Anda di halaman 1dari 12

Dasar-dasar Ilmu Pendidikan

“Pendidikan Sebagai Suatu Sistem”

OLEH:
KELOMPOK 5

ADHITYA DWI SEPTIAN (17065052)


SUCI RAHMADANI (17076023)

DOSEN PEMBIMBING : Dra. Hj. Izzati, M.pd

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu
tecurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya serta kami
selaku umatnya. Semoga kita mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.

Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pedagogik dengan judul “Pendidikan Sebagai Suatu Sistem”. Makalah ini membahas tentang
Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem, Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan, serta
Komponen-Komponen Pendidikan.

Makalah ini tentu tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Sati, M.Pd selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Pedagogik dan semua pihak yang telah membantu memberikan saran serta masukan untuk
menyempurnakan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah kami
menjadi lebih baik dan berguna di masa yang akan datang.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang
saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta
didik menuju kedewasaannya.

Di dalam kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi
yang melekat dengan kehidupan sehari-hari, dewasa ini pendidikan telah dipandang sebagai
suatu fungsi yang melekat dengan kehidupan itu sendiri.

Memperoleh pendidikan sudah merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan
pribadi, masyarakat dan bangs. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam
pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan sosial dan
ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian profesional dalam
manajemennya serta memerlukan berbagai kehlian yang bersifat interdisipliner dalam
memecahkan masalahnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian Pendidikan Sebagai Suatu sistem ?

2. Apa saja Komponen-komponen pendidikan ?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem.

2 Mengetahui Komponen-Komponen Pendidikan.


BAB I I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Pendidikan atau pedagogik memiliki beberapa pengertian. Pendidikan (pedagogik) secara


etimologis adalah berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari kata “PAIS”, artinya anak, dan
“AGAIN”, diartikan membimbing. Jadi sederhananya adalah bimbingan yang diberikan kepada
anak.

Sedangkan secara Definitif pendidikan (pedagogiek) adalah suatu kegiatan bimbingan yang
dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa kepada orang yang
belum dewasa (baca : anak) sehingga timbul hubungan antara keduanya yang bertujuan untuk
mendewasakannya.

Sedangkan sistem secara etimologis berasal dari bahasa yunani “systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan.

Menurut Zahara Idris(1987) Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen
atau elemen-elemen atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional
yang teratur, tidak secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product).
Contoh tubuh manusia merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll, yang komponennya
mempunyai fungsi masing-masing yang satu dengan yang lain, satu sama lain saling berkaitan
sehingga mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seorang pakar sosiologi, Bachtiar (1988) mengemukakan bahwa sistem adalah sejumlah satuan
yang berhubungan satu dengan yang lainnya sedemikian rupa sehingga membentuk suatu
kesatuan yang biasanya berusaha mencapai tujuan tertentu. Pada bagian yang sama Bachtiar
menambahkan bahwa sistem adalah seperangkat ide atau gagasan, asas, metode, dan prosedur
yang disajikan sebagai suatu tatanan yang teratur.

Pada dasarnya sistem hanya terdiri atas dua jenis, yaitu sistem tertutup dan siste terbuka. Sistem
tertutup di dalam proses kerjanya tidak dipengaruhi lingkungan luar, sedangkan sistem terbuka di
dalam proses kegiatannya memperoleh masukan dari luar lingkungannya. Pada sistem terbuka
tejadi sistem yang dinamis, yaitu sistem dipengaruhioleh sistem yang berada di luarnya.

Suatu sistem didalamnya mengandung hal-hal sebagai berikut :

1. Adanaya suatu kesatuan organis.

2. Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis.


3. Adanya hubungan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya.

4. Adanya gerak atau dinamika.

5. Adanya tujuan yang ingin dicapai.

Sistem merupakan suatu hal yang aktif, bergerak, menuju ke arah tertentu. Maka perlu
disadari bahwa sistem itu terdapat suatu konsep dasar dan cita-cita. Sebaai suatu gerak untuk
mencapai tujuan yang diinginkan, secara terus-menerus suatu sistem pendidikan akan selalu
bersifat dinamis kontekstual dan untuk itu suatu sistem pendidkan haruslah terbuka terhadap
tuntutan kualitas( tingkat baik buruknya sesuatu ).

Upaya pendidikan merupakan aktifitas yang kompleks, yang melibatkan sejumlah


komponen pendidikan yang saling berinterkasi satu sama lain. Apabila upaya pendidikan hendak
dilakukan secara terencanadan teratur, maka berbagai komponen dan saling hubungannya perlu
dikenali, dikaji, dan dikembangkan sehingga mekanisme kerja komponen-komponen itu secara
menyeluruh dan terpadu akan dapat membuahkan hasil yang optimal. Oleh karena itu,
pengkajian tentang upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai arti yang penting.

2. Pengertian Sistem

Beberapa definisi sitem menurut ahli:

a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir; suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh. (Tatang M. Amirin, 1992:10)

b. Sistem meruapakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama


berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. (Tatang Amirin, 1992:10)

c. Sistem merupakan sehimpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dan


berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu. (Tatang Amirin, 1992:11)

d. Sistem adalah satu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-elemen
atau unsusr-unsur sebagai sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak
secara acak yang salaing membantu untuk mencapi suatu hasil (Product). Contoh tubuh manusia
merupakan satu jaringan daging, otak, urat-urat, dll yang komponen mempunyai fungsi masing-
masing yang satu dengan yang lain satu sama lain saling berkaitan sehingga mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. (Menurut Zahara Idris,1987)

Banyak definisi yang digunakan untuk menjelaskan arti kata”sistem” diatas, maka
disimpulkan diataranya sebagai berikut:
a. Sistem adalah suatu kebetulan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir,suatu himpunan
atau panduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan
yang kompleks atau utuh.

b. Sistem merupakan himpunan komponen yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi
untuk mencapai suatu tujuan.

c. Sistem merupakan suatu himpunan komponen atau subsistem yang terorganisasikan dna
berkaitan sesuai rencana untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Ciri-ciri umum dari sistem yaitu sebagai berikut:

a. Sistem merupakan suatu kesatuan yang berstruktur

b. Kesatuan terdiri dari sejumlah komponen yang saling berpengaruh.

c. Masing-masing komponen memiliki fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan


fungsi struktur,yaitu mencapai tujuan sistem.

d. kemampuan menyesuaikan diri dengan lingkungan

3. Tujuan Pendidikan Sebagai Sistem

Pendidikan sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal:

1. Sistem pendidikan secara mikro

Pendidikan secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik. Polanya lebih
merupakan sebagai upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi,
yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan belajar. Kemudian fungsi
pendidik lebih merupakan sebagai pengirim pesan (senders) melalui kegiatan pembelajaran di
kelas ataupun di luar kelas.

2. Sistem pendidikan secara makro

Dalam kajian makro, sistem pendidikan menyangkut berbagai hal atau komponen yang
lebih luas lagi, yaitu terdiri dari :

a) Input (masukan)

Berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya manusia, masukan instrumental
berupa kurikulum, silabus dsb, masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana
pendidikan yang harus disiapkan.
b) Proses

Yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan proses belajar mengajar atau proses
pembelajaran di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini termsuk di
dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang mempengaruhinya,
serta telaah kegiatan pembelajaranyang dilakukan pendidikdalam kerangka memberikan
kemudahan kepada peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran.

c) Keluaran (output)

Yaitu hasil yang diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan/peserta
didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan yang diharapkan dalam
tujuan yang ingin dicapai. Namun juga keluaran penddikan mencakup segala hal yang dihsilkan
oleh garapan pendidikan berupa : kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa
(services) dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa karya intelektual
ataupun karya yang sifatnya fisik material.

4. Pendidikan formal, non-formal, dan informal sebagai sebuah sistem.

Pendidikan formal yang sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian


jenjang pendidikan yang telah baku, misalnya SD,SMP,SMA, dan PT. Pendidikan nonformal
lebih difokuskan pada pemberian keahlian atau skill guna terjun ke masyarakat. Pendidikan
informal adalah suatu fase pendidikan yang berada di samping pendidikan formal dan nonformal.

Dapat disimpulkan bahwa pendidikan formal, nonformal, dan informal ketiganya hanya
dapat dibedakan tetapi sulit dipisah-pisahkan karena keberhasilan pendidikan dalam arti
terwujudnya keluaran pendidikan yang berupa sumberdaya manusia sangat bergantung kepada
sejauh mana ketiga sub-sistem tersebut berperanan.

B. Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan

Proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu:

1. Subjek yang dibimbing (peserta didik).

2. Orang yang membimbing (pendidik)

3. Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif)

4. Ke arah mana bimbingan ditujukan (tujuan pendidikan)

5. Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan)

6. Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode)


7. Tempat dimana peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan)

C. Komponen-Komponen Pendidikan

Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah komponen. Masing-masing


komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara bersama-sama melaksanakan fungsi struktur,
yaitu mencapai tujuan sistem. Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses
pendidikan atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen, yaitu :

 Tujuan Pendidikan

 Peserta Didik

 Pendidik

 Metode Pendidikan

 Isi Pendidikan / Materi Pendidikan

 Lingkungan Pendidikan

 Alat dan Fasilitas Pendidikan

Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.

1. Tujuan Pendidikan

Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian
juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya
tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.

a. Ilmu pengetahuan normatif

Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-


norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.

b. Ilmu pengetahuan praktis

Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah
laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga
pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat.

Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan
hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan sekaligus
akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2. Peserta Didik

Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan perkembangan konsep
pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja memberikan konsekuensi pada
pengertian peserta didik. Kalau dulu orang mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak
pada usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang
dewasa.

3. Pendidik

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis
pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik
di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong
pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam
lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik
dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik
adalah sebagai berikut

a. Orang Dewasa

Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang dewasa,
sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki pandangan hidup yang
pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita hidup tertentu termasuk
cita-cita untuk mendidik.

b. Orang Tua

Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati dalam lingkungan
keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang pertama yang berlandaskan pada
hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka.

Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang
memikirkantentang pendidikan.

c. Guru/Pendidik di Sekolah

Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak langsung mendapat tugas
dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru
sebagai pendidik harus memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun
persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari
tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan
(profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang
ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan

Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan
sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian
manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.

4. Metode Pendidikan

Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan.
Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik,yaitu :

 Metode Diktatoral

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa perkembangan manusia
semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan
otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.

 Metode Liberal

Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa perkembangan manusia itu
sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia.
Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap
perkembangan anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.

 Metode Demokratis

Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung
pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat
menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa
pendidik dan anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.

5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan
pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum
dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama,
pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll.

6. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal ini didasarkan
pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan
pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu
yang ada di sekeliling anak didik dan komponen-komponen pendidikan yang lain.

7. Alat dan Fasilitas Pendidikan

Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya
fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancar sehingga
tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya laboratorium lengkap dengan alat-alat
percobaannya, internet dll.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa, Sistem adalah suatu
rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen yang saling berinteraksi atau
inerdependensi dalam mencapai tujuan. Sistem pendidikan akan selalu bersifat dinamis
kontekstusal dan terbuka tehadap tuntutan kualitas dan relevansi. Pendidikan sebagai suatu
sistem merupakan kesatuan dari bermacam-macam komponen yang saling berkaitan antara satu
dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perkembangan peserta didik menuju kedewasaannya.
Oleh karena itu pengkajian upaya pendidikan sebagai suatu sistem mempunyai makan yang
sangat penting.

Unsur-Unsur Suatu Sistem Pendidikan meliputi banyak hal yaitu, peserta didik, pendidik,
interaksi edukatif, tujuan pendidikan, materi pendidikan, alat dan metode, dan lingkungan
pendidikan.

Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan, artinya saling
berhubungan secara fungsional dalam kesatuan yang terpadu. komponen tersebut adalah Tujuan
dan Prioritas, Peserta didik, Manajemen atau pengelolan, Struktur dan jadwal waktu, Isi dan
bahan pengajaran, Guru dan pelaksanaan, Alat bantu belajar, Fasilitas, Teknologi, Pengawasan
mutu, Penelitian, dan Biaya.

Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya berupaya menjadikan sistem pendidikan
yang dinamis dan responsif terhadap perubahan-perubahan dan kecenderungan-kecenderungan
yang sedang berlangsung.

Anda mungkin juga menyukai