Anda di halaman 1dari 11

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Drs. H. Ridwan Joharmawan, M.Si

Oleh :
Nahda Afania (150331604532)
Off. A / Pendidikan Kimia

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN KIMIA

FEBRUARI 2016
BAB I
LATAR BELAKANG

Pendidikan memiliki tujuan untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang Pancasilais
yang dimotori oleh pengembangan afeksi seperti sikap suka belajar, tahu cara belajar, rasa percaya
diri, mencintai prestasi tinggi, punya etos kerja, kreatif dan produktif, serta puas akan sukses yang
dicapai. Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis-sistemik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta pengindahan sejumlah asas-asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting,
karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa
tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural,
yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk mnjemput masa depan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan paparan dalam berbagai landasan dan asas pendidikan,
serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan-landasan pendidikan tersebut
adalah filosofis, kultural, historis, psikologis, ilmiah dan teknologi, politik, ekonomi, dan yuridis.
Sedangkan asas yang akan dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang hayat,
kemandirian dalam belajar. Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk
wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat , serta dengan
menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar
dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan itu akan
memberikan perspektif yang lebih luas terhadap pendidikan, baik dalam aspek konseptual maupun
operasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Landasan dan Asas Pendidikan


Pendidikan merupakan gejala semesta dan berlangsung sepanjang hayat manusia, di manapun
manusia berada. Di mana ada kehidupan manusia, di sana pasti ada pendidikan. Pendidikan sebagai
usaha sadar bagi pengembangan manusia dan masyarakat, mendasarkan pada landasan pemikiran
tertentu. Dengan kata lain, upaya memanusiakan manusia melalui pendidikan didasarkan atas
pandangan hidup atau filsafat hidup, bahkan latar belakang sosiokultural tiap-tiap masyarakat, serta
pemikiran-pemikiran psikologis tertentu.
Dasar atau landasan pendidikan adalah landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai
wahana pengembangan manusia dan masyarakat. Walaupun pendidikan itu universal, namun bagi
suatu masyarakat, pendidikan akan diselenggarakan berdasarkan filsafat dan atau pandangan hidup
serta berlangsung dalam latar belakang sosial budaya masyarakat tersebut.
Asas pendidikan adalah prinsip atau kebenaran yang menjadi tumpuan berfikir, baik pada
perencanaan maupun pelaksanaan pendidikan. Asas pendidikan ini akan memberi corak khusus
pada penyelenggaraan pendidikan, sehingga akan memberi corak pada hasil pendidikan bagi suatu
masyarakat. Asas pendidikan dapat dikatakan juga sebagai ketentuan-ketentuan yang dijadikan
pedoman atau pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuannya tercapai dengan benar dan
dapat dipertanggungjawabkan.

2.2 Macam-macam Landasan Pendidikan


Telah dikataKan bahwa pendidikan itu diselenggarakan dan dilaksanakan oleh manusia
berdasarkan landasan pemikiran tertentu. Jadi ada beberapa landasan pendidikan yang akan dibahas
dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan,
menyangkut keyakianan terhadap hakikat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakikat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme
Landasan filosofis berkaitan dengan kajian mengenai makna terdalam atau hakikat
pendidikan. Filsafat sebagai kajian khusus formal seperti logika, epistemologi, etika, estetika,
theologi, metafisika, filsafat ilmu, filsafat pendidikan, dan lain-lain, dipakai sebagai landasan
bagi pendidikan dan sangat besar pengaruhnya bagi pendidikan. Hal ini disebabkan prinsip-
prinsip dan kebenaran-kebenaran hasil kajian tersebut diterapkan dalam pendidikan. Misalnya,
keberadan dan kedudukan manusia sebagai makhluk di dunia ini, hakekat masyarakat dengan
kebudayaannya, keterbatasan manusia sebagai makhluk hidup yang selalu menghadapi
tantangan , dan perlunya landasan pemikiran dalam pendidikan filsafat pendidikan. Ada empat
madzhab Filsafat Pendidikan, yaitu:
1) Esensialisme
Esensialisme merupakan madzhab pendidikan yang mengutamakan pelajaran teoritik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial. Contoh dari madzhab ini adalah pendidikan di Indonesia pada
zaman Belanda.
2) Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan (perenial)
yakni kebenaran, keindahan, dan cinta kepada kebaikan universal. Contoh dari madzhab ini
adalah pendidikan swasta di Indonesia.
3) Pragmatisme dan Progresivime
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis,
di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progesivisme yang menentang pendidikan
tradisional.
4) Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah madzhab filfasat pendidikan yang menempatkan sekolah atau
lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidkan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia, kepribadian bangsa
Indonesia, pandangan hidup bangsa Indonesia dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan, kebutuhan dan karakteristik
masayarakat. Sosiologi pendidikan merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiolagi
pendidikan meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2) Hubunan kemanusiaan.
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas,yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya.
Landasan sosiologis pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-
pola interaksi sosial di dalam system pendidikan.
Salah satu dimensi kemanusiaan adalah bahwa manusia adalah makhluk sosial. Sebagai
makhluk sosial, maka manusia selalu hidup berkelompok. Manusia hidup berkelompok-
kelompok dalam suatu wilayah tertentu yang relatife dalam waktu lama. Akibatnya, masing-
masing kelompok mempunyai karakteristik yang berbeda.
Kegiatan pendidikan itu merupakan suatu proses interaksi antar pendidik dengan peserta
didik, antara generasi satu dengan generasi yang lainnya. Kajian sosiologi pendidikan sangat
esensial, karena merupakan sarana untuk memahami system pendidikan dengan keseluruhan
hidup masyarakat. Masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang memiliki ciri-ciri
antara lain:
1) Ada interaksi di antara para warganya.
2) Pola tingkah laku para warganya diatur dengan institusi tertentu apakah, cara,
kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat atau norma-norma tertentu.
3) Ada rasa identitas yang kuat mengikat para warga.
Kesatuan wilayah, adat istiadat, rasa identitas, loyalitas pada kelompok merupakan awal dan
rasa bangga dalam masyarakat tertentu, yang semuanya ini merupakan landasan bagi
pendidikan. Masyarakat atau bangsa Indonesia berbeda dengan masyarakat atau bangsa lain.
Hal-hal yang berkaitan dengan perwujudan tata tertib sosial, perubahan sosial, interaksi sosial,
komunikasi, dan sosialisasi, merupakan indikator bahwa pendidikan menggunakan landasan
sosiologis.
b. Masyarakat Indonesia sebagai Landasan Sosiologis Sistem Pendidikan Nasional
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem
pendidikan nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan
semakin meningkat dan komplek.
Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan
perkembangan masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan KeBhineka tunggal Ika-
an, baik melalui kegiatan jalur sekolah (umpamanya dengan pelajaran PPKn, Sejarah
Perjuangan Bangsa, dan muatan lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran).
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan dapat
dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi
penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-norma
baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini disebut
transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat transmisi dan
transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
Setiap manusia selalu menjadi anggota suatu masyarakat, dan ia menjadi pendukung
kebudayaan tertentu. Kebudayaan adalah keseluruhan hasil cipta rasa dan karya manusia.
Jelasnya, setiap manusia sebagai anggota masyarakat, pasti memiliki budaya. Kompleks
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, norma dari cara, kebiasaan, tata kelakuan sampai,
adat istiadat dan hukum serta berbagai kemampuan manusia berupa teknologi, semuanya
merupakan kebudayaan. Budaya dalam masyarakat ini juga menjadi landasan bagi pendidikan.
Di Indonesia, telah ditegaskan bahwa pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa
Indonesia. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik. Kebudayaan dapat
diwariskan dan dikembangkan melalui pendidikan, sebaliknya bentuk, ciri-ciri dan pelaksanaan
pendidikan ditentukan oleh kebudayaan yang ada dalam masyarakat.
b. Kebudayaan sebagai Landasan Sistem Pendidkan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di setiap daerah itu melalui upaya
pendidikan sebagai wujud dari kebineka tunggal ikaan masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal
ini harsulah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan persatuan bangsa dan
negara indonesia sebagai sisi ketunggal-ikaan.
4. Landasan Historis
Telah dikatakan bahwa manusia hidup berkelompok-kelompok dalam suatu wilayah tertentu
yang relatife dalam waktu lama. Akibatnya, masing-masing kelompok mempunyai karakteristik
yang berbeda. Kehidupan manusia mempunyai sejarah yang panjang sehingga manusia tidak
mampu melacak titik awal kapan mulainya kehidupan ini. Sejak manusia hidup, sata itu pula
pendidikan ada, dari yang paling sederhana sampai pada pendidikan yang sangat kompleks
seperti sekarang ini. Keadaan dan pemikiran tentang pendidikan sejak zaman kuno seperti
Mesir, India, Yunani, dan Romawi pada saat itu, pendidikan pada zaman pertengahan dan
renaissance, pendidikan abad 17, 18, 19, dan abad 20 merupakan pemikiran-pemikiran yang
penting sampai saat ini. Di Indonesia, pendidikan sejak zaman purba, zaman Hindu Budha,
mulainya pengaruh Islam, masa penjajahan Belanda, Jepang dan usaha-usaha ke arah
pendidikan nasional hingga sekarang, merupakan bahan pemikiran atau kajian yang sangat
penting bagi pendidikan kita saat ini dan esok. Semuanya ini menunjukkan bahwa pendidikan
tidak dapat lepas dari landasan historis. Jelasnya pendidikan memiliki perspektif kesejarahan.
5. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar dan perkembangan anak.
Pemahaman etrhadap peserta didik, utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan salah satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian dan
penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin memperlakukan sama kepada setiap peserta
didik, sekalipun mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-hati dalam
menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan dijadikan garis-garis besar pengajaran serta
tingkat kerincian bahan belajar yang digariskan.
Kegiatan pendidikan melibatkan aspek kejiwaan manusia. Karena itu landasan pendidikan
psikologi merupakan salah satu landasan pendidikan yang penting. Pada umumnya pendidikan
berkaitan dengan pemahaman dan penghayatan akan perkembangan manusia, khususnya dalam
proses belajar mengajar. Jadi pemahaman peserta didik yang berkaitan dengan aspek kejiwaan
merupakan kunci keberhasilan pendidikan. Beberapa contoh aspek kejiwaan tersebut adalah
perbedaan individual karena perbedaan aspek kejiwaan, misalnya bakat, minat kecerdasan dan
lain-lain, kebututhan dasar yang bermacam-macam pada manusia dan perkembangan peserta
didik termasuk perkembangan kepribadian peserta didik, perkembangan kognitif,
perkembangan moral, intelligensi, teori belajar, semuanya mendasarkan pada teori-teori yang
ada di psikologi.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting sebagai bekal dasar untuk memahami
peserta didik dan menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam membantu proses
tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
6. Landasan Ilmiah dan Teknologi
a. Pengertian Landasan IPTEK
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk
mengadopsinya teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian pendidikan bukan
hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang sadar
IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya
dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi perkembangan
iptek. Bahan ajar sejogjanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi itu dan manfaatnya bagi
masyarakat.
Pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai hubungan yang
sangat erat. IPTEK merupakan salah satu materi pengajaran sebagai bagian dan pendidikan.
Jadi, peran pendidikan dalam pewarisan dan pengembangan IPTEK sangat penting. Di satu sisi
perkembangan IPTEK akan segera diakomodasi oleh pendidikan, di sisi lain pendidikan sangat
dipengauhi oleh perkembangan IPTEK, sehingga tersedia berbagai informasi yang cepat dan
tepat untuk selanjutnya dijadikan progam, alat dan cara kerja teknologi pendidikan.
Memperhatikan kaitan yang sangat erat antar pendidikan dengan IPTEK ini, maka IPTEK
merupakan salah satu landasan pendidikan yang penting.
7. Landasan Politik
Politik sebagai cita-cita yang harus diperjuangkan melalui pendidikan, dimaksudkan agar
tujuan dan citi-cita suatu bangsa dapat tercapai. Caranya dilakukan dengan menanamkan
pengertian akan peranan kekuasaan, hak dan kewajiban, ideologi serta berbagai aturan yang
harus ditaati oleh setiap warga negara di tiap-tiap negara yang bersangkutan, supaya negaranya
lestari. Penanaman kesadaran akan hak dan kewajiban, nilai-nilai demokrasi merupakan tanda
bahwa di dalam pendidikan menggunakan landasan politik. Demikian juga kalau dalam
pendidikan ada materi pendidikan kewarganegaraan, maka pertanda juga bahwa di dalam
pendidikan itu ada landasan politiknya.
8. Landasan Ekonomi
Dari sudut ekonomi, pendidikan dapat dipandang sebagai investment. Karena dengan
pendidikan maka manusia terdidik ini dapat menjadi modal (modal manusia atau human
capital) bagi pembangunan. Di satu sisi manusia terdidik yang kemudian berfungsi sebagai
tenaga kerja dan memiliki kemampuan teknologis, dapat membantu pertumbuhan ekonomi,
yaitu naiknya GNP atau pendapatan nasional. Makna pembangunan dari kaca mata ekonomi itu
adalah adanya pertumbuhan ekonomi, industriliasi, modernisasi, pertumbuhan dan perubahan
teknologi, institusi dan nilai, serta adanya penurunan kemiskinan. Memang tidak sembarang
pendidikan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ini tergantung dari pendidikan apa dan
mutu pendidikan yang seperti apa. Peran pendidikan untuk menumbuhkan perekonomian akan
signifikan jika diikuti dengan penggunaan teknologi yang memedahi.
Peran pendidikan tidak berdiri sendiri, melainkan tidak dapat dipisahkan dari peran kapital
(modal), teknologi, informasi, mobilisasi, dan tabungan individual. Kapital merupakan unsur
input yang perlu ada dalam pembangunan, sebanding dengan kebutuhan tenaga kerja terdidik.
Kapital akan meningkatkan peran pendidikan apabila diperoleh dari hasil tabungan individual.
Informasi dan mobilisasi berperan dalam menyesuaikan antara kebutuhan dan pasokan tenaga
kerja terdidik. Oleh karena itulah diperlukan pengembangan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan ekonomi, seperti mobilitas sosial, melek aksara, komunikasi, kemampuan dalam
tata buku, dan perbangkan. Memperhatikan hal-hal tersebut, maka dapat dimengerti kalau
pedidikan itu menggunakan landasan ekonomi.
9. Landasan Yuridis
Pendidikan itu tidak berlangsung dalam ruang hampa, melainkan ada dalam lingkungan
masyarakat tertentu dengan budaya tertentu. Indonesia, Belanda, Amerika, Australia dan lain-
lain merupakan contoh dari masyarakat tertentu tersebut. Oleh karena pendidikan melekat pada
masyarakat tertentu, lalu masyarakat itu menginginkan pendidikan yang sesuai dengan latar
belakang masyarakat tersebut. Supaya pendidikan tidak melenceng dari keinginan masyarakat
itu, maka perlu diatur dalam regulasi yang berlaku di masyarakat atau bangsa tersebut. Di
Indonesia pendidikan yang dipakai dituangkan dalam UUD 1945 yang berlaku bagi masyarakat
atau bangsa Indonesia. Demikian halnya di negara-negara lain, tidak mustahil jika sistem
pendidikan yang dianut di negara tersebut juga diatur dalam peraturan-peraturan hukum yang
berlaku di negara tersebut. Jadi pendidikan menggunakan landasan yuridis atau legal.

2.3 ASAS-ASAS POKOK PENDIDIKAN


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik
pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa
asas pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Diantara
asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan asas
Kemandirian dalam belajar.
1. Asas Tut Wuri Handayani
Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sitem Among perguruan. Asas
yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dwantara ini kemudian dikembangkan oleh Drs. R.M.P.
Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso Sung Sung Tulodo
dan Ing Madyo Mangun Karso.
Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:
 Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)
 Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan semangat)
 Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat meracang dan
diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi vertikal dan horisontal.
 Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan antar
tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
 Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
3. Asas Kemandirian dalam Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar, sedini mungkin dikembangkan kemandirian dalam belajar
itu dengan menghindari campur tangan guru, namun guru selalu suiap untuk ulur tangan bila
diperlukan.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan guru dalamperan utama
sebagai fasilitator dan motifator. Salah satu pendekatan yang memberikan peluang dalam
melatih kemandirian belajar peserta didik adalah sitem CBSA (Cara Belajar Siwa Aktif).
Asas atau prinsip pendidikan adalah ketentuan-ketentuan yang dijadikan pedoman atau
pegangan dalam melaksanakan pendidikan agar tujuannya tercapai dengan benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Dengan prinsip atau asas ini maka pelaksanaan pendidikan dapat berjalan
lancar, efektif, dan efisien. Selain asas yang telah disebutkan sebelumnya, Komisi Pembaharuan
Pendidikan (1980) pernah menyusun beberapa asas pendidikan bagi Indonesia, yaitu:
1. Asas ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani, yang berarti di
depan pendidik memberi contoh, di tengah memberi dorongan, di belakang memberi
pengaruh agar menuju kebaikan.
2. Asas pendidikan sepanjang hayat, yang berarti pendidikan itu dimulai dari lahir sampai
mati.
3. Asas semesta, menyeluruh, dan terpadu. Semesta artinya pendidikan itu terbuka bagi
seluruh rakyat dan seluruh wilayah negara. Menyeluruh atrinya mencakup semua jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan. Terpadu artinya saling berkaitan antar pendidikan dengan
pembangunan nasional.
4. Asas manfaat, yang berarti pendidikan harus mengingat kemanfaatannya bagi masa depan
peserta didik, bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.
5. Asas usaha bersama, yang berarti bahwa pendidikan menekankan kebersamaan antara
keluarga, sekolah, dan masyarakat.
6. Asas demokratis, yang berarti bahwa pendidikan harus dilaksanakan dalam suasana dan
hubungan yang proporsional antara pendidik dengan peserta didik, ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban pada masing-masing pihak.
7. Asas adil dan merata, yang berarti bahwa semua kepentingan berbagai pihak harus
mendapat perhatian dan perlakuan yang seimbang, sehingga tidak ada diskriminasi.
8. Asas perikehidupan dalam keseimbangan, yang berarti harus mempertimbangkan segala
segi kehidupan manusia, misalnya jasmani rohani, dunia akhirat, individual dan sosial,
intelektual, kesehatan, keindahan dan sebagainya.
9. Asas kesadaran hukum, dalam arti bahwa pendidikan harus sadar dan taat pada peraturan
yang berlaku serta menegakkan dan menjamin kepastian hukum.
10. Asas kepercayaan pada diri sendiri, yang berarti bahwa pendidik dan peserta didik harus
memiliki kepercayaan diri sehingga tidak ragu dan setengah-setengah dalam melaksanakan
pendidikan.
11. Asas efisiensi dan efektifitas, yang berarti dalam pendidikan dituntut kehematan dan hasil
guna yang tinggi.
12. Asas mobilitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus ditumbuhkan keaktifan,
kreativitas, inisiatif, ketrampilan, kelincahan, dan sebagainya.
13. Asas fleksibilitas, dalam arti bahwa dalam pendidikan harus diciptakan keluwesan
(fleksibel) baik dalam materi maupun caranya, sesuai dengan keadaan, waktu dan tempat.
14. Asas Bhineka Tunggal Ika.
15. Asas kemandirian dalam belajar, menempatkan guru dalam peran utama sebagai fasilitator
dan motivator.
16. Asas tanggung jawab, pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga,
masyarakat, dan pemerintah.

2.4 Pentingnya Landasan dan Asas Pendidikan


Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematis selalu bertolak dari sejumlah landasan serta
pengindahan sejumlah asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting karena pendidikan
merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa.
BAB III
KESIMPULAN

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia dan hasilnya tidak segera tampak. Diperlukan
satu generasi untuk melihat akhir dari pendidikan itu. Oleh karena itu, apabila terjadi suatu
kekeliruan yang berakibat kegagalan, pada umumnya sudah terlambat untuk memperbaikinya.
Kenyataan ini menuntut agar pendidikan itu dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan
memperhatikan sejumlah landasan dan asas pendidikan untuk dijadikan sebagai dasar dalam
pelaksanaan pendidikan.
Melihat beberapa pembahasan yang dibahas di dalam makalah ini, dapat diambil kesimpulan
bahwa landasan dan asas pendidikan itu sangat penting di dalam dunia pendidikan karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Ihsan, Fuad. 1997. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.


Jaya, Adisan. 2012. Landasan dan Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya. (Online),
(http://adisastrajaya.blogspot.co.id), diakses 5 Februari 2016.
Marlina, Betty. 2010. Landasan dan Asas-Asas Pendidikan. (Online),
(http://bettymarlina.blogspot.co.id), diakses 5 Februari 2016.
Mudyahardjo, Redja. 2012. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Grafindo Persada.
Siswoyo, Dwi. dkk. 2008. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Tirtarahardja, U. & La Sula . 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai