Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN SEBAGI SISTEM

Disusun Oleh :
Kelompok 10

1. Maharani Eka Wahyuni ( 06131282328020 )


2. Mazilah Ramni ( 06131182328004 )
3. Mulla Ali Qory (06131282328032 )

DOSEN PENGAMPU :
Najlatul Fathia, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


2022/2023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai "Pendidikan Sebagai Sistem"

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Indralaya, 5 September 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk kehidupan
seorang manusia. Hal ini dikarenakan dengan adanya pendidikan, seorang
manusia dapat menjadi pribadi yang terarah. Melalui pendidikan juga
manusia dapat mempunyai kemampuan-kemampuan mengatur dan
mengontrol serta menentukan dirinya sendiri. Pendidikan adalah
kebutuhan pokok seorang manusia. Tanpa adanya pendidikan, seorang
manusia akan menjadi pribadi yang hilang arah tanpa tujuan hidup.
Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sistem merupakan satu
kesatuan komponen-komponen atau unsur-unsur sebagai sumber yang
memiliki hubungan fungsional yang teratur, tidak secara acak yang saling
bekerja sama untuk mencapai suatu hasil ataupun tujuan. Pendidikan
sebagai suatu sistem merupakan kesatuan dari berbagai komponen yang
saling berkaitan antara komponen satu dengan yang lainnya yang tentunya
mempengaruhi perkembangan peserta didik untuk menuju ke hal yang
lebih baik. Setiap komponen memiliki fungsi masing-masing yang saling
berkaitan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Di dalam kehidupan sehari hari, pendidikan dipandang sebagai
suatu kebutuhan dasar yang melekat pada setiap masing masing individu.
Pendidikan juga dipandang sebagai suatu fungsi yang melekat pada
kehidupan sehari hari kita. Fungsi pendidikan sebenarnya adalah
menyediakan fasilitas yang dapat memungkinkan suatu proses pendidikan
dapat berjalan dengan baik dan lancar tentunya. Mendapatkan suatu
pendidikan merupakan keharusan dan kebutuhan dalam berbangsa dan
bernegara. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam
pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam
pembangunan sosial dan ekonomi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendidikan dan sistem ?
2. Bagaimana pendidikan sebagai suatu sistem ?
3. Apa tujuan dari sistem pendidikan ?
4. Apa saja komponen-komponen yang terdapat pada pendidikan sebagai
sistem ?
5. Apa tantangan dalam sistem pendidikan ?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendidikan dan sistem
2. Mengetahui pendidikan sebagai suatu sistem
3. Mengetahui tujuan dari sistem pendidikan
4. Mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada pendidikan sebagai
sistem
5. Mengetahui tantangan dalam sistem Pendidikan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan dan Sistem


1. Pengertian Pendidikan
Secara historis pendidikan telah mulai dilaksanakan sejak manusia
berada di bumi ini. Dimana ada kehidupan disitulah ada pendidikan, dengan
perkembangan peradaban manusia, berkembang pula isi dan bentuk termasuk
perkembangan penyelenggaraan pendidikan.
Pendidikan atau pedagogi memiliki beberapa pengertian. Pendidikan
(pedagogi) secara etimologis adalah bersala dari bahasa Yunani, terdiri dari
kata "PAIS", artinya anak, dan "AGAIN", diartikan membimbing. Jadi
sederhananya adalah bimbingan yang diberikan kepada anak. Sedangkan
secara Definitif pendidikan (pedagogie) adalah suatu kegiatan bimbingan yang
dilakukan secara sadar ataupun secara sengaja yang dilakukan orang dewasa
kepada orang yang belum dewasa (baca: anak) sehingga timbul hubungan
antara keduanya yang bertujuan untuk mendewasakannya.
Berdasarkan (UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003) pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat.

2. Pengertian Sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani "systema" yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur
dan merupakan satu keseluruhan. Selanjutnya, sistem dapat didefinisikan
sebagai satu keseluruhan dari sejumlah komponen yang saling berhubungan
dan berfungsi dalam mengubah masukan (input) menjadi hasil (output) sesuai
tujuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian, sistem merupakan suatu
totalitas dari bagian-bagian yang saling berhubungan, di mana fungsi dari
totalitas tersebut berbeda dengan jumlah fungsi dari bagian-bagiannya.
Mengacu pada definisi di atas, kita dapat memandang berbagai wujud (entity)
sebagai suatu sistem sehingga dapat kita temukan adanya ragam wujud sistem.
Contohnya, mobil, sepeda motor, komputer, jam tangan, tubuh manusia,
organisasi kemahasiswaan, pendidikan, perusahaan, ilmu, filsafat, masing-
masing wujud tersebut dapat dipandang sebagai system .Dalam kehidupan
sehari-hari secara faktual kita dapat menemukan berbagai ragam wujud
sistem, tetapi karena semuanya adalah sistem maka setiap sistem mempunyai
sejumlah ciri umum yang sama. Adapun ciri-ciri umum sistem adalah sebagai
berikut.
a) Hierarchy . Suatu sistem terdiri dari sejumlah subsistem atau komponen.
b) Differentiation. Setiap subsistem atau komponen yang membentuk sistem
melakukan fungsi khusus.
c) Interrelated and interdependence. Setiap komponen pembentuk sistem saling
berhubungan dan saling tergantung satu sama lainnya.
d) Wholism . Semua komponen yang membentuk sistem merupakan keseluruhan
yang kompleks dan terorganisasi.
e) Transformation . Untuk mencapai tujuan, setiap sistem melakukan
transformasi, yaitu mengubah input menjadi output.
f) Goal Seeking . Setiap sistem memiliki tujuan karena itu setiap kegiatan atau
perilakunya mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut.
g) Equifinality. Pada setiap sistem terbuka keadaan akhir yang sama dapat
dicapai dari berbagai macam titik tolak; hasil yang sama dapat dicapai melalui
cara-cara atau aneka macam sebab yang berbeda.
h) Feedback and Correction. Untuk kelangsungan hidup dan mempertahankan
prestasinya setiap sistem melakukan fungsi kontrol yang mencakup
monitoring dan koreksi berdasarkan umpan balik. Hal ini diperlukan sehingga
sistem mampu mengatur dirinya sendiri, mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, dan mampu mengatasi entropi, yaitu suatu proses yang terjadi
secara alamiah yang menuju pada ketidakstabilan atau kehancuran.
i) Setiap sistem berada di dalam suatu lingkungan berupa suprasistem yang
terdiri atas berbagai sistem yang secara keseluruhan membangun suatu sistem
besar.
j) System Boundaries. Setiap sistem memiliki batas-batas pemisah dari
lingkungannya atau sistem lainnya.
k) Sekalipun sistem memiliki batas-batas pemisah dari lingkungannya, namun
ada sistem yang bersifat terbuka dan ada pula yang bersifat tertutup.

B. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Apabila kita menggunakan pendekatan sistem dalam mempelajari
pendidikan maka dapat dipahami bahwa pendidikan merupakan suatu
sistem. Pendidikan dapat didefinisikan sebagai keseluruhan yang terpadu
dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu anak didik agar menjadi
manusia terdidik sesuai tujuan yang telah ditetapkan.
Ditinjau dari asal usul kejadiannya, pendidikan tergolong kepada
sistem buatan manusia (a man made system); ditinjau dari wujudnya,
pendidikan tergolong kepada sistem sosial, sedangkan jika ditinjau dari
segi hubungan dengan lingkungannya pendidikan merupakan sistem
terbuka.
Sistem pendidikan berada di dalam suatu suprasistem , adapun
yang dimaksud suprasistem bagi pendidikan adalah masyarakat. Selain
sistem pendidikan , di dalam suprasistem tersebut terdapat pula berbagai
sistem lainnya, seperti sistem ekonomi, sistem politik, sistem sosial
budaya. Oleh karena sistem pendidikan merupakan sistem terbuka maka
sistem pendidikan memiliki ketergantungan dan saling berhubungan
dengan lingkungan atau sistem-sistem lainnya yang ada di dalam
suprasistemnya.
Sebagai sistem terbuka, sistem pendidikan mengambil masukan (input)
dari masyarakat dan memberikan hasilnya (output) kepada masyarakat. Philip. H.
Coombs (Odang Muchtar, 1976:8) mengelompokkan 3 jenis sumber input utama
bagi sistem pendidikan, yaitu sebagai berikut.
1. Ilmu pengetahuan, nilai-nilai, dan tujuan-tujuan yang berlaku di dalam
masyarakat.
2. Penduduk dan tenaga kerja yang tersedia.
3. Faktor ekonomi.

Terhadap ketiga sumber utama input sistem pendidikan di atas dilakukan seleksi
berdasarkan tujuan, kebutuhan, efisiensi, dan relevansinya bagi pendidikan. Di
samping itu, seleksi dilakukan pula berdasarkan norma-norma tertentu dengan
alasan karena pendidikan bersifat normatif. Hasil seleksi tersebut selanjutnya
masuk atau dimasukkan ke dalam sistem pendidikan (menjadi input). Input sistem
pendidikan dibedakan dalam 3 jenis, yakni:
a. input mentah (raw input), yaitu anak didik atau siswa;
b. input alat (instrumental input), seperti kurikulum, pendidik atau guru. gedung,
peralatan, kegiatan belajar-mengajar, metode;
c. input lingkungan (environmental input), seperti keadaan cuaca, keamanan
masyarakat. Input lingkungan ini secara langsung maupun tidak langsung dapat
mempengaruhi proses pendidikan.

B.Pendidikan Sebagai Suatu Sistem


Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.
Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan, unsur
proses usaha itu sendiri, dan unsur hasisl usaha. Menurut UU republik Indonesia
no.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui bimbingan , pengajaran, atau latihan bagi
peranannya dimasa yang akan datang. Menurut Zahar Idris (1987) pendidikan
nasional sebagai suatu sistem adalah karya manusia`yang terdiri dari komponen –
komponen yang mempunyai hubungan fungsional dalam rangka membantu
terjadinya proses transformasi atau perubahan tingkah laku seseorang. Masukan
Proses Usaha Keluaran atau Hasil Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan
(1979) menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai
unsur-unsur tujuan sasaran pendidikan, peserta didik, pengelola pendidikan,
struktur atau jenjang, kurikulum dan fasilitas. Setiap sistem pendidikan ini saling
mempengaruhi. PH Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen
pendidikan sebagai berikut:
1. Tujuan dan Prioritas adalah fungsi mengarahkan kegiatan. Hal ini merupakan
infor masi yang endak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya
2. Peserta didik adalah fungsinya belajar diharapkan peserta didik mengalami
prorjses perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan
3. Manajemen atau pengelolan adalah fungsinya mengkoordinasi, mengarahkan
dan menilai sistem pendidikan
4. Struktur dan jadwal waktu adalah mengatur pembagian waktu dan kegiatan
5. Isi dan bahan pengajaran adalah mengambarkan luas dan dalamnya bahan
pelajaran yang harus dikuasai peserta didik.
6. Guru dan pelaksanaan adalah menyediakan bahan pelajaran dan
menyelengarakan proses belajar untuk peserta didik.
7. Alat bantu belajar adalah fungsi membuat proses pendidikan yang lebih
menarik dan bervariasi.
8 .Fasilitas adalah fungsinya untuk tempat terjadinya proses pembelajaran.
9.Teknologi adalah fungsi memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan.
10.Pengawasan mutu adalah fungsi membina peraturan dan standar pendidikan
11. Penelitian adalah fungsi memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
12. Biaya adalah fungsinya memperlancar proses pendidkan

Dari duabelas komponen diatas dijelaskan bahwa pendidikan memerlukan


keterbukaan sistem pendidikan disertai dengan perencanaan yang baik. Hal ini
menegaskan bahwa perencanaan sistem pendidikan sebagai salah satu fungsi yang
strategis dalam manajemen sistem pendidikan. Sehingga dalam pelaksanaanya
dapat dievaluasi dengan baik. Maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan sebagai
sistem adalah pendidikan yang diposisikan sebagai subjek harus melewati suatu
proses yang baik atau sistem sehingga menghasilkan output yang baik
C. Tujuan Dari Sistem Pendidikan
Tujuan sistem pendidikan adalah suatu factor yang amat sangat penting di dalam
pendidikan, karena tujuan merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak
di tuju oleh pendidikan.Begitu juga dengan penyelenggaraan pendidikan yang
tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.Hal ini
dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.
Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde
Baru. Demikian pula sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan
pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke pelita sesuai dengan
tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia. Suatu sistem selau berkitan dengan pencapaian suatu tujuan. Dalam
lingkup sistem pendidikan nasional kita bertujuan mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mendiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan, perlulah disusun dan difungsionalkan suatu sistem,
penyelenggaraan pendidikan yang baik. Berbagai komponen dalam sistem perlu
dikenali, dipahami dan dikembangkan secara seksama, sehingga benar-benar
dapat berfungsi dengan tepat. Disinilah letak pentingnya pendekatan sistem
dalam penyelenggaran pendidikan. Dengan pendekatan sistem sapat dikenali
kelemahan masing-masing komponen.

D. Komponen-Komponen yang terdapat pada pendidikan sebagai sistem

Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang meiliki peran dalam keseluruhan
berlangsungnya suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan
berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil dan
tidaknya atau ada dan tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat diaktan bahwa untuk
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen
tersebut.
komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen, yaitu 1) tujuan
pendidikan, 2) peserta didik, 3) isi pendidikan, dan 6) konteks yang
memepengaruhi suasana pendidikan. Berikut akan diuraikan satu persatu
komponen-komponen tersebut.

1. Tujuan Pendidikan.
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada
tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan
bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan
pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis.
Sebagai ilmu pengetahuan normatif , ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah; norma-norma dan atau ukuran tingkahlaku perbuatan yang
sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu pengetahuan praktis,
tugas pendidikan dan atau pendidik maupun guru ialah menanamkam
sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang didasarkan kepada
dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan danpendidik
dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981). Langeveld mengemukakan
bahwa pandangan hidup manusia menjiwai tingkah laku perbuatan
mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung pada
nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai
tingkahlaku manusia akan menjiwai tingkahlaku pendidikan dan sekaligus
akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
Langeveld mengemukakan jenis-jenis tujuan pendidikan terdiri dari tujuan
umum, tujuan tak lengkap, tujuan sementara, tuuan kebetulan dan tujuan
perantara. Pembagian jenis-jenis tujuan tersebut merupakan tinjauan dari
luas dan sempit tujuan yang ingin dicapai.
Urutan hirarkhis tujuan pendidikan dapat dilihat dalam kurikulum
pendidikan yang terjabar mulai dari 1) Cita-cita nasional/tujuan nasional
(Pembukaan UUD 1945), 2) Tujuan Pembangunan Nasional (dalam
Sistem Pendidikan Nasional), 4) Tujuan Institusional (pada tiap tingkat
pendidikan/sekolah), 5) Tujuan kurikuler (Pada tiap-tiap bidang studi/mata
pelajran atau kuliah), dan 6) Tujuan instruksional yang dibagi menjadi dua
yaitu tujuan instruksional umum dan tujuan instruksional khusus. Denga
demikian tampak keterkaitan antara tujuan instruksional yang dicapai guru
dalam pembelajaran dikelas, untuk mencapai tujuan pendidikan nasional
yang bersumber dari falsafah hidup yang berlandaskan pada Pancasila dan
UUD 1945.

2. Peserta Didik
Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia
sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik.
Kalau dulu orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada
usia sekolah, maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga
didalamnya orang dewasa. Mendasarkan pada pemikiran tersebut di atas
maka pembahasan peserta didik seharusnya bermuara pada dua hal
tersebut di atas.
Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau
sikap anak didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut :
Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak
memiliki sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbdeda dengan sifat hakikat
kedewasaan. Anak memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan
pertolongan dan bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat
hakikat manusia dalam pendidikan ia mengemukakan anak didik harus
diakui sebagai makhluk individu dualitas, sosialitas dan moralitas.
Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan mendidik.

3. Pendidikan
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat
beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala
kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Ditinjau
dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong
pada pendidik. Guru sebgai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua
sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat
baik formal maupun informal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas Syaifullah (1982) mendasarkan
pada konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang termasuk
kategori pendidi adalah 1) orang dewasa, 2) orang tua, 3) guru/pendidik,
dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin keagamaan.

4. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian
orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh Syaifullah adalah sebagai
berikut : (1) manusia yang memiliki pandangan hidup prinsip hidup yang
pasti dan tetap, (2) manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau cita-cita
hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik, (3) manusia yang cakap
mengambil keputusan batin sendiri atau perbuatannya sendiri dan yang
akan dipertanggungjawabkan sendiri, (4) manusia yang telah cakap
menjadi anggota masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh inisiatif,
(5) manusia yang telah mencapai umur kronologs paling rendah 18 th, (6)
manusia berbudi luhur dan berbadan sehat, (7) manusia yang berani dan
cakap hidup berkeluarga, dan (8) manusia yang berkepribadian yang utuh
dan bulat.

5. Orang Tua
Kedudukan orang tua sebgai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati
dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pedidik utama dan
yang pertama dan berlandaskan pada hubungan cinta-kasih bagi keluarga
atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang tua
sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang
memikirkan tentang pendidikan. Secara umum dapat dikatan bahwa semua
orang tua adalah pendidik, namun tidak semua orang tua mampu
melaksanakan pendidikan dengan baik. Sebagaimana telah dikemukakan
dalam bahasan di atas, bahwa kemampuan untuk menjadi orang tua sama
sekali tidak sejajar dengan kemampuan untuk mendidik.

6. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik disekolah yang secara lagsung maupun tidak
langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik
dituntut memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi
maupun persyaratan jabatan. Persyaratan pribadi didasrkan pada ketentuan
yang terkait dengan nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan
intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait
dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan
yangingin disampaikan maupun cara penyampainannya, dan memiliki
filsafat pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.

7. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan


Selain orang dewasa, orang uta dan guru, pemimpin masyarakat dan
pemimpin keagamaan merupakan pendidik juga. Peran pemimpin
masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam
mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang dipimpin.
Pemimpin keagaam sebagai pendidik, tampak pada aktifitas pembinaan
atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada
nilai-nilai keagamaan.

Interaksi Edukatif Pendidik dan Anak Didik


Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-
komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik.
Interaksi pendidik dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut
mungkin berupa tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat
pendidikan, dan metode pendidikan.
Pendidikan berdasarkan kewibawaan dpat dicontohkan dalam peristiwa
pengajaran dimana seorang guru sedang memberikan pengajaran, diantara
beberapa murid membuat suatu yang menyebabkan terganggunya jalan
pengajaran. Kemudian guru tersebut memberikan peringatan, maka belau ini telah
melaksanakan tindakan berdasarkan kewibawaan. Dengan demikian tindakan
berdasrkan kewibawaan yaitu bersumber dari orang dewasa sebagai pendidik,
untuk mencapai tujuan pendidikan (tujuan kesusilaan, sosial dan lain-lain)
(Syaifullah, 1982).
Alat pendidikan adalh suatu situasi atau perbuatan dengan situasi atau perbuatan
tersebut akan dicapai tujuan pendidikan. Tindakan pendidik untuk menciptakan
ketenangan agar tercapai tujuan pendidikan tertentu dalam proses pengajaran, atau
melakukan perbuatan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu, umpamanya
nasihat, teguran, hukuman dan teguran agar anak mau berbakti pada orang tua.
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas metode atau bagaimana pendidikan
dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam mendidik yaitu
metode diktatorialm metode liberal dan metode demokratis (Suwarno, 1981).
Metode diktatoral bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa
perkembagan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor diluar manusia,
sehingg pendidikan bersifat maha kuasa. Sikap ini menimbulkan sikap diktator
dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.
Metode liberal bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa
perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam
yang secara wajar atau kodrat ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan
sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan
anak. Biarkanlah anak berkembang sesuai denan kodratnya secara bebas atau
liberal.
Metode demokratis bersumber dari teori konvergensi yang mengatakan bahwa
perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Di
dalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat mengasai anak, tetapi harus
bersifat membimbig perkembangan anak. Di sini tampak bahwa pendidik dan
anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
Ki Hadjar Dewantoro melahirkan asas pendidikan yang sesuai dengan metode
demokratis, yaitu Tut Wuri Handayani, ing madyo mangun karsa,ing ngarsa asung
tulada artinya pendidik itu kadang-kadang mengikuti dari belakang, kadang-
kadang harus ditengah-tengah berdampingan dengan anak dan kadang-kadang
harus didepan untuk memberi contoh atau tauladan.

8. Isi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik
isi/bahan yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal. Isi
pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan, dan berkaitan dengan
manusia ideal yang dicita-citakan. Untuk mencapai manusia yang ideal
yang berkembang keseluruhan sosial, susila dan individu sebagai hakikat
manusia perlu diisi dengan bahan pendidikan. Macam-macam isi
pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama., pendidikan moril,
pendidikan estetis, pendidikan sosial, pendidikan civic, pendidikan
intelektual, pendidikan keterampilan dan peindidikan jasmani.

9. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan.
Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala
kebudayaan, yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja.
Lingkungan pendidikan dapat dikelompokkan berdasarkan lingkungan
kebudayaan yang terdiri dari lingkungan kurtural ideologis, lingkungan
sosial politis, lingkungan sosial anthropologis, lingkungan sosial ekonomi,
dan lingkungan iklim geographis. Ditinjau dari hubungan lingkungan
denan manusia dapat dikelompokkan menjadi lingkungan yang tidak dapat
diubah dan lingkungan yang dapat diubah atau dipengaruhi, dan
lingkungan yang secara sadar dan sengaja diadakan untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Dari sudut tinjauan lain Langeveld linkgungan
pendidikan menjadi lingkunganyang bersifat pribadi atau pergaulan dan
lingkungan yang bersifat kenedaan, segala sesuatu yang ada di sekeliling
anak.
Keseluruhan komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang
saling berkaitan dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan.

E. Tantangan dalam sistem Pendidikan

Pendidikan di Indonesia telah banyak mengalami perubahan dan kemajuan


dalam beberapa dekade terakhir, namun masih ada aspek yang perlu
diperbaiki. salah satunyayang menjadi masalah utama adalah kualitas
pendidikan yang rendah. standar pendidikan di banyak sekolah terutama
daerah pedesaandan perkotaan yang kurang berkembang, masih jauh dari
kata memadai. kurikulum yang kurang relevan, fasilitas yang tidak
memadai dan lagi kurangnya sumber daya pendidik yang menjadi faktor
utama yang meyebabkan rendahnya kualitas pendidikan.Selain itu, sistem
evaluasi dan pengukuran prestasi pendidikan juga perlu adanya perbaikan.
Ujian Nasional yang masih menjadi penentu utama kelulusan meski
sekarang sudah berganti menjadi Asesmen Nasional, siswa cenderung
mendorong pendekatan "belajar untuk lulus" daripada mendalami
pemahaman mengenai pembelajaran di sekolah. Hal ini terjadi karena
kurang nya motivasi siswa untuk memperoleh pengetahuan yang
berkelanjutan dan berkembang.

Tidak adanya kesetaraan dalam mengakses pendidikan juga menjadi


masalah yang serius. Banyak anak-anak di daerah terpencil atau miskin
yang hampir tidak memiliki akses ke pendidikan yang berkualitas. Hal ini
pula menjadi kesenjangan pendidikan yang semakin meluas antara wilayah
perkotaan dan pedesaan, serta antara kelompok sosial ekonomi yang
berbeda. Selanjutnya, pendidikan di indonesia masih terlalu fokus pada
pembelajaran akademis semata. Padahal pada kenyataannya keterampilan
praktis dan keahlian teknis yang relevan didunia kerja sering di anggap
sebelah mata dan diabaikan. Hal ini punya yang menyebabkan terjadinya
kesenjangan antara apa yang diajarkan disekolah dan apa yang di butuhkan
oleh pasar kerja. Sebagai hasilnya, lulusan sering menghadapi kesulitan
dalam menemukan pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan yang mereka
terima dimasa sekolah. Pendidikan di Indonesia juga masih terjebak dalam
pendekatan pengajaran yang tradisional dan kurang inovatif. Metode
pengajaran yang berpusat pada guru dan kurang memperhatikan kebutuhan
individual siswa yang tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman.
Perlu dilakukan transformasi menuju pendekatan yang lebih interaktif,
kreatif, dan berpusat pada siswa.

Secara keseluruhan, Pendidikan di Indonesia masih mengahadapi


banyaknya problematika dan tantangan yang perlu mengalami perubahan
yang dapat diterima oleh berbagai kalangan masyarakat baik di perkotaan
dan di daerah harus di pastikan merata. peningkatan kualitas pendidikan,
inklusivitas, relevansi dan inovasi dalam pengajaran adalah langkah-
langkah penting yang perlu dilakukan untuk memastikan bahwa sistem
pendidikan Indonesia siap mengahdapi tuntutan dunia yang terus
berkembang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan di atas dapat disimpulkan


bahwa, sistem merupakan kumpulan dari komponen komponen atau unsur-unsur
yang saling belerja sama satu sama lain menurut fungsinya masing masing untuk
mencapai suatu tujuan. Pendidikan juga merupakan sebuah sistem yang dinamis
kontekstual atau sistem yang terus menerus bergerak tanpa henti. Tentunya
pendidikan sebagai sistem harus terbuka untuk menerima tuntutan tuntutan akan
kualitas. Pendidikan sebagai suatu sistem merupakan gabungan dari komponen
atau unsur unsur yang ada dalam pendidikan yang saling berinteraksi satu sama
lain agar tercapainya suatu tujuan pendidikan. Oleh karena itu, pembahasan
mengenai pendidikan sebagai sistem sangat penting. Pendidikan sebagai sistem
juga terdiri dari berbagai komponen penyusunnya. Komponen-komponen ini
saling berhubungan dan berkaitan tentunya juga bekerja sama untuk tercapainya
suatu tujuan pendidikan. Dengan adanya komponen komponen yang
mendasarinya, pendidikan sebagai sitem akan bekerja dengan semestinya.

B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat memperluas wawasan pembaca dan
penulis. Tentunya penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan sebagai
bahan evaluasi untuk ke depannya. Sehingga bisa terus menghasilkan karya tulis
yang bermanfaat bagi banyak orang.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai