Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Tugas makalah ini di buat untuk mengetahui tentang apa sebenarnya
landasan dan azas-azas pendidikan itu, apa saja jenis-jenis dari landasan dan azas-
azas pendidikan dan bagaimana model atau penerapannya. Selain itu, makalah ini
juga membahas tentang model pembelajaran yang berbasis hybrid dan belended,
tentang bagaimana karakteristiknya, apa tujuannya, bagaimana penerapan metode
dan apa kekurangan dan kelebihan dari penerapan model pembelajaran ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Penjelasan dari landasan dan azas-azas pendidikan
2. Jenis-jenis landasan dan azas-azas pendidikan
3. Model pembelajaran berbasis hybrid dan belended

C. TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang landasan dan azas-azas pendidikan dan model
pembelajaran berbasis hybrid dan belended.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan adalah tumpuan dasar atau alas, kerena itu landasam, merupakan
tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan.
Sedangkan pendidikan, dapat dipahami melalui dua sudut pandang yakni :
1. Dari sudut praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
atau lembaga dalam membantu atau individu atau sekelompok orang untuk
mencapai tujuan pendidikan
Contohnya : Siswa yang mempelajari materi tentang Prakarya dan Kewirausahaan,
mereka bukan saja dituntut untuk memahami teori-teori yang ada
dalam pembelajaran itu, tetapi mereka juga harus mampu
mempraktekkan bagaimana cara untuk membuat suatu barang yang
bernilai ekonomis dan bagaimana untuk menjadi seorang
wirausahawan yang baik.
2. Dari sudut studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang
dalam memahami pendidikan
Contohnya : Pada saat seorang guru sedang menjelaskan kepada murid-muridnya
tentang pelajaran IPA, maka murid-muridnya itu harus mampu untuk
memahami apa yang dijelaskan oleh gurunya tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kami simpulkan bahwa landasan


pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam
rangka pelaksanaa praktek pendidikan dan studi pendidikan.

B. Jenis-Jenis Landasan Pendidikan

1. Landasan Religius Pendidikan

Adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari ajaran agama yang dijadikan titik
tolak pendidikan.
2. Landasan Filosofis Pendidikan

Adalah landasan yang bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat


pendidikan, menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber
nilai, hakekat pengatahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Landasan
ini terdiri dari beberapa aliran yakni :

2
a.) Essensialisme : mashab pendidikan yang mengutamakan teoretik (liberal
arts) atau bahan ajar esensial
b.) Perenialisme : aliran pendidikan yang mengutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada
kebaikan universal

c.) Pragmatisme dan Progresivisme : Pragmatisme adalah aliran yang memandang


segala sesuatu dari nilai kegunaan praktis, sedangkan progresivisme adalah aliran
yang menekankan bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi mengarah kepada pelatihan kemampuan
berpikir mereka yang sedemikian rupa
d.) Rekonstruksionisme : adalah mazhab filsafat pendidikan yang menempatkan
sekolah/lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat

3. Landasan Ilmiah Pendidikan

Adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari disiplin ilmu tertentu yang dijadikan
titik tolak pendidikan. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa disiplin ilmu itu terdiri dari:
a.) Landasan Psikologi Pendidikan
b.) Landasan Sosiologi Pendidikan
c.) Landasan Antropologi Pendidikan
d.) Landasan Ekonomi Pendidikan
e.) Landasan Biologi Pendidikan
f.) Landasan Politik Pendidikan
g.) Landasan Histori Pendidikan
h.) Landasan Fisiologi Pendidikan

4. Landasan Hukum/Yuridis Pendidikan

Landasan hukum tentang pendidikan seperti tertulis di dalam UU RI No. 20


Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan : “Setiap warga negara yang
berusia 7 sampai dengan 15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar” (Pasal 6) : “setiap
warga yang berusia 6 tahun wajib mengikuti program wajib belajar”(Pasal 34).

5. Landasan Kultural

Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab kebudayaan


dapat dilestarikan/dikembangkan dengan cara mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi penerus dengan jalan pendidikan baik secara formal maupun informal

3
D. Pengertian Azas-Azas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir,
baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat
beberapa asas pendidikan yang member arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan
itu. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut WuriHandayani, Asas Belajar Sepanjang Hayat, dan
Asas Kemandirian dalam Belajar.

D. Jenis-Jenis Azas Pendidikan


1. Azas Tut Wuri Handayani
Azas ini di pelopori oleh Ki Hajar Dewantara, dimana azas ini memiliki tiga
semboyan yakni :
a.) Ing Ngarsa Sung Tulada : Jika di depan memberi contoh
b.) Ing Madya Mangun Karsa : Jika di tengah memberi dukungan dan membangkitkan
semangat
c.) Tut Wuri Handayani : Jika dibelakang memberi dorongan/mengikuti dengan awas

Azas Tut Wuri Handayani pada prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan
siswa untuk mandiri, termasuk mandiri dalam belajar

2. Azas Belajar Sepanjang Hayat


Azas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi lain terhadap
pendidikan seumur hidup (life long education). Kurikulum dapat merancang dan
mengimplementasikan dengan memperhatikan dua dimensi yaitu :
a.) Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah meliputi keterkaitan dan kesinambungan
dengan kehidupan pesera didik dimasa depan
b.) Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yaitu keterkaitan antara pengalaman belajar
di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah
Azas belajar sepanjang hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada
asumsi bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar, karena tidak
mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya apabila selalu tergantung dari bantuan guru
ataupun orang lain.

3. Azas Kemandirian dalam Belajar


Perwujudan azas kemandirian dalam belajar akan mampu menempatkan guru dalam
peran utama sebagai fasilitator dan motivator, disamping peran-peran lain : informator,
organisator dan sebagainy. Sebagai fasilitator guru diharapkan menyedikan dan mengatur
berbagai sumber belajar sedemikian sehingga memudahkan peserta didik berinteraksi
dengan sumber-sumber tersebut. Sedangkan sebagai motivator guru mengupayakan
timbulnya prakarsa peserta didik untuk memanfaatkan sumber belajar itu.

4
E. Pengertian Model Pembelajaran Hybrid
Rovai dan Jordan (2004) mendefinisikan hybrid learning sebagai sebuah
pendekatan pembelajaran yang fleksibel diman pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam
satu waktu dan tempat tetapi juga dapat dilakukan pada waktu dan tempat yang berbeda.
Pada model ini pembelajaran dilakukan berbasis online penuh tanpa meninggalkan
interaksi lansung antara guru dan murid (face to face interaction).
Sedangkan Fanter (2005) menggunakan istilah Hybrid instruction atau hybrid
courses untuk HCL dimana defenisinya adalah perencanaan yang matang dari
penggabungan dari pembelajaran tradisional di kelas dengan pembelajaran berbasis online.
Dari pengertian model pembelajaran hybrid menurut ahli diatas, maka dapat kami
simpulkan bahwa model pembelajaran hybrid itu tidak monoton hanya dilakukan di
lingkungan sekolah saja, tetapi model pembelajaran ini dapat dilakukan dimanapun dan
kapanpun.
Contohnya : Murid-murid di era sekarang sudah menggunakan tekhnologi internet untuk
belajar, dimana contoh aplikasi yang digunakan mereka adalah aplikasi
Ruang Guru, dengan aplikasi ini mereka dapat belajar kapan pun dan
dimanapun yang mereka inginkan.

F. Pengertian Model Pembelajaran Blended Learning

Blended learning merupakan istilah yang berasal dari bahasa Inggris, yang terdiri dari
dua suku kata yakni blended yang berarti campuran dan learning yang berarti
pembelajaran.
Menurut Harding, Kacynzki dan Wood (2005), mengartikan bahwa blended learning
meupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan pembelajaran tradisional tatap
muka dan pembelajaran jarak jauh yang menggunakan sumber belajar online dan beragam
pilihan komunikasi yang dapat digunakan oleh guru dan siswa.

1. Karakteristik Blanded Learning


a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pembelajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang
beragam
b.) Sebagai sebuah kombinasi pembelajaran langsung (face to face), belajar
mandiri via online.
c.) Pembelajaran yang didukung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian,
cara mengajar dan pembelajaran.
d.) Guru dan orangtua peserta belajar memiliki peran yang sama penting
sebagai fasilitator, dan orangtua sebagai pendukung

5
2. Tujuan Blended Learning
a.) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik didalam proses belajar,
sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar
b.) Menyediakan peluang yang praktis realistis bagi pendidik dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang
c.) Peningkatkan penjadwalan fleksibilitas bagi peserta didik, dengan menggabungkan
aspek terbaik dari tatap muka dan instruksi online.

3. Kategori Blended Learning

a). Peningkatan bentuk aktifitas tatap muka. Banyak pendidik menggunakan istilah ‘Blended
Learning’ untuk merujuk kepada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam
aktifitas tatap – muka.

b). Hybrid learning, pembelajaran model ini mengurangi aktifitas tatap – muka tetapi tidak
menghilangkannya, sehingga memungkinkan peserta didik untuk belajar secara online.

4. Metode Blended Learning

Karena pada dasarnya metode Blended Learning merupakan :

 Proses belajar – mengajar tidak hanya tatap – muka namun menambah waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
 Salah satu cara untuk mempermudah dan mempercepat proses komunikasi non-stop
antara guru dan siswa.
 Membantu proses percepatan pengajaran materi dan bahan.
 Sebagai pressure agar siswa mulai belajar memanfaatkan teknologi dengan benar dan
untuk tujuan yang bermanfaat, sekaligus memahami bahwa selain hiburan teknologi juga
bisa memperkaya pengetahuan sekaligus bahan pembelajaran

5.Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning

 Kelebihan
 Pembelajaran terjadi secara mandiri dan konvensional, yang keduanya memiliki
kelebihan yang dapat saling melengkapi
 Pembelajaran lebih efektif dan efisien.
 Meningkatkan aksebilitas.
 Kekurangan
 Media yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga sulit diterapkan apabila sarana
dan prasarana tidak mendukung.
 Tidak meratanya fasilitas yang dimiliki peserta didik,seperti komputer dan akses
internet.
 Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penggunaan teknologi

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandanagan dalam filsafat pendidikan.


Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
pancasila dan UUD 1945. sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat indonesia. Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa ke masa telah mempengaruhi sistem pendidikan
nasional. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal balik, sebab
kebudayaan dapat dilestarikan/ dikembangkan dengan jalur mewariskan kebudayaan dari
generasi ke generasi penerus dengan jalan pendidikan, baiksecara formal maupun
informal. Iptek merupakan salah satu hasil pemikiran manusia untuk mencapai kehidupan
yang lebih baik, yang dimualai pada permulaan kehidupan manusia.

2. Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan
berpikir.
Ada tiga asas pokok Pendidikan yaitu
a. Asas Tut wuri Handayani.
b. Asas Belajar Sepanjang Hayat.
c. Asas Kemandirian dalam Belajar.

3. Tantangan yang dihadapi umat Islam saat ini dalam bidang pendidikan Islami ialah
belum memiliki teori pendidikan Islami yang komprehensif dan integral dalam
membentuk pribadi Muslim yang diharapkan dan bagaimana menemukan teori
pendidikan Islami itu menjadi praktis dan aplikatif.

B. PENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan
makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai