barasal dari bahasa Yunani yaitu systema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system, susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model berpikir”. Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab.Untuk mengembangkan fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kehidupan bangsa mencakup seluruh bangsa; warga Negara tua-muda, kaya-miskin, di kota–di desa, tanpa memandang latar belakang dan cerdas dalam hidup dan kehidupan,kognitif, piskomotor, dan afektif, totalitas dan integratif. Seperti dikatakan di buku ajar Filsafat Pendidikan Unimed Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier, antara filsafat dan pendidikan. Dalam hal ini filsafat seolah-olah dijabarkan secara langsung dalam pendidikan dengan maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran filsafat, misalnya dengan idealism. Bila konsep dasar tentang kenyataan yang pada hakikatnya, menurut idealism, adalah sama dengan hal-hal bersifat kerohanian ataupun yang lain yang sejenis dengan itu, maka pendidikan itu adalah mengutamakan perkembangan aspek aspek spritual dan kerohanian pada peserta didik. Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai- nilai serta norma-norma Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek. Dengan berpijak pada pandangan tentang kedudukan filsafat dan filsafat pendidikan Pancasila sebagai filsafat terbuka, maka sikap konvergensi atau elektif inkorpatif terhadap filsafat atau filsafat pendidikan yang berasal dari luar perlu dikembangkan. Dengan mempelajari filsafat dan filsafat pendidikan dari luar pada hakekatnya adalah upaya untuk memperkaya atau meperkuat substansi dari pada filsafat pendidikan telah berada pada peringkat lanjut. Roh dan Jiwa Undang-Undang Dasar 1945 harus mendaqsari landasan praksis dan praktik pendidikan. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah dijelaskan nyata arah dan tujuan pendidikan yakni : untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Harapan ini didukung oleh batang tubuh dan pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa pemerintah akan melaksanakan pendidikan bermutu bagi setiap warga negara dan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan minimal sampai pada tingkat pendidikan dasar. Tujuaan pendidikan semakin diperjelas dan dipertegas substansi dan arahnyayakni menjadikan manusia yang cerdas, berbudi luhur berakhlak mulia dan lainnya. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan mengkoordinasikannya Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut pandangannya berlainan. Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi perhatian para ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejathteraan lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para ahli pikir, dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Corak gagasan yang berlandaskan filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam lapangan filsafat pendidikan. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat diharapkan merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat adalah berfikir logis yang nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai kemampuan semacam itu. Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang bisa diamati oleh manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua aktivitas warga negara dari suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik. Substansi Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang konsep-konsep dasa pendidikan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah hasil pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan. Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat Pendidikan tidak bolah bertentangan dengan filsafat