Anda di halaman 1dari 9

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama Mata Kuliah/SKS : Filsafat Pendidikan Indonesia / 2


Fakultas/Program Studi/Semester : FKIP /Pendidikan Profesi Guru/ 1
Dosen Pengampu : Wahidah Nasution, M.Pd.
Sifat Ujian : Open Book
Alokasi Waktu : 90 menit

1. Setelah Saudara mempelajari materi tentang Filofosi Pendidikan Indonesia, silakan


Saudara uraikan tentang:
a. makna dari konsep Filsafat Pendidikan dan peran filsafat dalam pengembangan
pendidikan! (10 poin);
b. hakikat manusia dan hakikat Pendidikan (10 poin);
c. kemukakan argumen kritis dan reflektif tentang perjalanan Pendidikan di Indonesia
sebelum kemerdekaan (zaman kolonial), sesudah kemerdekaan, dan Pendidikan Abad
ke- 21 (20 poin).

2. Setelah mempelajarai materi tentang Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, silakan


Saudara elaborasikan tentang;
a. Tuliskan alasan anda menjadi seorang pendidik (guru) dan pemahaman anda tentang
pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada pendidikan Indonesia (10 poin).
b. Aksi Nyata yang Anda temui selama PPL1 yang berhubungan dengan Pendidikan terkait
kodrat alam dan kodrat zaman (10 poin);
c. pandangan dan gagasan anda tentang pemahaman terkait kodrat manusia dalam
mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid (10
poin).
3. Hal-hal yang unik apakah yang saudara temukan pada guru dan peserta didik di sekolah
yang saudara amati saat melakukan PPL1 yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan sistem Kurikulum Merdeka (30 poin).

1
Nama : Rini Trinovita
Nim : 23109661

Jawaban
1. Setelah Saudara mempelajari materi tentang Filofosi Pendidikan Indonesia, silakan Saudara
uraikan tentang:
a. makna dari konsep Filsafat Pendidikan dan peran filsafat dalam pengembangan
pendidikan!
Filsafat pendidikan dapat kita ketahui yaitu membahas tiga masalah pokok, yaitu hakikat
pendidikan, tujuan pendidikan, dan metode atau cara mencapai tujuan pendidikan. Dimana hal
tersebut saling keterkaitan tetapi memiliki satu tujuan yaitu bagaimana seorang pendidik itu mampu
untuk mencerdaskan generasi muda dan peserta didiknya juga mampu untuk menjadi generasi yang
hebat dan milenial. Konsep filosofi pendidikan susah pasti merujuk kepada pendidikan anak
Indonesia sesuai dengan pernyataan Ki Hajar Dewantara yaitu pendidikan adalah upaya untuk
memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti (kekuatan batin dan pikiran, serta tubuh anak.
Ki Hajar Dewantara juga memberi pernyataan bahwa pendidikan memiliki tujuan yaitu membentuk
budi pekerti yang halus, meningkatkan kecerdasan otak, dan mendapatkan kesehatan badan. Ki
Hajar Dewantara juga menjabarkan tiga semboyan yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu
Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Semboyan tersebut
mengandung makna bahwa seorang pendidik harus bisa menjadi teladan, menciptakan ide bagi
peserta didik, memberikan motivasi dan arahan untuk peserta didik.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpullkan bahwa konsep filsafat pendidikan ini merujuk
kepada guru, bagaimana guru harus mampu menjadi teladan, membina, membimbing, serta menjadi
contoh bagi peserta didik yang kelak akan menjadi tanggung jawabnya dalam

Peran filsafat dalam pengembangan pendidikan ada banyak sekali mengingat filsafat pendidikan ini
sebagai wadah bagi guru untuk menuntun peserta didik ke arah yang lebih baik, baik itu budi
pekerti, kesopanan, kesantunan, dan lain sebagainya. Maka dapat dirangkum menjadi beberapa
bagian dimana peran filsafat pendidikan ini sangat berperangaruh dalam pengembangan
pendidikan ;
 Menyediakan Landasan Teoritis:

Filsafat memberikan landasan teoritis untuk pengembangan pendidikan dengan membahas


pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang sifat dan tujuan pendidikan. Hal ini membantu
merumuskan teori-teori pendidikan yang dapat membimbing praktik pendidikan.
 Menentukan Tujuan Pendidikan:

Filsafat membantu merumuskan tujuan-tujuan pendidikan, baik yang bersifat umum maupun
spesifik. Dengan mengeksplorasi pertanyaan filosofis tentang kehidupan, pengetahuan, dan nilai-
nilai, kita dapat mengidentifikasi apa yang harus dicapai melalui proses pendidikan.

2
 Mengajarkan Etika dan Moral:

Filsafat dapat membantu membentuk landasan etika dan moral dalam pendidikan. Prinsip-prinsip
moral dan nilai-nilai dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan untuk membentuk karakter dan sikap
yang diinginkan.

 Menentukan Kurikulum:

Prinsip-prinsip filsafat dapat memengaruhi desain kurikulum. Filsafat pendidikan membantu dalam
memilih materi pembelajaran, metode evaluasi, dan kurikulum yang sesuai dengan nilai-nilai yang
dianggap penting.

 Mengajarkan Kritis Berpikir:

Filsafat mendorong kritis berpikir, pemikiran analitis, dan kemampuan refleksi. Hal ini penting
untuk mempersiapkan siswa agar dapat mengeksplorasi ide-ide, memahami argumen, dan
mengembangkan keterampilan berpikir kritis.

 Mendorong Pengembangan Personal dan Sosial:

Filsafat membantu dalam memahami dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan, keadilan, dan
kebebasan. Hal ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan dimensi personal dan sosial
siswa.

 Mengatasi Tantangan Pendidikan:

Filsafat dapat membantu dalam merumuskan respons terhadap tantangan dan perubahan dalam
dunia pendidikan. Melalui analisis filsafat, pendidikan dapat bersifat dinamis dan responsif terhadap
perubahan kontekstual.

b. hakikat manusia dan hakikat Pendidikan

Hakikat manusia dan hakikat pendidikan saling terkait erat. Menurut Ki Hajar Dewantara,
pendidikan bertujuan untuk memajukan bertumbuhnya pendidikan budi pekerti, meningkatkan
kecerdasan otak, dan mendapatkan kesehatan badan. Sementara itu, hakikat manusia mengacu pada
esensi, nilai, dan hak-hak yang melekat pada setiap individu sebagai manusia. Pendidikan
memainkan peran penting dalam mengaktualisasikan hakikat manusia karena melalui individu
diberikan kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, sosial, emosional, dan fisik
mereka. Pendidikan juga berperan dalam membentuk warga negara yang bertanggung jawab dan
sadar akan hak-hak dan martabat manusia. Dengan pendidikan yang mempromosikan kesadaran
akan hak asasi manusia, individu dapat berperan aktif dalam memperjuangkan dan mempertahankan
hak-hak mereka sendiri serta hak-hak orang lain.

3
Manusia serta hakikat pendidikan saling menyatu untuk memiliki berpegang erat dan memiliki satu
tujuan. konsep-konsep filosofis yang mendalam yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama
lain. Sedikit yang dapat saya jabarkan tentang hakikat manusia dan hakikat pendidikan:
Hakikat manusia:
 Rasionalitas:

Manusia dianggap sebagai makhluk yang rasional, memiliki kemampuan berpikir, memahami, dan
membuat keputusan. Rasionalitas manusia menjadi dasar untuk proses belajar dan pengembangan
intelektual.

 Kebebasan dan Tanggung Jawab:

Hakikat manusia sering kali dihubungkan dengan konsep kebebasan dan tanggung jawab. Manusia
memiliki kebebasan untuk membuat pilihan dan harus bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Pendidikan diharapkan membantu manusia menggunakan kebebasannya dengan bijaksana.

 Kreativitas dan Inovasi:

Hakikat manusia mencakup potensi kreativitas dan inovasi. Pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan kreatif dan inovatif agar manusia dapat berkontribusi pada kemajuan
dan perubahan positif dalam masyarakat.

 Sosialitas:

Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan keterlibatan dalam
komunitas. Pendidikan tidak hanya tentang perkembangan individu, tetapi juga tentang
pembentukan warga negara yang bertanggung jawab dan peduli terhadap lingkungannya.

 Kesempurnaan dan Pengembangan Diri:

Hakikat manusia melibatkan upaya menuju kesempurnaan dan pengembangan diri. Pendidikan
dianggap sebagai sarana untuk mencapai potensi penuh dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri.

Hakikat Pendidikan:

 Pengembangan Potensi:

Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi dan bakat setiap individu. Ini melibatkan
stimulasi intelektual, emosional, fisik, dan sosial untuk mencapai pertumbuhan holistik.

 Pemahaman Nilai dan Etika:

Hakikat pendidikan mencakup pemahaman nilai dan etika. Pendidikan tidak hanya tentang transfer
pengetahuan tetapi juga membentuk karakter, moralitas, dan sikap etis siswa.

4
 Persiapan untuk Masa Depan:

Pendidikan diarahkan untuk mempersiapkan individu untuk masa depan dengan memberikan
keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan global
dan lokal.

 Pemberdayaan Sosial:

Pendidikan dianggap sebagai alat pemberdayaan sosial yang memberikan akses yang adil dan
kesempatan kepada semua individu. Ini bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan
memberdayakan mereka yang kurang beruntung.

c. kemukakan argumen kritis dan reflektif tentang perjalanan Pendidikan di Indonesia sebelum
kemerdekaan (zaman kolonial), sesudah kemerdekaan, dan Pendidikan Abad ke- 21

Setelah saya mempelajari topik 1, saya memperoleh pengetahuan dan teerdapat perubahan yang
saya alami:

 Saya mengetahui sejarah Pendidikan Indonesia dari sebelum merdeka hingga setelah
kemerdekaan
 Saya mengetahui pemikiran-pemikiran Ki Hadjar Dewantara yang diadaptasi dan
diimplementasikan di Pendidikan Indonesia. Sehingga saya mengetahui guru sejatinya
hanya sebagai pendidik yang menuntun hidup dan tumbuhnya murid sesuai dengan kodrad-
kodratnya.

 Menjadi motivator kelas yang baik, agar selalu dapat menjadi factor pendorong untuk
peserta didik menjadi lebih baik

 Ketika saya menjadi guru, saya akan menerapkan prinsip kemerdekaan belajar yaitu peserta
didik diberikan kebebasan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.

 Serta turut serta dalam menumbuhkan karakter peserta didik.

Sedikit penjelasan mengenai perjalanan Pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman


kolonial), sesudah kemerdekaan, dan Pendidikan Abad ke- 21
Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (Zaman Kolonial):

 Zaman Hindu-Budha:

Sebelum kedatangan bangsa Eropa, Indonesia telah mengalami pengaruh Hindu-Budha, yang
membawa sistem pendidikan di kuil dan perguruan tinggi khusus.

 Kedatangan Islam:

Islam masuk ke Indonesia dan membawa sistem pendidikan pondok pesantren yang fokus pada
pengajaran agama Islam dan pengetahuan tradisional.

5
 Zaman Kolonial Belanda:

Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk mempersiapkan pejabat pribumi yang dapat membantu
administrasi kolonial. Pendidikan diarahkan untuk menciptakan elit yang dapat membantu
mengelola administrasi kolonial.

Pendidikan di Indonesia Setelah Kemerdekaan:

 Era Revolusi dan Pembentukan NKRI:

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, pemerintahan baru fokus pada upaya
merumuskan sistem pendidikan nasional. Pembentukan Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan
prinsip-prinsip dasar pendidikan di Indonesia.

 Penetapan Sistem Pendidikan Nasional:

Tahun 1950, Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara
dan harus sesuai dengan prinsip demokrasi dan keadilan sosial.

Era Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi:

 Pada masa Orde Lama dan Orde Baru, pemerintah mengimplementasikan berbagai program
pendidikan nasional dengan menekankan pada pembangunan fisik dan ekonomi.

 Setelah Reformasi 1998, sistem pendidikan mengalami perubahan signifikan dengan


peningkatan aksesibilitas dan reformasi kurikulum.

Pendidikan di Indonesia Abad ke-21:

 Peningkatan Akses dan Inklusi:

 Pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan akses pendidikan bagi semua lapisan


masyarakat, termasuk pengembangan pendidikan anak usia dini.

Peningkatan Kualitas Pendidikan:

 Upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas pendidikan melalui revisi kurikulum,
pelatihan guru, dan peningkatan sarana prasarana.

Pendidikan Karakter dan Kearifan Lokal:

 Pengembangan karakter dan kearifan lokal menjadi fokus dalam kurikulum untuk
membentuk generasi yang memiliki nilai moral dan etika yang kuat.

Pendidikan Teknologi dan Inovasi:

6
 Peningkatan integrasi teknologi dalam pendidikan untuk mempersiapkan generasi yang
mampu bersaing di era global.

Reformasi Kurikulum:

 Perubahan kurikulum yang berfokus pada pengembangan keterampilan abad ke-21 seperti
kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, dan komunikasi.

Pendidikan Vokasi dan Kewirausahaan:

 Peningkatan peran pendidikan vokasi untuk memenuhi kebutuhan pasar kerja dan
meningkatkan kewirausahaan.

Tantangan Global Pendidikan:

 Menghadapi tantangan global seperti adaptasi terhadap revolusi industri 4.0, perubahan
iklim, dan keterlibatan dalam pendidikan tinggi internasional.

2. Setelah mempelajarai materi tentang Dasar-dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, silakan


Saudara elaborasikan tentang;

a. Tuliskan alasan anda menjadi seorang pendidik (guru) dan pemahaman anda tentang
pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada pendidikan Indonesia
Alasan saya menjadi guru adalah saya menyukai tantangan baru, berpikir kritis, serta dapat
berkontribusi dalam mencerdaskan generasi bangsa. Dengan menjadi seorang guru maka akan
menjadi panutan bagi anak didik kelak dimana seorang guru menjadi contoh yang dapat ditiru oleh
anak didik. Menjadi guru menjadi salah satu keinginian terbesar saya guna dapat bermanfaat bagi
bangsa dan negara. Berbaur dengan banyak orang menambah wawasan kepada saya dan dapat
mengambil sisi positif dari hal itu.
Kutipan dari Pemikiran Ki Hadjar Dewantara pada pendidikan Indonesia yaitu :
 Pendidikan untuk Semua
 Pendidikan yang Menghargai Kearifan Lokal
 Pendidikan sebagai Proses Pembentukan Karakter
 Pendidikan yang Menyeluruh
 Pendidikan Yang Mengembangkan Kreativitas dan Kemandirian
 Pendidikan yang Menjunjung Tinggi Kebebasan
 Taman Siswa sebagai Model Pendidikan Alternatif
 Pendidikan sebagai Alat Pembebasan dan Pemberdayaan
 Bahasa Indonesia sebagai Sarana Pendidikan Nasional

b. Aksi Nyata yang Anda temui selama PPL1 yang berhubungan dengan Pendidikan terkait
kodrat alam dan kodrat zaman

7
Menurut Ki Hajar Dewantara, Kodrat alam adalah kondisi alam murid berada, baik keadaan
geografisnya maupun lingkungan keadaan alam tempat murid berada. Sedangkan kodrat zaman
adalah kondisi zaman saat ini yang dialami langsung oleh murid.
Yang saya temui selama PPl 1 di sekolah yang berhubungan dengan Pendidikan terkait kodrat alam:
 Lingkungan peserta didik yang sudah memadai dimana banyak penghijauan di sekolah
tersebut dengan banyaknya tanaman di lingkungan sekolah
 Kultur budaya, Di sekolah tempat saya PPL ada beberapa anak yang pindahan dari luar yang
sudah pasti tidak memiliki budaya yang sama dengan peserta didik lokal
 Bahasa yang digunakan juga menjadi salah satu kodrat alam yang saya temui di sekolah
 Saling menghargai sesama
 Sifat sopan santun yang tercermin pada siswa
 Menghargai perbedaan agama, fisik.
Yang saya temui selama PPl 1 di sekolah yang berhubungan dengan Pendidikan terkait kodrat
zaman :
 Perubahan kurikulum dalam proses pembelajaran dimana peserta didik diberi kebebasan
dalam berpendapat, Berinovasi,serta mengembangkan skill yang dimilikinya.
 Guru dan siswa sudah mengikuti perkembangan zaman dimana sekarang guru mengajar
sudah menggunakan teknologi seperti infocus, laptop, gadget. Begitu juga dengan peserta
didik
 Ruangan kelas juga sudah sangat memadai

c. pandangan dan gagasan anda tentang pemahaman terkait kodrat manusia dalam
mewujudkan Pendidikan yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid
Pemahaman terkait kodrat manusia dalam mewujudkan pendidikan yang berpihak pada murid
dan memerdekakan murid menekankan pentingnya mengakui dan menghormati kodrat manusia
sebagai individu yang unik, serta memahami potensi, bakat, dan kebutuhan setiap murid.
pendidikan yang berpihak pada murid dan memerdekakan murid harus mampu menciptakan
lingkungan pembelajaran yang inklusif, mendukung perkembangan penuh potensi setiap murid, dan
memberdayakan mereka untuk menjadi pribadi yang mandiri, kritis, dan kreatif.
Pendekatan ini sejalan dengan pandangan Ki Hajar Dewantara, yang menekankan bahwa
pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman peserta didik. Dengan memahami
kodrat manusia, pendidikan dapat diselaraskan dengan kebutuhan, minat, dan potensi setiap murid,
sehingga mampu memerdekakan mereka dari berbagai keterbatasan dan memungkinkan mereka
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal.

3. Hal-hal yang unik apakah yang saudara temukan pada guru dan peserta didik di sekolah yang
saudara amati saat melakukan PPL1 yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan sistem
Kurikulum Merdeka

Selama PPL di SMAN 1 Lhoknga, saya tidak melihat adanya hal hal unik yang terdapat
pada guru baik itu pada saat pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran. Saya kurang
tahu dengan guru lain bagaimana cara mereka mengajar karena yang saya amati hanya guru pamong

8
pada saat mengajar di kelas, tapi saya mengamati sikap guru lain di luar kelas dan saya tidak
menemukan adanya hal hal unik pada mereka.
Tapi dalam hal itu, terdapat hal hal unik yang saya temui pada peserta didik pada saat saya
mengajar di kelas antara lain ;
 Kurangnya minat peserta didik dalam belajar, itu terlihat pada saat saya bertanya “Apakah
kalian suka kita belajar atau tidak?” rata rata jawaban dari mereka “ Kami lebih suka
menonton film, dengerin music, dan tidur”. Menurut saya itu menjadi salah satu hal unik
yang saya temui pada peserta didik.
 Kurangnya respon dari peserta didik dalam belajara, saya membuat pembelajaran begitu
bagus dan menarik dimana sebelum memulai pembelajaran saya melakukan Ice Breaking
terlebih dahulu hal itu saya lakukan agar peserta didik tidak bosan dan mengantuk pada saat
pembelajaran berlangsung. Justru mereka kurang antusias dalam melakukan permainan
tersebut bahkan ada yang mengatakan terlalu kekanak-kanakan. Pada saat proses
pembelajaran saya menyampaikan materi menggunakan infocus dengan PPt yang bagus agar
mereka aktif, saya juga menyelipkan candaan di setiap penjelasan yang saya berikan, tapi
hal tersebut tidak digubris oleh merekaa, mereka lebih memilih diam dan sibuk dengan
aktivitasnya masing masing. Itu menjadi salah satu hal unik yang saya temui
 Pada saat sesi pertanyaan, saya menanyakan kepada peserta didik tapi tak ada yang
merespon. Semuanya diam tanpa suara
 Saya berusaha untuk membuat aktif peserta didik agar mereka tidak hanya duduk diam di
kursinya, saya menyuruh peserta didik maju ke depan menulis di papan tulis untuk
menjawab pertanyaan, hanya satu dua orang saja yang maju yang lain hanya duduk diam
ditempatnya. Hal itu juga unik menurut saya.
 Ada salah satu peserta didik begitu pendiam tidak banyak bicara dahkan tidak punya banyak
teman. Di awal pembelajaran sampai berlangsungnya pembelajaran anak tersebut tidak
berbicara hanya berbicara. Tapi di ahir pembelajaran untuk merefleksikan dan
menyimpulkan materi justru dia yang menjelaskan. Hal itu sangat unk menuru saya.
 Di ahir pembelajaran saya menyuruh peserta didik untuk menyimpulkan pembelajaran
yaang sudah dikerjakan, tapi tak ada yang bisa memberikan kesimpulan, hanya satu orang
saja yang berani berbicara.
 Terahir saya tanyakan sistem pembelajaran seperti apa yang mereka sukai, lagi lagi tidak ada
yang merespon dan ruangan hening, Saya jadi bingung harus berbuat apa.

Saya melakukan refleksi diri dan evaluasi pembelajaran, sehingga saya dapat mengimplementasikan
sistem Kurikulum Merdeka seperti :
 Pembelajaran berpihak kepada peserta didik
 Peserta didik akan diberi kebebasan untuk melakukan minat serta skill yang dimilikinya
 Tidak menuntut peserta didik harus benar benar bisa dalam pembelajaran
 Materi pembelajaran harus lebih unik dan menarik
 Guru harus memilih metode pembelajaran yang lebih menarik
 Menjadi tantangan bagi guru dalam mengatasi peserta didik yang seperti itu

Anda mungkin juga menyukai