Anda di halaman 1dari 4

A.

Dasar Pedidikan
Pendidikan merupakan gejala semesta (fenomena universal) dan berlangsung
sepanjang hayat manusia, di manapun manusia berada. Di mana ada kehidupan
manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara, 1980: 32). Pendidikan merupakan
suatu kegiatan yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia, karena dimanapun dan
kapanpun di dunia terdapat pendidikan. Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha
manusia untuk memanusiakan manusia itu sendiri. Pendidikan merupakan sarana
penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Semua negara
menempatkan variable pendidikan sebagai hal yang penting. Begitu juga Indonesia
yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang utama dalam konteks upaya
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dasar pendidikan adalah
landasan berpijak dan arah bagi pendidikan sebagai wahana pengembangan manusia
dan masyarakat. Walaupun pendidikan itu universal, namun bagi suatu masyarakat,
pendidikan akan diselenggarakan berdasarkan filsafat dan atau pandangan hidup serta
berlangsung dalam latar belakang sosial budaya masyarakat tersebut.
Filsafat menjadi dasar bagi pemikiran-pemikiran pendidikan secara filosofis.
Artinya berdasarkan pandangan-pandangan filsafat, kemudian melahirkan berbagai
pemikiran pendidikan secara filosofis, yang kemudian dinamakan filsafat pendidikan.
Menurut Imam Barnadib, ada empat pemikiran filsafat pendidikan:
a. Yang menghendaki bahwa pendidikan itu pada hakekatnya progresif, dan tujuan
pendidikan hendaknya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus. Ini disebut progresivisme.
b. Yang menghendaki bahwa pendidikan itu hendaknya didasarkan atas nilai-nilai
yang tinggi, yang kedudukannya essensial dalam kebudayaan. Ini disebut
essensialisme.
c. Yang menghendaki konsepsi pendidikan didasarkan oleh pertanyaan, apakah yang
paling utama untuk menghadapi tantangan krisis masa depan. Ini disebut
perenialisme.
d. Yang berpendapat bahwa pendidikan hendaknya mampu membangkitkan anak
didik agar dapat merekonstruksi pengalaman hidupnya. Ini dinamakan
rekonstruksionisme. Empat pemikiran filosofis tentang pendidikan tersebut
setidaknya melahirkan empat aliran filsafat pendidikan tersebut, yaitu
progresivisme, essensialisme, perenialisme, dan rekonstruksionisme.
Dari pembahasan di muka dapat disimpulkan bahwa filsafat memberikan dasar bagi
filsafat pendidikan, filsafat pendidikan menjadi dasar bagi teori pendidikan, teori
pendidikan menjadi dasar bagi ajaran (peraturan) pendidikan dan ajaran pendidikan
menjadi dasar bagi praktik pendidikan. Kajian terhadap landasan pendidikan akan
membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan dan pada gilirannya akan
memberikan peluang yang besar bagi perancangan dan penyelenggaraan pendidikan
sehingga memberikan perspektif yang lebih luas dan tepat terhadap pendidikan baik
secara konseptual maupun operasional.
Dasar pendidikan suatu negara tidak dapat dilepaskan dan falsafah atau pandangan
hidup bangsa tersebut. Misalnya dasar pendidikan nasional Indonesia “Pancasila dan
UUD Negara RI Tahun 1945” (UU No. 20 Tahun 2003 pasal 2).
B. Macam – macam Dasar Pendidikan
Pendidikan diselenggarakan oleh suatu masyarakat atau bangsa berdasarkan landasan
filosofis, sosiologis, historis, kultural dan psikologis tertentu, sesuai dengan apa yang
ada pada masyarakat atau bangsa itu. Sistem pendidikan itu berkaitan dengan watak
nasional suatu bangsa, baik yang bersifat natural (seperti hereditet, bahasa dan faktor-
faktor sosial fisik), maupun yang bersifat spiritual (seperti agama, paham-paham
tertentu misalnya nasionalisme, sosialisme, humanisme, demokrasi dan sebagainya).
Semuanya ini melatarbelakangi konsep atau sistem pendidikan yang dianut oleh suatu
bangsa. Elmer Harrison Wild (1957) berpendapat bahwa
1. Perbedaan fisik, sosial, ekonomi dan politik di sekitar manusia menyebabkan
perbedaan filsafat hidupnya.
2. Perbedaan filsafat hidup menyebabkan perbedaan kebutuhan akan pendidikan.
3. Kebutuhan akan pendidikan menyebabkan perbedaan konsep pendidikan.
4. Perbedaan konsep pendidikan akan tercermin dalam kurikulum, metode
mengajar, dan praktik persekolahan.
Jadi, ada beberapa landasan pendidikan yang perlu diperhatikan, yaitu landasan
filosofis, landasan sosiologis, landasan kultural, landasan historis dan landasan
psikologis, bahkan landasan ilmiah dan teknologis (Umar Tirtarahardja dan La Sulo,
1994: 86-87). Di samping itu ada yang menambahkan landasan yuridis (legalistik),
ekonomi, dan politik (Manca, W: 2007: 2).
Berikut ini akan dibahas beberapa landasan pendidikan:
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau
hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok
dalampendidikan, seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan diperlukan,
dan apa yang seharusnya menjadi tujuan pendidikan. Sehubungan dengan itu,
landasan filosofis merupakan landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat.
Sesuai dengan sefatnya, maka landasan filsafat menelaah sesuatu secara radikal,
menyeluruh dan konseptual yang menghasilkan konsepsi-konsepsi mengenai
kehidupan dan dunia.
2. Landasan Sosiologis
Landasan Sosiologis Pendidikan merupakan peristiwa sosial yang berlangsung
dalam latar interaksi sosial. Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat
dilepaskan dari upaya dan proses saling memengaruhi antara individu yang
terlibat di dalamnya. Dalam posisi yang demikian, apa yang dinamakan pendidik
dan peserta didik, menunjuk kepada dua istilah yang dilihat dari kedudukannya
dalam interaksi sosial. Artinya, siapa yang bertanggungjawab atas perilaku dan
siapa yang memilki peranan penting dalam proses mengubahnya. Karena itu,
proses pendidikan untuk menunjukkan siapa yang menjadi pendidik dan siapa
yang menjadi peserta didik secara permanen, karena keduanya dapat saling
berubah fungsi dan kedudukan.
3. Landasan Kultural
Landasan Kultural Peristiwa pendidikan adalah bagian dari peristiwa budaya. Hal
tersebut dikarenakan pendidikan dan kebudayaan mempunyai hubuangan timbal
balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan dikembangkan dengan jalan
mewariskannya dari satu generasi ke genarasi berikutnya melalui pendidikan,
baik pendidikan informal, nonformal, maupun formal.
4. Landasan Historis
Landasan sejarah memberikan peranan yang penting karena dari suatu landasan
sejarah itu bisa membuat arah pemikiran kepada masa kini. Bidang pendidikan
terlebih dahulu memeriksa sejarah tentang pendidikan baik yang bersifat nasional
maupun internasional. Dengan demikian, setiap bidang kegiatan yang ingin dicapi
manusia untuk maju, pada umumnya dikaitkan dengan bagaimana keadaan
bidang tersebut pada masa lampau. Demikian juga halnya dengan bidang
pendidikan. Sejarah pendidikan merupakan bahan pembanding untuk memajukan
pendidikan suatu bangsa.
5. Landasan Psikologis
Landasan Psikologis Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh
sebab itu, landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalam
bidang pendidikan. Landasan psikologis pendidikan terutama tertuju kepada
pemahaman manusia, khususnya berkenaan dengan proses belajar manusia.
Pemahaman terhadap peserta didik, terutama sekali yang berhubungan dengan
aspek kejiwaan, merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Olh
karena itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya,
pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan, dan ciri-ciri partumbuhan setiap
aspek, dan konsep tentang cara-cara yang paling tepat untuk pengembangan
kepribadian.
6. Landasan Ilmiah, Teknologi dan Seni
Landasan Ilmiah dan Teknologi Pendidikan dengan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni mempunyai kaitan yang sangat erat. Hal tersebut karena bagian utama
dalam pendidikan, terutama dalam bentuk pembelajaran. Oleh karena itu,
pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan dan pengetahuan, teknologi,
dan seni. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa landasan ilmiah dan teknologi
dijadikan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dan praktik pendidikan.
7. Landasan Politik
Landasan Hukum Pendidikan merupakan peristiwa multidimensi, bersangkut paut
dengan berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan,
penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dalam masyarakat perlu
disalurkan oleh titik tumpu hukum yang jelas dan sah. Dengan berlandaskan
hukum, kebijakan, penyelenggaraan, dan pengembangan pendidikan dapat
terhindar dari berbagai benturan kebutuhan. Setidaknya dengan landasan hukun
segala hak dan kewajiban pendidik dapat terpelihara.
8. Landasan ekonomi
Landasan Ekonomi Manusia pada umumnya tidak lepas dari kebutuhan ekonomi.
Sebab kebutuhan dasar manusia membutuhkan ekonomi. Dunia sekarang ini tidak
hanya ditimbulkan oleh dunia politik, melainkan juga masalah dari ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi menjadi tinggi, dan penghasilan negara bertambah
walaupun utang luar negeri cukup besar dan penghasilan rakyat kecil masih
minim. Perkembangan ekonomi pun menjadi pengaruh dalam bidang pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai