Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sebagai pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat perlu
memiliki landasan pendidikan agar pendidikan berhasil mewujudkan visi, misi, dan
tujuannya sebagainya yang telah diwariskan secara efektif dan efisien sesuai jenis dan
jenjang pendidikan baik di sekolah, pendidikan di keluarga maupun pendidikan di
masyarakat. . Kajian berbagai landasan landasan pendidikan itu akan membentuk
wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan wawasan dan pendidikan yang tepat,
serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan yang tepat pula, akan dapat memberi
peluang yang lebih besar dalam merancang dan menyelenggarakan program pendidikan
yang tepat wawasan.

Landasan pendidikan yang akan dibahas terdiri atas tauhid, hukum, filosofis, kultural,
sosiologis, psikologis, serta ilmiah dan teknologi. Sedangkan asas yang dikaji adalah
asas Tut Wuri

Handayani, belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah:

1. Apakah yang dimaksud landasan pendidikan?

2. Apa sajakah landasan pendidikan?

3. Apakah yang dimaksud asas-asas pendidikan?

4. Apa sajakah asas-asas pendidikan?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai adalah:

1. Untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Pengantar Pendidikan

2. Untuk mengetahui pengertian landasan pendidikan

3. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan

4. Untuk mengetahui pengertian asas-asas pendidikan

5. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian Landasan Pendidikan

Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena itu landasan
merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik tolak atau dasar
pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat pula
bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Landasan yang bersifat konseptual
identik dengan asumsi, adapun asumsi dapat dibedakan menjadi tiga macam asumsi,
yaitu aksioma, postulat dan premis tersembunyi.

Landasan Pendidikan merupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam


berkaitannya dengan dunia pendidikan . Penting karena pendidikan merupakan pilar
utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan
meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi
lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.

B. Macam-macam Landasan Pendidikan

1. Landasan Tauhid / Spritual Keagamaan

Landasan ini merupakan landasan utama yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
proses pendidikan dan pembelajaran bagi anak didik . landasan tauhid dan spritual
keagamaan ini menyangkut dengan hakikat manusia sebagai makluk ciptaan tuhan.
Oleh karena itu , pendidikan dan pembelajaran yang dilakukan harus mengacu pada
pembentukan kepribadian anak didik yang sesuai dengan nilai- nilai akidah dan
spiritual keagamaan yang menurut ajaran islam.

2. Landasan Hukum

Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik
tolak.Sementara itu kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat
diartikan peraturan baku sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan
kegiatan – kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.

1. Pendidikan menurut Undang-Undang 1945Undang – Undang Dasar 1945 adalah


merupakan hukum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal yang bertalian dengan
pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal
32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan yang satu menceritakan tentang
kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap – tiap warga Negara berhak mendapatkan
pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pengajar Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar
berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia.an nasional, yang
diatur dengan Undang – Undang.

2. Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 1989 tentang Pendidikan NasionalTidak semua


pasal akan dibahas dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal penting terutama
yang membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk
mengembangkan pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat 2
berbunyi sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 45.
Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan nasional
yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar 1945, yang selanjutnya
disebut kebudayaan Indonesia saja. Ini berarti teori – teori pendidikan dan praktek –
praktek pendidikan yang diterapkan di Indonesia, tidak boleh tidak haruslah berakar
pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat 7 berbunyi : Tenaga Pendidik
adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dalam penyelenggaraan pendidikan.
Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga kependidikan adalah setiap anggota
masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam penyelenggaraan pendidikan. Sedang
yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang
mengatakan tenaga kependidikan mencakup tenaga pendidik, pengelola/kepala
lembaga pendidikan, penilik/pengawas, peneliti, dan pengembang pendidikan,
pustakawan, laboran, dan teknisi sumber belajar.”

3. Landasan Filosofis

Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat filsafat (falsafat,
falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasaYunani, philein berarti
mencintai, dan sophos atau sophis berarti hikmah, arif, atau bijaksana. Landasan
filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan, meyangkut
keyakianan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang
kita kenal sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme,
Pragmatisme dan Progresivisme, Ekstensialisme, dan Rekonstruksionalisme.

Beberapa aliran filsafat yaitu sebagai berikut:

1. Idealisme menegaskan bahwa hakikat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan.
Apa yang dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai
kebenaran bersifat spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai
kebenaran atau nilai sejati yang absolute dan abadi. Aliran ini menekankan bahwa
pendidikan merupakan kegiatan intelektual untuk membangkitkan ide-ide yang masih
laten, antara lain melalui instropeksi dan tanya jawab. Oleh karena itu, sebagai lembaga
pendidikan, sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran,
keindahan, dan kehidupan yang luhur.

2. Perensialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran konstan


(perenial). Perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan, yaitu:

• Pengetahuan yang benar (truth).

• Keindahan (beauty).
• Kecintaan kepada kebaikan (goodness).

Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang
konstan atau perenial. Mazhab perenialisme memiliki penganut pada perguruan swasta
di Indonesia, karena mengintegrasikan kebenaran agama dengan kebenaran ilmu.
Karena kebenaran itu satu, maka harus ada satu sistem pendidikan yang berlaku umum
dan terbuka kepada umum. Juga sebaiknya kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum,
yang harus mencakup:

• Bahasa

• Matematika

• Logika

• Ilmu pengetahuan alam

• Sejarah

3. Esensialisme merupakan mazhab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip


idealisme dan realisme secara eklektis. Berdasarkan eklektisisme tersebut maka
esensialisme tersebut menitikberatkan penerapan prinsip idealisme atau realisme
dengan tidak meleburkan prinsip-prinsipnya. Filsafat idealisme memberikan dasara
tinjauan yang realistis. Matematika yang sangat diutamakan idealisme, juga penting
artinya bagi filsafat realism, karena matematika adalah alat menghitung penjumlahan
dari apa-apa yang riil, materiil dan nyata menurut mazhab esensialisme, yang termasuk
the liberal arts, yaitu:

1) Penguasaan bahasa termasuk retorika

2) Gramatika

3) Kesusasteraan

4) Filsafat

5) Ilmu kealaman

6) Matematika

7) Sejarah

8) Seni keindahan (fine arts)

4. Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala sesuatu dari nilai
kegunaan praktis, di bidang pendidikan, aliran ini melahirkan progresivisme yang
menentang pendidikan tradisional. Progresivisme atau gerakan pendidikan progresif
mengembangkan teori pendidikan yang mendasarkan diri pada beberapa prinsip,
antara lain sebagai berikut:

a) Anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.

b) Pengalaman langsung merupakan cara terbaik untuk merangsang minat belajar.

c) Guru harus menjadi seorang peneliti dan pembimbing kegiatan belajar.


d) Sekolah progresif harus merupakan suatu laboratorium untuk melakukan reformasi
pedagosis dan eksperimentasi.

Manusia akan mengalami perkembangan apabila berinteraksi dengan lingkungan


sekitarnya berdasarkan pemikiran.

5. Rekonstruksionalisme adalah suatu kelanjutan yang logis dari cara berpikir progresif
dalam pendidikan. Individu tidak hanya belajar tentang pengalaman-pengalaman-
pengalaman kemasyarakatan masa kini disekolah, tapi haruslah memelopori
masyarakat kearah masyarakatbaru yang diinginkan. Dan dalam pengertian lain.
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. Oleh karena itu,
sekolah perlu mengembangkan suatu ideologi kemasyarakata yang demokratis.

4. Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan


dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari generasi
ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun informal.

Dimaksudkan dengan kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-
norma, nilai-nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari.Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan-perubahan yang sesuai denga
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nlai-nilai, dan norma-
norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola ini
disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim digunakan sebagai alat
transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah
dan keluarga.

Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi dan karya itu akan
selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar. Kebudayaan dalam arti luas
tersebut dapat berwujud :

1) Ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya.

2) Kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat

3) Fisik yakni benda hasil karya manusia.

Kebudayaan dapat dibentuk, dilestarikan, atau dikembangkan melalui pendidikan. Baik


kebudayaan yang berwujud ideal, atau kelakuan dan teknologi, dapat diwujudkan
melalui proses pendidikan.

5. Landasan Sosiologis

Sosiologis pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang dipelajari oleh
sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang mempelajari:

a. Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.

b. Hubungan sistem pendidikan dan proses kontrol sosial dan sistem kekuasaan.

c. Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses sosial dan
perubahan kebudayaan.

d. Hubungan pendidikan dengan kelas sosial atau sistem status.

e. Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan ras,


kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.

2) Hubungan kemanusiaan di sekolah yang meliputi:

a. Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan kebudayaan di luar


sekolah.

b. Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.

3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya, yang mempelajari:

a. Peranan sosial guru.

b. Sifat kepribadian guru.

c. Pengaruh kepribadian guru terhadap tingkah laku siswa.

d. Fungsi sekolah dalam sosialisasi anak-anak.

4) Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi antara sekolah dengan
kelompok sosial lain di dalam komunitasnya, yang meliputi:

a. Pelukisan tentang komunitas seperti tampak dalam pengaruhnya terhadap organisasi


sekolah.

b. Analis tentang proses pendidikan seperti tampak terjadi pada sistem sosial komunitas
kaum tidak terpelajar.

c. Hubungan antara sekolah dan komunitas dalam fungsi kependidikannya.

d. Factor-faktor demografi dan ekologi dalam hubungannya dengan organisasi sekolah.

Keempat bidang yang dipelajari tersebut sangat esensial sebagai saran untuk
memahami sistem pendidikan dalam kaitannya dengan keseluruhan hidup masyarakat.

5. Landasan Psikologis

Terdapat dua hal kepribadian yang penting di tinjau Pendidikan selalu melibatkan aspek
kejiwaan manusia, sehingga landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang
penting dalam bidang pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikan
tersebut terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses
perkembangan dan proses belajar.

a. Pengertian Landasan Psiklogis

Pemahaman peserta didik utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan, merupakan
faktor keberhasilan untuk pendididkan. Dalam maksud itu, Psikologi menyediakan
sejumlah informasi/kebutuhan tentang kehidupan pribadi manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi.

Seperti di kemukakakn teori A.maslow kategori kebutuhan menjadi enam kategori


meliputi:

• Kebutuhan fisiologis: kebutuhan memmpertahankan hidup (makan, tidur, istrahat


dan sebagainya)

• Kebutuhan rasa aman: kebutuhan terus nenerus merasa aman dan bebasdari ketakutan

• Kebutuhan akan cinta dan pengakuan:kebutuhan rasa kasih sayang dalam kelompok

• Kebutuhan akan alkuturasi diri:kebutuhan akan potensi potensi yang di miliki

• Kebutuhan untuk mengetahui dan di pahami:kebutuhan akan berkaitan dengan


penguasaan iptek

b. Perkembangan peserta didik sebagai landasan psikologis

Perkembangan manusia berlangsung sejak konsepsi (pertemuan ovum dan sperma)


sampai saat kematian, sebagai perubahan maju (progresif) ataupun kadang-kadang
kemunduran (regresif).

Salah satu aspek dari pengembangan manusia seutuhnya adalah yang berkaitan dengan
perkembangan kepribadian, utamanya agar dapat diwujudkan kepribadian yang mantap
dan mandiri. Meskipun terdapat variasi pendapat, namun dapat dikemukakan beberapa
prinsip umum kepribadian. Disebut sebagai prinsip prinsip umum karena:

• Prinsip tersebut yang dikemukakan dengan variasi tertentu dalam berbagai teori
kepribadian.

• Prinsip itu akan tampak bervariasi pada kepribadian manusia tertentu (sebab:
kepribadian itu unik)

dari konteks perkembangan kepribadian, yakni:

• Terintegrasinya seluruh komponen ke dalam struktur yang teroganisir secara


sistematik.

• Terjadi tingkah laku yang konsisiten dalam menghadapi lingkungan.

6. Landasan Ilmiah dan Teknologi

Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa tenaga pendidik untuk


mengadopsi teknologi dari berbagai bidang teknologi ke dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pendidikan yang berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan
haruslah mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan demikian
pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan IPTEK tetapi juga ikut menyiapkan
manusia yang sadar IPTEK dan calon pakar IPTEK itu. Selanjutnya pendidikan akan
dapat mewujudkan fungsinya dalam pelestarian dan pengembangan iptek tersebut.

Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan yang
lebih baik, yang dimulai pada permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan,
utamanya pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan mengantisipasi
perkembangan iptek. Bahan ajar seyogyanya hasil perkembangan iptek mutahir, baik
yang berkaitan dengan hasil perolehan informasi maupun cara memproleh informasi
itu dan manfaatnya bagi masyarakat. Relevansi bahan ajaran dan cara penyajiannya
dengan hakikat ilmu, sumber bahan ajaran itu merupakansatu tuntutan yang tak dapat
ditawar-tawar lagi. Peserta didik seyogyanya sedini mungkin mengalami sosialisasi
ilmiah meskipun dalam bentuk yang masih sederhana. Dengan demikian, baik
kemampuan maupun sikap ilmiah sedini mungkin dikembangkan dalam diri peserta
didik.

C. Pengertian Asas-asas Pendidikan

Asas-asas pendidikan merupakan suatu kebenaran menjadi dasar atau tumpuan


berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Salah satu
dasar utama pendidikan adalah bahwa manusia itu dapat dididik dan dapat mendidik
diri sendiri. Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat tiga asas yang memberi
arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas tersebut
bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia maupun yang
bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya pendidikan di
Indonesia. Di antara berbagai asas tersebut, tiga buah asas akan dikaji lebih lanjut dalam
paparan ini, yaitu sebagai berikut:

• Asas Tut Wuri Handayani

• Asas Belajar Sepanjang Hayat

• Asas Kemandirian dalam Belajar

D. Macam-macam Asas-asas Pendidikan

1. Asas Tut Wuri Handayani

Sebagai asas pertama, tut wuri handayani merupakan inti dari sistem Among perguruan.
Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini kemudian dikembangkan oleh
Drs. R.M.P. Sostrokartono dengan menambahkan dua semboyan lagi, yaitu Ing Ngarso
Sung Sung Tulodo dan Ing Madyo Mangun Karso.

Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi satu kesatuan asas yaitu:

1. Ing Ngarso Sung Tulodo ( jika di depan memberi contoh)


2. Ing Madyo Mangun Karso (jika ditengah-tengah memberi dukungan dan
semangat)

3. Tut Wuri Handayani (jika di belakang memberi dorongan)

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat

Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) merupakan sudut pandang dari sisi lain
terhadap pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum yang dapat
merancang dan diimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu dimensi
vertikal dan horisontal.

1. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan


antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan dengan kehidupan peserta didik di masa
depan.

2. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara pengalaman


belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.

Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan kedua dimensi itu


akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai sumber belajar yang ada di
sekitarnya. Kemampuan dan kemauan menggunakan sumber-sumber belajar yang
tersedia itu akan memberi peluang terwujudnya belajar sepanjang hayat. Dengan kata
lain, akan terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin di
dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Baik asas tut wuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat
kaitannya dengan azas kemandirian dalam belajar. Asas tut wuri handayani pada
prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan siswa untuk mandiri, termasuk mandiri
dalam belajar.

Selanjutnya, asas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apa bila didasarkan
pada asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena adalah
tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari
bantuan guru ataupun orang lain.

Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain:
informator, organisator dan sebagainya. Sebagai fasilitator guru diharapkan
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan
sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa peserta didik untuk
memanfaatkan sumber belajar itu.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Landasan pendidikan sangat penting bagi penyelenggaraan pendidikan karena


merupakan pilar utama atau titik tumpu dalam penentuan kebijakan dan praktik
pendidikan ataupun pertimbangan yang di gunakan dalam pelaksanaan pendidikan
yang dilandasi oleh pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan di
selenggarakan. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia antara lain berlandaskan
pada filosofis, sosiologis, kultural psikologis. Selanjutnya landasan ilmiah dan
teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.

Asas-asas pendidikan yang terdapat di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar
Dewantara sang pelopor pendidikan yang mempopulerkan tiga asas penting dalam
kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri
handayani, asas ing ngarso sun tulodo dan asas ing madyo mangun karso. Ketiga asas
ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem
pendidikan yang tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional
daripada kebudayaan asing. Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani”
dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting, mengingat makna dari semboyan Ki
Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

B.Saran

Dalam mempelajari makalah ini, diharapkan tidak hanya sekedar diketahui namun
benar-benar dipahami dan menjadi pegangan bagi para calon guru agar dapat
menerapkan landasan dan azas-azas pendidikan dengan benar dan tepat kepada peserta
didiknya kelak.

Selanjutnya, penulis menyadari kekurangan dari makalah ini sehingga diharapkan


adanya masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja, Umar., dan S.L.La Sulo.1995. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Depdikbud.

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/

http://tutatitutettutut.blogspot.co.id/2013/05/landasan-dan-azas-azas-
pendidikan.html

http://www.idonbiu.com/2009/05/asas-asas-pendidikan-umum.html.

http://www.melodramaticmind.com/2009/10/asas-asas-pendidikan-indonesia-
dan.html

Anda mungkin juga menyukai