Anda di halaman 1dari 7

1.

Ada berapa macam morfem? Jelaskan!


morfem dapat dibagi menjadi dua macam yaitu morfem bebas dan
morem ikat. Morfem bebas ialah morfem yang dapat berdiri dalam
tuturan biasa , atau morfem yang dapat berfungsi
sebagai kata, misalnya : bunga, cinta, sawah, kerbau. Morfem ikat yaitu
morfem yang tidak dapat berdiri sendiri dalam tuturan biasa, misalnya :
di-, ke-, -i, se-, ke-an. Disamping itu ada bentuk lain seperti juang, gurau,
yang selalu disertai oleh salah satu imbuhan baru dapat digunakan
dalam komunikasi

yang

wajar.

Samsuri

1982:188

)menamakan

bentuk-bentuk
seperti

bunga,

cinta,

bentukbentukseperti

sawah,

dan

kerbau dengan

istilah

di-,ke-, -i, se-, ke-an dengan nama

akar;

afiks atau

imbuhan; dan juang, guraudengan istilah pokok. Sementara itu Verhaar


(1984:53) berturut-turut dengan istilah

dasar afiks atau

imbuhan dan

akar. Selain itu ada satu bentuk lagi seperti belia, renta, siuryang masingmasing hanya mau melekat pada bentuk muda, tua, dan simpang, tidak
bisa dilekatkan pada bentuk lain. Bentuk seperti itu dinamakan morfem
unik.
Dalam bahasa-bahasa tertentu, ada pula bentuk-bentuk biasanya
sangat pendek yang mempunyai fungsi memberikan fasilitas, yaitu
melekatnya

afiks

atau

bagi

afiksasi

selanjutnya.

Contoh

dalam

bahasa Sangsekerta, satuan /wad/ menulis tidak akan dibubuhi afiks


apabila tidak didahului dengan pembubuhan satuan /a/ sehingga terjelma
bentuk sekunder atau bentuk kedua yakni satuan /wada/ yang dapat yang
dapat memperoleh akhiran seperti wadati, wadama. Bentuk /a/ seperti itu
disebut pembentuk
dasar.

Sehubungan dengan distribusinya, afiks atau imbuhan dapat pula


dibagi menjadi imbuhan terbuka dan tertutup. Imbuhan terbuka yaitu
imbuhan

yang

setelah

melekat

pada

suatu

benda

masih

dapat

menerima kehadiran imbuhan lain. Sebagai contoh afiks /pr/ setelah


dibubuhakn pada satuan
Satuan

/prbsar/

/bsar/

menjadi

perbesar /prbsar/.

masih menerima afiks lain seperti /di/ sehingga

menjadi /diprbsar/. Imbuhan /pr/ dinamakan imbuhan terbuka, karena


masih dapat menerima kehadiran afiks /di/. Sedangkan yang dimaksud
dengan imbuhan tertutup ialah imbuhan atau afiks yang setelah melekat
pada suatu bentuk tidak dapat menerima kehadiran bentuk lain, misalnya
afiks /di/ setelah melekat pada satuan /baca/ menjadi

/dibaca/

tidak

dapat menerima kehadiran afiks lainnya. Afiks /di/ itulah merupakan


contoh afiks atau imbuhan tertutup

2.
I.

Coba Jelaskan pembagian kata menurut Aliran Tradisional!


Penggolongan secara Tradisional
Penggolongan secara tradisional ini dapat dibagi

menjadi

sepuluh jenis kata, yaitu:


1.
Kata Benda (Nomina)
Kata benda adalah nama dari semua benda/yang dibendakan.
Kata benda ada dua jenis, yaitu:
a) Kata benda konkret yaitu kata benda yang dapat diserap
pancaindera seperti:
1. Nama diri, misalnya ayah, ibu, adik, dll.
2. Nama benda, misalnya meja, pintu, dll.
b) Kata benda abstrak adalah kata benda yang tidak dapat
diserap

pancaindera

seperti:

cinta,

keimanan,

harapan,

keyakinan, dll.
2.

Kata Kerja (Verba)


Kata kerja adalah kata yang bermakna terdapat aktivitas atau
kegiatan.
Contoh: lari, belajar, pergi, dll.

Ciri-ciri kata kerja:


a) Memiliki fungsi utama sebagai predikat/inti predikat.
b) Mengandung makna inheren perbuatan, proses, keadaan yang
bukan sifat atau kualitas.
c) Verba yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks teryang berarti paling.
d) Tidak dapat bergabung dengan kata yang memiliki makna
kesangatan.
3.

Kata Sifat (Adjektiva)


Kata sifat adalah kata yang menyatakan sifat atau keadaan dari

suatu benda.
Contoh: kecil, berat, merah, dll.
4.

Kata Ganti (Pronomina)


Kata ganti adalah segala kata yang dipakai untuk menggantikan
kata atau yang dibendakan.
Kata ganti dibagi menjadi enam yaitu:
a) Kata ganti orang (aku, kami, engkau, kamu, dia, mereka).
b) Kata ganti empunya (-ku, -nya, mereka).
c) Kata ganti penunjuk (di sini, di situ, di sana, dll).
d) Kata ganti penghubung (yang).
e) Kata ganti penanya (apa, siapa, mana).
f) Kata ganti tak tentu (masing-masing, barangsiapa, seseorang,
dll.)

5.

Kata Keterangan

Kata keterangan dapat dibagi menjadi 14 jenis, yaitu:


a) Keterangan waktu (sekarang, nanti).
b) Keterangan mutu (cepat-cepat, nyenyak).
c) Keterangan tempat (di, ke, dari).
d) Keterangan jumlah (tiga, sedikit).
e) Keterangan modalitas (memang, benar, rupanya, semoga,
dll).
f) Keterangan alat (dengan).
g) Keterangan aspek (akan, mulai, sedang).
h) Keterangan syarat (kalau, jikalau).
i) Keterangan perlawanan( meskipun, biarpun).
j) Keterangan sebab( karena).
k) Keterangan akibat (hingga, akhirnya).
l) Keterangan tujuan (agar, supaya).
m) Keterangan perbandingan (bagaikan).
n) Keterangan perwatasan (kecuali, hanya).
6.

Kata Bilangan
Adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau jumlah
kumpulan atau jurusan nama-nama benda.
a) Bilangan utama (satu, dua, tiga, dll).
b) Bilangan tak tentu (berapa, segala, semua).
c) Bilangan tingkat (pertama, kedua, dll).
d) Bilangan kumpulan (kedua, kesepuluh, dll).

7.

Kata Sambung
Kata yang berfungsi sebagai perangkai kata, bagian
kalimat, atau penghubung kalimat.
a) Menyatakan gabungan (dan, sedang).
b) Menyatakan pertentangan (tetapi, melainkan).
c) Menyatakan waktu (ketika, sementara).
d) Menyatakan tujuan (agar, supaya).
e) Menyatakan sebab (karena).
f) Menyatakan syarat (jika, asal).
g) Menyatakan pilihan (atau).

8.

Kata Depan (Preposisi)


Adalah

kata

yang

merangkaikan

kata-kata/

bagian-bagian

kalimat.
a) di, ke, dari, digunakan untuk merangkaikan kata-kata yang
menyatakan tempat/ dianggap tempat.
b) Pada, menyatakan orang, nama orang atau binatang, dipakai
juga sebagai pengganti di yang menunjukkan nama waktu
sebagai kiasan.
c) Ada

kata

depan

yang

sebenarnya

tidak

begitu

tepat

dimasukkan sebagai kata depan, namun hal ini sering


digunakan dalam tindak berbahasa. Misalnya: di mana, yang
mana, oleh, dalam, atas, guna, untuk, berkat, terhadap, dll.
9.

Kata Sandang
Kata sandang tidak mempunyai arti, tetapi mempunyai fungsi,

yaitu:

a) Menentukan kata benda.


b) Menyubstansikan suatu kata (si, sang, yang).
10.

Kata Seru (Interjeksi)


Penggolongan tata bahasa tradisional khususnya mengenai
jenis kata, kadang memang tidak sepenuhnya bisa diterima
secara sistematis. Salah satu contohnya adalah menggolongkan
kata seru ke dalam salah satu jenis kata. Kata seru dipakai orang
sebagai

cetusan

perasaan

yang

spontan

dan

merupakan

kesatuan sintaksis.
Contohnya: aduh, wow, amboi
3.
I.

Coba jelaskan pembagian kata menurut Aliran Struktural!


Penggolongan secara Struktural
Penggolongan ini membagi jenis-jenis kata atas empat bagian besar,
yaitu:
1. Kata Benda
Kata beda adalah kata yang menyebut benda atau yang
dibendakan,

misalnya:

meja,

kursi,

rumah,

sawah,

tanah,

kemerdekaan, dll.
Kata benda dibedakan menjadi dua:
a. Kata benda konkret, kata benda yang dapat diserap oleh panca
indera. Contoh: meja, kursi, pakaian, dll.
b. Kata benda abstrak, kata benda yang tidak dapat diserap oleh
panca indera. Contoh: perjalanan, perbuatan, kemanusiaan, dll.
2. Kata Kerja
Kata kerja adalah kata yang bermakna melakukan aktivitas atau
kegiatan, lebih jelas kalau dikatakan melakukan pekerjaan. Contoh:
menyanyi, tidur, menangis, dll.
3. Kata Sifat
Kata sifat adalah kata yang memberi penjelasan tentang suatu
benda.
Contoh: cantik, pandai, jauh, marah, dll.
4. Kata Tugas

Kata tugas tidak lain adalah kata depan dan kata penghubung
dalam tatabahasa tradisional.
Contoh: di, ke, dari, untuk, kepada, daripada, walaupun, tetapi,
bahkan, dll.
4.

Ada berapa macam frasa? Jelaskan dan beri contohnya!


Frasa diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
a) frasa endosentris dan frasa eksosentris. Frasa

eksosentris

adalah frasa yang gabungan kedua unsurnya sangat erat,


sehingga

kedua

unsurnya

tidak

dapat

dipisahkan sebagai

pengisi fungsi sintaksis. Contohnya frasa di pasar, dari


Medan, atau Sang Saka.
b) Frasa endosentris adalah frasa yang salah satu unsurnya dapat
ditinggalkan kedudukannya
masih

dapat

diterima.

sebagai

pengisi

fungsi

sintaksis

Misalnya frasa mobil dinas, sate

kambing, dan ayam jantan.

Anda mungkin juga menyukai