Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

LANDASAN KEPENDIDIKAN TERKAIT LANDASAN PSIKOLOGIS


PENDIDIKAN, FILOSOFIS PENDIDIKAN, DAN SOSIOLOGIS
PENDIDIKAN

Disusun oleh:

Efti Nur Ahyani

NPM : 221302114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur atas rahmat Allah SWT. Berkat rahmat serta karunia-Nya
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan makalah dengan
judul landasan kependidikan terkait psikologi Pendidikan, filosofi Pendidikan, dan landasan
sosiologis.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Ujian Tengah Semester mata kuliah
Landasan Kependidikan Bapak Dr. Haninda Bharata, M.Pd. serta kepada bapak ibu saya yang
selalu memberi semangat dan teman teman yang mendukung penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Penilis juga berharap untuk pembaca memberikan kritik dan sarannya
agar penulis bisa memperbaiki. Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita.

Jum’at, 20 Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan........................................................................................................................................1
BAB II..................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Pengertian Landasan Pendidikan.............................................................................................2
2.2 Fungsi dan Tujuan.....................................................................................................................2
2.3 Analisis Terkait Landasan Psikologis, Filosofis, Sosiologis Pendidikan................................3
Psikologi Pendidikan...................................................................................................................3
Filosofi Pendidikan......................................................................................................................7
Cabang-Cabang Filosofi (Filsafat) Pendidikan Atau Terminologi Khusus Filosofi
Pendidikan...................................................................................................................................7
Sosiologi Pendidikan....................................................................................................................8
BAB III...............................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................................11
3.1Kesimpulan...............................................................................................................................11
LAMPIRAN DAN DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang umum dilakukan dalam kehidupan
manusia. Proses Pendidikan ini melibatkan manusia dengan manusia yang lain tidak mungkin
terlepas dari unsur manusia itu sendiri. Pendidikan diberikan untuk mengembangkan tidak
hanya untuk diri sendiri tetapi untuk manusia lain.
Dengan demikian, selain proses Pendidikan bersifat umum, pendidikan juga merupakan
proses komunikasi yang mengandung nilai nilai dan keterampilan baik formal maupun
informal dari satu generasi ke generasi lainnya. Sebagai bagian dari proses pendidikan itu
sendiri para pendidik seharusnya diwajibkan untuk memperkokoh landasan pendidikan yang
diikutinya. Pendidik yang baik adalah pendidik dapat mentransformasikan kemampuan atau
kompetensi yang dimilikinya, karena pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam
proses perkembangan anak didiknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Landasan Pendidikan?


2. Apa saja fungsi dan tujuan landasan Pendidikan?
3. Uraikan analisis terkait Psikologis, Filosofis dan Sosiologis Pendidikan

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian landasan Pendidikan


2. Untuk mengetahui fungsi serta tujuan landasan Pendidikan
3. Untuk memahami apa itu filosofi, psikologi dan sosiologis Pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Pendidikan

Landasan Pendidikan merupakan dasar konseptual yang menjadi tumpuan Pendidikan


keseluruhan. Istilah landasan Pendidikan dibedakan menjadi dua yaitu yang bersifat material
dan konseptual. Landasan yang bersifat konseptual biasanya mengenai suatu gagasan,
prinsip, pendapat atau sesuatu yang dianggap benar dan dijadikan tolak ukur dalam hal
bertindak. Landasan Pendidikan yang sangat penting karena Pendidikan ahalah hak segala
manusia. Tanpa landasan yang jelas, tujuan Pendidikan akan sulit untuk terdapati. Pendidikan
merupakan modal yang jauh lebih bernilai karena terkait langsung dengan peembentukan
modal manusia.
Dan uraian ini dapat disimpulkan bahwa konsepsi dasar Pendidikan adalah seperangkat
asumsi yang menjadi dasar penyelenggaraan Pendidikan sekarang ini. Landasan pedagogis
adalah bidang ilmu Pendidikan yang dipahami secara luas yang menarik karakter dan
metodenya dari berbagai disiplin ilmu dan kombinasi interdisipliner dengan bidang sejarah,
filsafat, sosiologi, antropologi, agama, ilmu politik, ekonomi, psikologi, studi budaya, gender
studi, pedagogi komparatif dan internasional, ilmu Pendidikan dan kebijakan Pendidikan.
Landasan Pendidikan sangat diperlukan dalam dunia Pendidikan, terutama di Indonesia agar
Pendidikan di negara kit aini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat kuat yang sangat
kuat untuk kedepannya dan dapat berdaya saing tinggi dengan negara lain. Negara kita
membutuhkan landasan Pendidikan berupa landasan hukum, landasan filosofis, landasan
sejarah, landasan sosiologis, landasan psikologis, dan landasan ekonomi yang sesuai dengan
ketentuan tujuan dan cita cita bangsa. Basis Pendidikan adalah tempat peristirahatan, titik
tolak atau dasar menyelenggarakan Pendidikan. Landasan tersebut meliputi landasan
psikologis, landasan fisiologis, dan landasan sosiologis Pendidikan.

2.2 Fungsi dan Tujuan

Landasan Pendidikan mempunyai fungsi sebagai berikut:


1. Sebagai panggilan keadilan Pendidikan yang kokoh dan adil dalam peraturan
perundang undangan Pendidikan
2. Sabagai perhitungan yang paling utama untuk menjamin kualitas Pendidikan yang
berorientasi pada tuntutan dan tujuan
3. Sebagai dasar perlindungan hukum dalam menjamin keadilan dan kewajaran
Pendidikan
4. Sebagai pelindung fungsi Pendidikan agar tidak disalahgunakan untuk hal hal yang
sangat negative
Adapun tujuan landasan Pendidikan sebagai berikut:

2
1. Pendidikan adalah hak semua orang tanpa syarat dan semua berhak mendapatkan
Pendidikan
2. Pemerataan Pendidikan manusia baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dari kota
hingga plosok negri
3. Saling membela hak atas Pendidikan untuk semua manusia tanpa terkecuali.
4. Pendidikan belanjaan sebagaimana harusnya, yaitu dengan mendorong dan saling
membantu masyarakat agar tidak disalahgunakan oleh hal hal yang kurang baik
Basis Pendidikan terdiri dari berbagai landasan, yaitu landasan filosofis, psikologis,
sosiologis, antropologis, ilmu pengetahuan dan teknologi, hukum dan ekonomi.

2.3 Analisis Terkait Landasan Psikologis, Filosofis, Sosiologis Pendidikan

Psikologi Pendidikan

Pada dasarnya guru adalah pembimbing siswa dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan kepribadiannya dalam proses belajar. Jadi penting sekali jika orang ingin
mempelajari lebih dahulu ilmu pendidikan dan psikologi secara umum dan bidang studi yang
menjadi spesialisasinya.Sehingga dengan demikian psikologi pendidikan dapat dipandang
sesuatu yang professional.

Pengertian Psikologi Pendidikan Secara etimologis, psikologi berasal dari kata


“psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup, dan “logos” atau ilmu. Jadi psikologi merupakan
ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Tetapi tidak tepat jika kita mengartikan psikologi
sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu
yang bersifat abstrak karena tidak bisa diamati secara langsung. Berkenaan dengan obyek
psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifestasi dari
jiwa itu sendiri. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya serta orang
lain. Psikologi terbagi ke dalam dua bagian yaitu psikologi umum yang mengkaji perilaku
pada umumnya dan psikologi khusus yang mengkaji perilaku individu dalam situasi khusus,
diantaranya:

a. Psikologi Perkembangan

mengkaji perilaku masing-masing manusia yang berada dalam proses perkembangan


mulai dari awal hingga akhir hayat.

b. Psikologi Kepribadian

3
mengkaji individu yang dilihat dari nilai-nilai kepribadiannya itu sendiri.

c. Psikologi Klinis
mengkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan atau bisa disebut klinis.
d. Psikologi Abnormal
mengkaji perilaku individu yang tergolong abnormal.
e. Psikologi Industri
mengkaji perilaku individu yang berkaitan dengan dunia industri.
f. Psikologi Pendidikan
mengkaji perilaku individu dalam kondisi pendidikan.

Artur S. Reber seorang guru besar psikologi pada Brooklyn College, University of New
York City, University of British Columbia Canada, dan juga pada University of Insbruck
Austria, dalam pandangannya, psikologi pendidikan adalah sebuah subdisiplin ilmu
pendidikan yang berkaitan denagan teori dan masalah kependidikan.

Secara sederhana dan praktis, Barlow dalam Muhibbin Syah mendefinisikan psikologi
pendidikan adalah sebuah pengetahuan berdasarkan riset psikologis yang menyediakan
serangkaian sumber untuk membantu anda melaksanakan tugas sebagai seorang guru dalam
proses pembelajaran secara lebih efektif.

Sultan Muhammad dalam Sudarwan Danim mendefinisikan psikologi pendidikan adalah


aplikasi dari temuan psikologis di bidang pendidikan.

Psikologi pendidikan dapat dikatakan ilmu yang didalamnya memiliki ciri-ciri persyaratan
suatu ilmu, yaitu:

a. Ontologis
Obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu tiap manusia yang
terikat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik,
pendidik, orang tua peserta didik, administrator, wali peserta didik dan masyarakat
dalam lingkup pendidikan.
b. Epistemologis
Teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil psikologi pendidikan dihasilkan
berdasarkan usaha melalui berbagai studi longitudinal maupun studi cross sectional,
baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
c. Aksiologis

4
Manfaat dari psikologi pendidikan yang paling utama berkenaan dengan pencapaian
efisiensi dan efektivitas proses pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan
dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi secara khusus mengkaji perilaku
individu manusia dalam lingkungan pendidikan dengan tujuan untuk menemukan
berbagai fakta, dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh
melalui banyak tindakan salah satunya menggunakan metode ilniah dalam rangka
pencapaian efektivitas proses pendidikan. Jadi pendidikan memang tidak bisa atau
sangat sulit jika dilepaskan dari psikologi.

Kegiatan pendidikan, terutama pada pendidikan formal, seperti pengembangan


kurikulum, Proses Belajar dan Mengajar, sistem evaluasi, layanan Bimbingan dan Konseling
merupakan beberapa kegiatan yang paling penting dalam pendidikan yang di dalamnya tidak
bisa dilepaskan dari psikologi. Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang di dalamnya
melibatkan banyak orang. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara
efektif dan efisien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seharusnya
diwajibkan untuk dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan
perilakunya secara efektif.

Ruang lingkup psikologi pendidikan mencakup topik-topik psikologi yang erat


hubungannya dengan pendidikan. Crow & crow secara eksplisit mengemukakan psikologi
pendidikan sebagai ilmu terapan. Selanjutnya Crow & Crow mengemukakan ruang lingkup
psikologi pendidikan, antara lain:

a) Sampai sejauh mana faktor-faktor pembawaan dan lingkungan berpengaruh terhadap


proses belajar
b) Sifat-sifat dari proses belajar, landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran
c) Hubungan antara tingkat kematangan dengan kesiapan belajar
d) Signifikasi pendidikan terhadap perbedaan-perbedaan individual dalam kecepatan dan
keterbatasan belajar
e) Perubahan-perubahan jiwa yang terjadi selama belajar
f) Hubungan antara prosedur-prosedur mengajar dengan hasil belajar
g) Teknik-teknik yang sangat efektif bagi penilaian kemajuan dalam belajar

5
h) Pengaruh atau akibat relatif dari pendidikan formal dibandingkan dengan
pengalaman-pengalaman belajar yang insidental dan informal terhadapa suatu
individu
i) Nilai atau manfaat sikap ilmiah terhadap pendidikan bagi personil sekolah
j) Akibat atau pengaruh psikologis yang ditimbulkan oleh kondisi-kondisi sosiologis
terhadap sikap para siswa.

Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi
para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya
maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik
dengan segala aspek kepribadiannya, sehingga dapat menjalankan tugas dan perannya secara
efektif, yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Maka dari sinilah arti penting Psikologi Pendidikan bagi seorang guru.
Penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu ajang kompetensi yang
harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) mengatakan bahwa
“diantara pengetahuan-pengetahuan yang perlu dikuasai guru dan calon guru adalah
pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta
didik”.

Sebagai sebuah ilmu, tujuan psikologi pendidikan adalah memberi kita pengetahuan
cara yang dapat secara efektif akan digunakan untuk situasi belajar&mengajar. Tetapi
pengajaran kita tetap merupakan sebuah seni mengajar. Selain hal-hal yang bisa kita pelajari
dari riset, kita juga akan terus menerus membuat penilaian penting di kelas berdasarkan
keahlian dan pengalaman pribadi kita, dan juga berdasarkan saran bijak guru-guru lain yang
lebih berpengalaman. Upaya menciptakan proses pembelajaran yang bermutu dan berhasil,
dapat dilakukan dengan mewujudkan perilaku psikologis proses pengajaran dan pembelajaran
antara (pendidik dan peserta didik) dapat berjalan secara efektif dan efesien dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pernyataan ini, menunjukkan bahwa pengetahuan psikologi pendidikan
mempunyai peranan yang sangat penting bagi guru (pendidik) dalam melaksanakan
pengajaran dan bagi peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Di dalam proses pengajaran dan pembelajaran terjadi proses (interaksi) antara


pendidik dengan peserta didik, dalam interaksi ini terdapat peristiwa psikologis yang
dijadikan rambu-rambu oleh para pendidik dalam memperlakukan peserta didik secara efektif

6
dan efesien. Para tenaga pendidik dituntut untuk memahami dan menguasai teori dan aplikasi
psikologi pendidikan agar mereka melaksanakan pengajaran dalam proses pendidikan secara
berdayaguna dan berhasilguna. Pengetahuan tentang psikologi yang berhubungan dengan
pendidikan merupakan suatu keharusan yang mutlak yang perlu dikuasai oleh pendidik,
peserta didik, akademisi pendidikan, peneliti pendidikan maupun (Stakeholders) pendidikan
dalam melaksanakan tujuan pendidikan.

Filosofi Pendidikan

Filosofi pendidikan kita adalah keyakinan kita mengenai mengapa, apa, dan
bagaimana kita melakukan pembelajaran, siapa yang kita ajar, dan mengenai hakekat belajar.
Hal ini merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang menuntun kita dalam melakukan
tindakan profesional melalui kegiatan dan masalah-masalah yang kita hadapi sehari-hari.
Sumber-sumber filosofi pendidikan kita adalah pengalaman hidup kita, nilai-nilai kita, dan
lingkungan di mana kita hidup, interaksi dengan orang lain, dan kesadaran akan pendekatan
filosofis (Cohen, L.N.M., 1999). Saat kita menelaah filosofi yang berbeda dengan keyakinan
kita, kita akan belajar untuk bergulat dengan pemikiran kita atau bahkan mengubah
pemikiran kita. Di sisi lain hal ini juga dapat memperkuat keyakinan kita.

Cabang-Cabang Filosofi (Filsafat) Pendidikan Atau Terminologi Khusus Filosofi


Pendidikan

Cohen, L.N.M. (1999) menyebutkan bahwa terdapat 3 (tiga) cabang-cabang Filosofi


(Filsafat) yang masingmasing memiliki sub cabang. Ketiga cabang-cabang tersebut adalah
Metaphysic (Metafisika), Ephistemology (Epistemologi), dan Axiology (Aksiologi).
Metafisika 50 berbeda-beda dan tidak menemukan kesepakatan. Bagi mereka yang idealis
realitas dipandang sebagai konteks non material atau spiritual. Bagi mereka yang realis,
realitas dipandang sebagai keteraturan obyektif yang terjadi secara independen pada diri
manusia. Bagi mereka yang pragmatis, realitas dipandang sebagai hasil pengalaman manusia
dengan lingkungan sosial dan fisiknya (Ornstein, A.C. dan Levine, D.U., 1989:201). Dalam
filsafat pendidikan Metafisika berhubungan dengan konsepsi realitas yang terefleksikan
dalam subyek, pengalaman, dan ketrampilan dalam kurikulum. Contoh kasus pertanyaan di
dalam pendidikan adalah:

1) Apakah menurutmu manusia pada dasarnya baik atau buruk?

7
2) Apakah faham konservatif atau liberal itu?
Cohen, L.N.M. (1999) menyebutkan bahwa Metafisika memiliki dua sub cabang yaitu
Ontologi dan Kosmologi. Ontologi berhubungan dengan jawaban atas pertanyaan
masalah-masalah atau isu-isu apa yang berhubungan dengan alam, keberadaan, dan
makhluk. Diantara pertanyaan yang diajukan adalah:
3) Apakah seorang anak itu secara inheren adalah baik atau buruk?
4) Bagaimana mungkin pandangan Anda menentukan manajemen kelas Anda?

Epistemologi berasal dari bahasa Latin “episteme” yang artinya “ilmu pengetahuan”
dan “logos” yang berarti “teori”. Jadi epistemologi berarti teori ilmu pengetahuan (Salahudin,
2011:131). Epistemologi mempertanyakan: “Apa hakekat ilmu pengetahuan?” Bagaimana
kita dapat mengetahui?”. Epistemologi berhubungan dengan pengetahuan dan mengetahui.
Epistemologi berhubungan erat dengan metode mengajar dan belajar. Bagi orang idealis,
pengetahuan dan mengetahui dipandang sebagai mengingat ide-ide laten di dalam pikiran.
Para realis memandang pengetahuan bermula dengan sensasi obyek (stimulus sensori). Para
pragmatis memandang bahwa kita menciptakan pengetahuan dengan berinteraksi dengan
lingkungan (pemecahan masalah).

Berdasarkan landasan-landasan filosofis, tujuan pendidikan dimaknai berbeda-beda


sesuai dengan prinsip-prinsip dasar baik prinsip-prinsip filosofis Idealisme, Realisme,
Esensialisme, Pragmatisme, dan Eksistensialisme maupun Analisis filosofis serta teoriteori
Prenialisme, Esensialisme, Progresivisme, dan Rekonstruksionisme Sosial. Disarankan para
pendidik memahami landasanlandasan filosofis pendidikan sehingga dapat melakukan
pendidikan secara jelas sesuai dengan arah tujuan yang diyakini berdasarkan pandangan
landasan-landasan filosofis yang diputuskan untuk dipilih.

Sosiologi Pendidikan

Landasan sosiologis pendidikan adalah acuan atau asumsi dalam penerapan


pendidikan yang bertolak pada interaksi antar individu sebagai mahluk sosial dalam
kehidupan bermasyarakat. Kegiatan pendidikan merupakan suatu proses interaksi antara dua
individu (pendidik dan peserta didik) bahkan dua generasi yang memungkinkan generasi
muda mengembangkan diri. Pengembangan diri tersebut dilakukan dalam kegiatan
pendidikan. Oleh karena itu, kegiatan pendidikan dapat berlangsung baik di lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas,
karena itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan. Titik

8
tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh: landasan pesawat terbang); dapat
pula bersifat konseptual (contoh: landasan pendidikan). Konsep pendidikan pula dapat
dipahami dari dua sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah
praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam
membantu individu atau sekelompok orang untuk mencapai tujuan pedidikan. Kegiatan
bantuan dalam praktek pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun
mikro), dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau latihan).
Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka memahami
pendidikan. Uraian landasan pendidikan sedikit menyimpulkan bahwa landasan pendidikan
adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek
pendidikan dan atau studi pendidikan. Perolehan jenis landasan pendidikan ini mencakup
empat bagian diantaranya:

a) Landasan religius pendidikan, maksudnya memiliki asumsiasumsi yang bersumber


dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan
atau studi pendidikan.
b) Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang
menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
c) Landasan ilmiah pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari berbagai
cabang atau disiplin ilmu yang menjadi titik tolak dalam rangka praktek pendidikan
dan atau studi pendidikan.
d) Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari
peraturan perundangundangan yang berlaku yang menjadi titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan. Dengan demikian landasan pendidikan
ini memiliki fungsi yang sangat mendasar atas pijakan atau titik tolak praktek
pendidikan.

Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang, yaitu:

1) Hubungan system sekolah dengan aspek masyarakat lain


2) Hubungan kemanusiaan di sekolah
3) Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya
4) Sekolah dalam komunitas

9
Dalam pendidikan di sekolah terdapat interaksi dan komunikasi antara siswa dengan siswa
yang lain, guru dengan siswa. Interaksi sosial dan komunikasi tersebut bagian dari proses
sosial. Bentuk dari interaksi sosial menurut Pidarta (2009:157) berupa:

1) Kerjasama, misalnya kerjasama dalam kelompok belajar pada anak-anak, kerjasama


antar guru-guru, guru-guru dengan para orang tua siswa, dan sebagainya
2) Akomodasi ialah usaha untuk meredakan pertentangan, mencari kestabilan, serta
kondisi berimbang diantara para anggota. Contohnya, interaksi orang tua yang tidak
setuju kenaikan SPP akhirnya melahirkan kesepakatan tertentu, kompromi antar siswa
menentukan daerah karyawisata.
3) Asimilasi atau akulturasi ialah usaha mengurangi perbedaan pendapat antara anggota
serta usaha meningkatan persatuan pikiran, sikap dan tindakan dengan memperhatikan
tujuan-tujuan bersama. Contohnya, pakaian seragam, perlakuan yang sama disekolah.
4) Persaingan, sebagai bentuk interaksi sosial yang negatif.
5) Pertikaian, adalah proses sosial yang menunjukkan pertentangan atau konflik satu
dengan yang lain. Landasan pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan
titik tolak dalam pendidikan. Karena dalam pendidikan mesti terdapat studi
pendidikan dan praktek pendidikan, maka istilah landasan pendidikan dapat pula
didefinisikan sebagai seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka
praktek pendidikan dan atau studi pendidikan, (Syaripudin, 2012:7-8).

Asumsi yang dijadikan dasar dalam praktek pendidikan berasal dari filsafat, sejarah,
psikologi, sosiologi, antropologi, ekonomi dan lain sebagainya. Jika asumsinya bersumber
dari sosiologi maka disebut dengan landasan sosiologi pendidikan, jadi landasan sosiologi
pendidikan adalah seperangkat asumsi yang dijadikan titik tolak dalam rangka praktek dan
atau studi pendidikan yang bersumber sosiologi.

Pengaplikasian landasan sosiologi ini sangat berkaitan erat dengan pendidikan, hal ini disebut
sebagai istilah sosiologi pendidikan, yaitu ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara
mengendalikan proses pendidikan guna mengembangkan kepribadian individu agar lebih
membaik. Pandangan sosiologi pendidikan menurut Nasution, merupakan proses analisis
social dan pola-pola sosial yang terdapat dalam sistim pendidikan. Menurutnya sosiologi ini
merupakan ilmu pengetahuan yang otonom mempunyai sifat diantaranya:

1) Sifat umum, yang membahas prinsip hubungan antar manusia pada umumnya dan
bukanlah orang perorangan atau daerah perdaerah.

10
2) Sifat kategoris, bahwa sosiologi menyatakan apa adanya hubungan antar manusia
didalam masyarakat dan bukan bersifat normatif. Dalam hal ini jika kita mengakaji
bahwa sosiologi ini mengkaji prilaku manusia dan hubungannya dengan personal
lainya.

Pada umumnya, seluruh prilaku manusia dipelajarinya melalui hubungannya dengan manusia
lain-nya baik dirumah, sekolah tempat permainan, pekerjaan dan sebagainya.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Landasan Pendidikan sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, terutama di


Indonesia agar pendidikan di negara kita ini mempunyai pondasi atau pijakan yang sangat
kuat untuk kedepannya dan dapat berdaya saing tinggi dengan negara lain. Negara kita
membutuhkan landasan pendidikan berupa landasan hukum, landasan filosofis, landasan
sejarah, landasan sosiologis, landasan psikologis, dan landasan ekonomi yang sesuai dengan
ketentuan tujuan dan cita-cita bangsa. Basis pendidikan terdiri dari berbagai landasan, yaitu
landasan filosofis, psikologis, sosiologis, antropologis, ilmu pengetahuan & teknologi, hukum
dan ekonomi. Dengan demikian, psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang
mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya serta orang
lain. Obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu tiap manusia yang
terikat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik,
orang tua peserta didik, administrator, wali peserta didik dan masyarakat dalam lingkup
pendidikan. Dengan demikian, psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu
cabang psikologi secara khusus mengkaji perilaku individu manusia dalam lingkungan
pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, dan teori-teori psikologi
berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui banyak tindakan salah satunya
menggunakan metode ilniah dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan.

11
LAMPIRAN DAN DAFTAR PUSTAKA

Syatriadin. 2017. Landasan Sosiologis dalam Pendidikan. JISIP Vol.1, No.2

http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JISIP/article/view/171

Halim, abdul. 2013. Jurnal Pedagogy: Landasan sosiologis pendidikan. Vol 1 No 1

https://ejournal.upm.ac.id/index.php/pedagogy/article/view/94

Rosmayati, Siti. latifah, d,l. Maulana, arman. 2020. Psikologi pendidikan:

Landasan untuk pengembangan strategi pembelajaran. bandung: widina bhakti persada

https://repository.penerbitwidina.com/publications/314626/psikologi-pendidikan-landasan-
untuk-pengembangan-strategi-pembelajaran

12

Anda mungkin juga menyukai