LANDASAN PENDIDIKAN
Oleh :
FADHILLA HIDAYATI
( 19129214 )
19 BKT 7
2019
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertump atau dasar
dalam melakukan analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta) tentang
kebijakan dan praktik pendidikan. ( Moelino, 1989; Soedomo, 1989/1990 ). Landasan, istilah
landasan mengandung arti sebagai alas, dasar atau tumpuan (kamus besar bahasa Indonesia,
1995:560). Istilah landasan dikenal pula sebagai fundasi. Mengacu pada pengertian tersebut,
dapat dipahami bahwa landasan adalah alas atau dasar pijakan dari sesuatu hal; suatu titik
tumpu atau titik tolak dari suatu hal ; atau suatu fundasi tempat berdirinya sesuatu hal.
Landasan yang bersifat konseptual identik dengan asumsi, yaitu suatu gagasan, kepercayaan,
prinsip, pendapat atau pernyataan yang sudah dianggap benar, yang dijadikan titik tolak
dalam rangka berpikir (melakukan suatu studi) dan/atau dalam rangka bertindak. (melakukan
suatu praktek).
Landasan pendidikan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa landasan
pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka pendidikan.
Sebagaimana telah kita pahami, dalam pendidikan mesti terdapat momen studi pendidikan
dan momen praktek pendidikan
Terdapat beberapa landasan yang dapat dijadikan sebagai titik tumpu dalam melakukan
analisis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan dalam rangka membuat kebijakan dan
praktik pendidikan, sebagai berikut.
a. Landasan Religius
b. Landasan Filosofis
c. Landasan Sosiologis
Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua individu atau
bahkan dua generasi, yang memungkinkan generasi muda memperkembangkan diri.
Dengan meningkatkan sosiologi pada kegiatan pendidikan tersebut, maka lahirlah cabang
pendidikan sosiologi. Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses
sosial dan pola-pola interaksi sosial pendidikan yang meliputi 4 bidang :
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat.
2) Hubungan kemanusian disekolah
3) Pengaruh sekolah pada prilaku anggotanya.
4) Sekolah dalam komunitas, mempelajari interaksi sekolah dengan kelompok social
lain dalam satu komunitas.
d. Landasan Legalitas
Landasan hukum pendidikan adalah peraturan yang dijadikan tolak ukur dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan. Tetapi, tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi
oleh aturan-aturan ini, seperti cara mengajar dan membuat persiapan mengajar, sebagian
besar dikembangkan sendiri oleh pendidik.
Undang-undang Pendidikan :
a. Menurut Undang-Undang Dasar 1945
Pasal-pasal yang berhubungan dengan pendidikan dalam Undang Undang Dasar 1945
hanya2 pasal, yaitu pasal 31 dan 32. Pasal 31 mengatur tentang pendidikan kewajiban
pemerintah membiayai wajib belajar 9 tahun di SD dan SMP, anggaran pendidikan
minimal 20% dari APBN dan APBD, dan sistem pendidikan nasional. Sedangkan pasal
32 mengatur tentang kebudayaan.
e. Landasan Kultural
f. Landasan Psikologis
h. Landasan Ekonomi
Pada zaman pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian besar
manusianya cenderung mengutamakan kesejahteraan materi dibanding kesejahteraan
rohani, membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar.
Oleh sebab itu ada kewajiban suatu lembaga pendidikan untuk
sumber-sumber dana yang mungkin bias digali adalah sebagai berikut :
1) Dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitian
bersaing, pertandingan karya ilmiah anak-anak, dan perlombaan-perlombaan lainnya.
2) Dari kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha.
Kerjasama ini bias dalam bentuk proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
proyek pengembangan bersama.
3) Membentuk pajak pendidikan, dapat dimulai dari satu desa yang sudah mapan, satu
daerah kecil, dan sebagainya.
4) Usaha lainnya seperti dana rutin, dana pembangunan, dan dana bantuan masyarakat.
g. Landasan Historis
Landasan historis pendidikan Nasional Indonesia tidak terlepas dari sejarah bangsa
indonesia itu sendiri. Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang sejak zaman kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit sampai datangnya
bangsa lain yang menjajah serta menguasai bangsa Indonesia.
Pada akhirnya bangsa Indonesia menemukan jati dirinya, yang di dalamnya tersimpul ciri
khas, sifat dan karakter bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Para pendiri negara kita
merumuskan negara kita dalam suatu rumusan yang sederhana namun mendalam, yang
meliputi 5 prinsip (lima sila) yang kemudian diberi nama Pancasila.
Jadi, secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak
lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Konsekuensinya, Pancasila berkedudukan
sebagai dasar filsafat negara serta ideology bangsa dan negara, bukan sebagai suatu
ideology yang menguasai bangsa, namun justru nilai-nilai dari sila-sila Pancasila itu
melekat dan berasal dari bangsa Indonesia itu sendiri
Dengan kata lain, tinjauan landasan sejarah atau historis Pendidikan Nasional
Indonesia merupakan pandangan ke masa lalu atau pandangan retrospektif. Pandangan ini
melahirkan studi-studi historis tentang proses perjalanan pendidikan nasional Indonesia
yang terjadi pada periode tertentu di masa yang lampau.
DAFTAR RUJUKAN
Barnadib, Sutari Imam. 1989. Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis. Yogyakarta: Andi offset
Zen,Zelhendri & Syafril. 2017. Dasar Dasar Ilmu Pendidikam. Depok: Kencana.