Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MAIDIYA PUTRI

NIM : 21004074
PRODI : TEKNOLOGI PENDIDIKAN
TUGAS RESUME DDIP

Pengertian Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema”, yang berarti sehimpunan
bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupaka suatu
keseluruhan. Sistem merupakan istilah yang memiliki makna sangat luas dan dapat
digunakan sebagai sebutan yang melekat pada sesuatu. Suatu perkumpulan atau
organisasi adalah sebagai sistem, yang kemudian orang menyebutnya dengan istilah
sistem organisasi. Pendidikan sebagai sebuah sistem, yang kemudian orang
menyebutnya dengan istilah sistem pendidikan. Begitu seterusya, bahwa setiap, jenis
organisasi, apapun bentuknya, akan disebut sistem.
Sistem menurut para tokoh diantaranya Bela H. Banathy dalam bukunya
Instructional System mengemukakan bahwa sistem berarti satuan objek yang
disatukan oleh suatu interaksi atau saling ketergantungan. Menurut Suhardjo sistem
adalah kesatuan fungsional daripada unsur-unsur yang ada untuk mencapai tujuan.
Jadi, sistem terdiri dari unsur-unsur, fungsi dari masing- masing unsur, ada kesatuan
fungsi dari setiap unsur, dan ada tujuan yang ingin dicapai. Setiap organisasi yag ada
dalam kehidupan ini dapat disebut sebagai sistem, walaupun di setiap organisasi
memiliki batasan-batasan yang berbeda.
Komponen – Komponen Pendidikan
Pendidikan sebagai sebuah sistem terdiri dari sejumlah
komponen. Masing-masing komponen mempunyai fungsi tertentu dan secara
bersama-sama melaksanakan fungsi struktur, yaitu mencapai tujuan
sistem. Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan
atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen, yaitu :

1. Tujuan Pendidikan
2. Peserta Didik
3. Pendidik
4. Metode Pendidikan
5. Isi Pendidikan / Materi Pendidikan
6. Lingkungan Pendidikan
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan

Berikut akan diuraikan satu persatu komponen- komponen tersebut.


1. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada
tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai
pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh
sifat ilmu pendidikan yang normative dan praktis.
a. Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normative, ilmu pendidikan merumuskan
kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya
dilaksanakan oleh manusia.
b. Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah menanamkan
sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar
filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu
masyarakat.
Tujuan umum pendidikan tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup
tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai
tingkah laku pendidikan dan sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2. Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses pendidikan, dengan
perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah saja
memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengansumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
3. Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat
beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang
tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja. Ditinjau dari lembaga pendidikan
muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru sebagai pendidik
dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam lingkungan keluarga, dan
pimpinan masyarakat baik formal maupun nonformal sebagai pendidik dilingkungan
masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah
sebagai berikut
a. Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh sifat umum kepribadian orang
dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh syaifullah yaitu, manusia yang memiliki
pandangan hidup yang pasti dan tetap, manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau
cita-cita hidup tertentu termasuk cita-cita untuk mendidik.
b. Orang Tua
Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati
dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik utama dan yang
pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi keluarga atau anak yang
lahir di lingkungan keluarga mereka.
Kedudukan orang tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan
sebelum ada orang yang memikirkantentang pendidikan.
c. Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara langsung maupun tidak
langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan
pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus memenuhi
persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.
Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan nilai dari tingkah
laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan emosional. Persyaratan jabatan
(profesi) terkait dengan pengetahuan yang dimiliki baik yang berhubungan dengan
pesan yang ingin disampaikan maupun cara penyampainnya dan memiliki filsafat
pendidikan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik didasarkan pada aktifitas
pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan kepada anggota yang
dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada aktifitas pembinaan
atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang didasarkan pada nilai-nilai
keagamaan.
4. Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana
pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam
mendidik,yaitu :

1. Metode Diktatoral

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa


perkembangan manusia semata-mat ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode ini
menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan segalanya.

2. Metode Liberal

Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa


perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam yang
secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap bahwa
pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.
Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
3. Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan
manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan
anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing
perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama
penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
5. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk
mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi yang
biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam pendidikan
tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan,
pendidikan jasmani dll.
6. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan. Hal
ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan, yang
tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana
lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik dan
komponen-komponen pendidikan yang lain.
7. Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan,
dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan
dengan lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya
laboratorium lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll.
Sedangkan menurut P.H. Combs (1982) mengemukakan dua belas kompnen
pendidikan seperti berikut :
1. Tujuan dan Perioritas
Fungsinya mengarahkan kegiatan sistem. Hal ini merupakan informasi tentang
apa yang hendak dicapai oleh sistem pendidikan dan urutan pelaksanaanya.
Contohnya ada tujuan umum pendidikan, yaitu tujuan pendidikan nasional, ada tujuan
institusional, yaitu tujuan lembaga tingkat pendidikan dan tujuan program, seperti S1,
S2, S3, ada tujuan kurikuler, yaitu tujuan setiap suatu mata pelajaran/mata kuliah.
Tujuan yang terakhir ini dibagi dua pula, yaitu tujuan pengajaran (instruksional)
umum dan tujuan penganjaran (instruksional khusus).
2. Peserta Didik
Fungsinya ialah belajar. Diharapkan peserta didik mengalami proses
perubahan tingkah laku sesuai sesuai dengan tujuan sistem pendidikan. Contohnya,
berapa umurnya, berapa jumlahnya, bagaimana tingkat perkembangannya,
pembawaannya, motivasinya untuk belajar, dan sosial ekonomi orang tuanya.
1. Manajemen atau Pengelolaan
Fungsinya mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem pendidikan.
Komponen ini bersumber pada sistem nilai dan cita – cita yang merupakan informasi
tentang pola kepemimpinan dalam pengelolaan sistem pendidikan, contohnya,
pemimpin yang mengelola sistem pendidikan itu bersifat otoriter, demokratis,
atau laisse – faire

2. Struktur dan Jadwal Waktu


Fungsinya mengatur pembagian waktu dan kegiatan. Contohnya,
pembagian waktu ujian. Wisuda, kegiatan perkuliahan, seminar, kuliah kerja
nyata, kegiatan belajar mengajar dan program pengalaman.
5. Isi dan Bahan Pengajaran
Fungsinya untuk menggambarkan luas dan dalamnya bahan pelajaran yang
harus dikuasai peserta didik. Juga mengarahkan dan mempolakan kegiatan – kegiatan
dalam proses pendidikan. Contohnya, isi bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran
atau mata kuliah, dan untuk pengalaman lapangan.
6. Guru dan Pelaksana
Fungsinya menyediakan bahan pelajaran dan menyelenggarakan proses
belajar untuk peserta didik. Contohnya, pengalaman dalam mengajar, status
resminya guru yang sudah diangkat atau tenaga sukarela dan tingkatan
pendidikannya.
7. Alat Bantu Belajar
Fungsinya untuk memungkikan terjadinya proses pendidikan yang
lebih menarik dan lebih bervariasi. Contohnya film, buku, papan tulis, peta.
8. Fasilitas
Fungsinya untuk tempat terselenggaranya proses pendidikan.
Contohnya, gedung dan laboratorium beserta perlengkapannya.
9. Teknologi
Fungsinya mempelancar dan meningkatan hasil guna proses
pendidikan. Yang dimaksud dengan teknologi ialah semua teknik yang
digunakan sehingga sistem pendidikan berjalan dengan efisien dan efektif.
Contohnya, pola komunikasi satu arah, artimya guru menyampaikan pelajaran
dengan bercermah, peserta didik mendengarkan dan mencatat, atau pola
komunikasi dua arah, artinya ada dialog antara guru dan peserta didik.
Pada pola terakhir ini peserta didik banyak yang mempunyai
kesempatan untuk bertanya, mengajukan pendapat kepada guru, teman –
teman yang duduk di kiri – kanannya, atau antar peserta didik.
Contoh yang lain, teknik yang digunakan guru tidak pernah menggunakan alat
bantu belajar, hanya berceramah.
10. Pengasan Mutu
Fungsinya membina peraturan – peraturan dan standar pendidikan.
Contohnya, peraturan tentang penerimaan anak/peserta didik dan staf pengajar,
peraturan ujian, dan penilaian.
11. Penilitian
Fungsinya untuk memperbaiki dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan penampilan sistem pendidikan. Contohnya, dulu bangsa Indonesia belum
mampu membuat kapal terbang dan mobil tetapi sekarang bangsa Indonesia
sudah pandai. Sebelum tahun 1980 – an, kebanyakan perguruan tinggi di
Indonesia belum melaksanakan sistem Satuan Kredit Semester (SKS),
sekarang hampir seluruh perguruan tinggi telah melakanakannya.

12. Biaya
Fungsinya melancarkan proses pendidikan dan menjadi petunjuk
tentang tingka efesiensi pendidikan. Contohnya, sekarang biaya pendidikan
menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, pemeritah dan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, H.Fuad.2010.Dasar – Dasar Kependidikan. Rineka Cipta. Jakarta


Izzahoetd. 2011. Komponen – Komponen
Pendidikan. http://izzazhoetd.blogspot.com/2011/12/komponen-komponen-pendi
dikan.html
Pendidikan, Seputar. 2013. Pengertian Sistem
Pendidikan. http://seputarpendidikan003.blogspot.com/2013/06/pengertian-siste
m-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai