Anda di halaman 1dari 10

PENDIDIKAN SEBAGAI SEBUAH SISTEM

MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH
LANDASAN ILMU PENDIDIKAN
Dosen : Dr. H. RUHENDA, MPd.

Oleh : Kelompok 4

UNIVERSITAS IBN KHALDUN


BOGOR
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan manusia. Melalui
pendidikan, manusia diharapkan menjadi mahluk yang berpengetahuan dan siap
menghadapi tantangan hidup dari lingkungan yang selalu berkembang dan berubah
secara pesat.
Pendidikan dapat dikatakan juga sebagai suatu usaha untuk memanusiakan
manusia. Suatu usaha pendidikan menyangkut 3 unsur pokok, yaitu unsur masukan,
unsur porses, dan unsur hasil usaha.
Departemen Pendidikan dan Kebudayan (1979) menjelaskan bahwa pendidikan
merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan,
peserta didik, pengelola pendidikan, struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas.
Setiap sistem pendidikan ini saling mempengaruhi.
Pendidikan bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan
potensi-potensi kemanusiaannya. Oleh karena itu keberadaan manusia tidak dapat lepas
dari lingkungannya, maka proses pendidikan itu akan berlangsung selamanya dan akan
berkaitan erat dengan lingkungan dan saling mempengaruhi secara timbal balik.
Interaksi manusia dengan lingkungannya dalam ruang lingkup pendidikan
mengandung banyak aspek atau elemen-elemen yang sifatnya kompleks. Kompleksitas
elemen-elemen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam ruang
lingkup pendidikan itu membentuk suatu sistem yang disebut sistem pendidikan.
1.2. Rumusan Masalah
Makalah ini membahas hal-hal berikut :
1. Definisi sistem
2. Pendidikan sebagai sistem
3. Komponen yang saling berhubungan antara komponen dalam sistem pendidikan
4. Hubungan sistem pendidikan dengan sistem lain
1.3. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Landasan Ilmu Pendidikan
2. Untuk mengetahui bagaimana definisi sistem
3. Untuk lebih memahami pendidikan sebagai suatu sistem
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem


Sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu Systema yang berarti sehimpunan bagian
atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan suatu
keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat
digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau
organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya sebagai sistem
organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang selanjutnya orang menyebutnya
sebagai sistem pendidikan.
Banyak definisi yang digunakan untuk mendefiniskan kata system, diantarnya
sebagai berikut :
a. Sistem adalah suatu kebulatan keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu
himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu
kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau yang utuh. (Tatang M. Amirin,
1992:10)
b. Seperangkat unsur yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dalam satu
lingkungan tertentu. (Ludwig, 1997)
c. Merupakan bagian-bagian yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan (Davis, 1995)
Sistem diidentifikasi dari setiap rangkaian unsur (benda, orang, aktivitas, catatan
informasi) yang terkait dengan proses atau struktur dan yang dianggap berfungsi
sebagai entitas organisasi dan menghasilkan produk yang diamati. Sehingga, dapat
disimpulkan sistem merupakan suatu himpunan atau kesatuan yang terdiri atas
komponen-komponen atau elemen-elemen sebagai sumber-sumber yang mempunyai
hubungan fungsional yang teratur, tersusun secara sistematis (tidak acak), dan saling
membantu untuk mencapai suatu tujuan, dimana masing-masing mempunyai tujuan
sendiri yang semuanya berkaitan terurut dalam bentuk yang logis. Sistem memiliki
beberapa sub-sistem, sub-sistem dapat terdiri dari beberapa sub-sub sistem, sub-sub
sistem dapat memiliki sub-sub sub sistem, dan seterusnya sampai tidak dapat dibagi
lagi yang disebut komponen atau elemen.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1984/1985) setiap sistem
mempunyai ciri ciri sebagai berikut :
Tujuan
Setiap sistem mempunyai tujuan. Sebagai contoh tujuan lembaga pendidikan
adalah memberi pelayanan pendidikan kepada yang membutuhkan.
Fungsi fungsi
Adanya tujuan yang harus dicapai oleh suatu sistem menuntut terlaksananya
berbagai fungsi yang diperlukan untuk menunjang usaha mencapai tujuan
tersebut.
Komponen komponen

Bagian suatu sistem yang melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha
mencapai tujuan sistem disebut komponen. Jadi, komponen mempunyai fungsi
khusus, misalnya komponen instruksional meliputi manusia (guru, konselor,
administrator, petugas petugas lainnya), material (buku, papan tulis, fotografi,
slide, film).
Interaksi atau saling hubungan
Semua komponen dalam suatu sistem, seperti komponen komponen
instruksional tadi saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi dan
saling membutuhkan.
Penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan
Misalnya, dalam kegiatan belajar mengajar guru berusaha menimbulkan jalinan
keterpaduan antara berbagai komposer instruksional dengna melaksanakan
pengembangan sistem instruksional untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
Proses transformasi
Semua sistem mempunyai misi untuk mencapai suatu tujuan, untuk itu diperlukan
suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi hasil hasil (output).
Umpan balik untuk koreksi
Untuk mengetahui apakah masing masing fungsi terlaksana dengan baik
diperlukan fungsi kontrol yang mencakup monitoring dan koreksi. Hasil
monitoring dijadikan dasar pertimbangan untuk melaksanakan perubahan
perubahan, penentuan, perbaiakan, atau penyesuaian penyesuain agar masing
masing berprestasi tinggi.
Daerah batasan dan lingkungan
Antara suatu sistem dan bagian bagian lain atau lingkungan di sekitarnya akan
terjadi interkasi. Namun, antara suatu sistem yang lain mempunyai daerah batasan
tertentu. Suatu sistem dapat pula merupakan subsistem dari sistem yang lebih
besar (suprasitem).

Berikut ini kandungan hal-hal yang ada dalam suatu sistem :


- Adanya suatu kesatuan organis
- Adanya komponen-komponen yang membentuk kesatuan organis
- Adanya hubungan keterkaitan antara komponen satu dengan komponen yang
lainnya maupun antar komponen dengan keseluruhan
- Adanya gerak dan dinamika
- Adanya tujuan yang ingin dicapai
Karakteristik Sistem
- Memiliki Tujuan.
- Memiliki batas yang memisahkannya dari lingkungannya.
- Memiliki sifat wholism (memiliki unsur/bagian/komponen yang
berhubungan/ketergantungan sebagai suatu keseluruhan).
- Ada proses transformasi, yaitu mengubah masukan menjadi keluaran.
- Memiliki sub sistem-sub sistem dan berhubungan dengan supra sistem.
2.2. Pendidikan Sebagai suatu Sistem

saling

Segala sesuatu yang ada di dunia ini, dari yang besar hingga yang kecil, dari tata
surya hingga seekor semut, dapat dipandang sebagai sistem. Apabila pandangan
ditujukan pada sebuah sistem tertentu maka sistem-sistem lain di luar sistem dimaksud
di pandang sebagai supra sistem. Misalnya saja kita sedang menujukan pandangan
kepada pendidikan maka sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan seperti
sistem politik, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pasar, dan sebagainya dapat
dipandang sebagai supra sistem.
Berjalannya sebuah sistem ada kalanya berhubungan dengan supra sistemnya dan
ada kalanya tidak berhubungan dengan supra sistemnya. Apabila berjalannya sebuah
sistem berhubungan dengan supra sistemnya maka sistem tersebut dinamakan sistem
terbuka. Misalnya sekolah, pasar, rumah sakit, manusia (orang), sapi, tanaman, dan
sebagainya. Sebaliknya, jika sebuah sistem berjalan tanpa berhubungan dengan supra
sistemnya melainkan hanya berhubungan dengan komponen-komponen yang ada di
dalam sistem saja maka sistem yang demikian disebut sebagai sistem tertutup. Misalnya
jam, kipas angin, AC, dan sebagainya.
Pendidikan merupakan salah satu sistem terbuka, karena pendidikan itu tidak
akan dapat berjalan dengan sendirinya tanpa berhubungan dengan sistem-sistem lain di
luar sistem pendidikan.
Pendidikan juga merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan manusia. Pendidikan menduduki posisi
penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan berpengaruh
pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat menentukan
nasib bangsa. Dunia pendidikan tidaklah sebatas mengetahui ilmu
dan memahaminya, akan tetapi dalam dunia pendidikan sangat
berhubungan dengan dunia luar yang nyata. Pendidikan terdiri dari
berbagai elemen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan bersama, dari hal itu dapat disebut bahwa pendidikan
sebagai suatu sistem. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak dapat
dipisahkan dengan lingkungan baik fisik maupun makhluk hidup yang
lain, karena pelajaran tidak hanya didapat dari pelajaran sekolah
ataupun lembaga pendidikan formal, namun pendidikan juga
membutuhkan pelajaran dari alam atau lingkungan sekitar.
2.3. Komponen yang saling Berhubungan antara Komponen dalam Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan memiliki komponen yang saling berhubungan dan sistem
tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu dalam bidang pendidikan.
Dalam pencapaian tujuan sistem pendidikan dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Selain itu juga, komponen harus disusun dan difungsionalkan suatu system
penyelenggaraan pendidikan yang baik. Komponennya dalam sistem perlu dikenali,
dipahami dan dikembangkan secara seksama, sehingga pencapaian tujuan dapat
maksimalkan. Apabila komponen telah dikenali dan dipahami maka akan dengan

mudah ditemukan kelemahan-kelemahan di dalam sistem sehingga dapat di lakukan


perbaikan supaya penyelenggaran sistem pendidikan dapat terselenggara dengan baik
dan efektif.
Dwi Siswoyo (Dirto Hadisusanto, SuryatiSidharto, dan Dwi Siswoyo, 1995)
menegaskan bahwa proses pendidkan terjadi apabila ada interaksi antar komponen
pendidikan yang terjalin secara sistematik. Komponen pendidikan itu adalah tujuan
pendidikan, pendidik, peserta didik, isi atau materi pendidikan, alat dan metode serta
lingkungan pendidikan. Namun paling tidak dalam proses pendidikan yang terjadi
dalam keseharian, ada tiga komponen sentral yang saling berinteraksi yaitu tujuan
pendidikan, pendidik, dan peserta didik.

TujuanPendidikan
Interaksi
Pendidikan

PesertaDidikPendidik

Gambar 2.0 Tiga komponen sentral


P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan seperti berikut:
Tujuan dan prioritas. Fungsinya adalah memberikan arah kegiatan sistem.
Peserta didik (siswa). Fungsinya adalah belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.
Pengelolaan. Fungsinya adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan,
dan menilai sistem.
4. Struktur dan Jadwal. Fungsinya adalah mengatur waktu dan mengelompokan peserta
didik berdasarkan tujuan tertentu.
5. Isi atau kurikulum. Fungsinya adalah sebagai bahan yang harus diperlajari peserta
didik.
6. Pendidik (guru). Fungsinya adalah menyediakan bahan, menciptakan kondisi belajar
dan menyelenggarakan pendidikan.
7. Alat bantu belajar. Fungsinya memungkinkan proses belajar-mengajar sehingga
menarik, lengkap, bervariasi dan mudah.
8. Fasilitas. Fungsinya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan.
9. Pengawasan mutu. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan(peraturan penerimaan peserta didik, pemberian nilai ujian, kriteria baku).
10. Teknologi. Fungsinya mempermudah atau memperlancar pendidikan.
11. Penelitian. Fungsinya mengembangkan pengetahuan, penampilan sistem dan hasil
kerja sistem.
12. Biaya (ongkos pendidikan). Merupakan satuan biaya untuk memperlancar proses
pendidikan. Fungsinya sebagai petunjuk tingkat efisiensi sistem.
1.
2.
3.

Komponen-komponen yang saling menunjang dalam bidang pendidikan antara lain :


a. Sistem baru sebagai masukan mentah (raw input)

b. Guru dan tenaga non guru, administrasi sekolah, kurikulum, anggaran


pendidikan, prasarana dan sarana, yang merupakan masukan instrumental
(instrumental input)
c. Corak budaya, kondisi ekonomi, kependudukan, politik, dan keamanan yang
merupakan faktor lingkungan (environment input)
Sistem pendidikan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 Model CIPP


2.4. Hubungan Sistem Pendidikan dengan Sistem lain
Sebagimana telah dikemukakan, pendidikan dikatakan sebagai sistem terbuka
karena tidak mungkin sebuah sistem pendidikan dapat melaksanakan fungsinya dengan
baik apabila pendidikan itu tidak menjalin hubungan dengan lingkungannya
(suprasistemnya) terlebih lagi bila jika pendidikan itu mengisolasi diri dari
lingkungannya. Pendidikan itu ada di tengah-tengah masyarakat dan ia adalah milik
masyarakat. Pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah/ sekolah, orang tua,
dan masyarakat. Oleh karena keberadaan pendidikan yang seperti itu maka apa yang
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat akan berpengaruh pula terhadap
pendidikan.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pendidikan diantaranya: filsafat negara,
agama, sosial (mencakup psikologi, peranan kelompok profesi, dan keamanan), budaya
(diartikan sebagai ilmu, teknologi, kesenian, dan norma), ekonomi (mencakup
keterampilan berpikir, keterampilan tangan, dan perkembangan ekonomi), politik
(mencakup ideologi, cita-cita, dan semangat kebangsaan), demografi (terdiri dari
perkembangan penduduk, penyebaran penduduk, dan kepadatan penduduk). Ketujuh
faktor tersebut merupakan supra sistem dari sistem pendidikan.
Jadi, pendidikan sebagai suatu sistem berada bersama, terikat, dan berada dalam
tekanan supra sistemnya. Pendidikan tidak mungkin selalu mendahului gerak ketujuh
sistem yang berada dilingkungannya. Namun demikian, jika pendidikan hanya
menyesuaikan diri atau menjadi pengikut setia dari supra sistem atau faktor-faktor
tersebut maka pendidikan akan selalu berada di belakang tanpa kreativitas dan tanpa

inisiatif apapun. Oleh karena itu, di samping mengikuti kemauan atau tekanan faktorfaktor yang ada dalam lingkungannya, pendidikan hendaknya dapat melakukan
antisipasi terhadap arah gerak faktor-faktor luar atau supra sistemnya. Antisipasi ini
dapat menjadi dasar untuk mengadakan pembaharuan di dalam tubuh pendidikan itu
sendiri.
Dengan demikian pendidikan tampak memiliki kreasi dan inisiatif yang bisa
ditunjukkan kepada faktor-faktor luar (supra sistemnya) dan sekaligus dapat berfungsi
sebagai mercusuar terhadap lingkungannya sehingga pendidikan dapat menjadi
penerang, contoh, dan teladan bagi lingkungannya.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sistem merupakan kesatuan fungsional yang didalamnya terdapat komponenkomponen yang memiliki fungsi masing-masing. Disetiap komponen tersebut saling

berinteraksi, berhubungan, dan saling ketergantungan antara komponen satu dengan


komponen yang lain sehingga dengan adanya komponen yang baik dalam suatu sistem
dapat mencapai tujuan suatu sistem yang ingin dicapai.
Sistem pendidikan adalah seperangkat unsur yang terdapat dalam pendidikan
yang saling terkait sehingga membentuk satu kesatuan dalam mencapai tujuan bersama.
Sistem pendidikan pada hakikatnya adalah seperangkat sarana yang dipolakan untuk
membudayakan nilai-nilai budaya masyarakat yang dapat mengalami perubahanperubahan bentuk dan model sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup masyarakat
dalam rangka mengejar cita-cita hidup yang sejahtera lahir maupun batin.
Seiring berjalanya waktu sistem juga dapat mendapat tantangan yang akan terus
berkembang sesuai dengan perkembangan peradaban dari manusia itu sendiri.
Pentingnya mempelajari sistem pendidikan ini adalah karena meskipun jika diibaratkan
sebuah benda sistem pendidikan merupakan skrup kecil yang menopang sistem-sistem
lainnya. Tapi apabila sistem pendidikan tidak berjalan dengan baik maka akan
mempengaruhi sistem yang lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Darsan,
Adam.
2013.
Pendidikan
Sebagai
Sistem
(Online).
http://darsanadam.blogspot.co.id (Selasa, 10 Mei 2016 11.00)
Idris, Zahara dan Lisma Jamal. 1992. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT
GramediaWidia Sarana.
Siswoyo, dwi, dkk. 2013. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY PERS.

Sodiqin, Ali, Rustam. 2015. Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem (Online).
http://rustamalis.blogs.uny.ac.id/2015/10/26/pengertian-pendidikan-sebagai-suatu-sistem/
(Selasa, 10 Mei 2016 15.13)
https://dinarpratama.wordpress.com/2010/11/20/model-evaluasi-cipp-context-inputprocess-product/ (Senin, 9 Mei 2016 13.15)

Anda mungkin juga menyukai