Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS BATTUTA

UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP


TAHUN AJARAN 2019/2020
Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu : Putri Sari Ulfa, M.Pd
Semester : 1 (ganjil)
Program Studi : PGPAUD

NAMA : ELIATO LASE


NIM : 311023005
JURUSAN : PG-PAUD

Soal :
1. Buatlah tabel perbedaan penjelasan tujuan pendidikan dari masing-masing aliran filsafat pendidikan !
2. Berdasarkan isi UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional diperoleh kesimpulan
bahwa Pancasila sebagai landasan pendidikan nasional merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang
hakikatnya mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan tolak ukur praktek maupun studi pendidikan. Oleh
sebab itu, bagaimana pandangan Anda terhadap Pancasila sebagai filosofis ?
3. Dalam memilih aliran filsafat yang dipandang paling tepat, para pemikir pendidikan maupun pelaksana
pendidikan harus tetap memilih dan meyakini mana yang paling baik, sesuai dengan visi dan misi pendidikan
yang menjadi tanggungjawabnya. Jika anda sebagai penyelenggara ataupun praktisi pendidikan, sikap seperti
apa yang akan Anda ambil dalam menentukan dan menggunakan aliran filsafat yang telah ada tersebut ?
Berikan penjelasan secara deskriptif alasan-alasan yang melatarbelakangi keputusan Anda tersebut !
4. Problematika pendidikan banyak terkait dengan bagaimana melahirkan guru profesional. Silahkan saudara
jelaskan bagaimana melahirkan guru-guru profesional di Indonesia ?
5. Silahkan saudara uraikan bagaimana mengatasi relevansi pendidikan dengan pembangunan dan kebutuhan
masyarakat! Kemudian saudara jelaskan juga bagaimana menanggulangi karakter peserta didik yang kian hari
kian mengkhawatirkan!

********
1. Buatlah tabel perbedaan penjelasan tujuan pendidikan dari masing-masing aliran filsafat pendidikan !
Jawaban:
Tabel Perbedaan Tujuan Pedidikan Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
No. Aliran Filsafat Tujuan pendidikan
1. Idealisme Pendidikan bertujuan sebagai pencapaian manusia yang berkepribadian mulia dan
memiliki taraf kehidupan rohani yang lebih tinggi dan ideal.
2. Realisme Pendidikan menurut realisme bertujuan agar sisva dapar bertahan hidup (survive) baik
dalam lingkungan alam maupun lingkungan sosialnya
3. Pragmatisme Pendidikan harus mengajarkan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan dinamika
yang ada di masyarakat.
4. Skolatisme Pendidikan hendaknya tidak hanya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya
saja melainkan untuk memaksimalkan semua potensi yang ada.
5. Eksistensialisme Pendidikan bertujuan agar siswa memperoleh pengalaman hidup yang luas sehingga
dengan kebebasanya ia mampu mewujudkan dirinya sebagai manusia.
6. Progesivisme Pendidikan bertujuan agar anak mampu memecahkan masalah baru dalam hidupnya
dan mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar yang berada dalam proses
perubahan.
7. Esensialisme Pendidikan bertujuan mentransmisikan kebudayaan untuk menjamin solidaritas sosial
dan kesejahteraan umum (E.J Power, 1982). Pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai
universal yang telah teruji.
8. Perenialisme Dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada
satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan
dalam perilaku pendidik.
9. Konstruktivisme Pendidikan konstruktivisme lebih menekankan pada perkembangan konsep dan
pengertian yang mendalam sebagai hasil konstruksi aktif si pelajar.
10. Pancasila Pancasila bertujuan, untuk mengembangkan segala potensi anak didiknya denagn
menggunakan metode pendidikan multi metode dan memperhatikan prinsip cara
belajar siswa aktif (CBSA).

2. Berdasarkan isi UUSPN Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional diperoleh
kesimpulan bahwa Pancasila sebagai landasan pendidikan nasional merupakan filsafat hidup bangsa
Indonesia yang hakikatnya mengkaji nilai-nilai Pancasila untuk dijadikan tolak ukur praktek maupun studi
pendidikan. Oleh sebab itu, bagaimana pandangan Anda terhadap Pancasila sebagai filosofis ?
Jawaban:
Pancasila sebagai filosofis bangsa, berarti Pancasila memiliki kedudukan sebagai pandangan hidup atau
sebagai pegangan hidup, pedoman hidup dan petunjuk arah bagi semua kegiatan hidup dan penghidupan
bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat bangsa Indonesia, terutama dalam aspek
Pendidikan. Dengan demikian, semua sikap dan perilaku setiap manusia haruslah dijiwai, dan merupakan
pancaran pengalaman sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai pandangan hidup yaitu, semua sila Pancasila
adalah pencerminan dari sikap dan cara pandang bangsa Indonesia terhadap keagamaan, sesama manusia,
bangsa dan negaranya, pemerintah yang demokrasi, dan kepentingan bersama.
Maka dengan berpegang pada pancasila, diharapkan pendidikan di Indonesia menjadi cerminan dan
mampu menjembatani bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita bangsa Indonesia.
3. Dalam memilih aliran filsafat yang dipandang paling tepat, para pemikir pendidikan maupun pelaksana
pendidikan harus tetap memilih dan meyakini mana yang paling baik, sesuai dengan visi dan misi
pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya. Jika anda sebagai penyelenggara ataupun praktisi
pendidikan, sikap seperti apa yang akan Anda ambil dalam menentukan dan menggunakan aliran filsafat
yang telah ada tersebut ? Berikan penjelasan secara deskriptif alasan-alasan yang melatarbelakangi
keputusan Anda tersebut !
Jawaban:
Dari beberapa cabang filsafat pendidikan yang telah dipelajari, menurut saya filsafat pendidikan
nasional: Pancasila lah yang paling tepat diterapkan dalam pendidikan, khususnya Pendidikan Indonesia.
Filsafat Pancasila sangat memungkinkan dalam mengatur dan menentukan praktek dan teori mendidik
untuk merealisasikan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Karena pada dasarnya bangsa Indonesia
memang menganut ideologi pancasila. Namun dalam prakteknya kita selaku pengajar perlu
mengadaptasi beberapa konsep yang ada pada aliran filsafat lainnya, agar memungkinkan terjadinya
perubahan positif yang signifikan pada anak.
Pengambilan tindakan mengenai mekanisme pendidikan yang saya ambil tentu adalah tindakan
yang mengarah pada filsafat Pancasila. Hal yang mendasar saya lakukan adalah sama seperti halnya
awal pemerintahan orde baru, yaitu revitalisasi Pancasila yang dalam hal ini melaksanakan Pancasila
beserta Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen dengan sebenar-benarnya. Karena jika
kita lihat Indonesia kini ialah bangsa yang mulai kehilangan identitas dirinya, hal tersebut terjadi karena
berhentinya estapet regenerasi bangsa yang menjujung nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Maka sangat
perlu rasanya jika kita menggalakkan kembali progam-progam penanaman nilai pancasila atau seperti
halnya pada orde lama ada yaitu progam P4 atau kita dapat membuat progam baru lainnya. Adapun
berkaitan dengan pendidikan, diharapkan pendidikan mampu menjadi pelopor pelaksanaan tindakan
demi tindakan yang saya akan lakukan.

4. Problematika pendidikan banyak terkait dengan bagaimana melahirkan guru profesional. Silahkan
saudara jelaskan bagaimana melahirkan guru-guru profesional di Indonesia ?
Jawaban :
GURU adalah pendidik professional, bermartabat; dan sejahtera dengan 7 (tujuh) tugas utama;
- Mendidik
- mengajar,
- membimbing,
- mengarahkan,
- melatih,
- menilai,
- mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal (TK), pendidikan
dasar, dan pendidikan menengah.
Pemerintah telah menetapkan 4 (empat) tahap melahirkan guru profesional, yakni
 penyediaan guru berbasis perguruan tinggi;
 induksi guru pemula berbasis sekolah
 profesionalisasi guru berbasis prakarsa institusi; dan
 profesionalisasi guru berbasis individu atau menjadi guru madani.
Secara singkat 4 (empat) kebijakan tersebut, penulis uraikan berikut ini.
Menurut ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku tentang guru telah digariskan bahwa
penyediaan guru menjadi kewenangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) yang diberi
tugas oleh pemerintah untuk menyelenggarakan program pengadaan guru pada pendidikan anak uusia
dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan/atau pendidikan menengah, serta untuk
menyelenggarakan dan mengembangkan ilmu kependidikan dan nonkependidikan.
5. Silahkan saudara uraikan bagaimana mengatasi relevansi pendidikan dengan pembangunan dan
kebutuhan masyarakat! Kemudian saudara jelaskan juga bagaimana menanggulangi karakter peserta
didik yang kian hari kian mengkhawatirkan!
Jawaban :
Guru adalah sesosok orang yang digugu dan ditiru. Maka seyogyanya guru harus bisa menanamkan
nilai-nilai pendidikan karakter yang baik kepada siswanya. Ia harus mencontohkan dan menerapkan hal-hal
baik terlebih dahulu sebelum ia menyuruh atau memerintah siswanya. Oleh karena itu, dalam mengatasi
minimya pendidikan karakter maka seharusnya seorang guru harus mempunyai 3 unsur penting yaitu guru
3P (Pengajar, Pendidik dan Pemimipin).
Pertama, guru sebagai seorang pengajar, artinya seorang guru harus mentransformasi pengetahuan yang
dimilikinya kepada siswanya (transfer knowledge), kedua guru sebagai seorang mendidik artinya seorang
guru harus mampu menanamkan hal hal baik terlebih dahulu yang patut ditiru oleh muridnya (transfer
value) dan ketiga guru sebagai pemimpin, artinya guru tidak hanya dapat melakukan pengajaran dan
pendidikan tapi juga dapat menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan dapat berkomunikasi
dengan orang tua sebagai bentuk tanggung jawabnya.
Pendidikan karakter tentu tidak hanya ditentukan oleh guru tetapi orang tua dan lingkungan masyarakat
juga turut mempengaruhi. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus membangun nilai-nilai pendidikan
karakter sedini mungkin kepada anak kita karena orang tua adalah rumah pertama bagi mereka maka akan
sangat mudah mengajarkan pendidikan karakter tersebut. Dan tidak lupa orang tua juga berperan aktif
dalam mengajarkan nilai-nilai keagamaan karena seyogyanya didalam nilai keagaaman tersebut ada
beberapa bagian dari nilai karakter yang ada seperti, religius, toleransi, saling menghargai, dan lain-lain
Lingkungan masyarakat juga turut menentukan sehingga kita sebagai orang tua tetap harus siap dan
waspada akan pergaulan yang dijalin oleh anak kita.
Jika peran guru, orang tua, dan lingkungan masyarakat sudah berjalan sebagaimana fungsinya maka
tidaklah sulit untuk mewujudkan nilai nilai pendidikan karakter yang telah kita ajarkan kepada anak didik
kita. Dengan adanya kerjasama dan sistem yang baik maka tidaklah sulit menjadikan peserta didik menjadi
manusia yang cerdas tapi juga manusia yang memiliki karakter atau kepribadian akhlakul karimah serta
tujuan pendidikan sebagaimana tertuang dalam UU No 20 tahun 2013 dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai