Anda di halaman 1dari 26

ARTIKEL SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

Nama penulis :Dinda Dwi Dianti Santosa


Email : dwidiantisantosadinda@gmail.com
Mahasiswa : Program Studi Administrasi Pendidikan

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL


NATIONAL EDUCATION SYSTEM

Disusun Oleh
Dinda Dwi Dianti Santosa
NIM : 0142S1A020023

ABSTRAK
Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung terus tak terputus
dari generasi ke generasi di dunia ini. Hadirnya Islam diharapkan mampu merubah
perilaku masyarakat,terutama dari segi moral, dan dalam upaya pembentukan
kepribadian yang utama. Di Indonesia pendidikan Islam sudah dikenal sejak agama
Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M dibawa oleh pedagan dan mubalig dari
Arab. Dengan sistem pendidikan yang masih secara informal, kemudian diperbaharui
serta disempurnakan ke arah yang lebih teratur dan sistematis (formal) sejak
munculnya gerakan pembaharuan Islam dan mulai dikenalnya sistem pendidikan
formal di Indonesia. Salah satu tokoh pembaharu muslim Indonesia yang terjun
langsung dalam bidang pendidikan adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan,merupakan
pendiri organisasi Muhammadiyah. Lahir di kauman Yogyakarta dengan nama
Muhammad Darwis pada 1 Agustus 1868. Berkat perjuangan serta jasa-
jasanya,maka pemerintah Republik Indonesia menetapkannya sebagai pahlawan
nasional dalam membangkitkan kesadaran bangsa ini melalui pembaruan Islam dan
pendidikan melalui surat keputusan Presiden No.657 tahun 1961.

1
ABSTRACT
Education is something universal and continues uninterrupted from
generation to generation in this world. The prensence of Islam is expected to be able
to change people’s behavior,especially in terms of morals,and in an effort to form the
main personality. In Indonesia,Islamic education has been known since Islam
entered Indonesia in the 7th century AD brought by traders and preachers from
Arabia. With an education system that is still informal,then updated and systematic
(Formal) direction since the emergence of the Islamic reform movement and the
introdaction of the formal education system in Indonesia. One of the Indonesian
Muslim reformers who is directly involved in the field of education is Kyai Haji
Ahmad Dahlan,who is the founder of the Muhammadiyah organization. Born in
kauman Yogyakarta under the name Muhammad Darwis on August 1,1868.Thank to
his struggles and services,the government of the Rebublic of Indonesia declared him
a national hero in raising awareness of this nation through reform of Islam and
education through presidential Decree No.657 in 1961.

2
Pendahuluan
Pengertian sistem
Istilah sistem berasal dari bahasa yunani “systema”,yang berati sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan
suatu keseluruhan.
istilah sistem dipakai untuk menunjuk beberapa pengertian
1. Dipakai untuk menunjuk adanya suatu himpunan bagian-bagian yg saling
berkaitan secara alamiah sehingga menjadi suatu kesatuan yang bulat dan
terpadu : sistem tata surya.
2. Menunjuk adanya alat2/organ tubuh secara keseluruhan yg mempunyai andil
didalaam menjalankan fungsi tubuh;Sistem Saraf
3. Sistem dapat dipakai untuk menunjuk sehimpunan gagasan atau ide yang
tersusun dan terorganisasi sehingga membentuk suatu kesatuan yang logis
contoh : Sistem pemerintahan
4. Sistem dapat digunakan untuk menunjuk pada suatu cara atau metode
contoh : Sistem belajar jarak jauh.
SETIAP SISTEM MEMPUNYAI CIRI-CIRI SEBAGAI BERIKUT;
1. tujuan, setiap sistem mempunyai tujuan sebagai contoh lembaga pendidikan
adalah memberikan palayanan pendidikan kepada yang membutuhkan
2. fungsi-fungsi, dengan adanya tujuan yang harus dicapai, oleh suatu sistem
menuntut terlaksananya berbagai fungsi yang diperlukan yaitu dengan
adanya fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, pengawasan dan penilaian
3. komponen-komponen, sistem ini terdiri dari komponen-komponen dan
masing-masing komponen memiliki fungsi khusus
4. interaksi atau saling hubungan, semua sistem yang ada tentunya saling
berinteraksi atau saling berhubungan satu dengan yang
5. pengambungan yang menimbulkan perpaduan, mengadakan suatu
pengambungan dari beberapa sistem sehingga akan terjalin suatu
keterpaduan sasaran yang diinginkan
6. proses transformasi, semua sistem mempunyai misi untuk mencapai tujuan.
untuk itu diperlukan suatu proses yang memproses masukan (input) menjadi
3
hasil (output)

7. umpan balik untuk koreksi, untuk mengetahui apakah masing-masing fungsi


terlaksana dengan baik, maka diperlukan kontrol untuk memberikan koreksi,
hasil koreksi dijadikan bahan pertimbangan untuk penyempuarnaan lebih
lanjut
8. daerah batasan/lingkungan, antara suatu sistem yang satu dengan lain
mempunyai daerah batasan tertentu
Pengertian Pendidikan Nasional
Jika dilihat dari harfiahnya,pendidikan berasal dari kata didik. Namun
demikian,secara istilah pendidikan kerap diartikan sebagai “upaya”. Sedangkan
menurut W.J.S Poerwadarminta,pendidikan secara letterlijk berasal dari kata dasar
didik dan dari awalan men-yaitu kerja yang artinya memeliharra dan memberi latihan
(ajaran).
Selain itu dikatakan pula bahwa “paedadogie” berasal dari bahasa
Yunani,terdiri atas kata “PAIS”, artinya anak,dan “AGAIN” diterjemahkan
membimbing,jadi paedadogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak.
Secara definisi pendidikan (paedadogie) diartikan oleh para tokoh
pendidikan,sebagai berikut :
a) John Dewey
Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental
secara intelektual dan emosional ke arah alam dan sesama manusia.
b) Langeveld
Mendidik adalah,mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya
menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan
dilaksanakan dengan sengaja antara orang dewasa dengan anak atau orang
yang belum dewasa.
c) Hoogeveld
Mendidik adalah membantu anak supaya ia cukup cakap menyelenggarakan
tugas hidupnya atas tanggungjawabnya sendiri.
d) Rousseau
Pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-
anak,akan tetapi kita membutuhkannya pada waktu dewasa.
e) Ki Hajar Dewantara

4
Mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada masa
anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Sistem pendidikan Nasional diatur dengan Undang-Undang. Undang-Undang


tentang sistem pendidikan Nasional disahkan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri
pada tanggal 8 Juli 2003. UU 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
diberlakukan setelah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78,dan penjelasan atas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4301 oleh sekretaris Negara Indonesia Bambang Kesowo pada
tanggal 8 Juli 2003 di Jakarta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
atau UU Sisdiknas mencabut:
Undang-Undang Nomor 48/Prp./1960 tentang pengawasan pendidikan dan
pengajaran Asing (Lembar Negara Tahun 1960 Nomor 155,Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2103);
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 Nomor 6,Tambahan Lembaran Negara Nomor
3390). Penjelasan umum manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya.
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya
melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh
masyarakat.Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31
ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan,dan
ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta
akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
undang-undang. Untuk itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan
kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip
dempkrasi,desentralisasi,keadilan,dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan,prinsip
-prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan,proses
dan manajemen system pendidikan. Selain itu,ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek
5
kehidupan,termasuk dalam system pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut
pembaruan system pendidikan,diantaranya pembaruan kurikulum,yaitu diverisifikasi
kurikulum untuk melayani peserta didik dan potensi daerah yang
beragam,diverisifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara
profesional,penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara
professional,penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional
dan daerah menyesuaikan dengan setempat; penyusunan standar penandaan
pendidik untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan
keadilan;pelaksanaan manajemen pendidikan berbasis sekolah dan otonomi
perguruan tinggi ;serta penyelenggaraan pendidikan dengan system terbuka dan
multimakna. Pembaharuan system pendidikan juga meliputi penghapusan
deskriminasi antara pendidikan yang dikelola pemerintah dan pendidikan yang
dikelola masyarakat,serta pembedaan antara pendidikan keagamaan dan pendidikan
umum.
Pembaharuan system pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui
visi,misi dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan nasional
mempunyai visi terwujudnya System pendidikan sebagai prantara social yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab
tantangan zaman yang selalu berubah.
Dengan visi pendidikan tersebut,pendidikan nasional mempunyai misi sebagai
berikut : mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia; membantu dan
memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini
sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Meningkatkan
kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral;
Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,keterampilan,pengalaman,sikap dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global;dan memberdayakan peran serta
masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam
konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan visi dan misi pendidikan
nasional tersebut,pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
6
mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia,sehat,berilmu,cakap,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
Pembaruan system pendidikan memerlukan strategi tertentu. Strategi
pembangunan pendidikan nasional dalam undang-undang ini meliputi :
Pelaksanaaa pendidikan agama serta akhlak mulia;
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi;
Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis;
Evaluasi,akreditasi,dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan;
Peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga kependidikan;
Penyediaan sarana belajar yang mendidik;
Pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan;
Penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata;
Pelaksanaan wajib belajar;
Pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan;
Pemberdayaan peran masyarakat;
Pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat;dan
Pelaksanaan pengawasan dalam system pendidikan nasional.
Dengan strategi tersebut diharapkan visi,misi dan tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud secara efektif dalam penyelenggaraan pendidikan. Pembaruan
system pendidikan nasional perlu pula disesuaikan dengan pelaksanaan otonomi
daerah sebagaimana diatur dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 1999 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
Sehubungan dengan hal-hal diatas, Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional perlu diperbaharui dan diganti.
FAKTOR-FAKTOR PENDIDIKAN.
1. Faktor Tujuan
Didalam praktek pendidikan, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat tentunya memiliki suatu tujuan yang akan dilaksanakan dalam
membina generasi berikutnya. tujuan pendidikan, yaitu ;
1. Tujuan sementara
2. Tujuan antara
3. Tujuan akhir
7
2. Faktor Pendidik
Salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan nasional
adalah pendidik dan tenaga kependidikan.Komponen pendidik dan tenaga
kependidikan merupakan salah satu dari masukan instrumental (intrumental
input), di samping kurikulum dan fasilitas pendidikan.Tinggi rendahnya mutu
pendidikan sangat ditentukan oleh mutu pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Faktor Peserta Didik
Potensi Yang Dimiliki Peserta Didik Dalam Pembelajaran
1. Potensi Fisik
2. Potensi Intelektual
3. Potensi Kecerdasan
4. Potensi Akademik
5. Potensi Kepribadian.
4. Faktor Isi/Materi
1. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan
2. Materi harus sesuai dengan peserta didik
5. Faktor Metode Pendidikan
1. Pendidikan laksana tempat persemaian dan hanya berfungsi menciptakan
lingkungan yang menunjang dan menghindarkan dari hal yang
membahayakan

2. Guru laksana petani yang harus memfasilitasi tanah gembur, pupuk, air,
udara yang sesuai dengan karakteristik tanaman

6. Faktor Situasi Lingkungan

8
Latar Belakang
Pertimbangan yang menjadi latar belakang disahkannya UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah ;
Bahwa pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesiatanun 1945
mengamatkan pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteran
umum,mencerdaskan bangsa,dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yan
berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan soail;
Bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 mengamatkan
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional
yang meningkatkan keimanan dan ketakawaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta
akhlak mulia dalam rangka menncerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan
Undang-Undang;
Bahwa Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan,peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen
pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan

9
kehidupan lokal,nasional,dan global sehingga perlu dilakukan pembaharuan
pendidikan secara terencana,terarah dan berkesinambungan;
Bahwa Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
tidak memadai lagi dan perlu diganti serta perlu disempurnakan agar sesuai dengan
amanat perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a,b,c dan d
perlu membetuk Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
PENDIDIKAN SEBAGAI SUATU SISTEM
1. pendidikan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan pendidikan
2. suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok yaitu unsur masukan,
unsur proses usaha dan unsur hasil usaha
Pendidikan Merupakan Suatu Sistem Yang Mempunyai Unsur2.
a. tujuan / sasaran pendidikan
b. peserta didik
c. penggelola pendidikan
d. struktur /jenjang
e. kurikulum
f. peralatan/pasilitas
unsur-unsur tersebut saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan
lain
P.H. COMBS , mengemukakan 12 komponen pendidikan yaitu
1) tujuan dan prioritas
2) peserta didik
3) manajemen dan penggelolaan
4) struktur dan jadwal waktu
5) isi dan bahan pelajaran
6) guru dan pelaksana

7) alat bantu belajar

8) fasilitas

9) teknologi

10)pengawasan mutu

10
11)penelitian

12)biaya

1. TUJUAN DAN PRIORITAS


fungsinya mengarahkan kegiatan sistem , hal ini merupakan informasi
tentang apa yang hendak dicapai dan urutan pelaksanaannya
2. PESERTA DIDIK
Fungsinya ialah belajar, diharapkan peserta didik mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan pendidikan
3. MANAJEMEN ATAU PENGGELOLA
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan dan menilai sistem
pendidikan
4. STRUKTUR DAN JADWAL WAKTU
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan kegiatan
pendidikan
5. ISI DAN BAHAN PELAJARAN
Fungsinya untuk mengambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran
yang harus dikuasai peserta didik, juga mengarahkan dan mempolakan
kegiatan dalam proses pendidikan
6. GURU DAN PELAKSANA
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan
proses belajar untuk peserta didik
7. ALAT BANTU BELAJAR
Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses pendidikan yang
lebih menarik dan lebih bervariasi
8. FASILITAS
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan
9. TEKNOLOGI
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan
10. PENGAWASAN MUTU
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan

11
11. PENELITIAN

Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu


pengetahuan dan ketrampilan

12. BIAYA

Fungsinya memperlancar proses pendidikan

Pendidikan merupakan usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan. Suatu


usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok,yaitu unsur masukan,unsur proses
usaha itu sendiri,dan unsur hasil usaha
Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagai ciri-ciri yang
ada pada diri peserta didik itu (antara lain,bakat,minat,kemampuan,keadaan jasmani).
Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal,seperti pendidik,kurikulum,gedung
sekolah,buku,metode mengajar dan lain-lain,sedangkan hasil belajar setelah
selesainyua suatu proses belajar mengajar tertentu.
Departemen pendidikan dan kebudayaan menjelaskan pula bahwa “pendidikan
merupakansuatu sistem yang mempunyai unsur-unsur tujuan/sasaran
pendidikan,peserta didik,pengelola pendidikan,struktur/jenjang,kurikulum dan
peralatan/fasilitas.

Dasar Pendidikan Nasional


Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa,sebagai termaktub dalam pembukaan UUD 1945 dan pancasila
sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan pancasila. Melalui sistem
pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan
hidupnya,mengembangkan dirinya dan secara bersama-sama membangun
masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai landasan ideal adalah
pancasila,landasan konstitusional ialah UUD 1945, dan landasan operasional ialah
ketetapan MPR tentang GBHN.
Landasan Ideal
Dalam undang-undang pendidikan No.4 tahun 1950 tentang Dasar-Dasar
pendidikan dan pengajaran sekolah pada Bab III pasal 4 tercantum bahwa landasan
ideal pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan

12
masyarakat dan Tanah Air.
Landasan konstitusional
Pendidikan Nasional berdasarkan atas landasan konstitusional/Undang-
Undang Dasar 1945 pada Bab XIII pasal 31 yang berbunyi:
Ayat 1 : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
Ayat 2 : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem
pengajaran nasional yang ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 32 berbunyi : pemerintah mmajukan kebudayaan nasional Indonesia.
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah :
1. Memajukan kesejahteraan umum.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Landasan operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan,yaitu untuk membentuk
manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,berbudi pekerti
luhur,bekepribadian,berdisiplin,bekerja keras dan tangguh,bertanggung
jawab,mandiri,cerdas,dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Berikut ini dikemukakan ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun 1966-1988
sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional.
1. TAP MPRS No.XXVII/1966 Bab II pasal 3
2. TAP MPR No.IV/MPR/1973
3. TAP MPR No.IV/MPR/1978
4. TAP MPR No.II/MPR/1983
5. TAP MPR No.II/MPR/1988
6. Bab II pasal 4 UU RI No.2 tahun 1989[5][5]

Unsur-unsur Pokok dan Asas-asas pelaksanaan Pendidikan Nasional.


Unsur-unsur pokok
Unsur-unsur pokok pendidikan pancasila terdiri dari pendidikan Moral
pancasila berdasarkan pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila,pendidikan agama,pendidikan watak dan kepribadian,pendidikan
bahasa,pendidikan jasmani,pendidikan kesenian,pendidikan ilmu
pengetahuan,pendidikan keterampilan,pendidikan kewarganegaraan,dan pendidikan
13
kesadaran bersejarah.
Asas-asas pelaksanaan
Pendidikan nasional dilaksanakan dengan memperhatikan asas-asas
pelaksanaan seperti berikut:
1. Asas semesta menyeluruh dan terpadu
2. Asas pendidikan seumur hidup
3. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga,sekolah
dan masyarakat
4. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga,masyarakat dan
pemerintah
5. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan
wawasan nusantara
6. Asas Bhineka Tunggal Ika
7. Asas keselarasan,keserasian,keseimbangan dan kebulatan yang utuh
dalam seluruh kegiatan pendidikan
8. Asas manfaat,adil dan merata yang memandang manusia Indonesia
seutuhnya tanpa deskriminasi antara rakyat kota,desa,daerah-
daerah,suku-suku,bangsa,jenis kelamin,agama,dan lain-lain.
9. Asas Ing Ngarso Sung Tuludo,Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri
Handayani
10. Asas mobilitas,efesiensi dan efektivitas yang memungkinkan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi manusia Indonesia untuk
memperoleh pendidikan
11. Asas kepastian hukum
Pada asas pendidikan di atas,pendidikan nasional diharapkan memungkinkan setiap
rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya mengembangkan dirinya, dan secara
bersama-sama membangun masyarakat.

Tujuan dan Fungsi Pendidikan Nasional


Tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka
mencerdasakan kehidupan bangsa,agar berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa,berakhlak
mulia,berilmu,kreatif,mandiri,dan menjadi warga negara yang demokratis serta
14
bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan nasional sebagai berikut :
a. Alat membangun pribadi,pengembangan warga negara,pengembangan
kebudayaan,dan pengembangan bangsa Indonesia.
b. Menurut Undang-undang RI No.2 tahun 1989 Bab II pasal 3 “Pendidikan nasional
berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat bangsa Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan
tujuan nasional”.
Kelembagan,Progam dan pengelolaan pendidikan
Menurut UU RI No.2 tahun 1989,kelembagaan,program,pengelolaan
pendidikan di Indonesia sebagai berikut :
Kelembagaan pendidikanDitinjau dari segi kelembagaan maka
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia melalui dua jalur,yaitu jalur pendidikan
sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah.
Jalur pendidikan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara terjenjan
dan berkesinambungan,sedangkan jalur pendidikan luar sekolah merupakan
pendidikan yang diselenggarakan diluar sekolah melalui kegiatan belajar mengajar
tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.
Jenis program pendidikan
1. Pendidikan umum
2. Pendidikan kejuruan
3. Pendidikan luar biasa
4. Pendidikan kedinasan
5. Pendidikan keagamaan
6. Pendidikan akademik
7. Pendidikan profesional
Jenjang pendidikan
1. Pendidikan pra sekolah
2. Pendidikan dasar
3. Pendidikan menengah
4. Pendidikan tinggi
Kurikulum pendidikan
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional disusunlah kurikulum yang
memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
15
lingkungan,kebutuhhan pembangunan nasionnal,perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kesenian,sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing satuan
pendidikan.
Isi kurikulum setiap jenis,jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat :
1. Pendidikan pancasila
2. Pendidikan agama;dan
3. Pendidikan kewarganegaraan
Pasaribu dan simanjuntak mengemukakan bahwa dalam menyusun kurikulum
perlu diperhatikan:
1. Dasar dan tujuan sistem pendidikan nasional;
2. Dasar dan tujuan khusus lembaga-lembaga pendidikan di dalam sistem
pendidikan nasional;
3. Tujuan kurikuler komponen-komponen pendidikan;
4. Tujuan dan struktur instruksional/pengajaran;
5. Keperluan pembaharuan di dalam aspek-aspek
isi,orientasi,komposisi,metode,bimbingan,dan sistem evaluasi, serta.
6. Tahap-tahap perkembangan anak didik.
Metode Kajian
Dalam dunia pendidikan negara manapun dibutuhkan sebuah aturan yang
mengatur tentang pendidikan nasional negara tersebut. Di Indonesia Pendidikan
Nasional berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
tahun 1945, menyatakan bahwa berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa,mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa,berakhlak mulia,berilmu,kreatif,mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta tanggung jawab. Sistem Pendidikan Nasional tersebut tercantum
dalam UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kajian Teori
1. Tinjauan tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pengertian Sistem Pendidikan Nasional suatu Negara mampu berkembang
menjadi lebih baik,banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki oleh Negara tersebut. Oleh karena itu Sistem Pendidikan Nasional
harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,peningkatan
16
mutu serta relevasi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal,nasional, dan
global sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara
terencana,terarah,dan berkesinambungan. Pendidikan Nasional dan Sistem
Pendidikan Nasional dapat dijumpai dalam UU N0.20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, Bab I pasal 1 didefinisikan Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berdasar pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945,yang berakar pada nilai-nilai
agama,kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan
perubahan zaman. Menurut Zainal 2008 didalam Undang-Undang RI Nomor
20 tahun 2003 ini memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan
nasional dengan menerapkan prinsip
demokrasi,desentralisasi,otonomi,keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia. Penerapan semua ketentuan dalam Undang-Undang ini diharapkan
dapat mendukung segala upaya untuk memecahkan masalah pendidikan, 10
commit to use 11 yang pada gilirannya akan memberikan sumbangan
signifikan terhadap masalah-masalah makro yang dihadapi oleh bangsa
Indonesia. Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Sistem Pendidikan Nasional dalam uraiannya dari 22 Bab
dan 77 pasal.

Pembahasan
Sistem Pendidikan Nasional Di Indonesia
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “ Systema” yang berarti
sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan, menurut uu no 20 tahun 2003 yaitu keseluruhan
komponen pendidikan yang saling berkaitan secara terpadu untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan


pancasila dibidang pendidikan sebagai pengamalan pancasila dibidang pendidikan,
maka pendidika nasional mengusahakan:
Pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi

17
kualitasnya yang dapat berdiri sendiri.
Pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat,bangsa, dan negara
Indonesia yang berwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh dan mengandung
makna terwujudnya kemampuan bangsa menangkanlah setiap ajaran,paham,dan
ideology yang bertentangan dengan pancasila. Melalui landasan pemikiran
tersebut,pendidikan nasional disusun sebagai usaha sadar untuk memungkinkan
bangsa Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan
dirinya secara terus-menerus dari satu generasi kegenerasi berikutnya.

Pendidikan yang harus diarahkan untuk kesejahteraan bangsa


Maknanya adalah garapan pendidikan nasional,baik yang bersifat formal atau
informasi harus bersifat formal atau informal harus merujuk pada terbinanya
kesejahteraan rakyat. Lahirnya undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 2
tahun 1989 antara lain memberi arahan kemana sistem pendidikan nasional akan
dikembangkan.
Karakteristik atau perubahan mendasar dalam undang-undang sistem
pendidikan nasional 1989 adalah berubahnya kebijakan pendidikan
nasional,khususnya pendidikan dasar yang pada mulanya berlangsung enam tahun
menjadi pendidikan dasar sembilan tahun. Artinya setiap warga negara Indonesia
minimal berpendidikan SLTP.
Tujuan utamanya sudah jelas,yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
melalui sektor pendidikan,khususnya dalam pengembangan sumber daya manusia
bangsa Indonesia yang berkualitas dalam arti memiliki ketahanan mental
religious,jati diri sebagai bangsa,kemandirian kreatif dan inovatif. Oleh sebab
itu,optimisme terhembus bahwa kesejahteraan bangsa akan lebih baik seiring
dengan latar belakang pendidikan yang diperolehnya.

Pendidikan berfungsi untuk penguasaan IPTEK


Kata kunci pada era globalisasi seperti sekarang ini,antara lain bagaimana
penguasaan ilmu pengetahuan,teknologi,dan informasi. Realitas menunjukan bahwa
persaingan-persaingan sekarang sudah terlihat,misalnya dibidang industri yang
syarat teknologi aka lebih unggul. Hal itu sering membuat kita kedodoran dan kalah
langkah dengan industri maju karena ketidakmampuan kita menguasai teknologi
karena itulah pendidikan yang berwawasan teknologi perlu mendapatkan perhatian
18
utama kendala pun tidak lantas meninggalkan dimensi lain seperti budaya dan
humaniora serta penanaman nilai.
Sejak proklamasi kemerdekaan 1945,perkembangan pendidikan di Indonesia
sangat pesat.Jumlah sektor sekolah makin banyak.Ini berarti jumlah guru dan murid
juga bertamba banyak.jadi secara kuantitatif perkembangan pendidikan cukup
memadai,namun dilihat dari segi :
1. Segi pemerataan
2. Segi mutu
Jalur, Jenjang Dan Jenis Pendidikan
Jalur pendidikan terdiri atas:
1. Pendidikan formal,
2. Nonformal, dan
3. Informal.
Pendidikan formal.
Jalur Pendidikan Formal terdiri atas:
1. Pendidikan dasar:
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang
melandasi jenjang pendidikan menengah. Setiap warga negara yang
berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan
dasar.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar bagi setiap warga negara yang berusia 6 (enam) tahun pada
jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya. Pendidikan dasar
berbentuk:
a. Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain
yang sederajat;
b. Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah
(MTs), atau bentuk lain yang sederajat.
2. Pendidikan Menengah :
a. Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan menengah terdiri atas:
c. Pendidikan menengah umum, dan
d. Pendidikan menengah kejuruan.
e. Dengan bentuk : Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
19
(MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah
Kejuruan
(MAK).
3. Pendidikan Tinggi :
a. Pendidik an tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana,
magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan
tinggi.
b. Perguruan tinggi dapat berbentuk.
c. Akademi, Politeknik, Sekolah tinggi, Institut, atau Universitas.

PENDIDIKAN NON FORMAL


Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta
didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

PENDIDIKAN NON FORMAL MELIPUTI:


1. Pendidikan kecakapan hidup,
2. Pendidikan anak usia dini,
3. Pendidikan kepemudaan,
4. Pendidikan pemberdayaan perempuan,
5. Pendidikan keaksaraan,
6. Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja,
7. Pendidikan kesetaraan, serta
8. Pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik.
PENDIDIKAN IN FORMAL
Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama
dengan pendidikan formal dan nonformal setelah peserta didik lulus ujian sesuai
20
dengan standar nasional pendidikan.
JENIS-JENIS PENDIDIKAN
1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan
formal, nonformal, dan/atau informal.
Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk
pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan.
2. Pendidikan Kedinasan
Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang diselenggarakan
oleh departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.Pendidikan
kedinasan berfungsi meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
pelaksanaan tugas kedinasan bagi pegawai dan calon pegawai negeri suatu
departemen atau lembaga pemerintah nondepartemen.Pendidikan kedinasan
diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal dan nonformal.
3. Pendidikan Keagamaan
Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh Pemerintah dan/atau
kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan
formal, nonformal, dan informal.

4. Pendidikan Jarak Jauh


Diselenggarakan pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Berfungsi
memberikan layanan pendidikan kepada kelompok masyarakat yang tidak dapat
mengikuti pendidikan secara tatap muka atau reguler
5. Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus
Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa.
Pendidikan layanan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik di
daerah terpencil atau terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

21
Konsep Pendidikan juga menjadi rumusan tujuan pendidikan nasional
sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3
,tujuan pendidikan nasional tersebut diimplementasikan lebih melalui tujuan
pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP/MTs,yaitu untuk: (1) menumbuh
kembangkan akidah melalui pemberian,pemupukan dan pengembangan ilmu
pengetahuan,pembiasaan,penghayatan,pengalaman,serta pengamalan peserta
didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim bertaqwa kepada
Allah SWT. (2) memiliki kemampuan dalam beribadah dengan tuntunan syari’at
Islam. (3) mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu yang berpengatahuan,cerdas,produktif,jujur,adil,rajin beribadah serta
pengembangkan budaya Islam di sekolah.
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan
hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut
ukuran Islam. Pendidikan agama Islam sebagai usaha untuk membina dan
mengembangkan pribadi siswa baik dari segi rohani maupun dari segi jasmani harus
berlangsung secara bertahap. Saat ini banyak guru yang telah melaksanakan teori
konstruktivitisme dalam pembelajaran dikelas tetapi volumenya masih terbatas
,karena kenyataan masih banyak guru yang dalam mengajar masih terkesan hanya
melaksanakan kewajiban ,tidak menggunakan strategi,metode dalam
mengajar,baginya yang penting bagaimana seluruh peristiwa pembelajaran dapat
berlangsung.
Dalam struktur jasmani dan rohani manusia, Allah memberikan
seperangkat kemampuan dasar yang memiliki kecenderungan berkembang dalam
psikologi disebut potensialitas atau disposisi yang menurut aliran psikologi
behaviorisme disebut prepotence reflexes (kemampuan dasar yang secara otomatis
dapat berkembang). Faham Behaviorisme bersumber dari sarjana psikologi dan
pendidikan Amerika Serikat yang berpandangan bahwa memang manusia itu tidak
dilahirkan menjadi baik atau buruk,sebagaimana pendapat skinner yang menyatakan
bahwa lingkungan sekitar menentukan perkembangan hidup seseorang,namun ia
sendiri juga dapat mengubah lingkungan itu. Jika mempercayai John Lock sebagai
dalil,bahwa bila anak sejak lahir berada dalam keadaan suci bersih bagaikan lilin
(tabula rasa) yang secara pasif menerima pengaruh dari lingkungan eksternal,berarti
tidak menghargai benih-benih potensial manusia yang dapat ditumbuhkembangkan
melalui pengaruh pendidikan.
22
Penutup
Kesimpulan
1. Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan
merupakan suatu keseluruhan. Zahara Idris (1987) mengemukakan
bahwa sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-
komponen atau elemen-elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-
sumber yang mempunyai hubungan fungsional yang teratur, tidak
sekedar acak, yang saling membantu untuk mencapai suatu hasil
(produk).
Menurut Departemen pendidikan dan kebudayaan (1984/1985) setiap
sistem mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a) Tujuan, b) fungsi-fungsi,
c) komponen-komponen, d) interaksi atau saling hubungan, e)
penggabungan yang menimbulkan jalinan perpaduan, f) proses
transformasi, g) umpan balik untuk koreksi, h) daerah batasan dan
lingkungan.
Sedangkan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU
Sisdinas No.2 tahun 1989 pasa 1 ayat 2 adalah pendidikan yang
berakar pada kebudayaan bangsa indonesia dan berdasarkan pada
pancasila dan UUD 1954. Jadi, darri kedua pengertian tersebut kita
dapat mengambil kesimpulan bahwa sistem pendidikan nasional
adalah sehimpunan pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsan Indonesia dan berdasarkan pada pancasila serta UUD 1954.
2. Sebagai sebuah sistem, pendidikan nasional pastinya memiliki
dasar,fungsi dan tujuan tertentu. Dasar pendidikan Nasional bagi
bangsa Indonesia dapat diklarifikasikan menjadi dasar ideal, dasar
konstitusional, dan dasar operasional. Tentang tujuan pendidikan
nasional bagi bangsa Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Menghasilkan anak didik menjadi manusia-manusia
pancasila yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia, berdasarkan pancasila.
c. Membentuk manusia susila yang cakap dan warganegara
23
yang demokratis, yang bertanggungjawab tentang
kesejahteraan masyarakat dan tanah air dan lainnya.
Sedangkan fungsi pendidikan nasional untuk mewujudkan masyarakat
budaya yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, maka
pendidikan nasional harus berfungsi sebagai :
1) Pengembangan peribadi, pengembangan warga negara,
pengembangan bangsa.
2) Pengembangan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat bangsa Indonesia dalam rangka
mewujudkan tujuan nasional.

Saran
 Hendaknya masyarakat lebih memahami dasar, fungsi dan
tujuan pendidikan Nasional. Sehingga dapat memanfaatkan
pendidikan dengan baik.
 Peraturan-peraturan yang telah dibuat hendaknya harus
dilaksanakan bersama antara pemerintah dengan masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan nasional melalui pemerataan
pendidikan.

Daftar Pustaka

Arsyad, Arsyad, Sulfemi, Wahyu Bagja, Fajartriani Tia. 2020. “Penguatan motivasi
shalat dan karakter peserta didik melalui pendekatan pembelajaran kontekstual
pada mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam.” POTENSIA : Jurnal
Kependidikan Islam, Vol.6, No.2: 185-204.
(Tuslisan dapat diakses di http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/potentsia/view/9662)

24
Arsyad, Arsyad dan Salahudin.2018. “Hubungan kemampuan membaca Al-Qur’an
dan minat belajar siswa dengan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI)”.
EDUKASI; Jurnal penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan. 16 No.2: 166-178
(Tulisan dapat diakses di Website: http://jurnaledukasikemebag.org)

Palettei, Arsyad Djamaluddin; Sulfemi, Wahyu Bagja.(2019). Pengaruh kelompok


kerja Guru (KKG) Terhadap Peningkatan Kompetensi Pedagogik dan kemampuan
menulis karya ilmiah. Jurnal pendidikan Dasar Indonesia (JPDI) 4 (2),53-58
(Tulisan dapat diakses di
http://journal.stkipsingkawang.ac.id/index.php/JPDI/article/View/1522)

Arsyad, Arsyad dan Sulfemi Wahyu Bagja 2017. “Pemberdayaan Individu melalui
konsep link and match dalam Perspektif Pendidikan Islam.” Prosiding Seminar
Nasional STKIP Muhammadiyah Bogor. Bogor: STKIP Muhammadiyah Bogor,
No.1:58-65.
(Tulisan dapat diakses di http://osf.oi/preprints/inarxiv/wcmtq)

Arsyad, Arsyad. 2016. “Konsep Penelitian Skripsi sebagai Kegiatan Ilmiah.” Jurnal
Fascho, kajian pendidikan dan sosial kemasyarakatan, No.1 volume 5:1-10
(Tulisan dapat diakses di http://osf.oi/preprints/inarxiv/npx2s/)

Kusuma, Rahayu Pratiwi, “makalah sistem pendidikan nasional.”


http://rahayukusumapratiwi.blogspot.com/201/3/01 makalah-sistem-pendidikan-
nasional. html,(diakses pada 28 mei, 21.50)

wahyono. Budi. “Definisi dan Dasar Sistem Pendidikan Nasional.”


http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12//definisi-dan-dasar-sistem-
pendidikan.html,(diakses pada 28 mei 2013, 22.25)

Januar Pelita Pepi. (2018). PPT System pendidikan nasional,System pendidikan dan
Factor-factor pendidikan.

Januar Pelita Pepi. (2018). PPT Pengertian pendidikan dan Hakikat pendidikan

25
26

Anda mungkin juga menyukai