Oleh :
Ahmad Rijal Misbah, Musyarafah, Umi Masroh, Nur Asmaul Husna, Rahmawati Rahim,
Satriani Sappe, Rosmia Puspasari, Hartarti Sitepu, Nur Afni NiMatullah, Andi Syamri Ayu,
Muh. Triadi Danial dan Dedy Afrizaldy Jufri
A. Kurikulum Dilihat Dari Asas Filosofis
Pendidikan yang merupakan suatu proses memanusiaan manusia pada hakekatnya
adalah sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Oleh karena itu, setiap
proses pendidikan akan berusaha mengembangkan seluas-luasnya potensi individu
sebagai sebuah elemen penting untuk mengembangkan dan mengubah masyarakat (agent
of change). Dalam upaya itu, setiap proses pendidikan membutuhkan seperangkat sistem
yang mampu mentransformasi pengetahuan, pemahaman, dan perilaku peserta didik. Dan
salah satu komponen operasional pendidikan sebagai sistem adalah kurikulum, dimana
ketika kata itu dikatakan, maka akan mengandung pengertian bahwa materi yang
diajarkan atau dididikkan telah tersusun secara sistematik dengan tujuan yang hendak
dicapai.
Filsafat merupakan asas/landasan yang paling utama dalam pengembangan
kurikulum. Filsafat sangat penting, khususnya dalam pengambilan keputusan pada setiap
aspek kurikulum, dimana setiap keputusan harus ada dasarnya (landasan filosofisnya).
Para pengembang kurikulum harus mempunyai filsafat yang jelas tentang apa yang
mereka junjung tinggi. Filsafat yang kabur akan menimbulkan kurikulum yang tidak
tentu arah. Kurikulum sebagai rancangan dari pendidikan, mempunyai kedudukan yang
cukup sentral dalam keseluruhan kegiatan pendidikan karena kurikulum menentukan
proses pelaksanaan dan hasil daripada pendidikan. Mengingat begitu pentingnya peranan
kurikulum
dalam
pendidikan
dan
perkembangan
kehidupan
manusia,
maka
Sekolah adalah institusi sosial yang didirikan dan ditujukan untuk memenuhi
kepentingan dan kebutuhan asyarakat. Maka kurikulum sekolah dalam penyusunan dan
pelaksanaan banyak dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial yang berkembang dan
selalu berubah di dalam masyarakat.
Anak tidak hidup sendiri terisolasi dari manusia lain. Ia selalu hidup dalam suatu
masyarakat. Di situ, ia harus memenuhi tugas-tugas yang harus dilakukannya dengan
penuh tanggung jawab, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa kelak. Ia
banyak menerima jasa dari masyarakat dan ia sebaliknya harus menyumbangkan
baktinya bagi kemajuan masyarakat. Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat
kebiasaan yang harus dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu
dinyatakannya dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang
dianutnya. Tiap anak akan berbeda latar belakang kebudayaanya. Perbedaan ini harus
dipertimbangkan
dalam
kurikulum.
Selain
itu,
perubahan
masyarakat
akibat
Siapakah
peserta
didiknya?
Apakah
latar
belakang
pendidikan
dan
b. Kekurangan
1) Memberikan mata pelajaran yang lepas-lepas
2) Tidak memperhatikan masalah-masalah sosial yang dihadapi anak-anak
sehari-hari
3) Menyampaikan pengalaman umat manusia yang lampaui
4) Tujuannya terlampau terbatas
5) Kurang mengembangkan kemampuan berfikir
6) Statis dan ketinggalan zaman
2. Corelated curriculum
Artinya masing-masing tiap mata pelajaran itu mempunyai hubungan yaitu
korelasi secara incidental hubungan yang lebih erat, satu pokok bahasan dilihat dari
berbagai sudut mata pelajaran, mata-mata pelajaran yang difusikan/disatukan, dengan
menghilang-kan batas-masing-masing. Misalnya IPS, IPA, Matematika, Kesenian
(Broad field curriculum)
a. Keuntungan
1) Murid-murid mendapat informasi yang utuh/terintegrasi
2) Minat murid bertambah
3) Pengertian murid-murid tentang sesuatu lebih mendalam dan luas
4) Memungkinkan murid-murid menggunakan pengetahuannya lebih fungsional
b. Kekurangan
1) Tidak menghubungkan dengan masalah yang aktual
2) Guru sering tidak menguasai pendekatan interdisipliner
3. Integrated kurikulum
Dalam integrated curiculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan
sehingga diharapkan akan membentuk anak-anak menjadi pribadi yang terintegrated.
a. Keuntungan
1) Merupakan suatu keseluruhan yang bulat
2) Menerobos batas-batas mata pelajaran
3) Didasarkan atas kebutuhan dan minat anak
4) Life centered
5) Perlu waktu panjang
6) Anak-anak dihadapkan pada situasi-situasi yang mengandung problema
7) Dengan sengaja memajukan perkembangan sosial pada anak-anak
8) Direncanakan bersama oleh guru dan murid
b. Kekurangan
1) Guru-guru tidak disiapkan untuk menjalankan kurikulum seperti ini
2) Dianggap tidak mempunyai sistem organisasi yang logis sistematis
3) Memberatkan tugas guru
4) Tidak memungkinkan ujian umum
5) Alat-alat sangat kurang
literasi
mencakup
performative,
functional,
informational,
dan
tingkat
informational
karena
mereka
disiapkan
untuk
melanjutkan
Berbicara tentang isi dari kurikulum bahasa inggris maka kita berbicara tentang
ruang lingkup. Secara garis besar ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di
SMP/MTs meliputi:
a. Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau menghasilkan teks
lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yakni
mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis secara terpadu untuk mencapai
tingkat literasi functional;
b. Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek dan
monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative, dan report.
Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata bahasa, dan langkahlangkah retorika;
c. Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata bahasa dan
kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural (menggunakan ungkapan
dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai konteks komunikasi),
kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul dalam proses komunikasi
dengan berbagai cara agar komunikasi tetap berlangsung), dan kompetensi
pembentuk wacana (menggunakan piranti pembentuk wacana).
Sedangkan ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris di SMA/MA meliputi:
a.
b.
c.