Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan
rahmat
serta
karunia-Nya
kepada
saya
sehingga
berhasil
Semarang,
Penyusun
Mei 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Filsafat diartikan sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa
dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi
yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Filsafat pendidikan adalah
filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan.
Filsafat pendidikan nasional Indonesia adalah suatu sistem yang mengatur
dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas
landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa Pancasila yang diabdikan demi
kepentingan bangsa dan negaraIndonesiadalam usaha merealisasikan cita-cita
bangsa
dan
negaraIndonesia.
Pancasila
sebagai
sistem
filsafat
adalah
pengungkapan dan penelaahan dunia fisik dan dunia riil secara sistemik
(menyeluruh) dan sistematis (teratur, tersusun rapi). Pancasila memberi ajaran tata
hidup manusia budaya secara harmonis. Pancasila adalah filsafat keselarasan.
Pancasila sebagai sistem filsafat juga mempunyai ajaran-ajaran tentang metafisika
dan ontologi Pancasila, aksiologi Pancasila dan logika Pancasila.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian filsafat?
2. Apakah pengertian filsafat pendidikan?
3. Apakah pengertian filsafat pancasila?
4. Bagaimanakah filsafat dalam pendidikan?
5. Muatan Filsafat dalam Pancasila dan Hubungannya dengan
Pendidikan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Filsafat
Filsafat dimulai dengan rasa ingin tahu dan dengan rasa ragu-ragu.
Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah diketahui dan apa yang
belum diketahui. Karakteristik berfikir filsafat adalah sifat menyeluruh. Seorang
ilmuwan tidak puas hanya mengenal ilmu dari segi pandang ilmu itu sendiri, tapi
ingin melihat hakikat ilmu dalam konstelasi pengetahuan yang lainnya.
Dalam kehidupan manusia filsafat tidak terpisahkan, karena sejarahnya yang
panjang kebelakang zaman dan juga karena ajaran filsafat malahan menjangkau
masa depan umat manusia dalam bentuk-bentuk ideology. Pembangunan dan
pendidikan yang dilakukan oleh suatu bangsa pun bersumber pada inti sari ajaran
filsafat. Oleh karena itu filsafat telah menguasai kehidupan umat manusia,
manjadi norma negara, menjadi filsafat hidup suatu bangsa.
Filsafat adalah suatu lapangan pemikiran dan penyelidikan manusia yang
amat luas (komprehensif). Filsafat menjangkau semua persoalan dalam daya
kemampuan pikir manusia. Filsafat mencoba mengerti, menganalisis, menilai dan
menyimpulkan semua persoalan-persoalan dalam jangkauan rasio manusia, secara
kritis, rasional dan mendalam. Kesimpulan-kesimpulan filsafat manusia yang
selalu cenderung memiliki watak subjektivitas. Faktor inilah yang melahirkan
aliran-aliran filsafat, perbedaan-perbedaan dalam filsafat.
Berdasarkan uraian diatas dapatlah diuraikan pengertian filsafat tersebut.
Filsafat berasal dari bahasa Yunani philosophos. Philos atau philein berarti
mencintai, sedangkan sophos berarti kebijaksanaan . Maka filsafat
merupakan upaya manusia untuk memenuhi hasratnya demi kecintaannya akan
kebijaksanaan. Namun demikian,, kata kebijaksanaan ternyata mempunyai arti
yang bermacam-macam yang mungkin berbeda satu dengan yang lainnya, satu
pendapat mengartikan kebijaksanaan dalam konteks luas, yaitu melibatkan
kemampuan untuk memperoleh pengertian tentang pengalaman hidup sebagai
suatu keseluruhan, penekanannya pada kemampuan untuk mewujudkan
pengetahuan itu dalam praktik kehidupan yang nyata. Ada yang mengartikan
filsafat dalam arti sempit yakni sebagai pengetahuan atau pengertian saja.
Defenisi Filsafat menurut beberapa ilmuwan :
pendidikan, kesadaran moral dan sikap mental yang menjadi kriteria manusia
ideal dalam system nilai suatu bangsa bersumber pada ajaran filsafat yang dianut.
Untuk menjamin supaya pendidikan itu benar dan prosesnya efektif, maka
dibutuhkan landasan filosofis dan landasan ilmiah sebagai asas normativ dan
pedoman pelaksanaan pembinaan.
Menurut Hasan Langgulung, filsafat pendidikan merupakan teori atau
ideology pendidikan yang muncul dari sikap filsafat seorang pendidik dari
pengalaman-pengalaman dan pendidikan. Jadi, filsafat pendidikan adalah ilmu
pendidikan yang bersendikan filsafat atau filsafat yang diterapkan dalam usaha
pemikiran dan pemerahan mengenai masalah pendidikan.
Pendidikan adalah pelaksanaan dari ide filsafat. Ide filsafat yang memberi
kepastian bagi nilai peranan pendidikan. Seorang filsuf Amerika, Jhon Deway
mengatakan bahwa filsafat itu adalah teori umum dari pendidikan, landasan dari
semua pikiran mengenai pendidikan.
C. Pengertian Filsafat Pancasila
Pancasila yang dibahas secara filosofis disini adalah Pancasila yang butirbutirnya termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang tertulis
dalam alinia ke empat. Dijelaskan bahwa Negara Indonesia didasarkan atas
Pancasila. Pernyataan tersebut menegaskan hubungan yang erat antara eksistensi
negara Indonesia dengan Pancasila. Lahir, tumbuh dan berkembangnya negara
Indonesia ditumpukan pada Pancasila sebagai dasarnya. Secara filosofis ini dapat
diinterpretasikan sebagai pernyataan mengenai kedudukan Pancasila sebagai jati
diri bangsa.
Melihat dari beragamnya
Pancasila
mengarahkan
seluruh
kehidupan
bersama
bangsa,
Indonesia dari waktu kewaktu. Namun dengan diangkatnya Pancasila sebagai jati
diri bangsa Indonesia tidak berati bahwa Pancasila dengan nilai-nilai yang termuat
didalamnya sudah terumus dengan teliti dan jelas, juga tidak berarti pancasila
telah merupakan kenyataan didalm kehidupan bangsa Indonesia. Pancasila
adalah pernyataan tentang jati diri bangsa Indonesia.
D. Filsafat dalam Pendidikan dan Manfaatnya
Secara sederhana filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan
filosofis yang menjiwai, mendasari dan memberikan identitas (karakteristik) suatu
system pendidikan. Artinya filsafat pendidikan adalah jiwa, roh dan kepribadian
system pendidikan nasional.
Sebagaimana dinyatakan dimuka, eksistensi suatu bangsa adalah eksistensi
dan ideology atau filsafat hidupnya, maka demi kelansungan eksistensi itu ialah
dengan mewariskan nilai-nilai ideology itu kepada generasi selanjutnya. Adalah
realita bahwa jalan dan proses yang efektif untuk ini hanya melalui pendidikan.
Setiap masyarakat, setiap bangsa melaksanakan aktivitas pendidikan secara
prinsipiil untuk membina kesadaran nilai-nilai filosofis nasional bangsa itu, baru
sesudah itu untuk pendidikan aspek-aspek pengetahuan dan kecakapan-kecakapan
lain.
Pendidikan sebagai suatu usaha membina dan mewariskan kebudayaan,
mengemban satu kewajiban yang luas dan menentukan prestasi suatu bangsa,
bahkan tingkat sosio-budayanya. Sehingga pendidikan bukanlah usaha dan
aktivitas spekulatif semata-mata. Pendidikan secara fundamental didasarkan atas
asas-asas filosofis dan uilmiah yang menjamin pencapaian tujuan yakni
meningkatkan perkembangan sosio-budaya bahkan martabat bangsa, kewibawaan
dan kejayaan negara.
Sedangkan filsafat pendidikan sesuai peranannya, merupakan landasan
filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan dan pelaksanaan pendidikan.
Adapun hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan dapat diuraikan:
1.
3.
E. Muatan
Pendidikan
Dalam Filsafat Pancasila terdapat banyak nilai-nilai luhur yang menjadi ciri
khas dan perekat bangsa Indonesia. Filsafat yang terkandung didalam pancasila
harus disoroti dari titik tolak pandangan yang holistic mengenai kenyataan
kehidupan bangsa yang beranekaragam. Ini menekankan pada semangat Bhineka
Tunggal Ika, semangat ini diharapkan mendasari seluruh kehidupan bangsa
Indonesia. Yaitu adanya kesatuan didalam keaneka ragaman yang ada.
Dari penjelasan itu dapat dinyatakan bahwa Bhineka Tunggal Ika adalah inti
Filsafat Pancasila. Kerinduan bangsa Indonesia akan terwujudnya kesatuan
didalam pengalaman akan kepelbagaian tersebut merupakan cerminan kerinduan
umat manusia sepanjang zaman.
Menurut Drijarkara, 1980 Pancasila adalah inheren (melekat) kepada
eksistensi manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan yang terntu pada
kongretnya. Sebab itu dengan memandang kodrat manusia qua valis (sebagai
manusia), kita juga akan sampai ke Pancasila.
Hal ini digambarkan melalui sila-sila dalam Pancasila. Notonagoro, 1984
dalam kaitannya menyebutkan kalau dilihat dari segi intisarinya, urut-urutan
lima sila Pancasila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya isi, tiaptiap sila yang lima sila dianggap maksud demikian, maka diantara lima sila ada
hubungannya yang mengikat yang satu kpada yang lain, sehingga Pancasila
merupakan satukesatuan yang bulat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat dipandang sebagai induk ilmu pengetahuan atau yang melahirkan
illmu pengetahuan. Artinya sebelum ada ilmu pengetahuan, filsafat merupakan