Anda di halaman 1dari 7

Ujian Kompetensi Analisis dan Pengembangan Kurikulum

Dosen Pengampu: Tumin, S.Pd.I., M.A., Ph.D.

Disusun Oleh:

Nama: Ilham Abdul Ganie

NIM: 20170720198

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2020/2021


1. Seacara Bahasa: istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu Currir yang
artinya pelari dan Curene artinya tempat berpacu.
- Sedangkan dalam bahasa Inggris Curriculum yang berarti rencana
pembelajaran.
- Sedangkan dalam kamus Tarbiyah adalah seperangkat perencanaan dan
media.
- Kurikulum juga diartikan sebagai manhaj yang berarti jalan yang dilalui
oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.

Secara Istilah: Kurikulum berasal dari Dunia olahraga terutama dalam bidang
atletik pada zaman Romawi Kuno di Yunani.

- Kurikulum berarti suatu jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai garis Finish untuk memperoleh mendali atau
penghargaan.
- Sedangkan menurut Inlowe 1966 adalah Usaha yang dirancang khusus di
sekolah untuk membimbing murid untuk memperoleh hasil dari pelajaran
yang telah ditentukan.
2. Pengertian kurikulum menurut UU No. 20 tahun 2003, kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pengajaran,
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaran kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, kurikulum adalah instrumen dalam bentuk rencana dan
pengaturan yang memuat mengenai tujuan, isi atau proses, bahan ajar atau materi,
serta segala cara yang tidak melanggar norma hidup guna menggapai tujuan
pendidikan nasional berupa mencernakan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia yang seutuhnya, yaitu bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
memiliki pengetahuan, sehat jasmani dan rohaninya, memiliki budi pekerti luhur,
mandiri, kepribadian yang mantap, dan bertanggungjawab terhadap bangsa.
3. Pentingnya kurikulum terhadap sistem pendidikan di Indonesia.
Kurikulum memegang kedudukan yang sangat penting atau kunci dalam
pendidikan, sebab berkaitan dengan arah, isi dan proses pendidikan yang pada
akhirnya menentukan macam mana kualifikasi lulusan suatu lembaga Pendidikan
akan terbentuk. Sehingga adanya kurikulum akan mensistemasikan jalanya sistem
pendidikan di suatu lembaga pendidikan. Dengan demikian tujuan pendidikan
yang telah ditetapkan akan mudah tercapai.

4. Jenis kurikulum berdasarkan organisasi materinya terbagi atas tiga macam:


- Separated subject curriculum (SSC), kurikulum yang menggunakan mata
pelajaran terpisah, misalnya matematika, fisika, geografi, sosiologi, dan
disiplin ilmu lainnya.
Subject atau mata pelajaran ialah hasil penglaman umat manusia sepanjang
masa, atau kebudayaan dan pengetahuan yang dikumpulkan oleh manusia
sejak dahulu, lalu disusun secara logis dan sistematis, disederhanakan dan
disajikan kepada anak didik sesuai dengan usianya masing-masing.
- Integrated curriculum (IC), kurikulum yang tidak lagi menampakkan disiplin
ilmu atau bidang studi, tetapi nama mata pelajaran diambil dari suatu pokok
masalah yang perlu dipecahkan.
Dalam integrated curiculum meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau
keseluruhan sehingga diharapkan akan membentuk anak-anak menjadi
pribadi yang terintegrated.
- Correlated subject curriculum (CSC), kurikulum yang menawarkan nama
mata pelajaran uyang memiliki kedekatan dikelompokan menjadi suatu
bidang studi, misalnya mata pelajaran IPS atau IPA yang merupakan
gabungan dari sejumlah mata pelajaran.
Mata pelajaran dalam kurikulum ini disajikan secara terpisah-pisah, tetapi
mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau yang sejenis dikelompokkan
sehingga menjadi satu bidang studi (broadfield). Maksudnya, dari organisasi
ini mengandung makna sejumlah mata pelajaran itu dihubungkan antara yang
satu dengan yang lainnya sehingga ruang lingkup bahan yang diajarkan
tercakup lebih luas.

5. Landasan penegembangan kurikulum


 Landasan filosofis, dalam filsafat pendidikan ada berbagai aliran filsafat:
 Progressivisme => aliran ini menghendaki lembaga pendidikan memiliki
kurikulum yang bersifat fleksibel, dinamis, dan tidak terkait dengan
doktrin-doktrin tertentu serta memiliki relevansi dengan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum pendidikan.
 Esensialisme => filsafat ini memandang penting proses pewarisan budaya
dalam pendidikan, sehingga pengetahuan dan keterampilan tersebut dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.
 Perenialisme => filsafat ini menganjurkan untuk mrnggunakan prinsip-
prinsip yang telah baku dan tebukti ampuh dalam membentuk suatu
kepribadian sikap dan kebiasaan peserta didik. Maka dari itu ada pelajaran
moral dan agama.
 Rekonstruktivisme => filsafat ini adalah pengembangan dari filsafat
progresivisme yang menuntut kreativitas peserta didik dalam memecahkan
masalah, karena dianjurkan untuk bersikap kritis dan mencari solusi. Jadi,
perenialisme, essensialisme, eksistensialisme, biasanya digunakan dalam
pengembangan kurikulum bidang pendidikan karakter dan agama.
Sedangkan progresivisme dan rekonstruksivisme itu mendukung
kurikulum model humanistik.
 Eksistensialisme => filsafat ini memandang kebenaran berdasarkan pada
diri manusia secara individu.
 Landasan psikologis, terdapat dua bidang psikologi yang mendasari
pengembangan yaitu:
 Psikologi perkembangan, adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu berkenaan dengan perkembangannya.
 Psikologi belajar, adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
dalam konteks belajar. Terdapat pula teori psikologis untuk
mengembangkan kurikulum yaitu:
A. Teori belajar behavioristik, keberhasilan belajar siswa tergantung
perkembangan tingkah laku.
B. Teori belajar kognivisistik, pengetahuan diperoleh dari proses kesadaran,
keberhasilan diraih jikayang bersangkutan aktif membangun pengetahuan dari
info yang diperoleh.
C. Teori belajar humanistik, yaitu menumbuh kembangkan manusia dengan
sempurna.
D. Teori belajar kontrusivistik, guru hanya sebagai fasilitator.
 Landasan sosiologis, pendidikan harus memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan, serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja, dan mencapai
perkembangan lebih lanjut di masyarakat.
 Landasan iptek, secara langsung atau tidak berimplikasi terhadap
perkembangan kurikulum, mencangkup pengembangan isi atau materi
pendidikan, penggunaan strategi dan media pembelajaran, serta
penggunaan sistem evaluasi.

6. Adapun fungsi kurikulum sebagai berikut:


- Dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan oleh
sekolah.
- Fungsi kurikulum sebagai anak didik.
Kurikulum yang baik yang telah disusun sebagai organisasi pembelajaran
merupakan persiapan bagi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan program
pendidikan yang baik.
- fungsi kurikulum bagi pengawas
Bagi pengawas, kurikulum akan berfungsi sebagai panduan dalam melaksanakan
supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas akan dapat
menentukan apakah program sekolah dan madrsah termasuk pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum
atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat
memberikan saran perbaikan.
- Fungsi Kurikulum bagi pendidik
Merupakan pedoman kerja dalam menyusun dan mengorganisasi pengalaman
belajar peserta didik.
- fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
1)Sebgai pedoman untuk menghadapkan fungsi supervisi dalam menciptakan
situasi belajar yang bagus.
2)Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi beljar anak ke arah
yang lebih baik.
3)Sebagai pedoman dalam melaksanakan superfungsi untuk memberikan bantuan
kepada pendidik agar dapat memperbaiki situasi mengajar.
4)Sebgai pedoman untuk mengembangkan kurikulum pada masa mendatang.
5)Sebgai pedoman untuk mengadakan evaluasi atas kemajuan belajar mengajar
- Fungsi kurikulum bagi orang tua
Dapat memberikan bantuan kepada pihak sekolah untuk mencapai target
kurikulum yang telah dicanangkan oleh pihak sekolah. Bantuan tersebut bisa
berupa informasi mengenai cara belajar anak, keadaan lingkngan anak, kesehatan
anak, maupun gejala-gejala yang tidak wajar yang dilakukan oleh anak-anak.
- Fungsi bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah
Mereka dapat memberikan kontribusi dalam memperlancar jalannya proses
pembelajaran, yang membutuhkan kerjasama dengan masyarakat. Masyarakat
juga dapat memberikan kritik dan saran konstruktif untuk menyempurnakan
program pendidikan sekolah.
7. Tujuan Pendidikan menurut sistem pendidikan nasional

Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Tujuan
pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:

 Tujuan Pendidikan Nasional (TPN)

Tujuan pendidikan nasional bersumber dari sistem nilai pancasila dirumuskan


dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan bentuk watak serta peradaban bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.

 Tujuan Institusional

Tujuan institusional merupakan tujuan untuk mencapai tujuan umum yang


dirumuskan dalam bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan, misalnya
standar kompetensi pendidikan dasar, menengah, kejuruan, dan jenjang
pendidikan tinggi.

 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan bagian dari tujuan kurikuler, yaitu kemampuan


yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu
dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan.

 Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang harus dicapaioleh oleh setiap bidang studi
atau mata pelajaran.Setiap tujuan kurikuler harus dapat mendukung dan diarahkan
untuk mencapai tujuan intitusional.

Anda mungkin juga menyukai