Anda di halaman 1dari 19

01.03.b.3-T4-4a.

Unggah Tugas Ruang Kolaborasi

Rini Trinovita

Tugas Individu 4.1


Setelah Anda mendiskusikan beberapa kasus tersebut, cobalah Anda sempurnakan
rancangan pembelajaran dan asesmen yang telah Anda buat pada topik 3 dengan
menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching.
MODUL AJAR
BAB 3 : MENYUSUN NILAI DALAM CERITA LINTAS ZAMAN

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL

Nama Penyusun : Rini Trinovita, S.Pd


Satuan Pendidikan : SMA 1 Lhoknga
Kelas/Semester : X/ Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Alokkasi waktu : 3 JP (1x Pertemuan)
Jumlah Siswa : 27 Siswa

B. KOMPETENSI AWAL

Pengetahuan dan/atau : Mengetahui cerita rakyat yang berkembang di sekitar peserta didik
Keterampilan atau
Kompetensi prasyarat

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Beriman, bertakwa kepada Tuhan yag maha Esa, bergotong royong, bernalar kritis, kreatif,
inovatif, mandiri, berkebhinekaan global

D. SARANA DAN PRASARANA


1. Gawai 4. Buku Teks 7. Handout materi
2. Laptop/Komputer PC 5. Papan tulis/White Board 8. Infokus/Proyektor/Pointer
3. Akses Internet 6. Lembar kerja 9. Referensi lain yang
mendukung
E. TARGET PESERTA DIDIK
Perangkat ajar ini dapat diterapkan guru pada:
 Peserta didik regular / tipikal (Tingkat Capaian Pembelajaran Sedang)
 Peserta idik dengan hambatan belajar (Tingkat Capaian Pembelajaran Rendah)
 Peserta didik cerdas Berbakat Istimewa (Tingkat Capaian Pembelajaran Tinggi)

F. MODEL PEMBELAJARAN/ PEMBELAJARAN/PENDEKATAN

 Problem Based Learning


 Culturally Responsive Teaching
CRT adalah pendekatan pembelajaran yang mengakui pentingnya referensi budaya
siswa dalam aspek pembelajaran.

G GAMBARAN UMUM
Rasionalisasi
 Guru memberikan stimulus kepada siswa dengan menanyakan apakah ada keterkaitan
budaya dengan materi teks hikayat. Kemudian Siswa diberikan informasi mengenai
LKPD yang harus dikerjakan secara berkelompok, siswa diberi waktu untuk berdiskusi
dan mempresentasikan hasil diskusinya dan mengumpulkan hasik diskusi dalam bentuk
LKPD nya kepada guru. Diakhir kegiatan siswa diberikan soal kuis untuk asesmen
individunya.

Urutan Materi Materi Pembelajaran


 Mengenal teks Hikayat beserta strukturnya
 Membaca untuk menilai dan mengkritisi karakteristik pada hikayat serta mengaikannya
dengan nilai nilai kehidupan

Rencana Asesmen
 Bagaimana guru menilai ketercapaian Tujuan Pembelajaran?
Asesmen individu dilakukan dalam latihan soal kuis, sedangkan asesmen kelompok
dilakukan dari hasil diskusi kelompok.
 Jenis Asesmen
Asesmen dilakukan dalam perfoma ketika presentasi hasil diskusi kelompok dan hasil
portofolio dari lembar kerja siswa, kemudian tes tertulis berupa kuis untuk asesmen
individu

KOMPETENSI INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
 Peserta didik mampu memahami teks hikayat beserta strukturnya
 Peserta didik mampu membaca untuk menilai dan mengkritisi karakteristik dan plot pada
hikayat serta mengaitkannya dengan nilai-nilai kehidupan
 Peserta didik mampu mengidentifikasi nilai nilai yang terkandung dalam teks hikayat.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA

manusia yang berkebhinekaan global Mandiri, kritis, dan kreatif berkolaborasi untuk
menginterpretasi, mengevaluasi, menulis, dan menerbitkan buku yang menyajikan teks
hikayat

C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Apakah di daerah kalian terdapat kisah lama yang disampaikan secara turun-temurun?
2. Apakah seluruh kisah tersebut masuk akal?
3. bandingkanlah kisah yang kalian miliki dengan kisah temanmu! apa saja persamaan dan
perbedaan kisah kalian?

D. PERSIAPAN PEMBELAJARAN
1. guru menyiapkan perangkat ( laptop/komputer dan sejenisnya) Dengan internet
2. guru menyediakan teks hikayat, video, dan infografis tentang hikayat
3. guru menyapa peserta didik
4. guru melakukan apersepsi pembelajaran
5. guru memberikan asesmen diagnostik awal dengan Pertanyaan pemantik di awal
6. guru memberikan teks hikayat
7. guru memfasilitasi peserta didik ketika membaca teks hikayat
8. guru membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi dan mengevaluasi informasi
yang terdapat dalam teks hikayat
9. guru menyiapkan lembar kerja peserta didik untuk pembelajaran mengidentifikasi dan
mengevaluasi informasi yang terdapat dalam teks hikayat dan cerpen
10. Mempersiapkan skenario pembelajaran dengan unsur budaya

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN

pertemuan 1
pendahuluan 15 menit
 Doa, absensi, menyampaikan tujuan pembelajaran dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
 Ice Breaking, agar peserta didik tidak bosan saat pembelajaran berlangsung
 Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong, dan 6)
berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan dalam satuan
pendidikan.
Kegiatan inti 105 menit
 Guru memberikan gambaran sedikit tentang teks hikayat dan menginterprestasi Nilai
moral, nilai agama Nilai sosial nilai budaya Nilai pendidikannya.
 Guru menampilkan pembelajaran menggunakan LCD proyektor sehingga dapat dilihat
oleh semua peserta didik
 Guru menampilkan contoh “Hikayat si miskin” peserta didik kemudian
menginterprestasi Nilai moral, nilai agama Nilai sosial nilai budaya Nilai pendidikan
yang ada dalam tayangan tersebut
 Peserta didik mengacungkan tangan sebelum memberi jawaban dan memberi pendapat
 Peserta didik yang lain dapat memberi komentar mengenai pernyataan yang temannya
berikan atau dapat menambahkan pendapatnya sendiri.
 Peserta didik dibentuk dalam kelompok 5-6 orang untuk mengerjakan tugas yang
diberikan
 Peserta didik dalam kelompok berdiskusi untuk menginterprestasi Nilai moral, nilai
agama Nilai sosial nilai budaya Nilai pendidikan
 Peserta didik menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok lain
 Peserta didik dan kelompok lain memberikan tanggapan dan umpan balik menggunakan
bahasa yang santun
Penutup (15 Menit)
 Guru dan peserta didik menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini
 Guru menanyakan kembali pembelajaran yang sudah dilaksanakan menggunakan
tabel T. I. P ( Tahu, Ingin, Pelajari )
“Apa yang apa yang Anda ketahui tentang setelah melakukan pembelajaran ini ?”
“ Apa apa yang ingin Anda ketahui tentang setelah melakukan pembelajaran ini ?”
” apa yang telah Anda pelajari tentang teks hikayat tersebut?”
 Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
 Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap semangat
belajar dan diakhiri dengan berdoa.

F. ASSESSMENT
diagnostik
 Gambar observasi dengan instrumen angket yang diberikan kepada peserta didik
1. Kesejahteraan psikologis dan sosial emosi siswa
2. gaya belajar, karakter, serta minat siswa
Formatif
 pengetahuan
Bentuk: tes lisan, dan refleksi
 Keterampilan
Bentuk: essay
 sikap profil pelajar Pancasila
bentuk: observasi
Sumatif
bentuk asesmen
 tes lisan, dan refleksi
 Esai
 Observasi

G. PENGAYAAN DAN REMEDIAL


pengayaan
peserta didik dengan pencapaian tinggi diberikan pengayaan berupa kegiatan tambahan
membaca teks hikayat dan cerpen. peserta didik diberikan Penjelasan tentang nilai dalam
hikayat ketika yang lain pengayaan ( diferensiasi proses)
Remedial
peserta didik yang menemukan kesulitan/sulit memahami konsep dapat diberikan materi
tambahan berupa latihan Mandiri dengan guru ( dilakukan ketika guru melakukan
formatif assessment dan peserta didik lainnya sedang beraktivitas)

H. REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU


Untuk mengukur tingkat ketercapaian pembelajaran, guru bisa mengajukan pertanyaan yang
berhubungan dengan pemahaman bacaan. Peserta didik akan menjawab pertanyaan tersebut
dan pastikan soal tersebut bisa dijawab oleh peserta didik kurang lebih 70%. Dengan cara ini
guru bisa melihat apakah tujuan pembelajaran kegiatan satu (1) bisa tercapai atau tidak.
LAMPIRAN

bahan bacaan siswa


buku panduan guru cerdas cerdas berbahasa dan bersastra Indonesia untuk sma/smk kelas X
bahan bacaan guru
1. cerdas cerdas berbahasa dan bersastra Indonesia untuk sma/smk kelas X
2. YouTube https://youtu.be/KXOoBQhx3rY?feature=shared
3. Platform pembelajaran Merdeka belajar

Glosarium
1. Hikayat: karya sastra lama Melayu membentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang,
dan silsilah bersifat rekaan keagamaan historis biografi, atau gabungan sifat-sifat itu.
dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan
pesta.

Daftar pustaka
buku panduan guru cerdas cerdas berbahasa dan bersastra Indonesia untuk sma/smk kelas
X YouTube https://youtu.be/KXOoBQhx3rY?feature=shared

Mengetahui, Banda Aceh, 24 Maret 2024


kepala sekolah guru mapel

Eka Sari Dewi, S.si M.Pd. Rini Trinovita, S.Pd


Daftar lampiran

1. teks hikayat dan cerpen


2. lembar materi ajar
3. Lkpd
4. lembar observasi sikap
5. lembar asesmen diagnostik
6. lembar rubik penilaian sumatif
7. lembar refleksi
Lampiran 1

Teks hikayat

Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak


Singkat cerita, pada zaman dahulu, ada seorang Datu sakti mandraguna sedang bertapa di
tengah laut. Namanya, Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar. Maksud
pertapaannya itu adalah memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Jika
dikabulkan, pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya,
kelak.Di malam hari, ada kalanya tubuh Datu Mabrur seakan membeku. Cuaca dingin, angin,
hujan, embun dan kabut menyelmuti tubuhnya. Siang hari, terik matahari membakar tubuhnya
yang kurus kering dan hanya dibungkus sehelai kain. Ia tidak pernah makan, keuali meminum air
hujan dan embun yang turun.
Di hari terakhir pertapaannya,Ketika laut tenang,Seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari
permukaan laut dan terbang menyerangnya.Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun
membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu. Akhirnya, ikan itu terpelanting
dan jatuh kembali ke air. Demikian berulang-ulang. Sementara, di sekeliling karang ribuan ikan
mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam. Seakan prajurit ikan yang
siap tempur.
Pada serangan terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka
matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan
bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang
sakti, Datu Mabrur. Aku Takluk..,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip
menahan sakit. Tubuhnya terjepit di sela karang yang tajam.
“Jadi itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami
akan menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
Demikianlah. Di hari terakhir pertapaannya, Datu Mabrur belum diberi tanda-tanda bahwa
permohonannya akan dikabulkan. Sejauh mata memandang, yang tampak hanya birunya laut,
keluasan samudera dan cakrawala. Datu Mabrur kemudian menolong raja ikan Todak.
Menyembuhkan lukanya. Saat Datu Mabrur ditawari istana bawah laut yang terbuat dari emas
dan permata, dilayani ikan duyun dan gurita, Datu Mabrur menolaknya. Kepada raja ikan Todak,
ia sampaikan maksud pertapaannya itu. Betapa terkejutnya Datu Mabrur ketika raja ikan Todak
justru menyanggupi keinginannya itu.
“Aku takkan berdusta. Ini sumpah raja!” Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur
mengangkat raja ikan Todak itu dan mengembalikannya ke laut.
“Sa-ijaan!” seru raja ikan.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur dikejutkan
oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Di bawah permukaan air, ternyata jutaan ikan
dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari dasar laut. Sambil
mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! “Sa-ijaan! “Sa-ijaan..!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja ikan Todak telah memenuhi sumpahnya.
Datu Mabrur senang dan gembira. Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Sang Pencipta,
ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan
dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan lambang
Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimatantan Selatan.
Sumber : https://folktalesnusantara.blogspot.com/2008/12/hikayat-sa-ijaan-dan-ikan-todak.html
Youtube : https://youtu.be/KXOoBQhx3rY?feature=shared
Lampiran 2
Materi ajar

Hikayat adalah jenis karya sastra lama yang berbentuk prosa. Hikayat biasanya mengandung
nilai-nilai moral dan sering kali disampaikan secara lisan dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Berikut merupakan karakteristik hikayat:

1) Hikayat menggunakan bahasa Melayu lama.


2) Istanasentris, ceritanya berlatarkan istana.
3) Pralogis, ceritanya tidak masuk akal atau bersifat khayalan.
4) Statis, bersifat kaku dan tetap.
5) Anonim, pengarang hikayat tidak jelas.
6) Hikayat menggunakan kata arkais, yaitu kata-kata yang jarang digunakan seperti syahdan
dan sebermula.

Unsur Intrinsik Hikayat


Sebagai informasi, hikayat memiliki dua unsur utama, yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik
adalah unsur yang membangun cerita hikayat dari dalam. Biar tidak bingung, simak penjelasan
unsur intrinsik hikayat di bawah ini.
1) Tema. Tema adalah gagasan yang mendasari sebuah cerita.
2) Latar. Latar menjelaskan tentang tempat, waktu, dan suasana di dalam suatu cerita
hikayat.
3) Alur. Alur merupakan jalinan peristiwa di dalam sebuah cerita.
4) Amanat. Amanat adalah pesan yang disampaikan oleh pengarang melalui sebuah cerita.
5) Tokoh. Tokoh merupakan pemeran di dalam cerita hikayat.
6) Watak/Penokohan. Penokohan adalah penggambaran watak seorang tokoh di dalam cerita
tersebut.
7) Sudut Pandang. Sudut pandang merupakan teknik yang dipilih oleh penulis untuk
mengemukakan gagasan dalam ceritanya.
8) Gaya Bahasa. Merupakan kemampuan penulis dalam menyajikan suatu cerita yang
menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya.

Unsur Ekstrinsik Hikayat


Jika intrinsik membangun unsur cerita dari dalam, lain halnya dengan ekstrinsik di mana
unsur cerita hikayat dibangun dari luar. Simak unsur-unsur ekstrinsik hikayat berikut ini.
1) Latar belakang agama
2) Adat
3) Budaya
4) Nilai dan norma kehidupan
Nilai-nilai dalam Hikayat
Hikayat memiliki sejumlah nilai-nilai penting, baik itu kepada penulis atau para pembacanya.
Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa nilai-nilai di dalam hikayat. Sarana untuk membangkitkan
semangat para pembacanya. Sebagai sarana untuk menghibur. Hikayat sering kali dijadikan
sebagai sarana untuk meramaikan suatu acara atau suasana. Tak hanya menghibur, hikayat
disampaikan kepada masyarakat umum untuk menyampaikan nilai-nilai luhur yang terkandung
di dalam cerita. Dalam teks hikayat terdapat nilai nilai yang terkandung di dalamnya, nilai nilai
tersebut :
1) Nilai moral. Nilai moral adalah nilai yang berkaitan dengan akhlak, budi pekerti, susila
atau kepada baik buruk tingkah laku.
2) Nilai sosial. Nilai sosial adalah nilai yang berkaitan dengan norma yang berada di dalam
masyarakat, sehingga nilai ini juga dapat disebut sebagai nilai kemasyarakatan.
3) Nilai budaya. Nilai budaya adalah nilai yang berkaitan dengan adat istiadat.
4) Nilai edukasi. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pengubahan tingkah laku
dari baik ke buruk (pengajaran). Nilai edukasi juga dapat disebut sebagai nilai
pendidikan.
5) Nilai religius. Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan tuntutan agama sehingga
dapat disebut juga sebagai nilai agama.
Lampiran 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
Nama :
kelas :
Nilai :

Kerjakan sesuai perintah!

1. bacalah hikayat saijan dan ikan Todak di bawah ini!


2. Identifikasilah tiga nilai hikayat yang terdapat dalam teks tersebut beserta bukti kalimat
dalam teks hikayat!
Hikayat Sa-Ijaan dan Ikan Todak

Singkat cerita, pada zaman dahulu, ada seorang Datu sakti mandraguna sedang bertapa di
tengah laut. Namanya, Datu Mabrur. Ia bertapa di antara Selat Laut dan Selat Makassar. Maksud
pertapaannya itu adalah memohon kepada Sang Pencipta agar diberi sebuah pulau. Jika
dikabulkan, pulau itu akan menjadi tempat bermukim bagi anak-cucu dan keturunannya,
kelak.Di malam hari, ada kalanya tubuh Datu Mabrur seakan membeku. Cuaca dingin, angin,
hujan, embun dan kabut menyelmuti tubuhnya. Siang hari, terik matahari membakar tubuhnya
yang kurus kering dan hanya dibungkus sehelai kain. Ia tidak pernah makan, keuali meminum air
hujan dan embun yang turun.
Di hari terakhir pertapaannya,Ketika laut tenang,Seekor ikan besar tiba-tiba muncul dari
permukaan laut dan terbang menyerangnya.Tanpa beringsut dari tempat duduk maupun
membuka mata, Datu Mabrur menepis serangan mendadak itu. Akhirnya, ikan itu terpelanting
dan jatuh kembali ke air. Demikian berulang-ulang. Sementara, di sekeliling karang ribuan ikan
mengepung, memperlihatkan gigi mereka yang panjang dan tajam. Seakan prajurit ikan yang
siap tempur.
Pada serangan terakhir, ikan itu terpelanting jatuh persis saat Datu Mabrur membuka
matanya.
“Hai, ikan! Apa maksudmu mengganggu samadiku? Ikan apa kamu?
“Aku ikan todak, Raja Ikan Todak yang menguasai perairan ini. Samadimu membuat lautan
bergelora. Kami terusik, dan aku memutuskan untuk menyerangmu. Tapi, engkau memang sakti,
Datu Mabrur. Aku Takluk..,” katanya, megap-megap. Matanya berkedip-kedip menahan sakit.
Tubuhnya terjepit di sela karang yang tajam.
“Jadi itu rakyatmu?” Datu Mabrur menunjuk ribuan ikan yang mengepung karang.
“Ya, Datu. Tapi, sebelum menyerangmu tadi, kami telah bersepakat. Kalau aku kalah, kami akan
menyerah dan mematuhi apa pun perintahmu.”
Demikianlah. Di hari terakhir pertapaannya, Datu Mabrur belum diberi tanda-tanda bahwa
permohonannya akan dikabulkan. Sejauh mata memandang, yang tampak hanya birunya
laut, keluasan samudera dan cakrawala. Datu Mabrur kemudian menolong raja ikan Todak.
Menyembuhkan lukanya. Saat Datu Mabrur ditawari istana bawah laut yang terbuat dari
emas dan permata, dilayani ikan duyun dan gurita, Datu Mabrur menolaknya. Kepada raja
ikan Todak, ia sampaikan maksud pertapaannya itu. Betapa terkejutnya Datu Mabrur ketika
raja ikan Todak justru menyanggupi keinginannya itu.
“Aku takkan berdusta. Ini sumpah raja!”
Dengan lembut dan penuh kasih sayang, Datu Mabrur mengangkat raja ikan Todak itu dan
mengembalikannya ke laut.
“Sa-ijaan!” seru raja ikan.
“Sa-ijaan!” sahut Datu Mabrur.
Sebelum tengah malam, sebelum batas waktu pertapaannya berakhir, Datu Mabrur
dikejutkan oleh suara gemuruh yang datang dari dasar laut. Di bawah permukaan air,
ternyata jutaan ikan dari berbagai jenis mendorong dan memunculkan daratan baru itu dari
dasar laut. Sambil mendorong, mereka serempak berteriak, “Sa-ijaan! “Sa-ijaan! “Sa-
ijaan..!”
Datu Mabrur tercengang di karang pertapaannya. Raja ikan Todak telah memenuhi
sumpahnya. Datu Mabrur senang dan gembira. Dengan memanjatkan puji dan syukur
kepada Sang Pencipta, ia menamakannya Pulau Halimun.
Alkisah, Pulau Halimun kemudian disebut Pulau Laut. Sebab, ia timbul dari dasar laut dan
dikelilingi laut. Sebagai hikmahnya, kata sa-ijaan dan ikan todak dijadikan slogan dan
lambang Pemerintah Kabupaten Kotabaru, Kalimatantan Selatan.
Sumber : https://folktalesnusantara.blogspot.com/2008/12/hikayat-sa-ijaan-dan-ikan-
todak.html
Youtube : https://youtu.be/KXOoBQhx3rY?feature=shared
No Jenis Nilai Analisis Kalimat Pendukung
1
2
3
4
5
Lampiran 4
LEMBAR OBSERVASI SIKAP
No Kriteria Tingkat
Kemampua

1 2 3
mampu
1 merespon secara Belum menunjukkan mampu
menunjukkan
verbal/non verbal kemampuan sama menunjukkan
hanya salah satu pemahaman
sekali
dari bahasa melalui bahasa
verbal/non verbal non verbal, dan
verbal

 memberikan pertanyaan tentang isi teks


▪ mampu bertanya dan menjawab tentang isi dan struktur teks
▪ mampu bertanya dan menjawab tentang isi dan struktur teks
▪ mampu bertanya dan menjawab tentang isi dan struktur teks
3. Partisipasi dalam proses kegiatan belajar
peserta didik mengikuti kegiatan belajar
peserta didik mengikuti semua kegiatan, tetapi ada beberapa peserta yang tidak tuntas
mengerjakan tugasnya
peserta didik mengikuti semua kegiatan dengan tuntas
4. profil Mandiri: memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki
regulasi diri
memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta memiliki regulasi diri
Memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi namun kurang memiliki regulasi
diri
memiliki kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi namun tidak memiliki regulasi
diri

5. Profil bernalar kritis: memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik
lalu menganalisa dan mengevaluasinya, kemudian merefleksikan pemikiran dan proses
berpikirnya
Profil bernalar kritis: memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik
lalu menganalisa dan mengevaluasinya, kemudian merefleksikan pemikiran dan proses
berpikirnya
Memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik, namun belum
menganalisa dan mengevaluasinya kemudian merefleksikan pemikiran dan proses
berpikirnya
memperoleh dan memproses informasi serta gagasan dengan baik, namun tidak
menganalisa dan mengevaluasinya kemudian merefleksikan pemikiran dan proses
berpikirnya
6. Profil kritis menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil, memiliki
Keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi dan permasalahan
menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang orisinil memiliki Keluwesan berpikir
dalam mencari solusi alternatif permasalahan
menghasilkan gagasan, karya dan tindakan dengan mengadaptasi serta kurang memiliki
Keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
menghasilkan gagasan, karya dan tindakan yang banyak dipengaruhi ide yang sudah ada
dan tidak memiliki Keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
jumlah skor
penghitungan nilai
skor maksimal = 6
nilai akhir= skor perolehan X 10
Skor maksimal
Lampiran 5
lembar asesmen diagnostik
1. Apakah kamu suka dengan kegiatan pembelajaran ini?
2. Adakah hal menarik lainnya?
3. cara belajar yang bagaimana yang paling membantumu dalam mempraktekkan
pembelajaran?
4. kesulitan apa saja yang kamu temui dalam pembelajaran ini?
5. apakah kamu menemukan kesulitan dalam memahami instruksi/perintah?
6. bagaimana kamu dapat terus mempraktikkan keterampilan ini?
7. Dapatkah kamu merefleksikan pembelajaran hari ini dengan mengembangkannya
dikehidupan sehari-hari

Lampiran 6
lembar rubik penilaian formatif
1. menganalisis tiga nilai dalam hikayat dengan tepat skor 3
2. menganalisis 3 nilai hikayat dengan tepat skor 2
3. menganalisis tiga nilai dalam hikayat dengan tepat skor 1
nilai akhir= perolehan skor
skor tertinggi tertinggi kali 100

Lampiran 7
lembar refleksi
1. Apakah kamu suka dengan kegiatan pembelajaran ini?
2. Adakah hal menarik lainnya?
3. cara belajar yang bagaimana yang paling membantumu dalam mempraktekkan
pembelajaran?
4. kesulitan apa saja yang kamu temui dalam pembelajaran ini?
5. apakah kamu menemukan kesulitan dalam memahami instruksi/perintah?
6. bagaimana kamu dapat terus mempraktikkan keterampilan ini?
7. Dapatkah kamu merefleksikan pembelajaran hari ini dengan mengembangkannya
dikehidupan sehari-hari

Anda mungkin juga menyukai