Anda di halaman 1dari 19

WAHYU PUSPA MAWARNI UTAMI

19144600027

A1-19

FILSAFAT PENDIDIKAN

Uji Kompetensi Filsafat Pendidikan


Membandingkan Konsep-konsep Pendidikan

Petunjuk:

1. Kerjakanlah soal-soal berikut ini dengan benar dan baik

2. Beri identitas Saudara dalam lembar jawab

3. Jawaban UK dikumpulkan sesuai jadwal di GC

Soal:

1. Analisislah hakikat pendidikan menurut beberapa tokoh filsafat, kemudian tariklah simpulan dalam bentuk sintesa pemikiranmu! Adapun
beberapa tokoh filsafat sebagai berikut.
a. Jhon Dewey

b. Ki Hajar Dewantara

c. Paulo Freire

2. Berikan analisis kritismu mengenai tujuan pendidikan nasional dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003! Bagaimana kaitannya
dengan tujuan pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara dan Driyarkara?

3. Analisislah kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP, 2013, dan kurikulum terbaru Merdeka Belajar! Berikan pendapatmu seperti apa
kurikulum yang cocok digunakan di Indonesia berdasarkan landasan aliran filsafat pendidikan!

4. Landasan pengembangan pendidikan harus didasarkan pada budaya atau kearifan lokal dan juga menggunakan teknologi dalam
mengembangkan pendidikan di era 4.0. Berikan kajian singkat Saudara, aliran-aliran filsafat pendidikan mana saja yang cocok digunakan
dalam mengembangkan pendidikan Indonesia? Berikan alasannya!

5. Analisislah beberapa aspek pendidikan berdasarkan aliran filsafat berikut!

Aliran Filsafat
No Aspek
Perenialisme Essensialisme Progresivisme Rekonstruktivisme
1. Dasar Filsafat
2. Tujuan pembelajaran
3. Peran guru
4. Metode pembelajaran
5. Beberapa tokoh
pendukung aliran ini
Selamat Mengerjakan!
1. Sintesa hakikat pendidikan menurut beberapa tokoh filsafat menggunakan teknik dier
a. Hakikat pendidikan menurut Jhon Dewey
1) Deskripsi
Menurut Jhon Dewey pengalaman adalah basis pendidikan atau dalam terminologi Dewey sendiri “pengalaman” sebagai “sarana
dan tujuan pendidikan”. Hakikat pendidikan merupakan suatu proses penggalian dan pengolahan pengalaman secara terus
menerus. Sehinggga pendidikan merupakan usaha terus menerus menyusun kembali (reconstruction) dan menata ulang
(reorganiation) pengalaman hidup subjek didik. Subjek didik harus tetap menafsirkan dan memaknai rangkaian pengalamannya
sedemikian rupa, sehingga ia terus tumbuh dan diperkaya oleh pengalaman yang mereka dapatkan.
2) Interpretasi
Menurut saya pandangan Jhon Dewey mengenai hakikat pendidikan hampir sama dengan pendidikan yang ada di Indonesia saat
ini. Hal ini di buktikan dengan pendidikan di Indonesia saat ini sedang membenahi pendidikan dari yang banyak teori menjadi
pendidikan yang imbang antara teori dan praktek. karena ketika pendidikan monoton hanya teori saja maka ketika terjun ke
lapangan akan mengalami kesulitan. Sebab di lapangan terkadang teori tidak dapat diberlakukan. Namun jika terjun ke lapangan
tidak memiliki teori juga tidak dapat bekerja. Sehingga teori dan praktek perlu adanya keseimbangan
3) Evaluasi
Saya setuju dengan pandangan Jhon Dewey bahwa pengalaman merupakan sarana dan tujuan pendidikan.namun tidak lepas dari
itu pendidikan juga tidak lepas dari teori. Sehingga hakikat pendidikan meruapakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran yang membutuhkan keseimbangan antara teori dan pengalaman.
Pendidikan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisah. Jhon dewey melihat bahwa sekolah dan kurikulum
memisahkan aspek-aspek pengalaman yang membuat dunia pribadi anak menjadi satu dengan dunia impersonal yang sempit,
integralitas hidup anak menjadi terpisah, prinsip klasifikasi berhadapan dengan kehidupan anak secara keseluruhan. Sehingga
Jhon Dewey menganggap pengalaman merupakan faktor penting dalam hakikat pendidikan.
4) Rekomendasi
Untuk pendidikan sekarang dan masa depan perlu adanya keseimbangan antara teori dan pengalaman agar pendidikan di
Indonesia lebih maju dan berkembang lagi. Serta dapat membantu memajukan IPTEK di Indonesia. Jika masyarakat sudah
memiliki teori dan pengalaman maka ketika di lapangan masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada.
b. Hakikat pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara
1) Deskripsi
Menurut Ki Hajar Dewantara hakikat pendidikan merupakan sebagaian usaha untuk mengimternalisasikan nilai-nilai budaya ke
dalam diri anak, sehingga anak menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Sehingga pendidikan dapat menuntun dalam
hidup peserta didik dengan segala kekuatan kodrat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Karena
pencapaian kebahagiaan bertujuan untuk mendapatkan ketentraman dan kenyaman dalam memperoleh pendidikan dan kehidupan
di masa depan. kemudian dalam kehidupan tidak dapat lepas dari masa lalu atau lebih tepatnya sejarah dan budaya bangsa.
2) Interpretasi
Menurut saya pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai hakikat pendidikan merupakan dasar untuk pendidikan yang ada di
Indonesia. Karena pendidikan di Indonesia tidak dapat lepas dari sejarah dan budaya bangsa. Hal ini karena sejarah dan budaya
Indonesia memberikan banyak sekali pendidikan baik berupa moral, potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang digunakan untuk masa yang akan datang.
3) Evaluasi
Seya setuju dengan pandangan Ki Hajar Dewantara mengenai hakikat pendidikan untuk mengimternalisasikan nilai-nilai budaya
ke dalam diri anak. Karena penanaman nilai-nilai budaya anak dapat dimulai sejak dini. Jika bukan generasi penerus bangsa siapa
lagi yang dapat melestarikan budaya bangsa. Selain itu juga hakikat pendidikan merupakan suatu upaya untuk memajukan budi
pengerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaam hidup dan menghidupkan anak yang selaras dengan
alam dan masyarakat.
4) Rekomendasi
Untuk pendidikan sekarang sedang menerapkan pendidikan berbasis karakter peserta didik. Hal ini memiliki tujuan untuk
memperbaiki karakter dan moral peserta didik agar menjadi pemimpin yang amanah dan tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang
dapat merugikan negara. Contohnya saja korupsi yang sudah merajalela di pemerintahan. Sehingga untuk pendidikan masa depan
pun karakter dan moral menjadi pondasi yang perlu dipersiapkan dan dibangun sedini mungkin untuk memajukan bangsa dan
negara.
c. Hakikat pendidikan menurut Paulo Freire
1) Deskripsi
Menurut Paulo Freire pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan umat manusia yang permanen dan masa dimana manusia
menjadi sadar akan pembebasan mereka dan melalui praksis merubah sadaran itu. Hal ini karena pendidikan merupakan hal yang
sangat tabuh. Pendidikan bidang yang sangat mempengaruhi aspek kehidupan. Jika pendidikan sudah dicampuri oleh politik maka
hakikat pendidikan itu sendiri akan berubah dan sudah tidak dapat berjalan semestinya. Pendidikan harus berdiri sendiri meskipun
mengulang mengenai semua aspek kehidupan. Namun aspek kehidupan tidak dapat masuk ke dalam pendidikan baik itu aspek
politik maupun ekonomi.
2) Interpretasi
Menurut saya mengenai pandangan Paulo Freire terkait dengan pendidikan menjadi ancaman bagi negara dengan kaum tertindas.
Pada hakikatnya pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kehidupan untuk masa depan. pendidikan bukalah
ancaman bagi negara jika dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tidak melakukan hal yang menyimpang dari dunia pendidikan.
3) Evaluasi
Saya setuju juka pendidikan merupakan jalan untuk kebebasan. Karena dengan adanya pendidikan maka kesadaran akan
kebebasan dapat terbangun. Selain itu kebebasan dapat menjadikan revolusi diri untuk menjadi lebi baik sebelumnya. Tidak hanya
itu saja. Namun juga membentuk pikiran untuk berpikir lebih luas lagi dengan berbagai ilmu yang diperoleh dari berbagai media
dan sumber.`
4) Rekomendasi
Untuk pendidikan sekarang dan masa depan menerapkan pendidikan berbasis kebebasan belum dapat di terapkan di mua jenjang
pendidikan karena pemikiran setiap anak berbeda dan kematangan kedewasaannya. Untuk pendidikan yang memberikan akan
kesaran mungkin baru dapat diberikan di jenjang perguruan tinggi karena dari segi kematangan emosi dan cara berfikir mereka
sudah cukup. Namun untuk anak sekolah dasar hingga anak sekolah menengah atas belum dapat diberlakukan karena mereka
masih dalam usia mencari jati diri dan kematangan emosinya masih labil.
2. Pendidikan adalah upaya mengembangkan seluruh aspek pribadi peserta didik, yaitu iman dan takwa kepada Tuhan, budi pekerti yang
luhur, penguasaan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, mempunyai rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaa. Menurut pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga dari
penjelasan ini menurut saya pendidikan nasional memiliki tujuan untuk membentuk karakter siswa dan mengembang potensi serta minat
bakat yang dimiliki siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Selain membentuk karakter dan mengembangkan potensi serta
minat bakat siswa juga diharapkan memiliki moral yang baik dan dapat mengikuti ajaran agama yang dianutnya.
Ki Hadjar Dewantara berupaya membangun dan menyelenggarakan pendidikan untuk manusia di Indonesia dengan konsep, landasan,
semboyan dan metode yang menampilkan kekhasan kultural Indonesia. Semuanya itu dilakukannya demi mewujudkan idealisme
terdalamnya, yakni membangun kesadaran manusia di Indonesia akan hak-haknya. Pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk
memanusiakan manusia muda, yang dia sebut sebagai hominisasi dan humanisasi. Berhadapan dengan situasi global yang membawa serta
kapitalisme dan juga kecenderungan industrialisasi pendidikan, Pemikiran Driyarkara mengenai pendidikan kiranya relevan. Driyarkara
menegaskan suatu pendidikan humanis, dimana pendidikan mesti diarahkan pada kodrat rohani manusia. Jadi, pembentukkan manusia
yang berkeahlian saja tidak cukup, melainkan pemanusiaan manusia secara utuh. Dari penjelasan di atas kaitan tujuan pendidikan
menurut Ki Hajar Dewantara dan Driyarkara adalah keduanya berupaya untuk menyelenggarakan pendidikan untuk memajukan
pendidikan. Selain itu juga memenuhi hak sebagai manusia untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Sehingga generasi penerus bangsa
dapat memiliki karakter, moral yang baik, dapat menggali minat dan bakat yang dimiliki serta dapat memiliki budi pekerti yang luhur,
penguasaan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, mempunyai rasa tanggungjawab
kemasyarakatan dan kebangsaa.
3. Kelebihan dan kekurangan kurikulum KTSP, 2013, dan kurikulum terbaru Merdeka Belajar
a. KTSP
1) Kelebihan KTSP :
a) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.
b) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam
penyelenggaraan program-program pendidikan.
c) KTSP memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang
aspektabel bagi kebutuhan siswa..
d) KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan kurang lebih 20%.
e) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan
kebutuhan.

2) Kekurangan KTSP :
a) Kurangnya SDM yang diharapkan mampu menjabarkan KTSP pada kebanyakan satuan pendidikan yang ada
b) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendikung sebagai kelengkapan dari pelaksanaan KTSP
c) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara Komprehensif baik konsepnya, penyusunanya maupun prakteknya di
lapangan
d) Penerapan KTSP yang merokomendasikan pengurangan jam pelajaran akan berdampak berkurangnya pendapatan guru.
b. 2013
1) Kelebihan Kurikulum 2013 :
Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya
terintegrasi menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter harus diintegrasikan kesemua program studi.
a) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak
diberi kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.
b) Merangsang pendidikan siswa dari awal, misalnya melalui jenjang pendidikan anak usia dini.
c) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon
guru untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

2) Kekurangan Kurikulum 2013 :


Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah
dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.
a) Tidak ada keseimbangan antara orientasi proses pembelajaran dan hasil dalam kurikulum 2013. Keseimbangan sulit dicapai
karena kebijakan ujian nasional (UN) masih diberlakukan.
b) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak
tepat, karena rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.

c. Merdeka Belajar
1) Kelebihan Merdeka Belajar Kampus Merdeka:
a) Menjadikan dunia perkuliahan lebih fleksibel
b) Memberikan kesempatan mahasiswa untuk mendalami studi yang diambil
c) Memberikan wadah kepada mahasiswa untuk terjun ke masyarakat
d) Bisa mempersiapkan diri untuk terjun di dunia kerja
2) Kekurangan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
a) Dinilai belum begitu matang dalam persiapan
b) Pendidikan dan pengajaran yang belum terencana dengan baik
c) Persiapan SDM yang belum terstruktur

Kurikulum yang cocok digunakan di Indonesia berdasarkan landasan aliran filsafat pendidikan adalah KTSP. Hal ini karena kurikulum
mengadaptasi kurikulum Ki Hajar Dewantara yang memberikan pengajaran budi pekerti sebaiknya diberikan secara spontan oleh
sekalian pamong, setiap ada kesempatan dan tidak harus menurut daftar pelajaran. Pendidikan budi pekerti harus diberikan oleh tiap-tiap
pamong, baik mengajarkan bahasa, sejarah, kebudayaan maupun ilmu alam, ilmu pasti, menggambar, dan sebagainya. Selain itu juga
adanya keseimbangan antara teoritis dan praktisi. Teoritisi terlihat pada gagasan dan pemikirannya yang didasarkan pada kebutuhan
obyektif masyarakat serta situasi kultural yang berkembang. Sedangkan sebagai praktisi, terlihat pada upaya melaksanakan gagasan dan
pemikirannya itu. Sehingga kurikulum KTSP ini sejalan dengan kurikulum yang yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara.

4. Filsafat merupakan sebagai hasil berfikir maka filsafat mempunyai tugas dalam perkembangan pemikiran manusia, diantaranya filsafat
telah melaksanakan tiga peran utamanya yaitu filsafat telah mampu mengubah pengetahuan, tradisi dan kebiasaan masyarakat  , dengan
berfikir pula manusia terbebas dari kebodohan dan filsafat juga membimbing manusia untuk berfikir secara masuk akal. Aliran filsafat
pendidikan dalam model pengembangan kurikulum pendidikan yang ada di Indonesia adalah aliran progresivisme karena menghendaki
lembaga pendidikan memiliki model pengembangan kurikulum pendidikan yang bersifat fleksibel, dinamis, tidak kaku, tidak terkait
dengan doktrin-doktrin tertentu, bersifat terbuka, memilki relevansi dengan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
Dan aliran filasafat konstruktivisme guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya sumber
belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasiltator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar. Hal ini sejalan dengan
Landasan pengembangan pendidikan yang didasarkan pada budaya atau kearifan lokal dan juga menggunakan teknologi dalam
mengembangkan pendidikan di era 4.0. Karena pada era 4.0 peserta didik di tuntut untuk lebih aktif dan kreatif baik dalam mencari
informasi dan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan yang telah dimiliki sehingga lembaga pendidikan hendaknya bersifat fleksibel,
dinamis, tidak kaku selain itu juga guru hendaknya diposisikan sebagai fasilitator dan evaluator yang memfasilitasi siswa untuk dapat
belajar dan mengkonstruksi pengetahuannya sendiri kemudian guru mengevaluasi apa yang telah dipahami dan didapatkan oleh peserta
didik tersebut.
5. Analisis aspek pendidikan berdasarkan aliran filsafat

Aliran Filsafat
No Aspek
Perenialisme Essensialisme Progresivisme Rekonstruktivisme
1. Dasar Filsafat Aliran perenialisme Aliran filsafat Aliran filsafat Aliran filsafat
memandang bahwa pendidikan esensialisme progresivisme rekonstruksionisme
hakikat manusia sebagai memandang bahwa menekankan pada merupakan suatu aliran
makhluk rasional yang pendidikan harus kemajuan atau progres yang berusaha
akan selalu sama bagi berpijak pada nilai-nilai seorang individu merombak tata susunan
setiap manusia dimana yang memiliki kejelasan pebelajar. Kemajuan lama dengan
pun dan sampai kapan sumbernya. Nilai yang yang dimaksud adalah membangun tata
pun dalam terbukti kejelasannya kemajuan seorang susunan hidup
pengembangan akan membawa nilai peserta didik dalam kebudayaanyang
historisitasnya. kebaika pada belajar untuk bercorak modern.
masyarakat menghadapi keadaan
sosial pada masa
depannya. Masa depan
yang dihadapi oleh
seseorang tidak sama
dengan masa kehidupan
para pendidiknya
sehingga peserta didik
benar-benar harus
belajar sesuai
kebutuhannya dan
sesuai zamannya.
2. Tujuan pembelajaran Tujuan dari aliran Tujuan  filsafat Tujuan dari aliran Tujuan dari aliran
perenialisme pendidikan pendidikan esensialisme progresivisme dalam rekonstruksionis dalam
merupakan upaya untuk meneruskan pendidikan ialah ingin pendidikan ialah
untuk mengembangkan warisan budaya dan merubah praktik membangkitkan
kekuatan pemikiran, warisan sejarah melalui pendidikan yang selama kesadaran para peserta
menginternalisasi pengetahuan inti yang ini terkesan otiriter didik tentang masalah
kebenaran yang terakomulasi dan telah menjadi demokratis dan sosial, ekonomi dan
universal dan konstan, bertahan dalam kurun lebih menghargai politik yang dihadapi
dan untuk memastikan waktu yang lama, serta potensi dan kemampuan umat manusia dalam
bahwa siswa merupakan suatu anak, serta mendorong skala global, dan
memperoleh kehidupan yang telah untuk dilaksanakannya mengajarkan kepada
pemahaman tentang teruji oleh waktu yang pembelajaran yang mereka keterampilan-
ide-ide hebat peradaban lama selain itu juga lebih banyak keterampilan yang
Barat. tujuan dari filsafat melibatkan peserta diperlukan untuk
pendidikan esensialisme didik. mengatasi masalah
adalah membentuk tersebut. Sekolah-
seseorang menjadi sekolah
berguna dan rekonstruksionis
berkompeten, isi berfungsi sebagai
pendidikannya lembaga utama untuk
mencakup ilmu melakukan perubahan
pengetahuan. sosial, ekonomi dan
politik dalam
masyarakat dan
rekonstruksi masyarakat
3. Peran guru Peran guru dalam aliran Peran guru dalam aliran Guru dalam melakukan Agen perubahan utuk
filsafat perenialisme filsafat esensialisme tugasnya mempunyai peserta didiknya
sebagai berikut: adalah guru perperan peranan sebagai berikut:
a. Guru mempunyai sebagai pusat (teacher a. Fasilitator, orang
peran yang dominan center) dari semua yang menyediakan
dalam situasi pembelajaran diri untuk
penyelengaraan yang berlangsung, baik memberikna jalan
kegiatan belajar- dalam hal pemberian kelancaran proses
mengajar di dalam pengalaman belajar belajar sendiri
kelas. maupun kegiatan siswa.
b. Guru hendaknya belajar mengajar dalam b. Motivator, orang
adalah orang yang kelas. Guru adalah yang mampu
menguasai cabang panutan satu-satunya membangkitkan
ilmu, yang bertugas yang dinilai dapat minat siswa untuk
membimbing mengarahkan siswa ke terus giat belajar
diskusi yang akan arah yang lebih baik. sendiri.
memudahkan siswa c. Konselor, orang
dalam yang membantu
menyimpulkan siswa menemukan
kebenaran, yang dan mengatasi
tepat ,tanpa cela , sendiri masalah-
dan dipandang masalah yang
sebagai orang yang dihadapi oleh setiap
memiliki otoritas siswa. Dengan
dalam suatu bidang demikian guru perlu
pengetahuan dan mempunyai
kehlianya tidak pemahaman yang
diragukan. baik tentang
c. Guru berperan karakteristik siswa,
bukan sebagai dan teknik-teknik
perantara antara memimpin
dunia dan jiwa anak, perkembangan
melainkan guru juga siswa, serta
sebagai murid yang kecintaan pada anak
mengalami proses agar dapat
belajar. menjalankan
peranannya dengan
baik.

4. Metode pembelajaran Metode pembelajaran Metode pembelajaran Metode pendidikan Problem Solving
yang digunakan dalam Esensialisme yang biasanya merupakan metode
aliran filsafat menyarankan agar dipergunakan oleh dalam kegiatan
perenialisme adalah sekolah-sekolah aliran progresivisme pembelajaran dengan
membaca dan diskusi, mempertahankan diantaranya adalah; jalan melatih anak
yaitu membaca dan metode-metode a. Metode Pendidikan menghadapi berbagai
mendiskusikan karya- tradisional yang Aktif, Pendidikan masalah baik itu
karya yang termashur berhubungan dengan progresif lebih masalah perorangan
dalam rangka disiplin mental, berupa berupa penyediaan maupun kelompok
mendisplinkan pikiran. metode ceramah yang lingkungan dan untuk dipecahkan
memberikan perubahan fasilitas yang sendiri atau secara
perilaku kepada siswa memungkinkan bersama- sama.
yang muncul dari berlangsungnya
pengalaman guru. proses belajar secara
bebas pada setiap
anak untuk
mengembangkan
bakat dan minatnya;
b. Metode Memonitor
Kegiatan Belajar,
Mengikuti proses
kegiatan anak
belajar sendiri,
sambil memberikan
bantuan-bantuan
apabila diperlukan
yang sifatnya
memperlancar
berlangsung
kegiatan belajar
tersebut;
c. Metode Penelitian
Ilmiah, Pendidikan
progresif merintis
digunakannya
metode penelitian
ilmiah yang tertuju
pada penyusunan
konsep;
d. Pemerintahan
Pelajar, Pendidikan
progresif
memperkenalkan
pemerintahan
pelejar dalam
kehidupan sekolah
dalam rangka
demokratisasi dalam
kehidupan sekolah;
e. Kerjasama Sekolah
Dengan Keluarga,
Pendidikan
Progresif
mengupayakan
adanya kerjasama
antara sekolah
dengan keluarga
dalam rangka
menciptakan
kesempatan yang
seluas-luasnya bagi
anak untuk
mengekspresikan
secara alamiah
semua minat dan
kegiatan yang
diperlukan anak;
f. Sekolah Sebagai
Laboratorium
Pembaharuan
Pendidikan, Sekolah
tidak hanya tempat
untuk belajar, tetapi
berperanan pula
sebagai laboratoriun
dan pengembangan
gagasan baru
pendidikan.
5. Beberapa tokoh Pendukung filsafat Tokoh dalam aliran ini Tokoh-tokoh aliran Tokoh dalam aliran ini:
pendukung aliran ini perenialisme adalah adalah William progresivisme ini, Caroline Pratt, George
Robert Maynard C.Bagley, Thomas antara lain, adalah Count, Harold Rugg.
Hutchins dan Mortimer Briggs, Frederick Breed William James, John
Adle. dan Isac L.Kandell. Dewey, Hans
Vaihinger, Ferdinant
Schiller, dan Georges
Santayana.

Anda mungkin juga menyukai