Anda di halaman 1dari 13

LANDASAN FILOSIFIS PENDIDIKAN

Dosen Pengampu:
IRWANSYAH S.PD., M.PD

DISUSUN OLEH:
ANGGI PRATIWI ( 2205030378 )
DEVITA INDRIANTI ( 2205030383 )
RATNA AULINA BR SITEPU ( 2205030373 )
ERWIN MAULANA SIANIPAR ( 2205030384 )

PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS QUALITY
LANDASAN KEPENDIDIKAN
2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu.

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah yang kami buat ini berjudul “ Landasan
Filosofil Pendidikan ” bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai satu acuan,petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.

Kami merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik secara teknis
maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini. Kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada, bapak Irwansyah S.PD., M.PD
selaku dosen mata kuliah landasan pendidikan, yang telah memberikan kami waktu untuk
menyelesaikan makalah ini, sekian dari penulisan kami ini, kami ucapkan terimah kasih.

Medan, 12 Desember 2022

Penyusun

2
DAFTAR ISI

JUDUL ……………………………………………………...…………………………………… 1
KATA PENGANTAR ………………………………..………………………………………… 2
DAFTAR ISI ……………………………………………………….…………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………….. 4
1.1 Latar belakang ……………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………………. 5
1.3 Tujuan …………………………………………………………..……………………. 5
BAB II PEMBAHASAN …………………………………………...…………………………… 6

2.1 Pengertian Landasan Filosofis ……………………………………………………….. 6


2.2 Aliran Dalam Landasan Filosofis Pendikakan ……………..………………………… 8

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………. 12


3.1 Kesimpulan …………………..…………………………………………………….. 12
3.2 Saran ……………………………………………………………………………….. 12
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………… 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan akan dapat dilaksanakan secara mantap, jelas arah tujuannya, relevan isi
kurikulumnya, serta efektif dan efisien metode atau cara-cara pelaksanaannya hanya apabila
dilaksanakan dengan mengacu pada suatu landasan yang kokoh. Sebab itu, sebelum
melaksanakan pendidikan, para pendidik perlu terlebih dahulu memperkokoh landasan
pendidikannya. Pendidikan merupakan bagian penting dari kehidupan yang sekaligus
membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih
ditentukan oleh instinknya, sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan
menuju pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti.

Mengingat hakikat pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia,


maka para pendidik perlu memahami hakikat manusia sebagai salah satu landasannya. Konsep
hakikat manusia yang dianut pendidik akan berimplikasi terhadap konsep dan praktek
pendidikannya. Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata
yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk
memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan,
sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka
memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup
masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga tersebut memberikan pengerian bahwa
pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian
pendidikan dapat menjadihelper bagi umat manusia.

Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam


berkaitannya dengan dunia pendidikan. Adapun cakupan landasan pendidkan adalah : landasan
hukum, landasan filsafat, landasan sejarah, landasan sosial budaya, landasan psikologi, dan
landasan ekonomi. Dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai landasan filsafat. Terdapat
banyak alasan untuk mempelajari filsafat pendidikan, khususnya apabila ada pertanyaan rasional
yang seyogyanya tidak dapat dijawab oleh ilmu atau cabang ilmu-ilmu pendidikan. Pakar dan
praktisi pendidikan memandang filsafat yang membahas konsep dan praktik pendidikan secara
komprehensif sebagai bagian yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan pendidikan.
Terlebih lagi, di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang melaju sangat pesat, pendidikan
harus diberi inovasi agar tidak ketinggalan perkembangan serta memiliki arah tujuan yang jelas.
Di sinilah perlunya konstruksi filosofis yang mampu melandasi teori dan praktek pendidikan
untuk mencapai keberhasilan substantif.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian landasan filosofis pendidikan.


2. Apa saja aliran filsafat dan bagaimana implikasinya terhadap pendidikan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian landasan filosofis pendidikan


2. Mengetahui berbagai aliran filsafat dan implikasinya terhadap pendidikan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Landasan Filosofis

Landasan filosofis bersumber dari pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan,


menyangkut keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber nilai, hakekat
pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal
sampai saat ini adalah Idealisme, Realisme, Perenialisme, Esensialisme, Pragmatisme dan
Progresivisme dan Ekstensialisme. Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan
makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok seperti:
Apakahbependidikan itu ? Mengapa pendidikan itu diperlukan ? Apa yang seharusnya menjadi
tujuanya, dan sebagainya. Landasan filosofis adalah landasan yang berdasarkan atau bersifat
filsafat (falsafah). Kata filsafat (philosophy) bersumber dari bahasa
Yunani,philien berarti cinta dan sophia berarti kebijaksanaan. Cinta berarti hasrat yang besar atau
yang berkobar-kobar atau yang sungguh-sungguh. Kebijaksanaaan artinya kebenaran sejati atau
kebenaran yang sesungguhnya. Jadi filsafat artinya hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh
akan kebenaran sejati.

Terdapat kaitan yang erat antara pendidikan dan filsafat karena filsafat mencoba
merumuskan citra tentang manusia dan mayarakat, sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan
citra itu. Rumusan tentang harkat dan martabat manusia beserta masyarakatnya ikut menentukan
tujuan dan cara-cara penyelenggaraaan pendidikan, dan dari sisi lain pendidikan merupakan proses
memanusiakan manusia. Filsafat pendidikan merupakan jawaban secara kritis dan mendasar
berbagai pertanyaan pokok sekitar pendidikan, seperti apa mengapa, kemana, dan bagaimana, dan
sebagainya dari pendidikan itu. Kejelasan berbagai hal itu sangat perlu untuk menjadi landasan
berbagai keputusan dan tindakan yang dilakukan dalam pendidikan. Hal itu sangat penting karena
hasil pendidikan itu akan segera tampak, sehingga setiap keputusan dan tindakan itu harus
diyakinkan kebenaran dan ketepatanya meskipun hasilnya belum dapat dipastikan.

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam, maka dikatakan
kebenaran filsafat adalah kebenaran ilmu yang sifatnya relative. Karena kebenaran ilmu hanya
ditinjau dari segi yang biasa diamati hanya sebagian kecil saja. Diibaratkan mengamati gunung es,
kita hanya mampu melihat yang diatas permukaaan laut saja. Sementara itu filsafat mencoba
menyelami sampai kedasar gunung es itu untuk meraba segala sesuatu yang ada melalui pikiran
dan renungan yang kritis. Dalam garis besarnya ada empat cabang filsafat yaitu metafisika,
epistimologi, logika, dan etika, dengan kandungan materi masing-masing sebagai berikut :

6
1) Metafisika ialah filsafat yang meninjau tentang hakekat segala sesuatu yang terdapat di alam
ini. Dalam kaitanya dengan manusia, ada dua pandangan yaitu :

(1) Manusia pada hakekatnyanya adalah spiritual. Yang ada adalah jiwa atau roh, yang lain
adalah semu. Pendidikan berkewajiban membebaskan jiwa dari ikatan semu. Pendidikan adalah
untuk mengaktualisasi diri. Pandangan ini dianut oleh kaum Idealis,Scholastik, dan bebrapa
Realis.

(2) Manusia adalah organism materi. Pandangan ini dianut kaum Naturalis,
Materialis,Eksperimentalis, Pragmatis, dan bebrapa realism. Pendidikan adalah untuk
hidup,Pendidikan berkewajiban membuat kehidupan manusia menjadi menyenangkan.

2) Epistemologi ialah filsafat yang membahas tentang pengetahuan dan kebenaran, Ada lima
sumber pengetahuan yaitu :

(1) Otoritas, yang terdapat dalam ensiklopedi

(2) Common sense, yang ada pada adat dan tradisi.

(3) Intuisi yang berkaitan dengan perasaan.

(4) Pikiran untuk menyimpulkan hasil pengalaman.

(5) Pengalaman yan terkontrol untuk mendapatkan pengetahuan secara ilmiah.

3) Logika ialah filsafat yang membahas tentang cara manusia berpikir dengan benar. Dengan
memahami filsafat logika di harapkan manusia bisa berpikir dengan mengemukakan pendapatnya
secara tepat dan benar.

4) Etika ialah filsafat yang menguraikan tentang perilaku manusia mengenai nilai dan norma
masyarakat serta ajaran agama menjadi pokok pemikiran dalam filsafat ini. Filsafat etika sangat
besar mempengaruhi pendidikan sebab tujuan pendidikan untuk mengembangkan perilaku
manusia, anatara lain afeksi peserta didik. (Made Pidarta, 1997: 77-78).

Dalam filsafat terdapat empat teori kebenaran yaitu :

(1) Koheren yaitu, sesuatu akan benar bila konsisten dengan kebenaran umum

(2) Koresponden, sesuatu akan benar bila ia tepat dengan fakta yang dijelaskan.

(3) Pragmatisme, sesuatu dipandang benar bila konsekuensinya ber manfaat bagi kehidupan.

(4) Skeptivisme, kebenaran dicari secara ilmiah dan tidak ada kebenaran yang lengkap.

7
Kajian yang dilakukan oleh berbagai cabang filsafat diatas, akan besar pengaruhnya terhadap
pendidikan, karena prinsip-prinsip dan kebenaran– kebenaran hasil kajian tersebut pada umumnya
diterapkan dalam bidang pendidikan.

Peranan filsafat dalam pendidikan tersebut berkaiatan dengan hasil kajian antara lain tentang :

(1) Keberadaan dan kedudukan manusia sebagai makluk di dunia ini, seperti yang disimpulkan
sebagai zoo politicon ,homo sapiens ,animal educandum dan sebagainya.

(2) Masyarakat dan kebudayaanya.

(3) Keterbatasan manusia sebagai makluk hidup yang banyak menghadapi tantangan.

(4) Perlunya landasan pemikiran dalam pekerjaan pendidikan, utamanya filsafat pendidikan.

2.2. Aliran Dalam Landasan Filosofis Pendikakan

Agar uraian tentang filsafat pendidikan ini menjadi lebih lengkap, berikut ini diuraikan bebrapa
aliran filsafat pendidikan yang dominan di dunia ini, Aliran itu ialah :

1) Idealisme

2) Realisme

3) Perenialisme

4) Esensialisme

5) Pragmatisme dan progresivisme

6) Eksistensialisme

1) Aliran Idealisme

Menegaskan bahwa hakekat kenyataan adalah ide sebagai gagasan kejiwaan. Apa yang
dianggap kebenaran realitas hanyalah bayangan atau refleksi dari ide sebagai kebenaran berfilsafat
spiritual atau mental. Ide sebagai gagasan kejiwaan itulah sebagai kebenararan atau nilai sejati
yang obsolut dan abadi.Terdapat variasi pendapat beserta namanya masing-masing dalam aliran
ini seperti spiritualisme, rasionalisme, neokantianisme, dan sebagainya. Variasi itu antara lain

8
menekankan pada akal dan rasio pada rasionalisme atau sebaliknya pada ilham untuk
irasionalisme, dan lain-alain. Meskipun terjadi variasi pendapat tersebut, namun pada umunya
aliran itu menekankan bahwa pendidikan merupakan kegiatan intelektual untuk membangkitkan
ide-ide yang masih laten, anatara lain melalui intropeksi dan tanya jawab. Oleh karena itu sebagai
lembaga pendidikan, sekolah berfungsi membantu siswa mencari dan menemukan kebenaran,
keindahan dan kehidupan yang luhur.

2) Aliran Realisme

Realisme demikian aliran filsafat ini kerap dipandang sebagai sisi keping yang berbeda
dari idealisme,hadir menjadi reaksi corak idealisme yang cenderung abstrak dan metafisik.
Instrumen utama realisme adalah indra dan terlepas dari asumsi pengetahuan yang di konstruksi
akal pikir. Ini menjadi pembeda tegas dengan idealisme yang justru lebih bepegang pada kondisi-
kondisi mental akal pikiran. Selanjutnya realisme agaknya di pengaruhi dua filsuf terkemuka,yaitu
Franci Bacon (1561-1626) dengan pemikirannya tentang metodologi induktif serta John Locke
tentang konsep akal-pikir jiwa manusia yang disebut “tabula rasa”,ruang kosong tak ubahnya
kertas putih kemudian menerima impresi lingkungan.

3) Aliran Perenialisme

Istilah “perenialisme”berasal dari bahasa latin,yaitu dari akar “perenis” atau


“perenial”(bahasa inggris)yang berarti tumbuh terus melalui waktu ,hidup terus dari waktu ke
waktu atau abadi. Maka, pandangan selalu memercayai mengenai adanya nilai-nila,norma-norma
yang bersifat abadi dalam kehidupan ini. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan
kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang. Perenialisme merupakan aliran filsafat
mendasarkan padaatuan,bukan mencerai-beraikan;menemukan persamaan-persamaan, bukan
membanding-bandingkan; serta memahami isi,bukan melihat luar atas berbagai aliran dan
Pemikiran. Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak
menentu dan penuh kekacauan serta membahayakan, seperti yang kita rasakan dewasa ini, tidak
ada satupun yang lebih bermanfaat dari pada kepastian tujuan pendidikan, serta kesetabilan dalam
perilaku pendidik. Perensialisme adalah aliran pendidikan yang megutamakan bahan ajaran
konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan, cinta kepada kebaikan universal.

Perenialisme menekankan keabadian teori kehikmatan yaitu :

▪ Pengetahuan yang benar (truth)


▪ Keindahan (beauty)
▪ Kecintaan kepada kebaikan (goodness)

9
Oleh karena itu, dinamakan perenialisme karena kurikulumnya berisi materi yang konstan
atau perennial.

Prinsip pendidikan antara lain:

(1) Konsep pendidikan itu bersifat abadi karena hakekat manusia tidak pernah berubah.

(2) Inti pendidikan haruslah mengembangkan kekhususan makluk manusia yang unik, yaitu
kemampuan berpikir.

(3) Tujuan belajar adalah mengenal kebenaran abadi dan universal

(4) Pendidikan merupakan persiapan bagi kehidupan sebenarnya.

(5) Kebenaran abadi itu diajarkan melalui pelajaran-pelajaran dasar (basic subject).

4) Aliran Esensialisme

Esensialisme kerap diungkapkan sebagai reaksi kedua terhadap progrevisisme tahun 1930-
an. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki
kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang memiliki tata
yang jelas.Idealisme dan realisme adalah aliran filsafat yang membentuk corak esensialisme. Dasar
filosofi esensialisme terutama memandang bahwa setiap jenis tertentu tidak lain adalah entitas
yang memiliki seperangkat karakteristik dan sifat yang bersifat (given)atau terberikan sejak
keberadaannya yang pertama kali. Esensialisme berupaya untuk mengajar siswa dengan berbagai
pengetahuan sejarah melalui mata kuliah inti dalam disiplin akademis tradisional.Esensialisme
juga bermaksud menanamkan pengetahuan sejarah melalui mata kuliah inti dalam disiplin
akademis tradisional.Esensialisme mempunyai tinjauan mengenai kebudayaan dan pendidikan
yang berbeda dangan progresivisme.

Filsafat pendidikan Esensialisme bertitik tolak dari kebenaran yang telah terbukti berabad-
abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial, yang lain adalah suatu kebenaran secara
kebetulan saja. Kebenaran yang esensial itu ialah kebudayaan klasik yang muncul pada zaman
romawi yang menggunakan buku-buku klasik ditulis dengan bahasa latin yang dikenal dengan
nama Great Book. Buku ini sudah berabad-abad lamanya mampu membentuk manusia –manusia
berkaliber internasional. Inilah bukti bahwa kebudayaan ini merupakan suatu kebenaran
yang esensial. Tokohnya antara lain Brameld. Esensialisme adalah mashab pendidikan yang
mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar esensial.

10
5) Aliran Pragmatisme dan progresivisme

Aliran progresivisme lahir di amerika, akhir abad 19 menjelang awal abad 20. Mula-mula
,istilah ini bersifat sosiologi guna menyebut gerakan sosial politik di amerika, ketika proses
indrustrialisasi dan urbanisasi menjadi gejala yang begitu massif. John dewey(1859-1952) adalah
satu tokoh yang kerap di pandang menjadi pelopor lahirnya aliran progrevisisme. Sementara
Dewey tidak lain adalah filsuf beraliran pragmatisme. Bisa dikatakan bahwa progresivisme sangat
di pengaruhi filsafat pragmatisme,yang lebih banyak terpusat pada eksperimentasi-eksperimentasi
yang berdasarkan investigasi-investigasi ilmiah sains modern yang memandang betapa
pengalaman selalu menjadi hal yang pokok dan utama. Dalam gerakan pendidikan ini,sekolah-
sekolah menjadi ruang yang benar-benar bebas gejala-gejala indoktrinisasi dan praktik-praktik
otoritatif. Pragmatisme merupakan aliran filsafat yang mengemukakan bahwa segala sesuatu harus
dinilai dari segi kegunaan pragtis, dengan kata lain paham ini menyatakan yang berfaedah itu harus
benar, atau ukuran kebenaran didasarkan pada kemanfaatan dari sesuatu itu kepada manusia .aliran
ini melahirkan progresivisme yang menentang pendidikan tradisional.

6) Aliran Eksistensialisme

Eksistensialisme termasuk filsafat pendatang baru. Eksistensialisasi selalu menjadi


pemikiran filsafat yang berupaya untuk agar manusia menjadi dirinya,mengalami individualitas.
Eksistensi berarti berdiri sebagai diri sendiri. Aliran eksistensialisme terbagi dua sifat,yaitu
teistik(bertuhan)dan atteistik. Menurut eksistensialisme,ada dua jenis filsafat tradisional,yaitu
filsafat spekulatif dan filsafat skeptis. Eksistensi membuat yang ada dan bersosok jelas
bentuknya,mampu berada,eksis. Oleh eksistensi,kursi dapat berada di tempat. Membuat sebuah
pilihan atas dasar keinginan sendiri dan sadar akan tanggung jawabnya di masa depan adalah inti
eksistensialisme.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Filsafat membahas sesuatu dari segala aspeknya yang mendalam sampai ke akar-akarnya,
sedang kebenaran ilmu itu bersifat relative, karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang
diamati dan hanya sebagian kecil saja. Untuk mengembangkan ilmu Pendidikan yang bercorak
Indonesia secara valid, terlebih dahulu dibutuhkan pemikiran dan perenungan itu adalah filsafat
yang khusus membahas pendidikan yang tepat diterpkan dibumi Indonesia.

3.2 Saran

Makalah ini merupakan resume dari berbagai sumber, untuk lebih mendalami isi makalah
kiranya dapat merujuk pada sumber aslinya yang tercantum dalam daftar pustaka. Kritik dan saran
yang membangun tentunya sangat diharapkan untuk kesempurnaan makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bahri, Syamsul. 2007. Landasan Pendidikan. (http://www.wordpress.com/


syamsulbolg.html, diakses tanggal 12 Pebruari 2011).

Fadli, 2010, Landasan Filsafat Dalam Pendidikan, (http://fadlibae.wordpress.com/diakses tanggal


19 Pebruari 2011).

Pidarta, Made. 1997. Landasan Kependidikan. Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak


Indonesia Jakarta : Rineka Cipta.

PTS Online. 2007. Pentingnya Landasan Filsafat Ilmu


Pendidikan.(http://www.pts.co.id/filsafat.asp, diakses tanggal 22 Pebruari 2011).

13

Anda mungkin juga menyukai