Anda di halaman 1dari 5

Nama: Alfira oktavia

Nim: 2040200005

MK: pendidikan matematika

Pertemuan 1-2

Memahami konsep kurikulum

1. Pengertian kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan kemana peserta didik akan dibawa dan di arahkan, juga berisi rumusan tentang isi
dan kegiatan belajar, yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap, serta nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan pelaksanaan tugas
pekerjaan di masa yang akan datang. Kurikulum memberikan dasar-dasar bagi pengemban
kepribadian dan kemampuan profesional, yang akan menentukan kualitas insan dan sumber
daya manusia suatu bangsa.
2. Landasan-Landasan kurikulum
a. Landasan Filosofis
Filsafat sebagai dasar menentukan tujuan pendidikan Kurikulum pada hakikatnya berfungsi
untuk mempersiapkan anggota masyarakat yang dapat mempertahankan, mengembangkan,
dan hidup dalam sistem nilai masyarakat.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kurikulum. Sama halnya seperti
dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti :
perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Di
bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan
pengembangan kurikulum:
1) Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan
dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting
dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
2) Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan
dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
berguna.
3) Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup
dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri.
4) Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat
pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan
landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
5) Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Disamping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis
dan sejenisnya.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran filsafat
yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis.
Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model
Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan
dalam Pengembangan Model Kurikulum Interaksional.
b. Landasan Psikologis
Pada hakikatnya, setiap anak memiliki pribadi yang unik, khas, yang mempunyai bakat,
minat, kemampuan, dan kecepatan belajar yang berbeda. Oleh karena itu kurikulum harus
memperhatikan kondisi psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
1) Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu
berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang
hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan,
tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan
perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
dan mendasari pengembangan kurikulum.
2) Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam
konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori
belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan
kurikulum.

c. Landasan Sosial-budaya
Pendidikan bukan hanya untuk pendidikan semata, namun memberikan bekal pengetahuan,
keterampilan serta nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan mencapai perkembangan lebih lanjut
di masyarakat. Peserta didik berasal dari masyarakat, mendapatkan pendidikan baik formal
maupun informal dalam lingkungan masyarakat dan diarahkan bagi kehidupan masyarakat
pula. Kehidupan masyarakat, dengan segala karakteristik dan kekayaan budayanya menjadi
landasan dan sekaligus acuan bagi pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan dapat lebih
mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi,
maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat. Dengan demikian, kurikulum yang
dikembangkan sudah seharusnya mempertimbankan, merespons dan berlandaskan pada
perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional
maupun global.
d. Landasan Ilmu pengetahuan dan teknologi
Dalam abad pengetahuan sekarang ini, diperlukan masyarakat yang berpengetahuan melalui
belajar sepanjang hayat dengan standar mutu yang tinggi. Sifat pengetahuan dan
keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam dan canggih, sehingga
diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi dan kompetensi untuk
berfikir dan belajar bagaimana belajar (learning to learn) dalam mengakses, memilih dan
menilai pengetahuan, serta mengatasi siatuasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian.
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang
transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh
karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi
dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan
kelangsungan hidup manusia.

3. Komponen-komponen kurikulum
a. Tujuan Kurikulum
Tujuan Kurikulum berisikan gambaran kualitas manusia yang diharapkan
yang terbentuk dari proses pendidikan. dengan adanya tujuan dapat
digunakan sebagai petunjuk arah perubahan yang dicita-citakan dari
suatu kurikulum. adanya tujuan yang jelas akan memberikan petunjuk
yang jelas pula terhadap pemilihan isi/bahan ajar, setrategi
pembelajaran, media, dan evaluasi. tujuan juga sebagai dasar arah atau
patokan dalam menentukan komponen-komponen kurikulm
b. Isi / Materi Kurikulum
komponen ini merupakan pengetahuan ilmiah yang berisikan fakta,
konsep, perinsip, nilai dan ketrampilan yang diberikan kepada peserta
didik, Pengetahuan ilmiah sangatlah banyak dan tidak memungkinkan
untuk dijadikan sebagai isi / materi kurikulum, oleh karena itu perlu
diadakan pilihan-pilihan dengan menggunakan berbagai keriteria
c. Strategi Pembelajaran
Setrategi dalam pembelajaran berisikan siasat, sistem atau cara
penyampaian isi kurikulum. secara umum ada 2 jenis strategi
pembelajaran yaitu pembelajaran berorientasi pada guru (teacher
oriented) yang mencakup medel ekspositori atau model informasi dan
pembelajaran yang berorientasi pada siswa (student oriented)
mencakup model inkuiri atau problem solving dalam penentuan
setrategi pembelajaran sepenuhnya diserahkan kepad guru sebagai
pelaksana kurikuum dengan mempertimbangkan hakikat tujuan, sifat isi,
kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa

d. Komponen Evaluasi
komponen ini ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan
menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan. hasil dari
evaluasi kurikulum dapat dijadikan umpan balik untuk mengadakan
perbaikan dan penyempurnaan kurikulum, selain itu hasil evaluasi dapat
dijadikan sebagai masukan dalam penentuan kebijakan-kebijakan
pengambilan keputusan tentang kurikulum dan pendidikan
4. Model Kurikulum
a. Kurikulum Subjek Akademis
Kurikulum subjek akademis merupakan salah satu model kurikulum yang
paling tua. Kurikulum ini menekankan isi atau materi pelajaran yang
bersumber dari disiplin ilmu. Kurikulum subjek akademis bersumber dari
pendidikan klasik, yang berorientasi pada masa lau, bahwa semua ilmu
pengetahuan, teknologi, dan nilai-nilai budaya telah ditemukan oleh
para ahli di masa lalu.
b. Kurikulum humanistic
Model kurikulum humanistic menekankan pengembangan kepribadian
peserta didik secara utuh dan seimbang, antara perkembangan segi
intelektual (kognitif), afektif, dan psikomotor. Kurikulum humanistic
menekankan pengembangan potensi dan kemampuan dengan
memperhatikan minat dan kebutuhan peserta didik. Pembelajaran segi-
segi social, moral, dan afektif mendapat perhatian utama dalam model
kurikulum ini. Pembelajarannya berpusat pada peserta didik (student
centererd).
Model kurikulum ini bersumber dari pendidikan pribadi. Kurikulum
humanistic dikembangkan oleh pata ahli pendidikan humanistic, didasari
oleh konsep-konsep pendidikan pribadi (personalized education), yaitu
John Dewey (progressive education) dan J.J. Rousseau (Romantic
Education).
c. Kurikulum rekonstruksi social
Kurikulum rekontruksi social lebih memusatkan perhatiannya pada
pemersalahan yang dihadapi peserta didik dalam masyarakat kurikulum
ini bersumber pada aliran pendidikan intruksional.
Pendidikan merupakan kegiatan bersama, interaksi dan kerja sama.
Melalui interasi kerjasama ini, peserta didik berusaha memecahkan
permasalahan yang dihadapinya dengan masyarakat, menuju
pembentukan masyarakat yang lebih baik. Kurikulum rekonstruksi social
memiliki kompenen-kompenen yang sama dengan model kurikulum lain,
tetapi isi dan bentuk-bentuknya berbeda.Tujuan utama dari rekonstruksi
social adalah menghadapkan para peserta didik dengan tantangan,
ancaman, hambatan, atau gangguan yang biasanya dihadapi manusia.
Tantangan merupakan bidang garapan dari studi social yang perlu
didekati dari bidang-bidang lain, seperti ekonomi, sosialogi, spikologi,
estetika, bahkan pengetahuan alam dan matematika. Masalah-masalah
masyarakat bersifat universal dan hal ini dapat dikaji dalam kurikulum.
d. Model kurikulum teknologis
Model kurikulum teknologis dikembangkan berdasarkan pemikiran
teknologi pendidikan. Model ini sangat mengutamakan pembentukan
dan penguasaan kompetensi, bukan pengawetan dan pemeliharaan
budaya dan ilmu seperti pada pendidikan klasik. Model kurikulum
teknolgi berorientasi pada masa sekarang dan yang akan datang.
Kurikulum ini juga menekankan pada isi kurikulum. Suatu kompetensi
yang besar diuraikan menjadi kompetensi yang lebih kecil sehingga
akhirnya menjadi perilaku-perilaku yang dapat diamati atau diukur.

Anda mungkin juga menyukai