DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. P.M. Papilaya, M. Pd
DI SUSUN OLEH :
EDY RUPILELE
Dengan memanjatkan puji dan syukur Kehadiran Tuhan Yang Maha kuasa,
penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini dalam bentuk maupun
Penulisan makalah ini bertujuan guna memenuhi salah satu tugas Mata
berkat adanya dorongan dan bantuan dari pihak untuk membantu menyelesaikan
makalah ini.
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………..1
C. Tujuan…………………………………………………………………………1
BAB III. P E N U T U P
A. KESIMPULAN……………………………………………………………….13
B. SARAN……………………………………………………………………….13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Pendidikan
pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan, struktur, Kurikulum dan peralatan atau
fasilitas. Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
Pendidikan berpengaruh pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat
menentukan nasib bangsa. Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu dan
memahaminya, akan tetapi dalam dunia pendidikan sangat berhubungan dengan dunia
luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari berbagai elemen yang saling berkaitan untuk
mencapai tujuan yang diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan
sebagai suatu system. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang lain, karena pelajaran tidak hanya
didapat dari pelajaran sekolah ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan
b. Pengertian Sistem
Menurut Tatang Amirin (1992), system merupakan himpunan komponen yang saling
berkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Sistem berasal
bari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan bagan atau komponen yang
saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan . Istilah sistem
adalah suatu konsep yang abstrak. Defnisi tradisional menyatakan bahwa sistem adalah
seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai satu
tujuan.
Zahara Idris (1987) mengemukakan bahwa sistem adalah kesatuan yang terdiri atas
yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak sekadar acak, yang saling
2
3
membantu untuk mencapai suatu hasil (produk). Sebagai contoh, tubuh manusia
merupakan suatu sistem yang terdiri atas komponen-komponen, antara lain jaringan
daging, otak, urat-urat darah, syaraf, dan tulang-tulang. Setiap komponen-komponen itu
mempunyai fungsi-fungsi sendiri (fungsi yang berbeda-beda) dan satu sama lain saling
berkaitan sehingga merupakan suatu kesatuan yang hidup. Dengan kata lain, semua
komponen itu berinteraksi sedemikian rupa sehingga mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Dari dini dapat dikatakan bahwa system kependidikan merupakan perangkat
sarana yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lain dalam
yang sama sebangun dengan cita-cita yang diperjuangkan oleh masyarakat itu sendiri.
perubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat
dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin.
sebagai sebuah system terdiri dari sejumlah komponen. Komponen merupakan bagian yang
ada dalam suatu sistem yang melakukan atau memainkan fungsi tertentu dalam rangka
mencapai tujuan sistem. Dalam suatu sistem pasti memiliki tujuan yang akan dicapai karena
sistem sangat erat hubungannya dengan tujuan jika tujuan tidak ada dalam sistem maka
tidak bisa dikatakan sebagai sistem. Untuk mencapai tujuan di dalam sebuah sistem
antara yang satu dengan yang laiinya sehingga menjalankan roda grigi komponen-
komponen dalam suatu sistem. Satu komponen tidak dapat bekerja dengan maksimal maka
akan mempengaruhi komponen yang lain dan akan mempengaruhi sistem untuk mencapai
tujuannya.
4
Komponen sistem juga merupakan subsistem dari suatu sistem yang lebih besar
atau setiap sistem terdiri dari sub-subsistem. Namun demikian menurut fungsinya tidak
semua komponen sistem tersebut memiliki hubungan langsung dengan komponen yang
lain. Dapat dikatakan bahwa dalam suatu sistem ada komponen sistem integral dan ada
menunjang yaitu:
Siswa baru merupakan masukan mentah (raw input) yang akan diproses menjadi
tamatan (out put). Siswa berstatus sebagai subjek didik karena siswa (tanpa pandang
usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin diakui keberadaannya dan
Guru ialah orang yang memikul tanggung jawab untuk membimbing. Guru berbeda
kepada murid, sedangkan guru tidak hanya bertanggung jawab menyampaikan materi
Tenaga Nonguru yang sering disebut sebagai tenaga kependidikan adalah anggota
pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1, BAB 1 Ketentuan Umum). Atau juga bisa
Administrasi Sekolah
lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi pembiayaan meliputi tiga
Kurikulum
Materi pendidikan yang sering juga disebut dengan istilah kurikulum karena
kurikulum menunjukkan makna pada materi yang disusun secara sistematika guna
Anggaran Pendidikan
Anggaran adalah biaya yang dipersiapkan dengan suatu rencana terperinci. Secara
lebih khusus dapat dikatakan bahwa anggaran adalah rencana yang disusun secara
terorganisasikan untuk menerima dan mengeluarkan dana bagi suatu periode tertentu.
Prasarana pendidikan adalah segala macam alat yang tidak secara langsung
macam alat yang digunakan secara langsung dalam proses pendidikan. Prasarana
pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-
benda yang digunakan guru dan murid untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan
dan sarana pendidikan dapat juga diartikan segala macam peralatan yang digunakan
Corak budaya dan kondisi ekonomi masyarakat sekitar, kependudukan, politik dan
input) yang secara langsung atau tidak langsung berpengaruh terhadap berperannya
Lingkungan sosial budaya, yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup dan
Lingkungan ekonomi, yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar lembaga pendidikan
Lingkungan politik, yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah di mana lembaga
Output pada sistem pendidikan adalah hasil keluaran dari proses yang terjadi di
Lulusan (Tamatan)
Lulusan pendidikan adalah hasil dari proses pendidikan agar sesuai dengan
yang ada di lingkungan, kepribadiannya dapat terbentuk dengan baik, menjadi warga
negara yang baik yang didasarkan atas landasan-landasan pendidikan, serta mampu
dijelaskan di atas berjalan dengan baik tanpa adanya hambatan maka hasil lulusan
tersebut pun akan baik. Oleh sebab itu, proses berkesinambungan dari komponen-
Putus Sekolah
dengan apa yang sudah direncanakan sebab adanya hambatan yang ada pada
sekolah). Dengan kata lain, putus sekolah disebabkan oleh berbagai macam faktor
hambatan pendidikan, baik dari diri peserta didik, proses pendidikan yang terjadi,
pengembangan sikap serta perilaku anak didik hingga mencapai batas optimal
C. Pendidikan Sebagai suatu sistem kompleks, Sistem politik, sosial dan budaya
a. Sistem Politik
Politik pendidikan atau the politics of education adalah kajian tentang relasi antara
proses munculnya berbagai tujuan pendidikan dengan cara – cara penyampaiannya. Kajian
ini lebih terfokus pada kekuatan yang menggerakkan perangkat pencapaian tujuan
pendidikan dan bagaimana serta kemana perangkat tersebut akan diarahkan. Kajian politik
pendidikan terkonsentrasi pada peranan Negara dalam bidang pendidikan, sehingga dapat
menjelaskan asumsi dan maksud dari berbagai strategi perubahan pendidikan dalam suatu
masyarakat secara lebih baik.Kajian politik pendidikan dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik tentang kaitan antara berbagai kebutuhan politik Negara dengan isu – isu praktis
sehari hari di sekolah; tentang kesadaran kelas; tentang berbagai bentuk dominasi dan
Pendidikan dan politik adalah dua elemen penting dalam system sosial politik
disetiap Negara, baik Negara maju maupun Negara berkembang. Keduanya sering dilihat
sebagai bagian – bagian yang terpisah, yang satu sama lain tidak memiliki hubungan apa –
masyarakat disuatu Negara. Lebih dari itu, keduanya saling menunjang dan saling mengisi
8
lembaga – lembaga dan proses pendidikan berperan penting dalam membentuk perilaku
politik masyarakat di Negara tersebut. Ada hubungan erat dan dinamis antara pendidikan
dan politik disetiap Negara. Hubungan tersebut adalah realitas empiris yang telah terjadi
sejak awal perkembangan peradaban manusia dan menjadi perhatian para ilmuan.
PendidIkan sering dijadikan media dan wadah untuk menanamkan ideology Negara atau
tulang yang menopang kerangka politik. Di Negara – Negara barat kajian tentang hubungan
antara pendidikan dan politk dimulai oleh Plato dalambukunya Republic yang membahas
hubungan antara ideology dan institusi Negara dengan tujuan dan metode pendidikan. Plato
mendemonstrasikan dalam buku tersebut bahwa dalam budaya Helenik, sekolah adalah
salah satu aspek kehidupan yang terkait dengan lembanga – lembaga politik. Plato
politik. Keduanya sakan dua sisi dari satu koin, tidak mungkin terpisahkan. Analisis Plato
tersebut telah meletakkan fundamental bagi kajian hubungan politik dan pendidikan di
pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling
unsur – unsur politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan
menentukan corak dan kualitas kehidupan individu dan masyarakat, tidak mengherankan
apabila semua pihak memandang pendidikan sebagai wilayah strategis bagi kehidupan
manusia sehingga program – program dan proses yang ada di dalamnya dapat dirancang,
diatur, dan diarahkan sedemikian rupa untuk mendapatkan output yang diinginkan. Ini yang
menjadi salah satu alasan mengapa suatu Negara sangat pedulu dan menyediakan
anggaran dalam jumlah yang besar untuk bidang pendidikan. Semua itu dilakukan dalam
rangka membangun suatu system pendidikan yang memiliki kharakteristik, kualitas, arah,
dan output yang diinginkan. Untuk memastikan terwujudnya keinginan tersebut, banyak
Negara yang menerapkan control yang sangat ketat terhadap program – program
9
pendidikan, baik yang diselenggarakan sendiri oleh Negara maupun yang diselenggarakan
oleh masyarakat. Pemerintah adalah bagian dari Negara yang paling kasat mata dan dapat
juga menjadi bagian paling penting dan paling aktif dari Negara, tetapi pemerintah bukanlah
keseluruhan dari Negara. Negara terdiri dari berbagai institusi yang masing masing memiliki
Politik pendidikan atau the politics of education adalah kajian tentang relasi antara
yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda
pendidikan dan politik adalah dua hal yang berhubungan erat dan saling
unsur – unsur politik. Begitu juga sebaliknya, setiap aktivitas politik ada kaitannya dengan
b. Sistem Sosial
Pengertian system menurut Tatang M. Tamri, system berasal dari bahasa yunani
yaitu sistem, yang mempunyai arti sebagai suatu hubungan yang tersusun atas sekian
banyak bagian dan hubungan yang berlangsung antara satuan-satuan atau komponen-
komponen secara teratur. Social dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala
sesuatu yang bertalian dengan system hidup bersama atau hidup bermasyarakat dari orang
atau sekelompok orang yang di dalamnya sudah tercakup struktur, organisasi, nilai-nilai
Asumsi dasar dari konsep system social sendiri bermakna masyarakat, dan
komponen dari masyarakat merupakan komponen dari suatu system social. Menurut Prof.
Judis, system social adalah suatu perangkat system social yang memiliki nilai-nilai, norma
dan tujuan bersama. Sementara menurut Parsons, system social merupakan proses
10
interaksi di antara para pelaku social sehingga yang di maksud dengan struktur system
social adalah struktur relasi antara para pelaku sebagaimana yang terlihat dalam proses
System social pada dasarnya menunjuk pada sesuatu dari bentuk masyarakat yang
dalam skala besar, seperti bangsa, Negara atau dapat pula menunjuk pada sector tertentu,
seperti sector pendidikan, ekonomi, politik atau dapat pula menunjuk pada skala kecil seperti
mempengaruhi dan dipengaruhi system social, ekonomi, kebudayaan, agama, politik, dan
lain-lain. Hubungan pendidikan dengan system social berkaitan erat, pendidikan terlibat
dalam semua jenis dan jenjang proses perkembangan social, baik dalam mobilitas social,
Pendidikan memiliki kontribusi yang sangat banyak dan luas dalam meningkatkan
kemampuan intelektualitas manusia, yang pada akhirnya berakibat pula terhadap kualitas
kehidupan masyarakat. Kaitan antara kedua aspek tersebut menuntut para ahli sosiologi
pendidikan. Begitu pula para ahli pendidikan dalam membahas bidang keilmuannya tidak
c. Sistem Budaya
memberikan pengetahuan dasar sebagai bekal hidup. Pengetahuan dasar untuk bekal hidup
yang dimaksudkan di sini adalah kebudayaan. Dikatakan demikian karena kehidupan adalah
keseluruhan dari keadaan diri kita, totalitas dari apa yang kita lakukan sebagai manusia,
yaitu sikap, usaha, dan kerja yang harus dilakukan oleh setiap orang, menetapkan suatu
pendirian dalam tatanan kehidupan bermasyarakat yang menjadi ciri kehidupan manusia
seseorang yang didasari oleh ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga setiap individu
11
pembelajaran dalam konsep enkulturasi adalah perubahan perilaku siswa. Hal ini sejalan
dengan 4 (empat) pilar pendidikan yang dikemukakan oleh Unesco, Belajar bukan hanya
untuk tahu (to know), tetapi juga menggiring siswa untuk dapat mengaplikasikan
pengetahuan yang diperoleh secara langsung dalam kehidupan nyata (to do), belajar untuk
membangun jati diri (to be), dan membentuk sikap hidup dalam kebersamaan yang harmoni
(to live together). Untuk itu, pembelajaran berlangsung secara konstruktivis (developmental)
yang didasari oleh pemikiran bahwa setiap individu peserta didik merupakan bibit potensial
Dewasa ini pengertian budaya atau kebudayaan masih sulit diartikan sebagai
komponen yang sama atau berbeda. Secara etimologis, budaya berasal dari kata budi dan
daya (budi daya) atau daya (upaya atau power) dari sebuah budi, kata budaya digunakan
sebagai singkatan dari kebudayaan dengan arti yang sama (Koentjaraningrat, 1986). Dalam
bahasa Inggris disebut dengan culture, berasal dari bahasa latin colere yang berarti
mengolah atau mengerjakan, dengan demikian culture diartikan sebagai segala daya upaya
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar
(Koentjaraningrat, 1986). Ada tiga jenis wujud kebudayaan, yaitu: (1) sebagai kompleks dari
(2) sebagai kompleks aktifitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan (3)
bagian dari kehidupannya yang telah menyatu dan tidak terpisahkan. Karena itu,
kebudayaan bukan sesuatu yang ada di luar manusia, melainkan meliputi perbuatan
12
manusia itu sendiri. Bahkan manusia itu baru menjadi manusia karena dan bersama
Menurut Spiering (dalam Maliki, 2008), kajian tentang pencarian dan konstruk
identitas budaya, ada dua perspektif. Pertama, perspektif esensialis yang memandang
identitas budaya sebagai sesuatu yang given, diwarisi secara turun temurun. Identitas diri
sudah melekat dari sejak pertama manusia lahir. Oleh karena itu, kalangan esensialis
menyebut identitas sebagai God given or implanted by nature. Sementara itu, para
atau ”cultural construct”. Identitas bukan produk dari alam (nature), melainkan konsekuensi
Antara kebudayaan dan pendidikan terdapat hubungan yang sangat erat. Keduanya
berkenaan dengan satu hal yang sama, yaitu mengenai nilai-nilai. Pendidikan membuat
orang tersebut dan semakin tinggi kebudayaan, semakin tinggi pula pendidikan atau cara
mendidiknya.
mengambil unsur-unsur pembentuknya dari segala ilmu pengetahuan yang dianggap betul-
betul vital dan sangat diperlukan dalam menginterpretasi semua yang ada dalam
kehidupannya. Hal ini diperlukan sebagai modal dasar untuk dapat berdaptasi dan
sebagai nilai-nilai yang diyakini bersama dan terinternalisasi dalam diri individu sehingga
terhayati dalam setiap perilaku. Nilai-nilai yang dihayati ataupun ide yang diyakini tersebut
bukanlah ciptaan sendiri dari setiap individu yang menghayati dan meyakininya, semuanya
itu diperoleh melalui proses belajar. Proses belajar merupakan cara untuk mewariskan nilai-
nilai tersebut dari generasi ke generasi. Proses pewarisan tersebut dikenal dengan proses
PENUTUP
A. Kesimpulan
hanya dipengruhi oleh faktor-faktor internal melainkan juga sangat dipengaruhi oleh
kehidupan yang bersifat makro, di samping harus mengikuti kemauan atau tekanan
faktor-faktor yang ada dalam di dalam sistemnya sendiri, pendidikan harus mampu
melakukan antisipasi terhadap arah gerak faktor-faktor luar atau supra sistemnya yang
dapat menjadi dasar untuk mengadakan pembaharuan di dalam tubuh pendidikan itu
sendiri. Pendidikan hendaknya memiliki kreasi dan inisiatif yang bisa ditunjukkan kepada
lingkungannya sehingga pendidikan dapat menjadi penerang, contoh, dan teladan bagi
lingkungannya.
kompleks dan saling terkait serta berelasi satu sama lain. Penggunaan analisis sistem
Prinsip utama penggunaan analisis sistem adalah berpikir secara sistematis, yakni
B. Saran.
sebagai suatu sistem tersebut. Dalam suatu sistem pendidikan terdapat masalah-
masalah yang harus diselesaikan oleh pendidik. Pendidikan secara formal, informal dan
12
DAFTAR PUSTAKA