Anda di halaman 1dari 11

UAS LANDASAN KEPENDIDIKAN

Tugas Makalah Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Ujian Akhir Semester
Mata Kuliah Landasan Kependidikan
Dosen Pengampu Dr. Tri Suminar, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Dessy Octaviani


NIM : 0103517033
Rombel :3

PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN DASAR KONSENTRASI PGSD
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
1. Mengapa pendidikan perlu dilaksanakan dengan mengacu pada landasan
kependidikan yang kokoh?
Jawab :
Pendidkan mengacu kepada konsep tentang sifat normatif pendidikan yang
harus dilaksanakan secara bijaksana dan harus dapat dipertanggung
jawabkan. Sifat normatif pendidikan merumuskan kaidah atau pedoman
atau ukuran tingkah laku manusia. Sesuatu yang normatif berarti berbicara
tentang baik-buruknya perilaku manusia. Ilmu pendidikan merumuskan
peraturan-peraturan terhadap tingkah laku manusia untuk mencapai
keteraturan hidup, karena keteraturan hidup akan menjamin kelangsungan
keeratan (kohesi)  hubungan antar manusia (hubungan sosial manusia).
Ciri-ciri sifat normatif pendidikan:
a. selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kehidupan yang tidak hanya
diperoleh dari pengalaman dan praktek mendidik atau pendidikan, tapi
juga didapat dari sumber normatif yaitu norma masyarakat, norma
filsafat (pandangan hidup seseorang atau masyarakat) keyakinan
beragama atau rasa spirit keagamaan yang dianutnya.
b. erat kaitanya dengan pengetahuan filsafat, sehingga melahirkan filsafat
pendidikan. Guru atau pendidikan harus selalu mengikat diri sesuai
kaidah filsafat pendidikan.
c. Pendidikan normatif  meliputi pendidikan agama, etika, budi pekerti
yang tergolong pendidikan pengembangan kepribadian (sesuai amanat
UU No. 20 tahun 2003). Menentukan dasar-dasar dan tujuan hidup
manusia (peserta didik) karena sangat perilaku atau tindakan peserta
didik dalam dalam kehidupan dan penghidupanya.
Dari keterangan dan ciri-ciri yang telah di terangkan diatas dapat
disimpulkan, bahwa pendidikan perlu dilaksanakan dengan mengacu pada
landasan kependidikan yang kokoh sesuai dengan sifat normatif
pendidikan yaitu memberikan aturan-aturan terhadap tingkah laku manusia
dalam kehidupanya sehari-hari. Aturan-aturan tersebut mencakup etika,
norma agama, dan lain sebagainya yang jelas mengatur tentang tingkah
laku manusia dalam kehidupanya.
Sumber :
Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan Stimulus Ilmu Pendidikan
Becorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

2. Jelaskan manfaat landasan kependidikan bagi guru?


Jawab :
Guru memahami dan meyakini asumsi-asumsi dari semboyan tut wuri
handayani (yaitu: kodrat alam dan kebebasan siswa), maka ia akan dengan
sadar dan mantap melaksanakan peranannya. Dalam hal ini ia akan relatif
tidak melakukan kesalahan. Misalnya: guru akan menghargai dan
mempertimbangkan bakat setiap siswa dalam rangka belajar, sekalipun
para siswa memiliki kesamaan, tetapi guru juga menghargai individualitas
setiap siswa. Guru akan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk
mengatur diri mereka sendiri dalam rangka belajar, guru menghargai
kebebasan siswa.

Guru membimbing para siswa dalam rangka belajar sesuai dengan


kecepatan dan kapasitas belajarnya masing-masing, dll. Pendek kata,
dengan bertitik tolak pada asumsi kodrat alam dan kebebasan yang
dimiliki setiap siswa, maka perbuatan guru dalam praktek pendidikannya
bukan untuk membentuk prestasi belajar tanpa mempertimbangkan bakat
atau kecepatan dan kapasitas belajar masing-masing siswa; bukan untuk
membentuk siswa agar menjadi siapa mereka nantinya sesuai kehendak
guru belaka; melainkan membimbing para siswa dalam belajar sehingga
mencapai prestasi optimal sesuai dengan bakat, minat, kecepatan dan
kapasitas belajarnya masing-masing; memberikan kesempatan/kebebasan
kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan kodrat alamnya
masing-masing melalui interaksi dengan lingkungannya, dan berdasarkan
sistem nilai tertentu demi terwujudnya tertib hidupnya sendiri dan
tertibnya hidup bersama.
Guru hanya akan “mengatur” atau mengarahkan siswa ketika siswa
melakukan kesalahan atau salah arah dalam rangka belajarnya.
Berdasarkan uraian di atas, jelas kiranya bahwa asumsi atau landasan
pendidikan akan berfungsi sebagai titik tolak atau tumpuan bagi para
guru dalam melaksanakan praktek pendidikan.
Jadi manfaat landasan kependidikan bagi guru yakni
1. Mengetahui berbagai konsep, prinsip dan teori pendidikan dalam
melaksanakan praktik pendidikan
2. Mempunyai sikap kritis terhadap pandangan-pandangan teori
pendidikan
3. Dapat memberikan kontribusi pada pola piker dann pola kerja
calon pendidik
4. Lebih yakin dan mendalam tentang konsep, prinsip, dan teori
pendidikan dalam pelaksaanan pendidikan.
5. Memiliki kesiapan studi pendidikan lebih lanjut

3. Bagaimanakah implikasi penyelenggaraan pendidikan berdasarkan


pemahaman atas hakikat manusia dari aliran filsafat idealisme, realisme,
perenialisme, esensialisme, pragmatisme, progresivisme?
Jawab: Peranan landasan filosofis pendidikan adalah memberikan
rambu-rambu apa dan bagaimana seharusnya pendidikan dilaksanakan.
Rambu-rambu tersebut bertolak pada kaidah metafisika, epistemology dan
aksiologi pendidikan sebagaimana studi dalam filsafat pendidikan.
Landasan filosofis pendidikan tidaklah satu melainkan ragam sebagaimana
ragamnya aliran filsafat. Sebab itu, dikenal adanya landasan filosofis
pendidikan Idealisme, landasan filsofis pendidikan Pragmatisme, dsb.
Aliran filsafat Realisme antara lain berpendapat bahwa “pengetahuan
yang benar diperoleh manusia melalui pengalaman diri”. Implikasinya,
penganut Realisme mengutamakan metode mengajar yang memberikan
kesempatan kepada para siswa untuk memperoleh pengetahuan melalui
pengalaman langsung (misal: melalui observasi, praktikum, dsb.) atau
pengalaman tidak langsung (misal: melalui membaca laporan-laporan hasil
penelitian, dsb). Selain tersajikan berdasarkan aliran-alirannya, landasan
filosofis pendidikan dapat pula disajikan berdasarkan tema-tema tertentu.
Misalnya dalam tema: “Manusia sebagai Animal Educandum” (M.J.
Langeveld, 1980), Man and Education” (Frost, Jr., 1957), dll.
Aliran filsafat Perenialisme lebih menekankan pada keabadian,
keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak
sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang
memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini
menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak
terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Aliran filsafat Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya
dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar
dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan
mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum
yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan
perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Aliran filsafat Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani
perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman
belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi
pengembangan belajar peserta didik aktif.
Sumber :
Anwar, Muhammad. 2015. Filsafat Pendidikan. Jakarta : PT. Kharisma
Putra Utama.

4. Jelaskan pemaknaan landasan filosofis Pendidikan Nasional Pancasila


dalam pelaksanaan pengelolaan pendidikan di sekolah.
Jawab: Dalam GBHN 1988 ( BP 7 Pusat 1990) memberikan batasan
pengertian tentang pendidikan nasional sebagai berikut; Pendidikan
nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 diarahkan untuk
meningkatkan kecerdasan serta harkat dan martabat bangsa, mewujudkan
manusia serta masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa, berkualitas dan mandiri sehingga mampu
membangun dirinya dan masyarakat sekelilingnya serta dapat memenuhi
kebutuhan pembangunan nasional dan bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Bertolak dari pengertian tersebut, maka pendidikan
nasional pada hekekatnya mengandung makna kuantitatif dan kulitatif.
Secara kuantitatif bagaimana menjadikan pendidikan itu dapat terlaksana
secara merata dan meluas serta menyuluruh sampai kepada seluruh lapisan
masyarakat. Secara kualitatif, bagaimana menjadikan pendidikan itu lebih
baik, bermutu dan lebih maju sejalan dengan ide-ide atau nilai-nilai yang
terkandung dalam palsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
dan termasuk dalam pengertian kualitatif adalah bagaimana
mengembangkan pendidikan nasional agar menjadi suatu bangunan
keilmuan yang kokoh dan memiliki kontribusi yang signifikan terhadap
pembangunan masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian,
pendidikan nasional hendaknya memiliki cirri-ciri sbb; Pertama,
pendidikan nasional hendaknya memiliki kontribusi yang signifikan bagi
pembangunan masyarakat dan pengembangan iptek. Kedua; system
pendidikan nassonal hendaknya lebih kreatif dan inovatif dengan tetap
komitmen terhadap pondasional dan fungsionalnya sebagai landasan
berpijak bagi pembangunan dan pengembangan pendidikan nasional.
Ketiga ; sistem pendidikan nasional hendaknya masalah-masalah
operasional dan actual pendidikan untuk dijadikan sasaran terhadap
dimensi-dimensi fondasional dan strukturalnya dan Keempat; pendidikan
nasional hendaknya mengembangkan nuansa pemikiran konstruktif
terhadap peningkatan mutu pendidikan sebagaimana yang diamantkan oleh
undang-undang Dasar 1945 serta peraturan-peraturan lainnya yang terkait
dengan pendidikan nasional.
Sumber :
Hasbullah. 2009. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

5. Analisislah implementasi kurikulum 2013 dari landasan pendidikan


perspektif psikologis.
Jawab : Landasan Pendidikan Psikologis selalu melibatkan aspek kejiwaan
manusia, sehingga psikologis merupakan salah satu landasan yang penting
dalam pendidikan. Memahami peserta didik dari aspek psikologis
merupakan salah satu faktor keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu hasil
kajian dalam penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan, umpamanya pengetahuan tentang urutan
perkembangan anak. Setiap individu memiliki bakat, minat, kemampuan,
kekuatan, serta tempo dan irama perkembangan yang berbeda dengan yang
lainnya. Sebagai implikasinya pendidikan tidak mungkin memperlakukan
sama kepada peserta didik. Penyusunan kurikulum terutama kurikulum
2013 harus berhati-hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar
yang akan dijadikan garis-garis besar program pengajaran serta tingkat
keterincian bahan belajar yang digariskan. Perlunya merumuskan
kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan
pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan
mencoba (observation based learning) untuk meningkatkan kreativitas
peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja
dalam jejaringan melalui collaborative learning.
Sumber : Tirtarahardja, Umar, dan S,L.La Solo, 2008. Pengantar
Pendidikan, Cet. 2, Jakarta, PT. Rineka Cipta.
6. Analisislah fungsi pendidikan bagi perkembangan masyarakat dan
sebaliknya fungsi masyarakat bagi kemajuan pendidikan berdasarkan
landasan pendidikan dari persektif ekonomi.
Jawab:
Fungsi pendidikan bagi perkembangan masyarakat dari perspektif
ekonomi adalah :
1. Mengembangkan sumber daya manusia berperilaku ekonomi. Dengan
mempelajari ekonomi, diharapkan seluruh SDM mampu menerapkan
prinsi-prinsip ekonomi guna kemajuan lembaga pendidikan dan
kemajuan masyarakat.
2. Memperbaiki perekonomian masyarakat karena semakin
berpendidikan seseorang maka pendapatannya semakin baik.
3. SDM yang berpendidikan akan menjadi modal utama pembangunan
nasional, terutama untuk pembanguanan ekonomi. Sebab akan lebih
mudah untuk pemerintah menggerakan pembangunan nasional jika
banyak orang yang berpendidikan.
4. Kehidupan di suatu negara akan terjamin dan maju.
5. Terbukanya pasar Internasional yang menjadikan kerjasama dalam
bidang ekonomi dengan negara-negara lainnya, sehingga dapat ikut
serta menggerakkan masyarakat untuk berlomba-lomba menciptakan
produk-produk sehingga dapat bersaing di pasar Internasional.
Fungsi masyarakat bagi kemajuan pendidikan berdasarkan landasan
pendidikan dari perspektif ekonomi adalah :
1. Mencukupi keperluan pendidikan dalam arti pemenuhan kebutuhan
sarana prasarana, materi, media pembelajaran, dll.
2. Membiayai operasional pendidikan tagihan yang harus dibayar
3. Membayar kegiatan penunjang pendidikan, contohnya: untuk
melakukan seminar-seminar atau pertemuan-pertemuan ilmiah.
4. Memberikan balas jasa kepada pendidik dan pengelola lembaga
5. Menciptakan kualitas lembaga pendidikan. Dengan adanya tunjangan
ekonomi yang memadai maka dapat meningkatkan sumber daya
pendidik dan pengelola lembaga pendidikan agar semakin berkualitas.
Sumber :
Santosa, Awan. 2013. Perekonomian Indonesia Masalah Potensi dan
Alternatif Solusi. Yogyakarta : Graha Ilmu

7. Mengapa akhir-akhir ini banyak terdapat fenomena sosial tindakan


kekerasan lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga? Tinjaulah dari
landasan pendidikan perspektif antropologis.
Jawab : Landasan pendidikan antropologis selalu terkait dengan manusia,
sedangkan setiap manusia selalu menjadi anggota masyarakat dan
pendukung kebudayaan tertentu. Oleh karena itu dalam Undang-undang
RI no. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 2 ditegaskan bahwa, pendidikan
nasional adalah pendidikan yang berdasar Pancasila dan undang-undang
Dasar Negara republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai-
nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
perubahan zaman. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik, kebudayaan dapat diwariskan dengan jalan meneruskan
kepada generasi penerus melalui pendidikan. Sebaliknya pelaksanaan
pendidikan ikut ditentukan oleh kebuadayaan masyarakat dimana proses
pendidikan berlangsung.
Sumber :
Undang-Undang No. 20 tahun 2003, tentang SISDIKNAS.

8. Bagaimana desain pembelajaran abad XXI sebagai dampak perubahan


sosial dalam pendidikan pada dimensi waktu jangka panjang bagi sasaran
didik kajian kelompok dan pengembangan institusi pendidikan.
Jawab :
Abad 21 adalah abad digital. Guru menjadi fasilitator bagi siswanya, guru
bertugas mengarahkan bukan lagi menggurui siswanya. Terdapat banyak
segi yang akan berubah mulai dari segi pembelajaran yaitu : siswa dituntut
untuk memahami, mengelola dan menciptakan komunikasi yang efektif
dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan , tulisan, dan multimedia. Serta
member kesempatan pada siswa untuk mengutarakan pendapat, ide-ide,
ketika menyelesaikan suatu masalah. Selanjutnya siswa dituntut untuk
menunjukkan kemampuan dalam bersosialisasi dalam lingkungannya,
contohnya kerjasama dalam kelompok, sikap kepemimpinan, beradaptasi,
empati terhadap sesamanya, menghormati atau toleransi, dan bekerja
secara produktif. Pembelajaran yang digunakan berubah lebih banyak.
Selanjutnya siswa di pusatkan untuk dapat berfikir secara kritis dan dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sehingga dapat memiliki
kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan serta menganalisanya.
Selanjutnya siswa diminta untuk mengembangkan idea tau gagasan baru
kepada orang lain serta terbuka dan responsive terhadap pandangan baru
dan berbeda.
Selanjutnya dari segi peran sekolah seperti meningkatkan kebijakan dan
rencana sekolah untuk mengembangkan keterampilan baru,
mengembangkan arahan baru kurikulum, melaksanakan strategi
pengajaran yang baru dan relevan, membentuk kemitraan sekolah di
tingkat regional, nasional, dan internasional.
Dari segi tenaga pendidik juga berbeda:
Guru abad 21 harus selalu meng-upgrade dan meng-update pengetahuan
yang dimiliki serta terbuka dengan pandangan baru.
Guru dituntut untuk kreatif dan inovatif.
Dapat mengoptimalkan teknologi karena tidak akan dipungkiri bahwa
pada abad 21 dapat diberlakukan pembelajaran secara online
Selanjutnya guru harus dapat menggunakan penilaian hasil belajar untuk
meningkatkan kualitas mengajarnya (reflektif). Hal ini dilakukan untuk
mengetahui kapan strategi mengajarnya kurang optimal atau sudah
berhasil sehingga dapat membantu siswa mencapai keberhasilan belajar.
Guru harus membangun kedekatan dengan siswa sehingga pemebelajaran
akan lebih menyenangkan.
Guru berperan sebagai fasilitator dengan siswa sebagai pusatnya
Guru harus dapat menciptakan suasana kelas yang sesuai dengan gaya
belajar siswa, serta melakukan penilaian secara berkala berdasarkan
performa siswa di dalam kelas.
Kompetensi siswa
Kreatif, berfikir kritis, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan
pembelajar Mampu berkomunikasi dan bekerja sama dengan individu
yang lain maupun dengan komunitas atupun jaringan
Menguasai alat untuk bekerja dan sumber informasi untuk
mengembangkan pekerjaannya.
Peserta didik harus menjadi good citizen dan bertanggung jawab dengan
dirinya sendiri dan sosial.

Anda mungkin juga menyukai