Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DISUSUN OLEH :
DYAH AYU PRATAMI
VIII RAHMAH EL YUNUSIAH

YAYASAN SMPIT ARROZAQ


RANTAUPRAPAT
A. Pengertian Filsafat Pendidikan
Filasafat pendidikan sebagai philosohycal approach to education merupakan suatu
bentuk applied philosophy yang bersayap tioritis dan praktis.
 Teoritis- tentang norma- norma hidup
 Praktis- berhubungan dengan tindakan atas norma-norma ( Burhanuddin,2011: 66)
Filsafat pendidikan ialah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai ke
akar-akarnya mengenal pendidikan. (Sutisna Oteng,1990). Ada beberapa pendapat dari para
ahli tentang Filsafat pendidikan diantaranya sebagai berikut:
1. Al- syaibany
Filsafat pendidikan adalah aktivitas fikiran yang teratur yang menjadikan filasafat tersebut
sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.
2. Jhon dewey
Filasafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang fundamental,
baik yang menyangkut daya fikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju
tabiat manusia.
3. Imam barnadid
Filsafat pendidikan adalah ilmu yang pada hakikatnya merupakan jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan dalam bidasng pendidikan baginya filsafat pendidikan merupakan
aplikasi suatu analaisis filosofis terhadap bidang pendidikan.
4. Brubachen
Filsafat penddikan adalah seperti menaruh sebuah kereta didepan seekor kuda, dan filsafat
dipandang sebagai bunga, bukan sebagai akar tunggal pendidikan. Filsafat pendidikan
berdiri secara bebas memperoeh keuntungan karena mempunyai kaitan dengan filsafat
umum.
5. Randal curren
Filsafat pendidikan adalah penerapan serangkaian keyakinan-keyakinan filsafat dalam
praktik pendidikan
Dengan pengertian konsep pendidikan sehingga dapat dijelaskan mengenai filsafat
pendidikan. Hal ini jelas menyangkut suatu pengertian konsep filsafat yang diterapakan
kedalam bidang pendidikan.Menurut Dictionary of Education oleh Carter V.Good;filsafat
pendidikan itu adalah:
1. Suatu upaya yang hati-hati,kritis dan sistematik secara intelektual untuk melihat
pendidikan sebagai suatu keseluruhan dan sebagai satu bagian keseluruhan dari budaya
manusia.
2. Suatu filsafat yang menyangkut atau yang diterapkan terhadap proses pendidikan umum
atau pendidikan swasta dan digunakan sebagi dasra bagi ketentuan umum,bagi
penafsirannya dan untuk mengevaluasi masalah-masalah pendidikan yang menyangkut
tujuan, pelaksanaan sehari-hari, hasil-hasilnya, keperluan-keperluan siswa dan masyarakat,
bahan-bahan yang digunakan dalam belajar dan semua segi yang diperlukan dilapangan.
Sebagai kesimpulan,bahwa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan itu adalah usaha-
usaha untuk memahami sedalam-dalamnya hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti
eksistensi, fungsi, ciri-ciri, kegunaan, pelaku, hasil-hasil, tujuan, kurikulum, masalah-masalah
serta cara-cara memecahkan masalah itu.
Bedasarkan tulisan Zanti Arbi (1988) dalam (Pidarta Made.2007:45) yang menceritakan
tentang maksud filsafat pendidikan sebagai berikut:
1. Menginspirasikan
2. Menganalisis
3. Mempreskriptifkan
4. Menginvestigasi

B. Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem


Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani yaitu
systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan,
jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”.
Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan
disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga
timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan (Hadiwijono
Harun,1980:45).
Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk
mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda,
kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan
kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif.
Filsafat pendidikan terujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan.
Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan
maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran
filsafat, misalnya dengan idealisme. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada
hakikatnya, menurut idealisme, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang
lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalam mengutamakan perkembangan
aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik.

C. Substansi Filsafat Pendidikan


Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi
pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep
dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan
pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila
mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai  praktek.
Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan
Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap
filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan
mempelajari filsafat dan filsafat pendidikandari luar pad hakekatnya adalah upaya untuk
memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada
peringkat lanjut. Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan
praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar  1945 telah
dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga
negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada
tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi
dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan
lainnya.
Kedudukan filsafat pendidikan dalam jajaran ilmu pendidikan adalah sebagai bagian
dari fundasi-fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan
tentang konsep-konsep dasar pendidikan.Pendidikan di Indonesia teraktualisasi dengan
berdasar pada praksis dan praktik.Praksis sebagai acuan yang didasarkan pada landasan yang
tersusun dalam bentuk kebijakan dalam pelaksanaan pendidikan.Hal ini sekaligus sebagai
acuan yang harus dipedomi dalam praktek pelaksanaan pendidikan.Pancasial dan UUD 1945
dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan terhadap pelaksanaan
pendidikan.Hal ini menjadikan pancasila ,atau khususnya filsafat pancasila mempunyai
kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan,dan nilai-nilai serta norma-norma pancasila
dan UUD 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan,baik itu mengenai toeri
maupun mengenai praktek pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi.2015:14)
Nuansa serta tekanan permasalahan dari waktu ke waktu dapat berbeda,sehingga perlu
mendapatkan perhatian khusus dalam telaah pendidikan serta filsafat pendidikan.Kalau
dewasa ini persoalan yang selalu nampak adalah berkaitan dengan karakter atau perilaku
manusia yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia sebagai ciptaan Tuhan Yang
Maha Mulia,misalnya,maka sudah sewajarnyalah bila studi tentang filsafat pendidikan dan
oraksis serta praktek pelaksanaan pendidikan(Edward Purba dan Yusnadi,2015:15)

D. Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan


Menurut James S.Ross bahwa filsafat dan pendidikan pada hakikatnya merupakan hal
yang satu.Seperti kedua sisi dari satu mata uang.Filsafat merupakan segi pemikirannya dan
pendidikan merupakan segi dinamisnya.
Artinya bahwa filsafat mencakup nilai yang dijunjung dan merupakan pedoman
perbuatan.Baik pedoman perbuatan ini dilaksanakan dalam sikap sehari-hari maupun dalam
hal mendidik.Jadi,bila nilai-nilai yang dimiliki itu betul-betul merupakan kepercayaan yang
vital,maka nilai-nilai itulah yang dijadikan dasar dan pedoman bagi segala perbuatan
termasuk mendidik.Dengan kata lain perbuatan mendidik merupakan realisasai dari nilai-nilai
yang dimilikinya.
Sudah merupakan pandangan atau pemahaman umum bahwa filsafat yang dijadikan
pandangan hidup oleh seseorang atau suatu masyarakat bahkan suatu bangsa merupakan asas
atau pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan orang atau masyarakat
tersebut atau bangsa itu sendiri, termasuk didalamnya bidang pendidikan. Segala usahan atau
aktifitas yang dilakukan dengan mempedomani filsafat yang dianutnya.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernannya dengan landasan filosofis yang
menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat dan pendidikan
terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan
masyarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang
hakekat dan martabat manusia serta masyarakat terutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat
yang dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila merupakan sumber dari segala
gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap baik, sumber dari agama
sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan tindakan dalam
pendidikan dan pembelajaran(M.Sukardjo dan Ukim Komaruddin,2009:87).

Kesimpulan
Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya
hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-ciri,kegunaan,pelaku,hasil-
hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara memecahkan masalah ituSubstansi
Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari
fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang
konsep-konsep dasa pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat
dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang
luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan
adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system,
susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model
berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara
sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi
pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep
dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan
pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila
mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai  praktek.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan
dan mengkoordinasikannya
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara
filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya
menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Arthur,K.Ellis dkk.1986.Introduction to The Foundation of Education.New Jersey:Prentice


Hall
Bacon,F.1605.The Advencement of Learning.Chicago:Encyclopedia Britania
Brubacher.1950.Modern Philosophyes of Education.New York:Mac Graw Hill Book
Company
Carter V.Good.1959.Dictionary of Education.New York:Grew Hill Book
D,Emile.1991.Filsafat dan Ideologi(Terjemahan).Jakarta:Amartapura
Gajalba,Sidi.1973.Sistematika Filsafat,Buku I.Jakarta:Bulan Bintang
Harun,Hadiwijono.1980.Sari Sejarah Filsafat 2.Yogyakarta:Yayasan Kanisius
Immegart,Glenn L.1972.An Introduction to System For to Educational Administrator.
California:Addison Wesley Publishing Company
Jalaluddin,H.2001.Teologi Pendidikan.Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada
McAshan,Hildreth.Hoke.1983.Comprehensive Planning For School Administration. USA:
Advocate Publishing Group
Pidarta,Made.2007.Landasan Kependidikan(Stimulis Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia).
Jakarta:Rineka Cipta
Purba,Edward.dan Yusnadi.2015.Filsafat Pendidikan.Medan:Unimed Press
Salam,B.2011.Pengantar Pedagogik(Dasar-Dasar Ilmu Mendidik).Jakarta:Rineka Cipta
Sukardjo,M.dan Komaruddin,Ukim.2009.Landasan Pendidikan,Konsep dan Aplikasinya.
Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sutisna,Oteng.1990.”Filsafat dan Ilmu Pendidikan”,Jurnal Pendidikan. Nomor 4,Tahun
IX,Desember
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai