PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam UUD 1945 alinea ke 4 dinyatakan bahwa tujuan kita membentuk
Negara kesatuan republic Indonesia diantaranya adalah untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Bangsa yang cerdas adalah bangsa yang dapat survive di dalam
menghadapi berbagai kesulitan. Kenyataannya ialah saat ini bangsa Indonesia
dilanda dan masih berada di tengah-tengah krisis yang menyeluruh, krisis politik,
ekonmi, hukum, kebudayaan, dan tidak dapat disangkal juga di dalam bidang
pendidikan.
Sesungguhnya semenjak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para
pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupan
factor yang sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta
membebaskannya dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat
bahwa disamping melalui organisasi politik, perjuangan ke arah kemerdekaan
perlu dilakuakan melalui jalur pendidikan. Dan dalam dunia pendidikan system
pendidikan sangatlah penting demi tercapainya kualitas pendidikan yang baik.
Sistem pendidikan Indonesia yang telah dibangun dari dulu sampai
sekarang ini ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab kebutuhan dan
tantangan global. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan
didalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu
diperoleh setelah kita membandingkannya dengan negara lain. Pendidikan
memang telah menjadi penopang dalam meningkatkan sumber daya manusia
Indonesia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu, kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan
sumber daya manusia di negara-negara lain.
Kita semua menyadari bahwa pada masa yang akan datang kemajuan suatu
Negara bukan hanya semata-mata dilihat dari kekayaan sumber daya alamnya,
melainkan lebih kepada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Negara
tersebut. Indoneisa pun melakuakan usaha tersebut yakni dibuktikan dengan
sistem pendidikan yang berkembang dari masa ke masa guna menyesuaikan
1
2
3
4
anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai
kedewasaan.
Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan setiap system pasti
mempunyai ciri-ciri, antara lain:
1. Komponen-komponen, Komponen adalah bagian suatu system yang
melaksanakan suatu fungsi untuk menunjang usaha mencapai tujuan system.
2. Interaksi atau saling berhubungan, semua komponen dalam sustu
system pasti saling mempengaruhi dan saling berhubungan antara satu dengan
yang lainnya.
3. Proses transformasi, semua system dalam mencapai tujuannya pasti
memerlukan sebuah proses.
4. Koreksi, untuk mengetahui apakah semuanya berjalan dengan baik dan
sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka diperlukan adanya koreksi terhadap
semua itu.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, mungkin dapat kita simpulkan
bahwa sistem pendidikan adalah suatu system yang terdiri dari komponen-
komponen yang ada dalam proses pendidikan, dimana antara satu komponen
dengan komponen yang lainnya saling berhubungan dan berinteraksi untuk
mencapai tujuan pendidikan.
Secara teoritis, suatu pendidikan terdiri dari komponen-komponen yang
menjadi inti dari proses pendidikan. Menurut P.H. Combs (1982) komponen
pendidikan yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan dan Prioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi
tentang apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan
pelaksanaannya.Contoknya ada tujuan umum pendidikan,yaitu tujuan yang
tercantum dalam peraturan perundangan negara, yaitu tujuan pendidikan nasional,
ada tujuan institusional, yaitu tujuan lembaga tingkat pendidikan dan tujuan
program, seperti S1 ,S2 ,S3, dan tujuan kulikuler,yaitu tujuan setiap suatu mata
pelajaran/mata kuliah. Tujuan yang terakhir ini dibagi dua pula, yaitu tujuan
pengajaran (instrusional) umum dan tujuan pengajaran (instruksional khusus).
5
2. Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai dengan tujuan sistem pendidikan.Conthnya, berapa
umurnya, berapa jumblahnya, bagaimana tingkat perkembangannya,
pembawaannya, motivasinya untuk belajar, dan social ekonomi orang tuanya.
3. Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem
pendidikan. Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita-cita yang
merupakan tenytang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan,
Contohnya pemimpin yang mengelola system pendidikan itu bersifat
otoriter,demokratis, atau laissez-faire.
4. Struktur dan Jadwal Waktu
Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan.Contohnya, pembagian
waktu ujian, wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah kerja nyta, kegiatan
belajar mengajar dan program pengamalan lapangan.
1. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik. Selain itu untuk mengarahkan dan mempolakan
kegiatan-kegiatan dalam proses pendidikan.Contohnya, isi bahan pelajaran untuk
setiap mata pelajaran atau mata kuliah, dan untuk pengamalan lapangan.
5. Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses
belajar untuk peserta didik. Selain itu, guru dan pelaksana juga berfungsi sebagai
pembimbing, pengaruh, untuk menumbuhkan aktivitas peserta didik dan sekaligus
sebagai pemegang tanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan.Contonya,
pengalaman dalam mengajar, status resminya guru yang sudah di angkat atau
tenaga sukarela dan tingkatan pendidikannya.
6. Alat Bantu Belajar
Maksudnya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan, yang berfungsi untuk mempermudah atau mempercepat
tercaainya tujuan pendidikan. Contohnya : film, buku, papan tulis, peta.
6
7. Fasiliatas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.Contohnya,
gedung dan laboraterium beserta perlengkapannya.
8. Teknologi
Fungsinya memperlancar dan meningkatkan hasil guna proses pendidikan.
Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang digunakan sehingga
sistem pendidikan berjalan denhgan efisien dan efektif.Contohnya, pola
komonikasi satu arah, artinya guru menyamoaikan pelajaran dengan berceramah,
peserta didik mendengarkan dan mencatat:atau pola komonikasi dua arah, artinya
ada dialog antara guru dan peserta didk.
9. Pengawasan Mutu
Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan.Contohnya,
peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar, peraturan ujian
dan penilaian.
10. Penelitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
penampilan sistem pendidikan.Contohnya, dulu bangsa Indonesia belum mampu
membuat kapal terbang dan mobil tetapi sekarang bangsa Indonesia sudah pandai.
Sebelum tahun 1980-an, kebanyakan perguruan tinggi di Indonesia belum
melaksanakan system satuan kredit semester(SKS), sekarang hamper seluruh
perguruan tinggi telah melaksanakannya.
11. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk tentang
tingkat efisiensi sistem pendidikan.Contohnya, sekarang biaya pendidkan menjadi
tanggung jawab bersama antara keluarga, pemerintah dan masyarakat.
B. Sistem Pendidikan di Indonesia.
Sistem Pendidikan Indonesia saat ini selalu gembar-gembor tentang
kurikulum baru yang katanya lebih bagus, lebih tepat sasaran, lebih kebarat-
baratan atau apapun. Yang jelas, Menteri Pendidikan berusaha eksis dengan
mengujicobakan formula pendidikan baru dengan mengubah kurikulum.
7
belah ini, sangat minim untuk mengajarkan filosofi kehidupan, dan sangat minim
pula dalam mengajarkan moral.
C. Pembaharuan Sistem Pendidikan Di Indonesia
Sistem pendidikan selalu menghadapi tantangan baru seiring dengan
timbulnya kebutuhan-kebutuhan baru dan untuk menghadapinya diperlukan
pembaharuan terhadap pendidikan dengan jalan menyempurnakan sistemnya.
Pembaharuan yang terjadi meliputi landasan yuridis, kurikulum dan perangkat
penunjangnya, struktur pendidikan dan tenaga pendidikan.
1. Pembaharuan Landasan Yuridis
Pembaharuan pendidikan yang sangat mendasar ialah pembaharuan yang
tertuju pada landasan yuridisnya karena landasan yuridis berhubungan langsung
dengan hal-hal yang bersifat mendasari semua kegiatan pelaksanaan pendidikan
dan mengenai hal-hal yang penting seperti struktur pendidikan, kurikulum,
pegelolaan, pengawasan, dan ketenagakerjaan.
Undang-undang 1945 sebagai landasan yuridis merupakan hukum
tertinggi dari organisasi kenegaraan yang memuat garis besar, dasar dan
tujuan negara. Sifatnya lestari dalam arti menjadi petunjuk untuk hidup bangsa
dalam jangka waktu relatif panjang dan bahkan jika memungkinkan selama
negara berdiri. Dalam penyelenggaraan segala sesuatu yang ditetapkan dalam
UUD 1945 diperlukan ketetapan-ketetapan yang lebih rendah yaitu yang tertuang
dalam UU organik. UU organik adalah peraturan-peraturan untuk
menyelenggarakan aturan dasar yang tercantum dalam UUD sebagai usaha untuk
mewujudkan tujuan Negara (Tirtaraharja, 2005:294).
UUD 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan
menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketagawaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak yang mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang-
undang. Sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan
kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi
manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan
9
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Pada Kurikulum 1975 guru
dibuat sibuk dengan berbagai catatan kegiatan belajar mengajar.
6. Tahun 1984 - Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut Kurikulum 1975 yang disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL).
7. Tahun 1994 dan 1999 - Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Kurikulum 1994 lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum
sebelumnya yaitu mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 yang berorientasi
tujuan dan pendekatan proses yang dimiliki Kurikulum 1984.
Beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum sehingga Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat.
Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran Suplemen Kurikulum
1999. Tapi perubahannya lebih pada merevisi dan pengurangan beban sejumlah
materi.
8. Tahun 2004 Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai berdasar
kompetensi yang harus dicapai siswa. Kurikulum ini cenderung Sentralisme
Pendidikan, Kurikulum disusun oleh Tim Pusat secara rinci; Daerah/Sekolah
hanya melaksanakan. Kurikulum yang tidak disahkan oleh keputusan/Peraturan
Mentri Pendidikan ini mengalami banyak perubahan dibandingkan Kurikulum
12
15
DAFTAR PUSTAKA
http://fauzinesia.blogspot.com/2012/06/pengertian-sistem-pendidikan.html
H. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati. 2001. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
16