PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki berbagai potensi, minimal potensi yang
dia miliki adalah pendengaran, penglihatan, dan hati. Guna memaksimalkan semua potensi
tersebut, maka harus ada sesuatu yang mengarahkan dan membimbingnya, supaya berjalan
dan terarah sesuai dengan yang diharapkan. Karena itu, manusia harus dibekali dengan
pendidikan yang cukup sejak dini. Di lain pihak manusia juga memiliki kemampuan dan
diberikan akal pikiran yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Landasan pendidikan merupakan fondasi untuk memperkuat dan memperkokoh dunia
pendidikan, khususnya pendidikan di Indonesia dalam rangka untuk membangun dan
menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu. Oleh karena itu, pengetahuan
landasan pendidikan merupakan sarana untuk memberikan dasar-dasar pemahaman tentang
pendidikan secara komprehensif integral.
Kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri. Dan perlunya partisipasi aktif
siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan untuk mengembangkan
pengetahuan sendiri. Proses perolehan pengetahuan akan terjadi apabila guru dapat
menciptakan kondisi pembelajaran yang ideal yang telah dimaksud disini adalah suatu proses
belajar mengajar yang sesuai dengan karakteristik IPA dan memperhatikan perspektif siswa
sekolah dasar.
Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Kebudayaan
tersebut telah mengikat dan mempersatukan setiap kelompok suku bangsa Indonesia.
Pancasila membuat indonesia tetap teguh dan bersatu didalam keragaman budaya dan
menjadikan pancasila sebagai dasar kebudayaan yang menyatukan budaya satu dengan
budaya lain.
B. Rumusan Masalah
b. Pengertian Landasan
Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan.
Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam
bahasan Indonesia menjadi fondasi. Dalam membuat suatu bangunan, fondasi
merupakan bagian yang sangat penting agar bangunan itu bisa berdiri tegak dan kokoh
serta kuat. Tiang, genting, kaca, dan yang lain sebagainya, dalam suatu bangunan,
tidak akan bisa berdiri dan menempel tanpa ada fondasi tersebut.
c. Pengertian Pendidikan
Di bawah ini saya sampaikan beberapa pengertian pendidikan menurut para ahli, di
antaranya :
a) Pertama, menurut Ahmad D. Marimba (1989: 19), pendidikan adalah
bimbingan/pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani
dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.
b) Kedua, menurut A. Tafsir (2004: 27), menyatakan bahwa pendidikan adalah
bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara
maksimal.
c) Ketiga, menurut John Dewey (1959), pendidikan adalah suatu proses
pembaharuan makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi dalam pergaulan
biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan di lembagakan untuk menghasilkan kesinambungan sosial.
d) Keempat, menurut M.J. Langeveld (1957), pendidikan adalah setiap pergaulan
yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak merupakan lapangan dalam
suatu keadaan dimana pekerjaan mendidik itu berlangsung.
e) Kelima, menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa
pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat.
Landasan ilmiah pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu
tertentu yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Dengan berbagai disiplin ilmu
seperti psikologi, sosiologi, ekonomi, antropologi, atau sejarah.
4. Landasan psikologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah psikologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
5. Landasan sosiologis pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah sosiologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
6. Landasan antropologi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
kaidah antropologi yang menjadi titik tolak dalam pendidikan.
7. Landasan ekonomi pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari kaidah-
B. Pengertian Kontruktivisme
Konstruktivisme berasal dari kata kontruktiv dan isme. Kontruktiv berarti bersifat
membina, mempelajari, memperbaiki, dan membangun. Sedangkan isme dalam kamus
bahasa indonesia berarti paham atau aliran . Konstruktivisme merupakan aliran filsafat
pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil konstruksi kita
sendiri. Pandangan dalam pembelajaran mengatakan bahwa anak-anak diberi kesempatan
agar menggunakan strateginya sendiri dalam belajar secara sadar, Sedangkan guru yang
membimbing siswa ketingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Tran Vui juga mengatakan
bahwa teori konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap
manusia yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan bantuan fasilitas
orang lain.
Sedangkan menurut Martin El Al mengemukakan bahwa konstruktivisme menekankan
bahwa pentingnya sikap siswa aktif mengkonstruksikan pengetahuan melalui hubungan
saling mempengaruhi dari belajar sebelumnya dengan belajar baru. Jadi dapat disimpulkan
bahwa sebagai landasan pradigma pembelajaran , Konstruktivisme menyerutkan
perlunya partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran, perlunya pengembangan untuk
mengembangkan pengrtahuan sendiri.
Prinsip-prinsip kontruktivisme
Secara garis besar prinsip-prinsip konstruktivisme yang di terapkan dalam proses belajar
mengajar adalah sebagai berikut :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke murid, kecuali hanya keaktivan
menalar.
3. Murid aktif mengkonstruksikan secara terus-menerus sehingga selalu terjadi
perubahan konsep ilmiah.
4. Guru sekedar membantu menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi
berjalan lancer
5. Struktur pembelajaran seputar konsep diutamakan pada pentingnya sebuah
pernyataan.
6. Mencari dan menilai pendapat siswa
7. Menyesuaikan bahan pengajaran untuk menggapai anggapan siswa.
8. Dari semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa . siswa harus
membangun pengetahuan didalam benaknya sendiri. Seorang guru dapat membantu
proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat
bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menemukan atau menerapkan sendiri ide-ide dan dengan mengajak
siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk
belajar. Guru dapat memberikan tangga kepada siswa yang mana tangga itu nantinya
dimaksudkan dapat membantu mereka mencapai tingkat penemuan.
5. Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Sedangkan menurut
Selo Soemardjan dan Soelaiman, Kebudayaan adalah sarana hasil karya , rasa , dan cipta
masyarakat. Ilmu yang mempelajari tentang masyarakat dan kebudayaan adalah antropologi.
Segala perkembangan budaya dan perubahan masyarakat di pelajari dalam ilmu antropologi.
Ilmu ini tidak hanya mencakup perubahan secara tingkah laku saja, namun sejarah dan
konflik yang terjadi juga dapat dianalisis melalui ilmu antropologi
6. Kebudayaan Dan Pancasila
Kebudayaan Indonesia ialah kebudayaan yang berdasarkan Pancasila. Ada dua hal
yang dikandung dalam Pancasila, Yaitu Pluralisme dan Teosentrisme. Demokrasi terletak
dalam partisipasi seluruh warga negara dalam kebudayaan. Kebudayaan Indonesia dapat
didefinisikan sebagai seluruh kebudayaan Indonesia yang telah ada sebelum terbentuknya
negara Indonesia pada tahun 1945. Seluruh kebudayaan tempat yang berasal daripada
kebudayaan Indonesia yang beraneka ragam suku-suku. Kebudayaan tersebut telah mengikat
dan mempersatukan setiap kelompok suku bangsa Indonesia. Budaya kelompok akan
tercermin dalam sikap atau kepribadian kelompok itu. Hal ini dapat dilihat saat kebudayaan
kelompok pertama kali membentuk kita sebagai manusia yang menganut dan menghargai
nilai- nilai bersama. Dengan demikian kelompok suku bangsa akan tumbuh menjadi manusia
berbudaya dengan “kondisioning” terhadap nilai-nilai masyarakat sekitar, melalui orang tua
dan keluarga.
A. Kesimpulan
Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak. dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. jenis-jenis landasan
pendidikan ada 3 yaitu landasan religius pendidikan, landasan filosofis pendidikan, landasan
ilmiah pendidikan.
Kontruktivisme berasal dari kata kontruktiv dan isme yang berarti paham atau aliran.
kontruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan
kita merupakan hasil konstruksi kita sendiri. kita telah melihat dan membaca bahwa pancasila
memang berakar dari kebudayaan bangsa Indonesia. Karena dari segi pancasila terkandung
kebudayaan yang menekankan persatuan serta sebaliknya. Tidak lupa dari segi pancasila
yang merupakan lima asas atau prinsip-prinsip yang harus di junjung tinggi sebagai bangsa
Indonesia.
B. Saran
Demikianlah makalah berjudul “ Landasan Pendidikan dan Jenis Landasan
Pendidikan, Landasan pendidikan Kontruktivisme dan Landasan pendidikan Pancasila “. Ini
kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Sehingga perlulah bagi kami , dari para
kelompok untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik
. Atas perhatian anda semuanya, kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
Mudyahardjo, R., (2001), Filsafat Ilmu Pendidikan: Suatu Pengantar, PT.Remadja Rosdakarya,
Bandung.
Syam, M. N., (1984), Filsafat Pendidikan dan Dasar Filsafat Pendidikan Pancasila, Usaha Nasional,
Surabaya-Indonesia.
Syaripudin, T., (1994), Implikasi Eksistensi Manusia terhadap Konsep Pendidikan Umum (Thesis),
Program Pascasarjana IKIP Bandung.