Anda di halaman 1dari 39

Pengembangan Kurikulum dan

Pembelajaran di SD (PDGK4502)

Dosen Pengampu :
Toni Sepriyadi, M.Pd

Kelas BI/119(2019.2)
Disusun Oleh :
Kelompok I
1.AGUNG WIBOWO (856565999)
2.BUTET INGGRIANI (856566034)
3.CITRA WULAN SEPTIN (856564657)
4.DESI ARDELYA (856564514)
5.DESIS ERIANTI (856565412)
6.DESSY NATALIA (856567036)
7.DEWI ISMAWATI (856565397)
MODUL 1

HAKIKAT KURIKULUM
A. Pengertian
Curriculum -> curir (pelari) dan
curere (tempat berpacu)
diterapkan dalam dunia
pendidikan menjadi sejumlah
mata pelajaran (subjects) yang
harus ditempuh oleh seorang
siswa dari awal sampai akhir
program pelajaran untuk
memperoleh penghargaan dalam
bentuk ijazah

Secara konseptual pengertian


kurikulum dapat dikelompokkan
pada tiga dimensi pengertian,
yaitu (1) kurikulum sebagai mata
pelajaran (subjects), (2) kurikulum
sebagai pengalaman belajar
(learning experiences), dan (3)
kurikulum sebagai
program/rencana pembelajaran
B.Fungsi Kurikulum
• Bagi guru, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.
• Bagi kepala sekolah dan pengawas, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
supervisi atau pengawasan.

• Bagi orang tua, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman dalam membimbing anaknya belajar di
rumah.

• Bagi masyarakat, kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman untuk memberikan bantuan bagi
terselenggaranya proses pendidikan di sekolah

• Bagi siswa itu sendiri, kurikulum berfungsi sebagai pedoman belajar


Secara lebih khusus, berkaitan dengan fungsi
kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum sebagai berikut.

1. Fungsi Penyesuaian (The Adaptive Function)


Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan siswa agar memiliki sifat well
adjusted, yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)


Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)
• Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat Pendidikan harusn mampu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan individu siswa.

4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)


• Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai
alat pendidikan harus mampu mempersiapkan siswa untuk
melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.

5.Fungsi Pemilihan (The Selective Function)


• Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.

6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)


• Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat pendidikan
harus mampu membantu dan mengarahkan siswa untuk dapat memahami dan
menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
C.PERANAN KURIKULUM
Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk men-
transmisi-kan atau mewariskan nilai-nilai budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa sekolah dasar.

Peranan Kreatif
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta aspek-aspek lainnya senantiasa terjadi
setiap saat. Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu
yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat pada
masa sekarang dan masa mendatang

Peranan Kritis dan Evaluatif


Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat
senantiasa mengalami perubahan sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu
disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang.
Komponen-komponen Kurikulum
A.KURIKULUM SEBAGAI SUATU SISTEM

Pengembangan kurikulum merupakan bagian yang sangat esensial dalam


keseluruhan kegiatan pendidikan. mengupayakan kesesuaian kurikulum aktual
dengan kurikulum potensial sehingga tidak terjadi kesenjangan.dimana
sistem yang dimaksud merupakan suatu kesatuan atau totalitas yang terdiri
atas lebih dari satu komponen di mana antara satu komponen dengan
komponen lainnya saling memengaruhi, berinteraksi, dan berinterelasi satu
sama lain dalam mencapai tujuan.
B.EMPAT KOMPONEN UTAMA
KURIKULUM

1.Tujuan
Ivor K. Davies (dalam Hamid Hasan, 1990) mengemukakan bahwa tujuan dalam suatu
kurikulum akan menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan terbina dari suatu
proses pendidikan.

2.Isi/Materi Kurikulum
Komponen kedua setelah tujuan dalam pengembangan kurikulum yaitu
penetapan isi atau materi kurikulum.
Hyman (Zais, 1976) mendefinisikan isi/konten kurikulum ke dalam tiga elemen, yaitu
pengetahuan/knowledge (misalnya fakta-fakta, eksplanasi, prinsip-prinsip, definisi),
keterampilan dan proses (misalnya membaca, menulis, menghitung, berpikir kritis,
pengambilan keputusan, berkomunikasi), serta nilai/values (misalnya keyakinan tentang
baik-buruk, benar-salah, indah-jelek).
3.Strategi Pembelajaran
 
Strategi pembelajaran sangat penting dikaji dalam studi tentang kurikulum baik
secara makro maupun mikro. Strategi pembelajaran ini berkaitan dengan masalah cara
atau sistem penyampaian isi kurikulum (delivery system) dalam rangka pencapaian
tujuan yang telah dirumuskan.

4. Evaluasi
Pada akhirnya hasil evaluasi ini dapat berperan sebagai masukan bagi penentuan
kebijakan-kebijakan pengambilan keputusan kurikulum khususnya, dan pendidikan
pada umumnya, baik bagi para pengembang kurikulum dan para pemegang kebijakan
pendidikan, maupun bagi para pelaksana kurikulum pada tingkat lembaga pendidikan
(seperti guru dan kepala sekolah).
 
LANDASAN DAN PENDEKATAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM
MODUL 2
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Menurut Ralph W.Tyler


Menurut Robert S. Zais
(1976), (dalam Ornstein &
Hunkins,1988)
• philosophical assumptions • School Purposes
• epistemology (the nature
of knowledge)
• society/culture
• the individual
• learning theory
Empat landasan pokok
pengembangan kurikulum

LANDASAN
LANDASAN LANDASAN LANDASAN
TEKNOLOGI
FILOSOFIS PSIKOLOGIS SOSIOLOGIS
S
Landasan Filosofis
Landasan filosofis mengacu pada pentingnya filsafat dalam melaksanakan,
membina, dan mengembangkan kurikulum disekolah.

Filsafat berupaya
mengkaji berbagai
permasalahan yang
dihadapi manusia,
termasuk pendidikan
LANDASAN PSIKOLOGIS

• Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia


• Kurikulum adalah upaya menentukan program pendidikan untuk mengubah
perilaku manusia

 Pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam


menentukan apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan
Ada dua cabang psikologis yang sangat
penting dalam pengembangan kurikulum

Psikologi perkembangan Psikologi belajar (learning


(developmental psychology).
psychology) • Berkenaan atau memberikan
• Diperlukan dalam menentukan sumbangan bagi kurikulum dalam
isi/materi kurikulum sesuai hal bagaimana kurikulum itu di
dengan taraf perkembangan siswa sampaikan kepada siswa dan
bagaimana pula siswa
mempelajarinya.
Kaitan antara psikologi/teori perkembangan dan
psikologi/teori belajar dengan perkembangan kurikulum.

Kurikulum dan teori perkembangan siswa


Implikasi terhadap perkembangan kurikulum di sekolah
• Setiap siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat, minat, dan kebutuhannya
• Kurikulum memuat isi/materi pelajaran baik yang sifatnya umum atau inti maupun yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan
bakat siswa, juga yang sifatnya akademik maupun ketrampilan.
• Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung pengetahuan, nilai/sikap, dan ketrampilan yang menggambarkan keseluruhan
pribadi yang utuh.

Kurikulum dan Teori Belajar


Psikologi/teori belajar dapat dikelompokkan kedalam tiga rumpun
• Teori Disiplin Mental atau Teori Daya (faculty theory)
• Teori Behaviourisme
• Teori Organismik atau Cognitive Gestalt Field
(faculty theory)

Anak/individu telah memiliki potensi-potensi atau daya-daya tertentu


(faculties) yang masing-masing memiliki fungsi tertentu, seperti
potensi/daya mengingat, daya berfikir, daya mencurahkan pendapat,
daya mengamati, daya memecahkan masalah, dan daya-daya lainnya.
Daya-daya ini dapat dilatih agar dapat berfungsi dengan baik.
Teori Behaviourisme
Teori ini berangkat dari asumsi bahwa individu tidak membawa potensi sejak lahir.
Perkembangan indiividu ditentukan oleh lingkungan( keluarga, sekolah, dan
masyarakat). Rumpun teori ini tidak mengakui sesuatu yang sifatnya mental.
Perkembangan anak menyangkut hal-hal nyata yang dapat dilihat dan diamati.   

Rumpun ini mencakup tiga (3) teori


• Teori Koneksionisme/Teori Asosiasi
• Teori Kondisioning
• Teori Penguatan (reinforcement/operant
conditioning)
Teori Organismik atau Cognitive
Gestalt Field
• Teori ini memiliki prinsi-prinsip sebagai berikut :
• Belajar itu berdasarkan keseluruhan.
• Belajar adalah pembentukan kepribadian.
• Belajar berkat pemahaman.
• Belajar berdasarkan pengalaman.
• Belajar itu adalah suatu proses pembelajaran.
Mengacu pada keseluruhan
• Belajar adalah proses kontinu.
lebih bermakna dari pada
• Belajar dihubungkan dengan minat, perhatian, dan
bagian-bagian, keseluruhan
kebutuhan siswa.
bukan kumpulan dari bagian-
bagian.
LANDASAN SOSIOLOGIS

Landasan ini berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek


perkembangan masyarakat dan kebudayaan dalam mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan.pendidikan sselalu mengandung norma-norma  dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan kehidupan masyarakat dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayanya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum
LANDASAN TEKNOLOGIS

Landasan ini mengarahkan kajian mengenai kurikulum yang


dikaitkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni (IPTEKS) yang secara langsung akan menjadi isi/materi
kurikulum dan cara penyampaiannya.
PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut


pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum. Proses
pengembangan kurikulum itu sendiri, berkenaan dengan pengembangan
kurikulum yang sifatnya sama sekali baru (curriculum construction) maupun
berupa penyempurnaan atau perbaikan dari kurikulum yang telah atau sedang
dilaksanakan saat ini (curriculum improvement). Dalam penggembangan
kurikulum terdapat sudut pandang pendekatan  yaitu dari sudut pandang kebijakan
pengembangan kurikulum, pengorganisasian isi kurikulum, dan orientasi
penyusunan kurikulum.
PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG KEBIJAKAN
PENGEMBANGAN KURIKULUM

Ada dua pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum dari
sudut pandang kebijakan

Pendekatan Administratif Pendekatan Akar Rumput (grassroots


(administrative approach) approach)
• Pendekatan pengembangan kurikulum • Pendekatan pengembangan kurikulum yang
dengan menggunakan sistem komando diawali dengan inisiatif dari bawah (guru dan
dari atas ke bawah. Pendekatan ini disebut sekolah) selanjutnya disebarluaskan pada tingkat
pendekatan top-down karena yang lebih luas. Pendekatan ini sering disebut juga
pengembangan kurikulum muncul atas pendekatan pengembangankurikulum dari bawah
ke atas (bottom-up) atau pendekatan akar rumput (
inisiatif dan gagasan para pemegang grassroots).
kebijakan pendidikan atau administratif.
PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG
PENGORGANISASIAN ISI KURIKULUM

Ada tiga pendekatan yang dapat diterapkan dalam pengembangan kurikulum dari
sudut pandang pengorganisasian kurikulum

 Pendekatan yang berpusat


Pendekatan Interdisipliner Pendekatan Terpadu
pada mata pelajaran
(subject) • Pendekatan ini berawal dari (integrated)
• Pendekatan ini bertitik tolak masalah-masalah social • Pendekatan ini bertitik tolak dari
yang ada dalam kehidupan suatu keseluruhan atau suatu
pada mata pelajaran sebagi nyata yang tidak mungkin kesatuan yang bermakna dan
suatu disiplin ilmu yang ditinjau hanya dari satu
berstruktur, dimana kurikulum
terpisah antara satu dengan disusun sedemikian rupa agar
segi/aspek saja mampu mengembangkan pribadi
lainnya yang utuh. Pendekatan
pembelajaran tematik merupakan
penerapan dari pendekatan ini.
PENDEKATAN DARI SUDUT PANDANG
ORIENTASI PENYUSUNAN KURIKULUM

Pendekatan penggembangan kurikulum


dalam sudut pandang ini pada umumnya
dapat dibedakan menjadi tiga

Pendekatan yang
Pendekatan yang Pendekatan yang
berorientasi pada
berorientasi pada berorientasi pada
kegiatan-kegiatan
tujuan bahan ajar
belajar-mengajar.
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan

Penyusunan kurikulum didasarkan pada tujuan-tujuan


pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas , mulai dari
tujuan pendidikan nasional, tujuan satuan pendidikan (tujuan
institusional), tujuan mata pelajaran (tujuan kurikuler),
sampai dengan tujuan pembelajaran (tujuan instruksional).
Keuntungan Kelemahan
• Dapat memberikan kejelasan bagi para penyusun • kesulitan dalam merumuskan tujuan
kurikulum mengenai apa yang ingin dicapai.
• Memberikan arahan yang jelas dalam menetapkan
materi/bahan pelajaran, strategi dan metode
pembelajaran, serta proses penilaian terhadap hasil
belajar yang dicapai
Pendekatan yang berorientasi pada
bahan ajar

Penyusunan kurikulum didasarkan atau


sangat menitikberatkan pada bahan
ajar/materi pelajaran yang akan diajarkan
Keuntungan Kelemahan
• kebebasan dan keluwesan dalam • bahan pelajaran kurang jelas arah
memilih dan menentukan bahan ajar dan tujuannya, serta ttidak jelas pula
karena tidak terikat oleh tujuan- dasar pemilihan dalam menentukan
tujuan tertentu metode apa yang akan dinilai
Pendekatan yang berorientasi pada kegiatan-kegiatan
belajar-mengajar

Pendidikan ini menitikberatkan pada cara siswa


belajar, serta cara dan langkah-langkah yang perlu
dilakukan agar siswa menguasai ketrampilan untuk
mendapatkan pengetahuan

Keuntungan Kelemahan
• sangat mementingkan • sulit mengatur ketercapaian
kebutuhan siswa.  hasil belajar yang
diharapkan.  
MODUL 3
PROSEDUR PENGEMBANGAN KURIKULUM
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN
KURIKULUM
• Prinsip berorientasi pada tujuan / kompetensi
• Kurikulum sebagai suatu sistem , di mana komponen
tujuan/kompetensi yang harus dimiliki siswa merupakan sentral bagi
komponen-komponen lainnya dalam pengembangan sistem
tersebut.
• Prinsip
Prinsip Kontinuitas
Kontinuitas
• Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan,
PRINSIP UMUM khususnya kesinambungan bahan/materi kurikulum antara jenis dan
jenjang program pendidikan.
PENGEMBANGA • Prinsip Fleksibilitas
N KURIKULUM • Prinsip Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan
kurikulum dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan
sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu
keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana kurikulum di lapangan.
• Prinsip Integritas
• Integritas adalah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum
harus dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan
• Berpusat pada Potensi, Perkembangan,
Kebutuhan, dan Kepentingan peserta Didik dan
Lingkungan
• Beragam dan Terpadu
• Tanggapan terhadap perkembangan ilmu
Sehubungan dengan pengetahuan , teknologi, dan seni
pengembangan KTSP di sekolah/ • Relevan degan kebutuhan kehidupan
madrasah yang tertulis dalam Buku • Menyeluruh dan Berkesinambungan
panduan penyusunan KTSP dari • Belajar Sepanjang Hayat
BSNP (Badan Standar Nasional •
Pendidikan) bahwa penyusunan Seimbang antara Kepentingan Nasional dan
KTSP dikembangkan berdasarkan Kepentingan daerah
prinsip-prinsip sebagai berikut.
PRINSIP KHUSUS PENGEMBANGAN
KOMPONEN KURIKULUM
Prinsip pengembangan kurikulum khusus yang berkaitan dengan pengembangan komponen-komponen kurikulum
tersebut yang merujuk pada tulisan Sukmadinata (2000; 152-155), dengan memodifikasi dalam pola urutan penjelasan
sebagai berikut

Prinsip yang berkenaan dengan tujuan pendidikan

Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan

Prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar

Prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran.

Prinsip yang berkenaan dengan penilaian


LANGKAH-LANGKAH
PENGEMBANGAN KURIKULUM

ANALISIS DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN

PERUMUSAN TUJUAN

PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI

PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN BELAJAR

PENGEMBANGAN EVALUASI
ANALISIS DAN DIAGNOSIS KEBUTUHAN
•Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah
menganalisis dan mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan
siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja, dan harapan-harapan dari
pemerintah (kebijakan pendidikan)
• Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis
kebutuhan tersebut setidaknya melalui tiga pendekatan, yaitu
survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas.
• Hasil akhir kegiatan analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah
deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan di sajikan
masukan bagi pengembang aspek tujuan sebagai langkah
berikutnya dalam pengembangan kurikulum
PERUMUSAN TUJUAN
• Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan tujuan. Tujuan-tujuan dalam pengembangan
kurikulum berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum
(kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan
operasional
PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN MATERI
• Secara spesifik yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah
segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Isi dari kegiatan pembelajaran tersebut adalah isi dari
kurikulum
PEMILIHAN DAN PENGORGANISASIAN PENGALAMAN
BELAJAR
• Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan, langkah selanjutnya adalah
memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar dapat di lakukan dengan menggunakan strategi
dan metode serta teknik.

PENGEMBANGAN EVALUASI
• Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan
yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
• Ada orang yang beranggapan bahwa penilaian sama artinya dengan pengukuran, tes,
atau pemberian nilai. Ketiganya memang merupakan bagian dari proses penilaian.
Penilaian pada dasarnya merupakan suatu proses pembuatan pertimbangan terhadap
satu hal,
• Evaluasi kurikulum dapat dilakukan terhadap komponen-komponen kurikulum itu
sendiri, terhadap implementasi kurikulum, dan terhadap hasil yang dicapai

Anda mungkin juga menyukai