Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENDIDIKAN

SEBAGAI SISTEM

Oleh :

-Muhammad Rayhan

-Muhammad Rizky Al-Farabi

-Willy Nurgian
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Disaat sekarang ini pendidikan telah dipandang sebagai suatu fungsi yang
melekat dengan kehidupan sehari-hari, pendidikan telah dipandang sebagai suatu
fungsi yang melekat dengan kehidupan itu sendiri. Memperoleh pendidikan sudah
merupakan suatu keharusan dan kebutuhan dalam kehidupan pribadi, masyarakat
dan bangsa. Pendidikan telah dipandang sebagai suatu investasi dalam
pembangunan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam pembangunan
sosial dan ekonomi. Pendidikan makin banyak memerlukan berbagai keahlian
profesional dalam manajemennya serta memerlukan berbagai kehlian yang
bersifat interdisipliner dalam memecahkan masalahnya. Dalam makalah ini akan
membahas tentang Pendidikan sebagai sebuah Sistem.
Pendidikan merupakan sebuah sistem. Sebagai sistem, aktivitas
pendidikan terbangun dalam beberapa komponen, yaitu pendidik, peserta didik,
tujuan pendidikan, alat pendidikan, dan lingkungan pendidikan. Semua komponen
yang membangun sistem pendidikan, saling berhubungan, saling tergantung, dan
saling menentukan satu sama lain. Setiap komponen memiliki fungsi masing-
masing dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Aktivitas pendidikan akan
terselenggara dengan baik apabila didukung oleh komponen-komponen dimaksud.
Fungsi pendidikan sebenarnya adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan dapat berjalan lancar, baik secara struktural,
maupun secara institusional. Secara struktural menuntut terwujudnya struktur
organisasi yang mengatur jalannya proses kependidikan. Secara institusional
mengandung implikasi bahwa proses kependidikan yang terjadi dalam struktur
organisasi itu dilembagakan untuk lebih menjamin proses pendidikan itu berjalan
secara konsisten dan berkesinambungan mengikuti kebutuhan dan perkembangan
manusia yang cenderung ke arah tingkat kemampuan yang optimal.
Makna pendidikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 sebagai
proses dan pengubah perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam GBHN tahun
1973 dikemukakan pengertian bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan
suatu usaha yang disadari untuk mengembangkan kepribadian dan dan
kemampuan manusia, yang dilaksanakan di dalam maupun di luar sekolah, dan
berlangsung seumur hidup.
Dalam Undang-Undang RI nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan
nasional, disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang. Pendidikan nasional berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat
manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan
bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang yang dilakukan oleh orang
dewasa dalam mengubah kedewasaan setiap individu dari berbagai aspek
kepribadian manusia baik itu pengetahuan, nilai, sikap, maupun keterampilan
sehingga dapat meningkatkan kualitas kehidupan setiap individu, dengan menjadi
dirinya individu yang berguna untuk diri sendiri, maupun orang lain, serta
menjadi generasi emas di masa yang akan datang. Pendidikan juga modal utama
setiap individu dalam berinteraksi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Pendidikan tidak lepas dari peranan seorang guru. Guru, peserta didik, dan
kurikulum merupakan tiga komponen utama dalam pendidikan nasional. Sehingga
untuk menjadi seorang guru bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah
karena memerlukan keahlian khusus dalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Guru merupakan anggota masyarakat yang memiliki kewajiban khusus untuk
mencerdaskan bangsa, dengan dibekali keahlian khusus untuk menunjang tugas
keprofesiannya, dalam mengembangkan pendidikan yang lebih baik sehingga
dapat membangun bangsa dan negara yang lebih maju.
Dalan keprofesiannya, seorang guru harus memiliki kemampuan untuk
membuat pembelajaran yang kreatif, variatif, dan inovatif, dengan tujuan agar
siswa dapat tertarik dengan mengikuti proses belajar mengajar yang dilaksanakan
oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tersampaikan dengan optimal.
Namun pada kenyataannya pendidikan belum dapat meningkatkan kualitas
kehidupan.
Berdasarkan data Survey United Nation Education, Scientific and Cultural
Organization (UNESCO) bahwa kualitas pendidikan Indonesia menempati
peringkat 10 dari 14 negara-negara berkembang di Asia Pasifik, sedangkan
kualitas para guru berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu
faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para
guru dalam menggali potensi anak.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengertian sistem dan pendidikan?


2. Apa saja macam-macam sistem dan komponen nya?
3. Apa saja visi dan misi dari sistem pendidikan nasional?
4. Bagaimana perkembangan teori sistem?
5. Apa tujuan pendidikan?
6. Apa tantangan sistem pendidikan?
7. Bagaimana interaksi sistem pendidikan dan lingkungan?
8. Bagaimana analisis dan pemetaan pendidikan nasional sebagai suatu
sistem?
9. Bagaimana kelembagaan, program dan pengelolaan pendidikan?
10. Bagaimana upaya-upaya untuk pengembangan sistem pendidikan
nasional?
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian pendidikan dan sistem


2. Untuk mengetahui macam-macam sistem dan komponen nya
3. Untuk mengetahui perkembangan teori sistem
4. Untuk mengetahui tujuan sistem pendidikan
5. Untuk mengetahui tantangan sistem pendidikan
6. Untuk mengetahui interaksi sistem pendidikan dan lingkungan
7. Untuk mengetahui analisis dan pemetaan pendidikan nasional sebagai sistem

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini adalah:

1. Agar kita mengetahui betapa pentingnya peran sistem pendidikan

1.5 Pembagian Tugas Tanggung Jawab

Adapun pembagian tugas tanggung jawab di kelompok ini adalah:

-Rayhan sebagai moderator dan presentasi sekaligus membuat 10 soal

-Rizky sebagai pembuat ppt dan finishing makalah sekaligus membuat 10 soal

-Willy sebagai pembuat makalah dan noktulen sekaligus membuat 10 soal


BAB II

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Apa pengertian sistem dan pendidikan?

Istilah sistem menurut Shrode dan Voice (1974:115) berasal dari bahasa Yunani
yakni “Sistema”, sedang sistema mempunyai arti “suatu keseluruhan yang terdiri
dari sejumlah bagian-bagian.” Pengertian sistem dalam dunia keilmuan, lama-
kelamaan menjadi beraneka ragam, hal ini disebabkan adanya perbedaan selera,
pengungkapan, disiplin ilmu dan maksud penggunaan.
Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas komponen-komponen atau elemen-
elemen atau unsur-unsur sebagai sumber-sumber yang mempunyai hubungan
fungsional yang teratur, tidak sekedar acak, yang saling membantu untuk
mencapai suatu hasil (product) (Zahara Idris 1987). Pendidikan merupakan sustu
usaha untuk mencapai suatu tujuan pendidikan.

Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa sistem adalah


keseluruhan himpunan bagian-bagian yang satu sama lain berinteraksi dan
bersama-sama melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan dalam suatu organisasi.

Bila pendidikan dipandang sebagai suatu sistem, maka secara sederhana dapat
dikatakan bahwa sistem pendidikan adalah suatu keseluruhan yang terbentuk dari
bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam mengubah masukan
menjadi hasil yang diharapkan.

-Sedangkan pendekatan sistem adalah cara-cara berfikir dan bekerja yang


mnggunakan konsep-konsep teori sistem yang relevan dalam memecahkan
masalah.

Dalam pengertian umum sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang
akan di pakai untuk melakukan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
agar para pelajar tersebut dapat secara aktif mengembangkan potensi di dalam
dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat. Setiap sistem pasti
mempunyai tujuan, dan semua kegiatan dari semua komponen atau bagian-
bagiannya adalah diarahkan untuk tercapainya tujuan tersebut. Karena itu, proses
pendidikan merupakan sebuah sistem, yang disebut sebagai sistem pendidikan.

-Dengan demikian pendidikan adalah suatu keseluruhan usaha


mentransformasikan ilmu, pengetahuan, ide, gagasan, norma, hukum dan nilai-
nilai kepada orang lain dengan cara tertentu, baik struktural formal, serta informal
dan non formal dalam suatu sistem pendidikan nasional. Produk pendidikan
memiliki budaya yang didefinisikan sebagai masyarakat yang berperadaban,
memiliki kebebasan yang merefleksikan kreativitas dalam dinamikanya secara
komprehensif menuju kehidupan yang sejahtera diatur oleh norma hokum yang
kuat, sebagaimana dicita-citakan seluruh masyarakat dan bangsa. Karena itu
sistem yang memproduk pendidikan merupakan peristiwa-peristiwa yang bekerja
berdasarkan hokum-hukum dan hubungan antara masukan hasil yang dapat
diramalkan secara ilmiah. Sistem itu dirancang, dilaksanakan dan dikendalikan
oleh manusia dengan hasil yang diatur oleh manusia.

Pendidikan dilaksanakan bisa saja di rumah tangga, di masyarakat dan atau di


sekolah sebagai satuan pendidikan, ketiga satuan pendidikan tersebut bukanlah
berdiri sendiri, tetapi saling melengkapi. Dengan demikian pendidikan Nasional
Indonesia merupakan sistem sosial dan salah satu sektor dalam keseluruhan
kehidupan bangsa yang sedang membangun.

Sistem persekolahan atau pendidikan formal mempunyai aturan permainan yang


lebih tersurat dan lengkap dibanding dengan sistem pendidikan keluarga ataupun
sistem pendidikan masyarakat. Bagian-bagian yang mempunyai fungsi tertentu
dalam mencapai tujuan sistem pendidikan disebut komponen sistem pendidikan.
Sedangkan fungsi-fungsi yang bekerja dalam pencapaian tujuan pendidikan
disebut proses pendidikan. Kesemuanya ini menggambarkan kegiatan dua orang
atau lebih dalam mencapai tujuan.

2.2 Apa saja macam-macam sistem dan komponen nya?

Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan


istilah sistem pendidikan. Begitu seterusnya, bahwa setiap, jenis organisasi,
apapun bentuknya, akan disebut sistem. Pendidikan sebagai suatu sistem memiliki
suatu komponen yang saling berhubungan secara teratur dalam proses belajar
mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif
mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri
dan masyarakat. Suatu usaha pendidikan menyangkut tiga unsur pokok, yaitu:
unsur masukan, unsur proses usaha itu sendiri, dan unsur hasil usaha.
[2] Hubungan ketiga unsur itu dapat digambarkan sebagai berikut :

Proses Pendidikan Sebagai Sistem

Masukan usaha pendidikan ialah peserta didik dengan berbagi ciri-ciri yang ada
pada diri peserta didik itu (antara lain, bakat minat, kemampuan, keadaan
jasmani). Dalam proses pendidikan terkait berbagai hal, seperti pendidik,
kurikulum gedung sekolah, buku, metode mengajar, dan lain-lain, sedangkan hasil
pendidikan dapat meliputi hasil belajar (yang berupa pengetahuan, sikap dan
keterampilan) setelah selesainya proses belajar mengajar tertentu. Dalam rangka
yang lebih besar, hasil proses pendidikan dapat berupa lulusan dari lembaga
pendidikan (sekolah) tertentu.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1979) menjelaskan pula bahwa
“pendidikan merupakan suatu sistem yang mempunyai unsur-unsur pendidikan,
struktur atau jenjang, kurikulum dan peralatan atau fasilitas.” [3]
Setiap unsur dalam sistem pendidikan saling berkaitan dan pengaruh
mempengaruhi. Kelemahan salah satu unsur dalam sistem tersebut akan
mempengaruhi seluruh sistem pendidikan lain. Oleh karena itu dalam usaha
mengembangkan sistem pendidikan, setiap unsur pokok dalam sistem pendidikan
harus mendapat perhatian dan pengembangan yang utama.
P.H Combs (1982) mengemukakan dua belas komponen pendidikan, seperti
berikut:[4]
1. Tujuan dan Prioritas. Fungsi mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini
merupakan informasi tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem dan urutan
pelaksanaannya. Contohnya: ada tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan yang
tercantum dalam peraturan perundangan negara, yaitu tujuan pendidikan nasional.
Ada tujuan institusional, yaitu tujuan lembaga pendidikan dan tujuan program,
seperti S1, S2, S3. Ada tujuan kurikuler, yaitu tujuan setiap mata pelajaran/mata
kuliah. Tujuan terakhir ini dibagi dua pula, yaitu tujuan pengajaran (intruksional)
umum dan tujuan pengajaran (intruksional khusus).
2. Peserta Didik. Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik
mengalami perubahan proses tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem
pendidikan. Contohnya, berapa umurnya, berapa jumlahnya, bagaimana tingkat
pengembangannya, pembawaannya, motivasi untuk belajar, dan sosial ekonomi
orang tuanya.
3. Manajemen atau Pengelolaan. Fungsinya mengkoordinasikan,
mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan. Komponen ini bersumber pada
sistem nilai dan cita-cita yang merupakan informasi tentang pola kepemimpinan
dalam pengelolaan sistem pendidikan, contohnya, pemimpin yang mengelola
sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis, atau laissez-faire.
4. Struktur dan Jadwal Waktu. Fungsinya mengatur pembagian waktu dan
kegiatan. Contohnya, pembagian waktu ujian, kegiatan perkuliahan, seminar,
kuliah kerja nyata, kegiatan belajar mengajar dan pengalaman lapangan.[5]
5. Isi dan Bahan Pengajaran. Fungsinya untuk menggambarkan luas dan
dalamnya bahan pelajaran yang harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan
dan mempolakan kegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan. Contohnya, isi
bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran atau mata perkuliahan, dan untuk
pengalaman lapangan.
6. Guru dan Pelaksana. Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan
menyelenggarakan proses belajar untuk peserta didik. Contohnya, pengalaman
dalam mengajar, status resminya guru yang sudah diangkat atau tenaga sukarela
dan tingkatan pendidikannya.[6]
7. Alat Bantu Belajar. Fungsinya untuk memungkinkan terjadinya proses
pendidikan yang lebih menarik dan lebih bervariasi. Contohnya, film, buku, papan
tulis, peta.
8. Fasilitas. Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
Contohnya, gedung dan laboratorium beserta perlengkapannya.
9. Teknologi. Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses
pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan
sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif. Contohnya, pola
komunikasi satu arah, artinya guru menyampaikan pelajaran dengan berceramah,
peserta didik mendengarkan dan mencatat; atau pola komunikasi dua arah, artinya
ada dialog antara guru dan peserta didik. Pada pola terakhir ini peserta didik
banyak yang mempunyai kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat
kepada guru, teman-teman yang duduk di kiri-kanannya, atau antar peserta
didik. Contoh yang lain, teknik yang digunakan guru tidak pernah alat bantu
belajar, hanya berceramah.
10. Pengawasan Mutu. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar
pendidikan. Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staff
pengajar, peraturan ujian dan penilaian.
11. Penelitian. Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu
pengetahuan dan penampilan sistem pendidikan. Contohnya, dulu bangsa
indonesia belum mampu membuat kapal terbang dan mobil, tapi sekarang bangsa
indonesia sudah pandai. Sebelum tahun 1980-an, kebanyakan sistem perguruan
tinggi di Indonesia belum melaksanakan sistem satuan kredit semester, sekarang
hampir seluruh perguruan tinggi telah melaksanakannya.
12. Biaya. Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingkat efesiensi sistem pendidikan. Contohnya, sekarang biaya
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan
masyarakat.[7]
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat pula digambarkan dalam bentuk model
dasar input-output berikut ini.
Segala sesuatu yang masuk dalam sistem dan berperanan dalam proses
pendidikan disebut masukan pendidikan. Lingkungan hidup menjadi sumber
masukan pendidikan.
.

2.3 Visi Dan Misi Sistem Pendidikan

1.Visi
Pendidikan nasional itu mempunyai visi yaitu terwujudnya sistem
pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas, sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah.
2. Misi
Dengan adanya visi pendidikan nasionaltentu akanada misi dari
pendidikan nasional tersebut yaitu :
a. Mengupayakan peluasan dan pemerataan kesempatan memperolel pendidikan
yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh
sejak dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar.
c. Meningkatkan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan
pembentukan kepribadian yang bermoral.
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pegalaman, siakap dan nilai
berdasarkan standar nasional dan global
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan
berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan RI.
2.4 Bagaimana perkembangan teori sistem?

Sistem teori umum muncul pertama kali didahului oleh hadirnya teori cibernatika,
sistem keteknikan dan bidang pengetahuan yang saling berhubungan. Pengertian
sistem telah melewati sejarah yang panjang, walaupun kondisi sistem tidak
mengutamakan sejarah dari pengertian yang meliputi banyak nama dan
ilustrasi.Nicolas dari cusa’s Deludo globy, Bertalanffy dan Hermann Hasse’s
Glasperlenspielyang mengamati bahwa pengerjaan dunia direfleksikan dalam
sebuah desain yang cakap dan permainan yang abstrak.
Dalam pandangan Kohler sebuah sistem teori dimaksudkan untuk lebih
mengerjakan sifat yang paling umum seperti properti organik daripada sistem
organik untuk satu derajat, permintaan ini dipenuhi dengan teori sistem terbuka.
Kemampuan mengerjakan disebabkan oleh berbagai perkembangan baru teoritis,
epistemologis, matematis dan lain–lain. Dalam hubungannya dengan pekerjaan
eksperimen pada metabolisme dan pertumbuhan pada satu sisi dan sebuah usaha
untuk mengkongkretkan sebuah program organismik pada sisi yang lain, teori
sistem terbuka adalah sebuah lanjutan berdasar pada fakta yang biasa bahwa
organisme adalah suatu sistem terbuka.

Seiring berjalannya waktu keberadaan sistem teori mulai diperhitungkan oleh


banyak pihak, yang kemudian timbul usaha untuk menginterpretasikan ilmu
pengetahuan dan teori yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sistem teori
umum ditanggapi sebagai sebuah trend rahasia dalam berbagai disiplin. Teori
sistem sering diidentikkan dengan teori cybernatika dan control, meskipun hal ini

tidak mutlak benar. Cybernatika sebagai sebuah teori pengendalian mekanis


dalam teknologi dan alam, dalam pengertian informasi dan kilas balik, tetapi
merupakan sebuah bagian dari sebuah sistem teori umum, sistem cybernatika
merupakan kasus spesial tetapi penting dari sistem menunjukkan keteraturan
sendiri.
2.5 Apa tujuan sistem pendidikan?

Tujuan pendidikan adalah harapan dari pendidikan nasional sesuai UU No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 adalah “Bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Tapi dalam
pelaksanaannya kali ini masih belum sempurna karena masih mengembangkan nilai saja
dan kurang mengembangkan kreatifitas dan pengembangan karakter.

2.6 Apa tantangan sistem pendidikan?

Jika di perhatikan secara umum, memang ada banyak faktor yang menjadi
penghambat kemajuan pendidikan nasional kita, tetapi penulis hanya merinci tiga
faktor utama saja, yang menurut penulis sangat krusial untuk segera diperbaiki, di
antaranya adalah:

Budaya Feodalisme

Salah satu unsur penghambat kemajuan pendidikan Indonesia adalah jiwa


feodalisme yang belum bisa hilang dari jiwa dan sikap bangsa ini. Sistem
pendidikan kita selama ini memang belum mampu untuk mengaktifkan daya nalar
peserta didik atau siswa dalam mencari hikmah atau inti dari sebuah pengetahuan.

Siswa masih terbelenggu dengan batasan bahwa guru harus selalu didengarkan,
karena apa kata guru sudah pasti benar. Guru tidak boleh dibantah perkataannya.
Begitupun dalam suasana belajarnya, siswa harus duduk manis di kelas, melipat
tangannya di atas meja, dan hanya membayangkan saja apa yang guru
informasikan kepada mereka.

Siswa belum bisa mendapatkan rangsangan yang kuat dari sistem pendidikan
nasional untuk menjadi pemikir-pemikir yang kritis terhadap sebuah
permasalahan. Hal ini salahsatunya juga disebabkan karena masih lemahnya
kurikulum pembelajaran kita dalam penguasaan serta teknik penyelesaian masalah
dengan menggunakan system Higher Order Thinking Skills (HOTS), sebuah
turunan metode belajar yang dicetuskan oleh Benjamin Bloom lewat teori
“Taksonomi Bloom”. Sedangkan, yang masih digunakan oleh sIstem pendidikan
nasional kita masih berupa Lower-Middle Order Thinking Skills (LEMOTS).

Belum lagi kendala sistemik dan struktural yang ada di pemerintahan itu sendiri,
yang notabene tidak terlalu mementingkan pendidikan. Bahkan mungkin mengerti
saja tidak tentang apa dan bagaimana mengelola pendidikan yang benar. Bahkan
celakanya, terkadang urusan pendidikan masih dijadikan komoditas politik untuk
meraup suara dukungan kepala daerah.

Jika kita bandingkan dengan negara Singapura, Jepang, Vietnam, dan Korea
Selatan misalnya, mereka tetap bisa maju dunia pendidikannya, meskipun unsur
feodalismenya kuat. Mereka memang terbawa dari sejarah yang kuat akan sulitnya
kehidupan mereka di masa lalu akibat peperangan dan penjajahan. Tetapi dari
sejarah kehidupan yang sulit itu pula mereka mempunyai tekad yang kuat untuk
maju dan pulih, juga mereka terus didorong oleh tokoh-tokoh pendiri negara
mereka untuk berfikir secara kritis dan rasional, meskipun mereka tetap berada di
dalam budaya yang feodal.

Local wisdom yang dimiliki oleh Singapura, Jepang, Vietnam, dan Korea Selatan
lebih diletakkan kepada dunia kebudayaan mereka. Sedangkan di dalam sistem
pendidikan dan politik, mereka menerapkan sistem modern yang lebih rasional,
kritis, dan demokratis. Itulah mengapa mereka menjadi Negara yang maju dalam
segala bidang, tetapi tetap mempertahankan nilai-nilai kebudayaan asli mereka.

Gagap Teknologi

Majunya teknologi juga sangat berdampak kepada semua sendi kehidupan kita,
termasuk pendidikan. Dengan demikian, tidak bisa dihindari dan dipungkiri,
bahwasannya adaptasi dari kehidupan yang non teknologi menuju kehidupan yang
berteknologi memerlukan sebuah jembatan.

Dalam dunia pendidikan, jembatan inilah yang harus dimasukkan ke dalam


kurikulum pendidikan nasional bangsa ini, agar pendidikan kita tidak gagap dan
gugup dalam menghadapi perkembangan jaman yang serba cepat ini. Jembatan ini
dapat berupa pengenalan teknologi untuk kemajuan pendidikan kepada seluruh
stakeholder yang ada, seperti guru, siswa, orangtua siswa, dan masyarakat,
sehingga ketika harus dilangsungkan kegiatan pembelajaran secara online, maka
seluruh stakeholder tersebut akan menjadi terbiasa, dan tidak gagap.

Untuk masyarakat yang tinggal di perkotaan mungkin sudah dapat menguasai


teknologi informasi untuk pendidikan dengan cepat, dikarenakan infastrukturnya
yang sudah sangat memadai. Berbeda masalahnya dengan masyarakat yang masih
tinggal di daerah pedesaan, dimana infrastruktur teknologi informasi belum
maksimal, sehingga banyak kendala dalam penggunaannya. Pemerataan
infrastruktur teknologi ini memang harus dilakukan dengan segera. Dan dengan
dana anggaran yang ada untuk kemajuan pendidikan Indonesia, semoga hal ini
bisa cepat terealisasi.

Apalagi dengan banyaknya jumlah guru-guru di negara ini yang masih gagap
dengan kemajuan teknologi, menambah panjang rentetan masalah pendidikan kita.
Slogan guru yang berupa pahlawan tanpa tanda jasa mungkin sudah harus diganti
dengan guru adalah profesi dengan tanda terima. Ya, tanda terimakasih untuk guru
memang harus diutamakan, alias diberikan gaji yang lebih layak dan layak lebih.
Hal ini penting agar guru juga bisa meningkatkan kualitas diri mereka dalam
pengenalan dan penggunaan teknologi untuk pendidikan, dan juga bisa terus
belajar ke jenjang pendidikan yang paling tinggi, tanpa harus memikirkan
kekurangan kebutuhan hidup mereka.

Lemahnya Pengenalan Terhadap Tokoh Panutan

Faktor ketokohan memang tidak bisa serta merta ditinggalkan begitu saja di dalam
memajukan pendidikan sebuah Negara. Indonesia sebenarnya adalah negara yang
kaya dengan tokoh pendidikan baik yang bertaraf nasional dan internasional
sekalipun, tetapi negara ini sepertinya masih miskin dengan penghargaan akan
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh para tokoh pendidikan tersebut. Sehingga
bangsa ini sepertinya menjadi bangsa yang miskin keteladanan.
Padahal jika melihat sejarah bangsa ini, mayoritas pejuang kemerdekaan bangsa
ini, pada awalnya melakukan perjuangan mereka dengan berangkat dari aktifitas
mereka sebagai guru, seperti Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, M. Natsir,
H. Agus Salim, H. Cokroaminoto, bahkan panglima besar Jenderal Soedirman pun
adalah seorang guru. Artinya, mereka tidak hanya mampu mengeluarkan energi
positif di dalam lingkungan pendidikan saja, tetapi mampu untuk
mengamalkannya dan mengimplementasikannya dengan pikiran dan fisik mereka
di kehidupan nyata. Hal itulah yang membuat diri mereka menjadi sebagai orang-
orang yang berjiwa besar yang patut untuk kita teladani, dan harus kita kenalkan
terus keteladanan mereka kepada generasi penerus bangsa ini.

Keteladanan inilah yang sulit kita temukan dari para tokoh-tokoh bangsa saat ini.
Ketika mereka ada di dalam lingkungan pendidikan, mereka bisa menjadi seorang
teladan bagi murid-murid mereka. Tetapi ketika mereka telah masuk dan
berkecimpung di luar dunia pendidikan, apalagi jika sudah masuk ke dalam
lingkup politik dan kekuasaan pemerintahan, maka idealisme mereka langsung
menguap dikarenakan tidak tahan dengan godaan duniawi dan segala
kemewahannya. Ilmu yang mereka miliki tiba-tiba menjadi mandul untuk
diamalkan. Nurani kebenaran menjadi hilang, kalah dengan nurani kesempatan
dan keuntungan. Lebih parahnya lagi, kebenaran mereka belokkan demi membela
kepentingan kekuasaan.

Memang sepatutnya kebanggaan kita terhadap masa lalu yang pernah gemilang
haruslah kita letakkan secara bijaksana di dalam kehidupan kita yang sekarang.
Bangga dengan masa lalu boleh saja, tetapi ingat, kita sedang hidup di masa
sekarang dan masa yang akan datang. Keteladanan akan para tokoh bangsa di
masa lalu, dan keteladanan akan para tokoh bangsa yang baik di masa sekarang
memang sangat kita perlukan, agar bangsa ini dapat keluar dari segala macam
masalah dan krisis di dalam dunia pendidikan nasional kita.
2.7 Bagaimana interaksi sistem pendidikan dan lingkungannya

Masukkan dari masyarakat:

1. Pengetahuan nilai tujuan yang ada


2. Penduduk, dan tersedianya tenaga kerja yang berkualitas
3. Daya dukung ekonomi

Hasil pendidikan untuk masyarakat:

Lebih mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan masyarakat sebagai :

1. Individu dan anggota keluarga


2. Pekerja dalam sektor ekonomi
3. Pemimpin dan pembaharu
4. Penyumbang pada kebudayaan

Karena pendidikan mengembangkan

– Pengetahuan dasar

– Ketrampilan intelektual dan kemampuan peNalaran


– Nilai, sikap, motivasi
– Kemampuan kreativitas dan inovasi
– Apresiasi budaya
– Rasa tanggungjawab sosial

– Penghayatan terhadap dunia modern


2.8 Analisis dan pemetaan Pendidikan Nasional sebagai suatu sistem

1. Analisis dan pemetaan


 Ditinjau dari fungsinya, pendidikan Nasional adalah sistem pendidikan
yang diselenggarakan oleh suatu negara kebangsaan atau negara nasional dalam
rangka mewujudkan (hak dalam menentukan nasib sendiri) bangsa dalam bidang
pendidikan. [9]
 Ditinjau dari strukturnya. Pendidikan Nasional sebagai suatu sistem
merupakan keseluruhan kegiatan dari satuan-satuan pendidikan yang
direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam rangka menunjang
tercapainya tujuan nasional.
2. Analisis dan Pemetaan Suprasistem Sistem Pendidikan Nasional

 Suprasistem dari Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan


kehidupan masyarakat dalam bernegara dan berbangsa, yang mencakup
masyarakat nasional domestik dan masyarakat internasional.
 Sistem-sistem dalam suprasistem. Sistem-sistem yang berada dalam
suprasistem mempunyai pengaruh terhadap Sistem Pendidikan Nasional. [10]
2.9 Kelembagaan, Program dan Pengelolaan Pendidikan

Menurut UU RI No. 2 Tahun 1989, kelembagaan, program, pengelolaan


pendidikan di Indonesia sebagai berikut:

a. Kelembagaan Pendidikan

Ditinjau dari segi kelembagaan maka penyelenggaraan pendidikan di


Indonesia melalui dua jalur, yaitu jalur pendidikan sekolah dan jalur pendidikan
luar sekolah.

Jalur pendidikan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara


berjenjang dan berkesinambungan, sedangkan jalur pendidikan luar sekolah
merupakan pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah melalui kegiatan
belajar mengajar tidak harus berjenjang dan berkesinambungan.

b. Jenis Program Pendidikan

1. Pendidikan umum

Pendidikan yang mengutamakan perluasan pengetahuan dan peningkatan


keterampilan peserta didik dengan pengkhususan yang diwujudkan pada tingkat
akhir masa pendidikan.

2. Pendidikan Kejuruan

Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja pada bidang
tertentu.

3. Pendidikan luar biasa

Pendidikan yang khusus diselenggarakan untuk peserta didik yang menyandang


kelainan fisik dan mental.

4. Pendidikan kedinasan

Pendidikan yang berusaha meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas


kedinasan untuk pegawai atau calon pegawai suatu departemen pemerintah atau
lembaga pemerintahan non departemen.

5. Pendidikan keagamaan

Pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan


yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran keagamaan yang
bersangkutan.
6. Pendidikan akademik

Pendidikan yang diarahkan terutama pada penguasaan Ilmu pengetahuan.

7. Pendidikan Profesional

Pendidikan yang diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu.

c. Jenjang Pendidikan

1. Pendidikan Pra Sekolah

Diselenggarakan untuk meletakkan dasar-dasar ke arah perkembangan sikap,


pengetahuan, keterampilan, dan daya cipta yang diperlukan anak untuk hidup di
lingkungan masyarakat serta memberikan bekal kemampuan dasar untuk
memasuki jenjang sekolah dasar dan mengembangkan diri sesuai dengan asas
pendidikan sedini mungkin dan seumur hidup.

2. Pendidikan Dasar

Diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemapuan serta memberikan


pengetahuan dan keterampilam yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat
serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti
pendidikan menegah.

3. Pendidikan Menengah

Diselenggarakan untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan dasar serta


menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkunagan sosial,
budaya alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut dalam
dunia kerja atau pendidikan tinggi.

4. Pendidikan Tinggi

Diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik untuk menjadi anggota


masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan atau menciptkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.

d. Kurikulum Pendidikan

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional disusunlah kurikulum


yang memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaian nya
dengan lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang
masing-masing satuan pendidikan.

Isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jemjamg pendidikan wajib memuat:

1. Pendidikan Pancasila;

2. Pendidikan agama; dan

3. Pendidikan kewarganegaraan.

Pasaribu dan Simanjuntak mengemukakan bahwa dalam menyusun


kurikulum perlu diperhatikan:

1. Dasar dan tujuan sistem pendidikan nasional;

2. Dasar dan tujuan khusus lembaga-lembaga pendidikan di dalam sistem


pendidikan nasional;

3. Tujuan kurikuler komponen-komponen pendidikan;

4. Tujuan dan struktur instruksional/pengajaran;

5. Keperluan pemabaharuan di dalam aspek-aspek isi, orientasi, komposisi,


metode, bimbingan, dan sistem evaluasi; serta

6. Tahap-tahap perkembangan anak didik.

e. Pengelolaan Sistem Pendidikan Nasional

Penanggung jawab pendidikan nasional adalah presiden, sedangkan


pengelolaannya diatur sebagai berikut:

1. Pengelolaan sistem pendidikan nasional pada umumnya diserahkan oleh


presideb kepada departemen/menteri yang bertanggung jawab atas pendidikan.

2. Dalam hal tertent, pengelolaan pendidikan nasional yang mengandung


kekhususan, diantaranya keagamaan dan kedinasan merupakan bagian integral
dari sistem pendidikan nasional, diserahkan oleh presiden kepada
departemen/badan pemerintahan lainnya.

3. Dalam mengelola pendidikan nasional, yang anggotanya, antara lain terdiri


dari wakil-wakil pengelola dan unsur-unsur masyarakat. Dewan pendidikan
nasional berfungsi sebagai penasihat presiden untuk masalah-masalah pendidikan
nasional, juga penasihat badan kerja sama antara pengelola pendidikan nasional.
3.0 Sistem Pendidikan Yang Seharusnya Berjalan

Pada dasarnya sebuah sistem pendidikan dibuat untuk mempermudah pendidikan


itu sendiri, tapi kenyataannya sekarang sistem yang ada saat ini terkesan ada
indikasi sedikit mempersulit keadaan. Indikasi itu muncul bukan hanya karena
sistem pendidikan yang ada saat ini tidak baik, melainkan oknum-oknum yang
menjalankan sistem tersebut yang kualitasnya belum merata dan sama baiknya.

Jadi seharusnya sistem pendidikan di Indonesia itu bersifat objektif dalam


berbagai aspek (dalam hal ini adalah sistem pendidikan di Indonesia). Kemudian
setelah sistem itu dibuat secara objektif, orang-orang yang menjalankan sistem itu
haruslah berkualitas sehingga terciptalah sebuah sistem yang berjalan dengan baik
dan kemudian menciptakan kondisi yang baik pula.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem adalah suatu rangkaian keseluruhan kebulatan kesatuan dari komponen
yang saling berinteraksi atau inerdepndensi dalam mencapai tujuan. Sistem
pendidikan akan selalu bersifat dinamis kontekstusal dan terbuka tehadap tuntutan
kualitas dan relevansi. Oleh karena itu pengkajian upaya pendidikan sebagai suatu
sistem mempunyai makan yang penting.
Proses pendidikan terjadi apabila ada interaksi antar komponen pendidikan,
artinya saling berhubunga secara fungsional dalam kestauan yang terpadu. Tiga
komponen tersebut adalah pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan.
Dengan adanya kemajuan zaman yang pesat hendaknya berupaya menjadikan
sistem pendidikan yang dinamis dan responsif terhadap prubahan-perubahn dan
kecendrungan-kecendrungan yang sedang berlangsung.
Pendidikan pada hakikatnya merupakan interaksi komponen-komponen yang
esensial dalam upaya mencapai tujuan pendidikan.
Komponen-komponen yang ada dalam sebuah sistem antara lain pendidik, peserta
didik, alat pendidikan, lingkungan pendidikan, dan ptujuan pendidikan. Dan
pemerintah pun juga berperan penting dalam menunjang kualitas dan kuantitas
pendidikan di Indonesia.

3.2 Saran
Pendidikan di indonesia saat ini memang mengalami perubahan yang
signifikan terutama bagian sistem pengajaran dan mendidik pelajar, karena adanya
kecanggihan teknologi diharapkan bagi tempat belajar seperti sekolah atau
kampus agar dapat mengupdate kurikulum yang digunakan dalam mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.fauzinesia.com/2012/06/pengertian-sistem-pendidikan.html

https://www.maxmanroe.com/vid/manajemen/pengertian-sistem.html

https://moondoggiesmusic.com/pengertian-sistem/

https://boscodoho.wordpress.com/2013/04/22/teori-sistem-umum-
perkembangan-filosofi-dan-teori-sistem-dari-perspektif-keilmuan/

https://www.academia.edu/34731835/
Pendidikan_sebagai_sebuah_system_dan_Komponen_Pendidikan
LAMPIRAN

SOAL PILGAN

Soal

1. Pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari

a. beberapa komponen

b. beberapa masalah

c. beberapa atribut

d.beberapa bahasan

e. beberapa sistem

Jawaban: A

2. Di Indonesia sistem pendidikannya di dasarkan pada sistem


a. Sistem pendidikan International

b. Sistem Ketergantungan

c. Sistem Kualitas

d. Sistem Pendidikan Nasional

e. Sistem Pendidikan Negara

Jawaban:D

3. kurangnya kerjasama komponen pendidikan dan kelemahan manajemen serta


dukungan dari pemerintah dan masyarakat masih tergolong sangat

a. biasa saja

b. rendah

c. tinggi
d. standart

e. melebihi target

jawaban:B

4. Indonesia sendiri merupakan negara yang sedang berkembang yang sedang


berusaha menjadi negara maju terutama maju dalam dunia

a. industri

b. ekonomi

c. insfrastruktur

d. Sdm

e. Pendidikan

Jawaban:E

5. Melalui pendidikan ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana


sistem pendidikan di Indonesia pada saat ini dan bisa dijadikan informasi
tentang berbagai komponen dalam masalah

a. Sumber Daya Alam

b. Sumber Daya Manusia

c. pendidikan

d. Bahan Pangan

e. industri

Jawaban:C

6. Pendidikan adalah usaha untuk memanusiakan manusia, pendidikan


bermaksud membantu manusia untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi
a. kemanusiaannya

b. kehebatannya

c. kesukaannya

d. kecerdasanya

e. keahliannya

Jawaban:A

7. Salah satu cara untuk memperoleh gambaran yang lebih mantap tentang
pendidikan adalah menggunakan pendekatan

a. iternal

b. eksternal

c. konsep

d. Sistem

e. Tujuan

Jawaban: D

8. Sistem merupakan suatu totalitas yang terpadu dari semua elemen dan semua
kegiatan saling berkaitan satu sama lain secara fungsional agar dapat
mencapai

a. Tujuan

b. Target

c. Manfaat

d. Hasil

e. konsep
Jawaban:A

9. Maksud dari pendidikan sebagai suatu sistem adalah pendidikan sendiri terdiri
dari elemen-elemen atau unsur- unsur pendididkan yang dalam kegiatannya
saling terkait secara

a. simetris

b. fungsional

c.bersamaan

d. terpisah

e. horizontal

Jawaban:B

10. Sistem pendidikan di Indonesia masih menganut Sistem Pendidikan Nasional


secara keseluruhan dapat dilihat dari berbagai aspek seperti

a. Pengelolaan

b. peran pemerintah dan masyarakat

c. dana

d. materi

e. benar semua

jawaban: E

11. Sistem menurut Shrode dan Voice berasal dari bahasa Yunani Yaitu:
a. System
b. Sistema
c. Sistemia
d. Sistima
Jawaban: (B)
12. Landasan pendidikan yang memiliki asumsi bersumber pada disipli ilmu
sebagai titik tolaknya adalah?
a. Filsofis Pendidikan
b. Religius pendidikan
c. Hukum pendidikan
d. Ilmiah pendidikan
Jawaban: (D)

13. Berikut yang BUKAN komponen sistem pedidikan adalah?


a. Hukum
b. Tujuan dan prioritas
c. Manajemen dan pengolahan
d. Peserta didik
Jawaban: (A)

14. Berikut yang BUKAN merupakan pendidikan menengah adalah?


a. Sekolah Menengah Atas
b. Madrasah Aliyah
c. Madrasah Tsanawiyah
d. Madrasah Aliyah Kejuruan
Jawaban (C)

15. Berikut yang merupakan pendidikan dasar adalah?


a. Madrasah Ibtidaiyah
b. Madrasah Aliyah
c. Madrasah Madrasah Aliyah Kejurusan
d. Sekolah Menengah Kejuruan
Jawaban (A)

16. Mengkhususkan perluasan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta


didik untuk meneruskan ke tahap yang lebih tinggi. Pengertian tersebut adalah
jenis program pendidikan nasional...
a. Pendidikan keagamaan
b. Pendidikan akademik
c. Pendidikan kejuruan
d. Pendidikan umum
Jawaban: (D)

17. Sistem pendidikan Indonesia menjadi wahana yang dilewati para peserta didik
untuk mengembangkan kemampuan diri sesuai dengan tujuan pendidikan, hal
tersebut terkandung dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pada?
a. Pasal 1 ayat 7
b. Pasal 2 ayat 7
c. Pasal 1 ayat 5
d. Pasal 1 ayat 3
Jawaban: (A)

18. Pendidikan adalah suatu upaya agar manusia hidup sesuai dengan martabat
kemanusiaanya. Hal ini dijelaskan karena pendidikan bersifat?
a. Potensialitas
b. Sosialitas
c. Humanisasi
d. Dinamika
Jawaban: (C)

19. Gerakan wajib belajar 9 tahun dirancangkan oleh pemerintah pada tanggal?
a. 2 Mei 1984
b. 2 Mei 1985
c. 2 Mei 1983
d. 2 Mei 1995
Jawaban: (A)

20. Pengadaan pendidikan untuk peserta didik dengan kecerdasan luar biasa atau
mempunyai kelainan. Penjelasan tersebut adalah pengertian dari?
a. Pendidikan nonformal
b. Pendidikan informal
c. Pendidikan formal
d. Pendidikan khusus

Anda mungkin juga menyukai