Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu: Herwin Widyatmoko, M.Pd

Disusun Oleh :

Zahwa Kamila Alfin (191320000445)


Fany Welynda Permatasari (191320000476)
Fikky Nuryah Tholhah (191320000488)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem prodi Pendidikan
Bahasa Inggris (PBI).

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun mendapatkan pengarahan dari


berbagai pihak atau berbagai sumber. Untuk itu dalam kesempatan ini kami ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada berbagai pihak, yaitu:

1. Bapak Herwin Widyatmoko, M.Pd. selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Pendidikan
Pendidikan Bahasa Inggris.

2. Dan seluruh teman rekan kerja dalam pembuatan makalah ini. Yang selalu
memberi motivasi, baik lisan maupum materi.

Semoga makalah kami dapat bermanfaat bagi Para siswa siswi, Umum
Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca makakalah kami, Dan
Mudah- mudahan Juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca . Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami
mohon untuk saran dan kritiknya.

Jepara, Oktober 2020

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN

KATA PENGANTAR ....................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ........................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................... 2

C. TUJUAN .......................................................................................... 2

D. MANFAAT ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. LANDASAN PENDIDIKAN ..................................................................... 3

B. ASAS PENDIDIKAN ................................................................................ 9

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN ............................................................................................ 12

B. SARAN .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu usaha sadar yang teratur dan tematis, yang
dilakukan seseorang untuk mempengaruhi anak agar mempunyai siafat
dan tabiat yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Yang menjadi
eksistensinya terletak pada materinya.
Dalam pengembangan pendidikan diperlukan landasan-landasan
yang kokoh dan dapat dipertangunggjawabkan baik secara ilmiah,
teknologi, dan religius. Salah satu problema pendidikan dalam
pengembangannya adalah foundational problems, istilah ini diartikan
sebagai alas, landasan sebagai dasar atau tumpuan. Pondasi sebagai alas
atau pijakan berdirinya sesuatu hal yang memiliki dua sifat, ada yang
bersifat material dan ada yang bersifat konseptual.
Landasan pendidikan nasional sebagai wahana dan sarana
pembangunan negara dan bangsa dituntut mampu mengantisipasi proyeksi
kebutuhan di masa depan. Tuntutan tersebut sangat terkait dengan aspek-
aspek penataan pendidikan nasional yang bertumpu pada basis kehidupan
masyarakat Indonesia secara komprehensif.
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi suatu
dasar atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khusus di Indonesia terdapat beberapa asas
pendidikan yang memberi arah dalam perancangan dan pelaksanaan
pendidikan nasional. Asas-asas tersebut bersumber dari pemikiran dan
pengalaman sepanjang sejarah perkembangan pendidikan di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja landasan pendidikan?
2. Apa sajakah asas-asas pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui landasan pedidikan

1
2. Untuk mengetahui asas-asas pendidikan
D. Manfaat
1. Bagi penulis makalah, makalah ini dapat dijadikan kajian awal
untuk melakukan penulisan selanjutnya.
2. Bagi pihak fakultas, penulisan makalah ini dapat dijadikan dasar
untuk membantu meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam
pembelajaran pendidikan nilai.
3. Bagi pembaca, dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan
pembaca dapat mengetahui mengenai hal-hal dan informasi yang
terdapat dalam pendidikan nilai.

BAB II

PEMBAHASAN

1. LANDASAN PENDIDIKAN

Landasan pendidikan dikategorikan terdiri atas:

a. Landasan Filosofis
(Menurut hasil analisis phenix (1964) dalam bukunya realms of meaning
mengungkapkan bahwa hakikat manusia terletak dalam dunia kehidupan
makna (meaning). Dengan asumsi bahwa makna memilii kesejajaran arti
dengan nilai, maka landasan filosofis pendidikan nilai yang dapat
ditegakkan pada dua kemungkinan posisi, yaitu:

2
1) Filsafat pendidikan nilai pada dasarnya tidak berpihak pada salah
satu kebenaran tentang hakikat manusia yang dicapai oleh suatu
aliran pemikiran.
2) Filsafat pendiikan nilai berlaku selektif terhadap kebenaran hakikat
manusia yang dicapai oleh suatu aliran pemikiran tertentu, karena
nilai selain sebagai esensi hakikat manusia juga menyangkut
substansi kebenarannya yang dapat berlaku konstektual dan
situasional.
b. Landasan Psikologis
(menjelaskan aspek-aspek psikis manusia sebagai individu) Landasan
psikologis merupakan landasan dalam memproses pendidikan yang
membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada
setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan
menyikapi manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang
bertujuan untuk memudahkan dalam proses pendidikan.
Dengan berdasarkan pada kaidah-kaidah umum psikologi, landasan
psikologi pendidikan nilai dapat dijelaskan melalui:
1) Motivasi
Apabila dikaitkan dengan pendidikn nilai sebagai suatu upaya
penyadaran nilai pada peserta didik, maka motivasi menjadi aspek
penting yang perlu dikembangkan. Dalam teori sikap Newcomb
(1985) nilai ditempatkan di atas sikap dan keyakinan seseorang,
demikian pula pada teori (Hall & Lindzey, 1985). Hal tersebut
berimplikasi bahwa pendidikan nilai harus mampu membangkitkan
motivasi peserta didik kearah tindakan yang didasarkan pada
pilihan kebenaran, kebaikan, dan keindahan. Tindakan yang positif
itu harus senantiasa dijaga agar berlangsung lama dan
terinternalisasi pada diri peserta didik.
2) Perbedaan individu

3
Perbedaan individu merupakan aspek lain yang menjadi landasan
pengembangan pendiika nilai secara psikologis. Perbedaan
individu baik secara fisikmaupun mental menjadi kekuatan dan
kelemahan pada peserta didik. Dalam fenomena pendidikan
misalnya, ada siswa yang cerdas, rajin, tekun, malas, nakal, kurus,
dan lain-lain.
Perbedaan individu berimplikasi pada kurikullum pendidika nilai
dalam mengajar dan membimbing peerta didik kearah nilai
kehidupan yang tepat, sesuai dengan kebutuhan hidup mereka.
Krusial pendidikan nilai pada pembelajaran nilai dapat dilakukan
secara adil, tidak mengabaikan perkembangan nilai subyektifbyang
lahir secara perorangan ddan tidak melupakan nilai obyektif
kelompok.
3) Tahapan belajar nilai
Startegi dasar yang harus dikembngkan oleh guru meliputi:
(1) identifikasi nilai dan tujuan yang hendak dicapai oleh anak. (2)
menyusun pengalaman kehidupan yang menantang terhadap
pengembangan nilai; (3) menyediakan sejumlah pengalaman yang
memperluas kemampuan anak dalam membangun nilai secara
mandiri.
Egan (UNESCO, 1991) menjelaskan bahwa perkembangan
minat dan kepedulian anak terhadap nilai berlangsung dalam empat
tahap, yaitu tahapan mitos, romantic, filosofis, dan ironis. Tahapan
itu berlangsung seiring perkembangan fisik anak yang semakin
lama semakin dewasa.
c. Landasan sosial (meliputi prinsip-prinsip pengembangan manusia
sebagai anggota masyarakat).
Manusia adalah mahluk sosial. Manusia tidak dapat hidup
sendiri tanpa adanya keterlibatan orang lain. Hubungan saling
membutukan antar individu menandakan bahwa manusia tidak dapat
hidup terisolasi dari dunia sekitar.

4
Teori psikologi sosial menjelaskan bahwa ikatan sosial
diwujudkan dalam konteks hubungan interpersonal. Hubungan menadi
bermakna karena didalamnya melibatkan sikap, keyakinan dan
tindakan. Malim (1997) menjelaskan bahwa tindakan sosial individu
merefleksikan sikap dan keyakinan seseorang terhadap objek sosial.
Karena itu kognisi, perasaan dan tindakan merupakan aspek-aspek
yang saling berkaitan satu sama lainnya dan membentuk suatu system
sikap, keyakinan dan nilai.
Pandangan di atas memiliki implikasi penting bagi
pengembangan pendidikan nilai. Sebagai proses penyadaran nilai
peserta didik, pendidikan nilai perlu dirancang dengan mengangkat
nilai-nilai kehidupan sosial yang aktual dan kontekstual. Peserta didik
perlu diberi kesempatan untuk memeriksa, mempertimbangkan dan
membuat keputusan atas isu-isu sosial serta bertanggung jawab atas
keputusan yang di ambilnya.
d. Landasan Estetik (Menguraikan Kemampuan Manusia Dalam
Mempersepsi Nilai keindahan)
Manusia adalah mahluk yang meimliki cita rasa keindahan. Cita
rasa keindahan (estetik) berkembang sesuai dengan potensi setiap
individu dalam menilai objek-objek yang bernilai seni atau
menuangkan karya seni. Maxine Greene (Kneller, 1971) mengupas
detail mengenaik komponen-komponen estetika beserta implikasinya
terhadap pendidikan. Pada salah satu bagian pembahasannya ia
menyatakan bahwa nilai estetik perlu dibelajarkan kepada peserta didik
agar mereka mengetahui bagaimana cara belajar yang bermakana.
Dalam penddikan nilai ini baik guru maupun siswa melibatkan
proses pemahaman rasa, pilihan pribadi, dan tataan bentuk yang erat
kaitannya denga karakteristik estetika. Greene menggarisbawahi
pentingnya vital center, yakni suatu titik ketika proses belajar
diperlakukan sebagai ajang penyadaran nilai-nilai keindahan dan
penyertaan timbangan secara optimal.

5
e. Landasan Yuridis
Landasan kontitusional adalah suatu asumsi yang dapat dijadikan
sebagai dasar bentuk ketetapan segala keteraturan dalam pendidikan
khususnya implementasi dalam pembelajaran. Landasan konstitusional
ini biasanya tertulis dalam peraturan undang-undang dari kementrian
pendidikan dan kebudayaan. Sebagai penyelengaraan pendidikan
nasional yang utama, perlu pelaksanaannya berdasarkan undang-
undang. Hal ini sangat penting karena hakikatnya pendidikan nasional
merupakan perwujudan dari kemauan UUD 1945 dalam pasal 31
tentang pendidikan dan kebudayaan, sebagai berikut :
a) Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
b) Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar
pemerintah wajib membiayainya.
c) Pemerintah mengusahasakan dan meyelenggarakan satu
pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan
ketakwaan serta akhlak yang mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dalam
undang-undang.
d) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-
kurangnya 20% dari anggaran pemdapatan dan belanja
Negara serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan
nasional.
e) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menjunjung nilai-nilai agama dan persatuan
bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia.

Landasan yuridis bukan semata-mata landasan bagi


penyelenggaraan pendidikan namun sebagai alat untuk mengatur
sehingga andai terjadi penyimpangan dalam penyelenggaraan

6
pendidikan, maka dengan adanya landasan yuridis tersebut dikenai
sanksi. Dalam praktek penyelenggaraan pendidikan tidak sedikit
ditemukan penyimpangan, bahkan dalam skala nasional dapat
menimbulkan kerugian bukan hanya secara material tapi juga
secara spiritual. Penyelenggaraan pendidikan yang sangat
komersial dan instan dapat merusak pendidikan sebagai proses
pembentukan watak dan kepribadian bangsa sehingga dalam
jangka skala panjang menjadikan pendidikan sebagai sarana
rekonstruksi sosial tetapi dekonstruksi sosial. Itulah sebabnya di
samping dasar regulasi sangat penting juga harus dilandasi dengan
dasar yuridis untuk sanksi.

f. Landasan Agama

Landasan agama adalah suatu asumsi yang dijadikan sebagai


dasar dalam pembelajaran yang menjelaskan kaitan suatu materi/objek
dengan agama. Landasan agama ini mengacu pada kitab suci umat
Islam yaitu Alquran (Anggara & Rifai, 2019). Dari 20 jurnal yang
dilakukan meta analisis, hanya ada satu jurnal yang memuat landasan
agama. Hal ini sangat rendah sekali dan perlu ditingkatkan karena ini
merupakan inovasi dalam pembelajaran. selain itu, sumber ilmu yang
pertama sudah ada sejak dahulu telah dikaji dalam Alquran, melalui
kitab inilah imu pengetahuan mengenai terus berkembang sejak zaman
nabi.

2. Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional

a. Asas semesta menyeluruh dan terpadu


Artinya, pendidikan nasional terbuka bagi setiap manusia
Indonesia, mencakup semua jenis dan jenjang pendidikan, dan

7
merupakan satu-kesatuan usaha sadar yang tidak dapat dipisahkan
dari keseluruhan usaha pebangunan bangsa.
b. Asas pendidikan seumur hidup
Artinya, setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu
berkembang sepanjang hidupnya dan di lain pihak masyarakat dan
pemerintah diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang
menentang untuk belajar.
c. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah, dan masyarakat.
d. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat, dan
pememrintah.
e. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional dan
wawasan nusantara. Wawasan nusantara ialah pandangan atau
keyakinan yang memandang rakyat, bangsa, Negara, dan wilayah
nusantara, darat, laut dan udara sebagai satu kesatuan yang utuh
yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Wawasan ini memperkuat rasa
kekeluargan dan kebersamaan dalam persatuan.
f. Asas bhinneka tunggal ika
Bhineka tunggal ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Bangsa
Indonesia, antara lain, terdiri dari suku bangsa, agama, bahasa,
paham politik, adat istiadat yang berbeda-beda. Namun, tetap satu
bangsa Indonesia, dan satu tanah air Indonesia.
g. Asas keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan yang
utuh dalam seluruh kegiatan pendidikan. Hendaknya, segala
komponen dalam kehidupan mendapat perhatian yang seimbang.
h. Asas manfaat, adil, dan merata yang memandang manusia
Indonesia seutuhnya tanpa ada diskriminasi antara rakyat kota,
desa, daerah-daerah, suku-suku bangsa, jenis kelamin, agama, dan
lain-lain. Hendaknya hasil pendidikan dapat dimanfaatkan sebesar-
besarnya bagi kemanusiaan, bagi peningkatan kesejahteraan rakyat,
dan bagi pengembangan pribadi setiap manusia Indonesia.

8
i. Asas ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso dan tut wuri
handayani.
artinya kalau si pendidik berada di depan ia memberi teladan, kalau
berada di tengah ia member motivasi dan kalau berada di belakang
pendidik mengawasi peserta didik agar berani berjalan di depan
dan sanggup bertanggung jawab.
j. Asas mobilitas, efisiensi dan efektivitas, yang memungkinkan
kesempatan seluas-luasnya bagi setiap manusia Indonesia
memperoleh pendidikan. Asas mobilitas memungkinkan peserta
didik pindah dari sebuah lembaga pendidikan ke lembaga
pendidikan lain sejenis. Asas efisiensi agar dalam
penyelenggaraan pendidikan hasil yang dicapai nilainya lebih besar
dari sumber daya (resource) yang dikeluarkan untuk
menyelenggarakan pendidikan itu. Asas efektivitas dalam
penyelenggaraan pendidikan hendaknya apa yang direncanakan
atau yang diingini akan dapat dicapai semaksimal mungkin. Dalam
penyelenggarakan pendidikan asas efisiensi dan efektivitas
dilaksanakan sejalan. Istilah efisiensi dan efektifitas dalam bahasa
Indonesia berarti tepat guna dan berhasil guna.

k. Asas kepastian hukum

artinya, system pendidikan nasional dilaksanakan atas dasar


perturan perundang-undangan.
Dengan bertitik tolak pada asas pendidikan di atas sisitem
pendidikan nasional diharapkan memungkinkan setiap rakyat
Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya,
dan secara bersama-sama membangun masyarakatnya.
Pada dasarnya melalui system pendidikan nasional, setiap rakyat
indonesia harus mampu menghayati nilai-nilai itu secara kreatif

9
serta dapat meningkatkan kemampuan memperoleh dan
menciptakan pekerjaan melalui bermacam-macam kemungkinan.

Bab III

Penutup

- Simpulan

Landasan dan asas pendidikan saling berkesinambungan, landasan sebagai dasar dari pola
pemikiran, sedangkan asas pelaksanaan dari pola pemikiran. Jika, keduanya diterapkan
sangat baik maka akan menjadikan sebagai rekonstruksi bagi bangsa Indonesia.

10
- Saran

Setelah membaca makalah ini, diharapkan kepada pembaca mampu menarik kesimpulan
dan dapat dijadikan sebagai pedoman bahan ajar.

Daftar pustaka

Ihsan, fuad. 2013. Dasar-dasar kependidikan. Jakarta. Rineka cipta.

Junaid Hamzah. 2012. Sumber, Azas dan Landasan pendidikan (Kajian


fungsionalisasi secara makro dan mikro terhadap rumusan kebijakan
nasional). Volume 7 nomor 2 tahun 2012. Diakses melalui journal.uin-
alauddin.ac.id. Pada tanggal 10 maret 2020

11
Mulyana, rahmat. 2011. Mengartikulasikan pendidikan nilai. Bandung.
Alfabeta.

Muchlisin, M. Ag. 1973. Pengantar Ilmu Pendidikan. Usaha Nasional

Pidarta Made. 1997. Studi Tentang Landasan Kependidikan. Jurnal Ilmu


Pendidikan. Jilid 4 Nomor 1. Diakses melalui https://media.neliti.com.
Pada tanggal 14 Maret 2020

Sadraini, hamdi rifai. 2019. Meta analisis e-book dan edupark terhadap
landasan pendidikan pada pembelajaran revolusi industry 4.0. jurnal
penelitian pembelajaran fisika. 5(2) : 131-138. Diakses pada tanggal 11
Maret 2020

12

Anda mungkin juga menyukai