat dan salah Oleh karena itu, dalam setiap kesempatan
penerimaan. aparat desa akan menggunakan bahasa
Fenomena ragam bahasa menunjukan Indonesia sebagai bahasa persatuan dan dapat
bahwa Indonesia kaya dengan kebudayaannya. menggunakan bahasa sesuai dengan kondisi
Terbatasnya pengetahuan bagi aparat desa di dan situasi.
kelurahan menjadikan masyarakatnya lebih Untuk mencapai pendidikan yang lebih
memilih untuk menggunakan bahasa ibu baik dan kualitas bahasa yang lebih baik.
dengan asumsi mereka hanya ingin Sehingga aparat desa tergerak untuk memiliki
Utile Jurnal kependidikan 166
INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

pengetahuan mengenai bahasa dan mengatahui itu atau masyarakat itu adalah sebuah
pengaruh percampuran antara dwibahasa. masyarakat tutur. Selain itu untuk dapat
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan dikatakan satu masyarakat tutur adalah perlu
penelitian ini ingin mendeskripsikan adanya perasaan di antara penuturnya bahwa
bagaimana interferensi bahasa sunda di desa mereka merasa menggunakan tutur yang sama
undrus binangun kedalam bahasa Indonesia Masyarakat perkotaan atau modern
dan mendeskripsikan pengaruh interferensi mempunyai kecenderungan memiliki
bahasa sunda pada aparat desa di undrus masyarakat tutur yang lebih terbuka dan
binangun terhadap penggunaan bahasa cenderung menggunakan berbagai variasi
Indonesia. dalam bahasa yang sama. Sedangkan
masyarakat desa atau tradisional bersifat lebih
LANDASAN TEORI tertutup dan cenderung menggunakan variasi
dalam beberapa bahasa yang berlainan.
1. Masyarakat Tutur Penyebab kecenderungan itu adalah berbagai
Fishman dalam Chaer dan Agustina faktor sosial dan faktor kultural. Kenyataan ini
(2004:36), memberi batasan bahwa memberikan gambaran bahwa apapun latar
masyarakat tutur ialah suatu masyarakat yang belakangnya masyarakat tutur berinteraksi
anggota-anggotanya setidak-tidaknya sesuai dengan lingkungan dia berada dan
mengenal satu variasi tutur beserta norma- berbahasa sesuai dengan kebudayaannya
norma yang sesuai dengan pemakaiannya. Hal masing-masing.
ini menjelaskan bahwa masyarakat tutur
bersifat netral dalam arti dapat digunakan 2. Kedwibahasaan
secara luas dan besar serta dapat pula Menurut Mackey (Aslinda, 2007:24)
digunakan dalam menyebut masyarakat kecil Kedwibahasaan adalah the alternative use of
atau sekelompok orang yang menggunakan two of more languages by same individual.
bahasa relatif sama dan mempunyai penilaian Dalam membicarakan kedwibahasaan
yang sama dengan pemakaian bahasanya. tercakup beberapa pengertian, seperti: masalah
Sekaitan dengan hal itu Ibrahim (1993:126) tingkat, fungsi, pertukaran atau alih kode,
menjelaskan bahwa masyarakat tutur adalah percampuran atau campur kode, interferensi,
kelompok manusia yang ditandai oleh dan integrasi.
interaksi regular dan sering, dengan Masyarakat yang memiliki dua bahasa
menggunakan isyarat-isyarat verbal dan cenderung memiliki kemungkinan situasi
terpisahkan dari kelompok-kelompok yang interferensi bahasa yang lebih besar.
lain menurut perbedaan dalam penggunaan Masyarakat di undrus binangun cenderung
bahasa. mendengar satu bahasa dari orang tertentu.
Masyarakat tutur mempunyai penilaian Dan bahasa kedua mereka dapatkan dari
yang sangat penting di dalam masyarakat. pendidikan di luar lingkungan rumah mereka.
Masyarakat tutur memiliki bahasa yang sesuai Permasalahan masyarakat mengenai bahasa
dengan masyarakat lainnya dan dapat sampai saat ini semakin berlanjut, dan
diterima. menimbulkan banyak ketidaktahuan
Menurut Chaer dan Agustina (2004:36) masyarakatnya. Pemerintah hanya menjadi
mendefinisikan masyarakat tutur sebagai suatu pemantau perkembangan masyarakatnya dan
kelompok orang atau masyarakat yang bukan memantau bahasa masyarakatnya.
memiliki verbal repetoir yang relatif sama Beberapa cara mengukur kedwibahasaan
serta mereka mempunyai penilaian yang sama menurut W.E Lambert dalam Mar’at (2009:
terhadap norma-norma pemakaian bahasa 92) telah mengembangkan suatu alat untuk
yang digunakan di dalam masyarakat itu. mengukur kedwibahasaan dengan mencatat
Maka dapat dikatakan bahwa kelompok orang hal-hal berikut.
Utile Jurnal kependidikan 167
INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

a. Waktu reaksi seseorang terhadap dua 3. Penerapan unsur-unsur yang tidak berlaku
bahasa pada bahasa kedua kedalam bahasa
Bila kecepatan reaksinya sama, maka pertama.
dianggap sebagai dwibahasawan. Misalnya 4. Pengabaian struktur bahasa kedua karena
dalam menjawab pertanyaan yang sama, tetapi tidak terdapat padanannya dalam bahasa
dalam bahasa yang berbeda. Disini yang pertama.
diukur adalah kemampuan dalam segi
ekspresinya. METODE PENELITIAN
b. Kecepatan reaksi dapat diukur pula 1. Metode Penelitian
bagaimana seseorang melaksanakan perintah- Metode penelitian yang digunakan dalam
perintah yang diberikan dalam bahasa yang menyusun penelitian terhadap permasalahan
berbeda. Jadi, disini lebih melihat kemampuan diatas, peneliti dalam melakukan penelitian
dalam segi reseptifnya. menggunakan metode penelitian sebagai
c. Kemampuan seseorang melengkapkan berikut:
suatu perkataan. a. Spesifikasi Penelitian
Misalnya, kepada subyek diberikan kata-kata Menurut Sugiyono (2008:105) menyatakan
yang tidak sempurna kemudian ia harus definisi metode deskriptif analisis sebagai
menyempurnakannya. berikut:
d. Mengukur kecenderungan “Metode Deskriptif Analisis
(preferences) pengucapan secara spontan. merupakan metode penelitian dengan
cara mengumpulkan data-data sesuai
Dalam hal ini kepada subyek diberikan suatu dengan yang sebenarnya kemudian
perkataan yang sama tulisannya, tetapi data- data tersebut disusun, diolah dan
berbeda pengucapannya dalam dua bahasa. dianalisis untuk dapat memberikan
Misalnya: tulisan “nation” harus dibaca dan gambaran mengenai masalah yang
ada.”
diucapkan secara spontan oleh dwibahasawan
inggris-perancis. Kemudian dilihat apa yang b. Metode Pendekatan
diucapkannya, “nasion” (perancis) atau Adapun dalam penelitian ini,penulis
“nesjan” (inggris). menggunakan metode penelitian kualitatif.
Menurut Sugiyono (2008:3) bahwa :
3. Jenis-jenis Interferensi Bahasa Metode penelitian kualitatif digunakan
Alwasilah dalam Aslinda dkk (2007:66) untuk mendapatkan data yang
mengatakan interferensi berarti adanya saling mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah
pengaruh antarbahasa. Pengaruh itu dalam data yang sebenarnya, data yang pasti
bentuk yang paling sederhana berupa yang merupakan suatu nilai di balik
pengambilan satu unsur dari satu bahasa dan data yang tampak. Oleh karena itu
digunakan dalam hubungannya dengan bahasa dalam penelitian kualitatif tidak
menekankan pada generalisasi tetapi
lain. lebih menekankan pada makna.
Interferensi dapat saja terjadi pada semua
tuturan bahasa dan dapat dibedakan dalam
beberapa jenis. Weinreich dalam Aslinda dkk 2. Tahap Penelitian
(2007: 66) mengidentifikasi empat jenis Sumber dan teknik pengumpulan data
interferensi sebagai berikut. dalam penelitian disesuaikan dengan fokus
1. Pemindahan unsur dari satu bahasa ke dan tujuan penelitian, maka penelitian ini
bahasa lain. melakukan dua tahap, sebagai berikut
2. Perubahan fungsi dan kategori unsur a. Studi Observasi
karena proses pemindahan. Nasution dalam Sugiyono (2008:64)
menyatakan bahwa, observasi adalah dasar
semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya
Utile Jurnal kependidikan 168
INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta 2. Perubahan fungsi dan kategori unsur
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh karena proses pemindahan.
melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan 3. Penerapan unsur-unsur yang tidak berlaku
sering dengan bantuan berbagai alat yang pada bahasa kedua kedalam bahasa
sangat canggih, sehingga benda-benda yang pertama.
sangat kecil (proton dan elektron) maupun 4. Pengabaian struktur bahasa kedua karena
yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat tidak terdapat padanannya dalam bahasa
diobservasi dengan jelas. pertama.
b. Studi Wawancara Sehingga dalam penelitian ini jenis
Menurut Sugiyono (2008:72) Wawancara interferensi yang digunakan untuk
digunakan sebagai teknik pengumpulan data mengidentifikasi interferensi bahasa sunda
apabila peneliti ingin melakukan studi kedalam bahasa Indonesia dalam beberapa
pendahuluan untuk menemukan permasalahan bahasa yang digunakan aparat desa dalam
yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti berkomunikasi.
ingin mengetahui hal-hal dari responden yang Berdasarkan hasil penelitian, jumlah
lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini tuturan yang diungkapkan aparat desa dalam
mendasarkan diri pada laporan tentang diri kegiatan pemberian informasi kepada
sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya masyarakat adalah sebanyak 10 tuturan.
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Tuturan tersebut meliputi 9 tuturan yang
memenuhi pemindahan unsur dari satu bahasa
3. Analisis Data ke bahasa lain dan hanya 1 jenis termasuk
Data yang terkumpul akan dianalisis secara kepada penerapan unsur-unsur yang tidak
kualitatif. Motode kualitatif menghasilkan berlaku pada bahasa kedua ke dalam bahasa
data bersifat deskriptif analisis yaitu pertama.
menggambarkan analisis pendapat responden Dari keseluruhan data tersebut, terdapat
dan narasumber, masyarakat serta sumber- jenis interferensi bahasa yaitu pemindahan
sumber hukum sekunder lainnya. Data-data unsur dari satu kebahasa lain dan penerapan
tersebut diteliti dan dipelajari secara unsur-unsur yang tidak berlaku pada bahasa
menyeluruh. Berdasarkan pemikiran tersebut kedua ke dalam bahasa pertama dapat
Sugiyono (2008: 87) mengatakan metode dideskripsikan sebagai berikut.
kualitatif dapat diperoleh dari berbagai (1) Peneliti : “Bapak mohon maaf kami
sumber, dengan menggunakan teknik dosen Universitas Muhammadiyah
pengumpulan data yang bermacam-macam Sukabumi mau mengadakan Penelitian
(triangulasi) dan dilakukan secara terus di kelurahan Undrus Binangun “
menerus sampai datanya jenuh. Dengan (2) Deden P. Bendi : “Mangga tapi
pengamatan yang terus menerus tersebut sanes kunanaon didieu mah
mengakibatkan variasi data tinggi sekali. masyarakatna kedah dijelaskan
maksadna sanes bade nyumbang dana
HASIL DAN PEMBAHASAN tapi bade penelitian”
1. Jenis Interferensi Bahasa Sunda Terjemahan:
kedalam Bahasa Indonesia Peneliti : “Bapak mohon maaf
Jenis interferensi yang digunakan dalam kami dosen Universitas Muhammadiyah
penelitian ini diadopsi dari jenis interferensi Sukabumi mau mengadakan Penelitian
menurut Weinreich dalam Aslinda dkk (2007: di kelurahan Undrus Binangun
66) mengidentifikasi empat jenis interferensi Deden P. Bendi: “Silakan tapi bukan
antara lain. apa-apa disini masyarakatnys harus
1. Pemindahan unsur dari satu bahasa ke dijelaskan maksudnya, bukan mau
bahasa lain.
Utile Jurnal kependidikan 169
INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

memberikan bantuan dana tapi mau merupakan interferensi dalam bidang leksikal
penelitian” yaitu kelas kata verba saurna dalam bahasa
Konteks : Pada saat peneliti Indonesia yaitu katanya
mensosialisasikan maksud dan kedatangan (4) Peneliti: ”Pak untuk perbaikan jalan
kami untuk penelitian ke undrusbinangun dan ada bantuan dari pemerintah kabupaten”
dijawab dengan mangga termasuk kedalam Deden P. Bendi: “muhun saurna dari
jenis interferensi penerapan unsur-unsur yang APBN oleh pemerintah kabupaten”
tidak berlaku ke dalam bahasa pertama. Terjemahan:
Pada tuturan (1) Kata mangga termasuk Peneliti: ”Pak untuk perbaikan jalan
interferensi dalam bidang leksikal mangga ada bantuan dari pemerintah kabupaten”
termasuk kelas kata nomina bukan kelas kata Deden P. Bendi: “Iy katanya dari
verba. Kemudian pada kata maksadna APBN oleh pemerintah kabupaten”
termasuk kepada interferensi morfologi
afiksasi –an akhiran-an. Dan kata kunanaon Konteks :
termasuk kepada interferensi morfologi Pada saat mencari tahu informasi mengenai
perulangan.kata kedah, sanes dan bade jalan yang rusak di undrus binangun dan
merupakan interferensi dalam bidang leksikal dijawab dengan menyisipkan bahasa sunda.
yaitu kelas kata verba Termasuk ke dalam jenis interferensi
pemindahan unsur dari satu bahasa ke bahasa
(3) Peneliti : “Pak jalan undrus binangun lain.
masih rusak ya pak “ Pada tuturan (3) terdapat kata muhun
Deden P. Bendi : “muhun, tapi nanti termasuk interferensi dalam bidang
ada dana bantuan ti provinsi bade gramatikal. Kemudian tuturan pada kata
ngabantos ngabangun jalan saurna saurna merupakan interferensi dalam bidang
bade bulan Agustus” leksikal dengan jenis kelas kata verba kata
Terjemahan: saurna dalam bahasa Indonesia yaitu katanya.
Peneliti : “Pak jalan undrus
binangun masih rusak ya pak” (5) Deden P. Bendi : “Di Universitas
Deden P. Bendi : “Iya, tapi nanti ada Muhammadiyah aya saudara bapak
dana bantuan dari provinsi mau putra mamang kuliah di jurusan PGSD
membantu membangun jalan katanya “
mau bulan Agustus” Peneliti : “oh gtu ya pak sekarang
Konteks : Pada saat mencari tahu informasi semester berapa?namanya siapa pak”
mengenai jalan yang rusak di undrus Terjemahan:
binangun dan dijawab dengan bahasa sunda Deden P. Bendi : “Di Universitas
dan bahasa Indonesia. Termasuk ke dalam Muhammadiyah ada saudara bapak
jenis interferensi Pemindahan unsur dari satu anak dari paman kuliah di jurusan
bahasa ke bahasa lain. PGSD”
Pada tuturan (2) terdapat kata muhun Peneliti : “oh gtu ya pak sekarang
termasuk interferensi dalam bidang gramatikal semester berapa?namanya siapa pak”
dan pada tuturan ti dalam bahasa Indonesia Konteks : Pada saat seorang aparat desa
adalah dari. Tuturan bade merupakan pak deden mencari tahu tentang keponakannya
interferensi leksikal kelas kata verba arti kata dan pertanyaannya pun dwibahasa. Termasuk
bade yaitu mau. Kemudian tuturan ngabantos ke dalam jenis interferensi pemindahan unsur
dan ngabangun merupakan interferensi dari satu bahasa ke bahasa lain.
morfologi dapat diamati awalan /nga-/ artinya Pada tuturan (4) kata aya termasuk
dapat disejajarkan dengan awalan /me-/ dalam interferensi dalam bidang fonologi
bahasa Indonesia. Tuturan kata saurna memindahkan bunyi [d] menjadi [y].

Utile Jurnal kependidikan 170


INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

kemudian kata mamang merupakan kelas kata jenis interferensi pemindahan unsur dari satu
pronomina yang digunakan seharusnya bahasa ke bahasa lain.
paman. Pada tuturan (6) pada kata biasana
(6) Deden P. Bendi: “Ibu di Universitas termasuk kepada interferensi morfologi
Muhammadiyah Mahasiswana seeur”! penanggalan akhiran –nya karena sejajar
Peneliti : “Banyak pak” dengan akhiran-nya dalam bahasa Indonesia,
Terjemahan: kata nyarios termasuk ke dalam interferensi
Deden P. Bendi : “Ibu di Universitas gramatikal sanes merupakan kelas kata
Muhammadiyah Mahasiswanya nomina yang artinya tidak, kata nanaon
banyak”! merupakan interferensi morfologi perulangan
Peneliti : “Banyak pak” dengan mendapat awalan [nanaon] sedangkan
kata apanan merupakan gramatikal dan
Konteks : Tuturan ini terjadi pada saat akhiran na pada kata seeurna termasuk ke
kepala desa pak deden menanyakan banyak dalam interferensi morfologi proses
atau tidaknya mahasiswa di Universitas penanggalan afiks/akhiran dan sejajar dengan
Muhammadiyah. Konteks ini termasuk ke akhiran nya. Kata ngangge dan ngartos
dalam jenis interferensi pemindahan unsur termasuk ke dalam interferensi morfologi
dari satu bahasa ke bahasa lain. proses penanggalan afiks/awalan sejajar
Tuturan (5) terdapat kata seeur menunjukan dengan awalan me-. ngangge diartikan
interferensi dalam bidang leksikal numeralia. memakai dan ngartos yaitu mengerti.
(7) Peneliti : “Bapak saya meminta bapak
untuk meluangkan waktunya kepada (8) Peneliti : “Pak dari pemerintah pernah
kami dalam penelitian penggunaan memberikan bantuan kepada masyarakat
bahasa sunda di undrusbinangun”? disini”?
Deden P. Bendi : “Bapak biasana Deden P. Bendi :” Dalam setiap kegiatan
nyarios bahasa sunda dan masyarakat pernah sakali abdi dipasian beras bulog ku
disini kebanyakan menggunakan bupati. Tapi masyarakat teh protes
bahasa Sunda sanes nanaon apanan kusabab beasna kirang sae”
warga didieu mah seeurna ngangge Terjemahan:
bahasa sunda jadi teu ngartos upami Peneliti : “Pak dari pemerintah pernah
abdi ngangge bahasa Indonesia teh.” memberikan bantuan kepada masyarakat
Terjemahan: disini”?
Peneliti : “Bapak saya meminta bapak Deden P. Bendi :” Dalam setiap kegiatan
untuk meluangkan waktunya kepada pernah sekali saya dikasih beras bulog
kami dalam penelitian penggunaan oleh bupati. Tapi masyarakat protes
bahasa sunda di undrusbinangun”? karena berasnya kurang baik”
Deden P. Bendi : “Bapak biasanya Konteks :
berbicara bahasa sunda dan Pada saat meminta izin untuk meneliti
masyarakat disini terbiasa bahasa. Pada tuturan ini termasuk ke dalam
menggunakan bahasa Sunda bukan jenis interferensi pemindahan unsur dari satu
apa-apa karena banyaknya warga bahasa ke bahasa lain.
disini menggunakan bahasa sunda jadi Pada tuturan (7) pada kata sakali termasuk
masyarakat tidak mengerti kalau saya interferensi dalam bidang fonologi bunyi {e}
menggunakan bahasa Indonesia.” menjadi (a) pada bahasa sunda sedangkan kata
abdi merupakan interferensi dalam bidang leksikal
Konteks : kelas kata pronomina dalam bahasa Indonesia abdi
Pada saat meminta izin untuk meneliti itu saya. Kata dipasian termasuk ke dalam
bahasa. Pada tuturan ini termasuk ke dalam interferensi morfologi proses penanggalan
Utile Jurnal kependidikan 171
INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

afiks/gabungan /di-nya/ sehingga jika bahasa (10) Deden P. Bendi :”bu kalau kegiatan
Indonesia sejajar dengan kata diberinya. Kata ini dilaksanakan di mana saja, bapak
teh termasuk ke dalam interferensi gramatikal kin nelepon ka ibu upami aya rapat di
yang artinya itu. Kata kusabab merupakan kecamatan.
interferensi dalam bidang gramatikal, kata Peneliti :”Kami meneliti tentang
kirang merupakan interferensi dalam bidang bahasa, bisa bahasa yang digunakan
fonologi yaitu perubahan fonem fokal /u/ yaitu oleh bapak atau aparat desa yang lain,
kata kurang jadi /i/ pada kata kirang, kata sae baik dalam memberikan informasi,
termasuk interferensi bidang leksikal kelas acara rapat di desa atau di kota pak
kata adjektiva yaitu dalam bahasa Indonesia saya nanti diundang. Oh iya pak
/baik/. terimakasih”
(9) Peneliti :”Sekarang undrus binangun Terjemahan:
sudah lebih baik dari pengelolaan Deden P. Bendi : bu kalau kegiatan ini
kelurahan, aparat desanya bertambah” dilaksanakan di mana saja, bapak
Deden P. Bendi :”Muhun kadang- nanti telepon ke ibu jika ada rapat di
kadang upami henteu gaduh kecamatan.
kasabaran mah jalmi teh alim damel Peneliti :”Kami meneliti tentang bahasa,
di desa teh sabab untuk aparat desa bisa bahasa yang digunakan oleh bapak
mah gajina saalit” atau aparat desa yang lain, baik dalam
Terjemahan: memberikan informasi, acara rapat di
Peneliti : Sekarang undrus binangun desa atau di kota pak saya nanti
sudah lebih baik dari pengelolaan diundang. Oh iya pak terimakasih”
kelurahan, aparat desanya bertambah.
Deden P. Bendi : iya, terkadang kalau Konteks : Kepala desa menanyakan tentang
bukan kesabaran dari orangnya, aparat kegiatan penelitian. Pada tuturan ini termasuk
desa pada tidak mau kerja di desa ke dalam jenis interferensi pemindahan unsur
karena aparat desa itu gajinya sedikit. dari satu bahasa ke bahasa lain.
Konteks :
Kondisi dimana seorang peneliti menanyakan Tuturan kepala desa pada data (9) pada kata
mengenai pengelolaan kelurahan yang sudah kin,upami, termasuk ke dalam interferensi
lebih baik. Pada tuturan ini termasuk ke dalam gramatikal yang artinya upami /jika/ kin
jenis interferensi pemindahan unsur dari satu /nanti. Kata nelepon, ka, dan aya merupakan
bahasa ke bahasa lain. interferensi bidang fonologi seharusya dalam
Pada tuturan (8) pada kata upami, henteu, bahasa Indonesia /telepon/ /ke/ dan /ada/.
gaduh termasuk ke dalam interferensi (11) Deden P Dendi :”Bapak ini dosen dari
gramatikal yang artinya upami /jika/ henteu UMMI ngiring sareung abdi bade
/tidak/ dan gaduh /punya/. Kata jalmi yang penelitian”
gramatikal artinya upami/ jika/ henteu /tidak/ Camat Kadudampit :”Ya silakan-
dan gaduh /punya/, sedangkan kata jalmi silakan”
artinya manusia atau orang merupakan Terjemahan:
interferensi dalam bidang leksikal kelas kata Deden P Dendi :”Bapak ini dosen dari
nomina sedangkan kata teh termasuk ke dalam UMMI ikut dengan saya mau
interferensi gramatikal yang artinya itu penelitian”
sedangkan kata alim merupakan interferensi Camat Kadudampit :”Ya silakan-
gramatikal yang artinya tidak mau sedangkan silakan”
damel dalam bidang leksikal kelas kata verba
yang artinya kerja. Konteks : Pada saat kepala kelurahan undrus
binangun berbicara tentang peneliti kepada

Utile Jurnal kependidikan 172


INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

kepala camat kadudampit. Pada tuturan ini yang sama, tetapi dalam bahasa yang
termasuk ke dalam jenis interferensi berbeda. Disini yang diukur adalah
pemindahan unsur dari satu bahasa ke bahasa kemampuan dalam segi ekspresinya.
lain. 2. Kecepatan reaksi dapat diukur pula
Data (10) di atas pada kata ngiring, bagaimana seseorang melaksanakan
sareung, bade termasuk ke dalam interferensi perintah-perintah yang diberikan dalam
leksikal kelas kata verba yang artinya ngiring bahasa yang berbeda. Jadi, disini lebih
/ikut/ sedangkan kata sareung dalam bahasa melihat kemampuan dalam segi
Indonesia dengan dan kata bade /mau/ reseptifnya.
merupakan interferensi gramatikal dan yang 3. Kemampuan seseorang melengkapkan
terahir kata abdi merupakan interferensi dalam suatu perkataan.
bidang leksikal kelas kata pronomina dalam Misalnya, kepada subyek diberikan kata-
bahasa Indonesia abdi itu saya. kata yang tidak sempurna kemudian ia
harus menyempurnakannya.
2. Jawaban Tertulis dan Hasil 4. Mengukur kecenderungan (preferences)
Wawancara pengucapan secara spontan.
Untuk mengetahui interferensi bahasa Dalam hal ini kepada subyek diberikan
sunda pada masyarakat undrus binangun perlu suatu perkataan yang sama tulisannya,
mengetahui kedwibahasaan yang tetapi berbeda pengucapannya dalam dua
dipergunakan aparat desa. Pedoman bahasa. Misalnya: tulisan “nation” harus
wawancara yang digunakan adalah pedoman dibaca dan diucapkan secara spontan oleh
wawancara berdasarkan cara mengukur dwibahasawan inggris-perancis.
kedwibahasaan menurut W.E Lambert dalam Kemudian dilihat apa yang diucapkannya,
Mar’at (2009: 92) telah mengembangkan “nasion” (perancis) atau “nesjan”
suatu alat untuk mengukur kedwibahasaan (inggris)
dengan mencatat hal-hal berikut.
1. Waktu reaksi seseorang terhadap dua Sehingga dalam penelitian ini jenis
bahasa kesalahan yang digunakan untuk
Bila kecepatan reaksinya sama, maka mengidentifikasi interferensi pada
dianggap sebagai dwibahasawan. kedwibahasaan dalam penggunaan bahasa
Misalnya dalam menjawab pertanyaan aparat desa adalah:
Tabel 5.1
Jenis Wawancara

No Jenis dwibahasaan Definisi Jawaban

1 Waktu reaksi seseorang Kesalahan yang terjadi pada kepala desa ini seringkali disebabkan Reaksi ada
terhadap dua bahasa karena reaksi menjawab ketika peneliti memberikan pertanyaan pencampuran
dalam membaca soal sehingga jawaban yang diberikan kepala desa antara bahasa
seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sehingga ada sunda dan bahasa
pencampuran antara bahasa sunda dan bahasa Indonesia . Indonesia

2 Kecepatan reaksi dapat Kecepatan reaksi dapat diukur pula bagaimana seseorang Memahami
diukur pula bagaimana melaksanakan perintah-perintah yang diberikan dalam bahasa yang dengan baik
seseorang berbeda misalnya ketika peneliti memberikan penjelasan: tentang konsep
melaksanakan perintah- perkenalkan pak saya hera wahdah humaira dosen dari UMMI dan penelitian hanya
perintah yang diberikan rekan saya pak Asep saya mau sosialisasi tentang pelaksanaan ungkapan bahasa
dalam bahasa yang penelitian dan kepala desa menjawab oh muhun mangga, berapa sunda muhun
berbeda lama penelitiannya? mangga sering
diungkapkan.

Utile Jurnal kependidikan 173


INTERFERENSI BAHASA SUNDA DALAM PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA....

3 Kemampuan seseorang Kemampuan seseorang melengkapkan suatu perkataan. Aparat desa


melengkapkan suatu Pada dasarnya ketika berdiskusi tidak diajak untuk kearah ini dan memahami
perkataan. Misalnya, nampaknya kepala desa ketika berbicara menggunakan kalimat yang kalimat yang
kepada subyek lengkap lengkap
diberikan kata-kata
yang tidak sempurna
kemudian ia harus
menyempurnakannya.

4 Mengukur Dalam hal ini aparat desa tidak diuji untuk diberikan suatu perkataan Aparat desa
kecenderungan yang sama tulisannya, tetapi berbeda pengucapannya mampu
(preferences) membedakan
pengucapan secara tulisan yang sama
spontan. walaupun
pengucapannya
berbeda

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Dengan adanya penelitian interferensi Aslinda, dan Syafyahya. 2007. Pengantar
bahasa sunda kedalam bahasa Indonesia pada Sosiolinguistik. Bandung: rafika
aparat desa maka aparat desa sebagai pemakai Aditama
bahasa senantiasa memahami kesalahan Chaer dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik
penggunaan bahasa Sunda yang digabungkan Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka
dengan bahasa Indonesia dan juga peneliti Cipta.
mengetahui jenis interferensi yang digunakan Ibrahim, Abd. S. 1993. Kapita Selekta
oleh aparat desa undrus Binangun. Jika ada Sosiolinguistik. Surabaya: Usaha Offset
penelitian lagi yang sekaitan dengan hal ini Printing.
bisa turut memperbaiki dan memperkecil Mar’at, S. 2009. Psikolinguistik. Bandung:
kesalahan penggunaaan interferensi bahasa Refika Aditama.
sunda kedalam bahasa Indonesia sehingga Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian
selalu ada perubahan untuk penggunaan Kualitatif. Bandung: Alvabeta.
bahasa Indonesia yang lebih baik lagi. Widjono. 2005. Bahasa Indonesia (Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo.

Utile Jurnal kependidikan 174

Anda mungkin juga menyukai