Makalah Ini Dibuat Dan Dipresentasikan Pada Mata Kuliah Filsafat Dan Ilmu Pendidikan
Islam
Dosen Pengampu:
Dr. APUD, S.AG., M.PD.
Disusun Oleh:
Ike Roslita (221240012)
Aswai’daiyah (221240028)
Syafirasteel Zarifa (221240032)
1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “ANALISIS FILSAFAT DAN TEORI
PENDIDIKAN” dapat kami selesaikan dengan baik. Kami berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Begitu pula atas limpahan kesehatan
dan kesempatan yang Allah SWT kepada penulis sehingga makalah ini dapat kami susun melalui
beberapa sumber.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah
membantu penyelesaian makalah ini. Kepada kedua orang tua, dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Dan Ilmu Pendidikan Islam yaitu bapak Dr. APUD, S.AG., M.PD. dan juga kepada
teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi
dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang
sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu penulis
memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini dibuat, apabila terjadi kesalahan dalam penulisan, atau pun adanya
ketidaksesuaian materi yang diangkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kami menerima
kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bias membuat karya makalah yang lebih baik
pada kesempatan berikutnya.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
1. Analisis Filsafat dalam Masalah Pendidikan................................................3
2. Filsafat Dan Teori Pendidikan......................................................................5
PENUTUP..................................................................................................................9
Kesimpulan.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pendidikan adalah proses perkembangan yang bertujuan. Tujuan proses
perkembangan itu secara alamiah adalah kedewasaan, sebab potensi manusia yang paling
alamiah adalah bertumbuh menuju tingkat kedewanaan, kematangan. Potensi ini akan dapat
terwujud apabila prakondisi almiah dan sosial manusia bersangkutan memungkinkan untuk
perkembangan tersebut, misalnya iklim, makanan, kesehatan, dan keamanan, relatif sesuai
dengan kebutuhan manusia.
Sementara itu, teori-teori pendidikan memberikan wawasan mendalam tentang proses
belajar-mengajar, perkembangan peserta didik, serta dinamika lingkungan pendidikan. Melalui
analisis teori pendidikan, kita dapat mengidentifikasi berbagai pendekatan dan strategi
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu dan masyarakat.
Filsafat bertumpu pada kemampuan nalar atau rasio manusia, Kebenaran hakiki yang dicari
adalah sejauh yang dapat dijangkau oleh akal manusia, Sebagai kegiatan berpikir, filsafat
menghasilkan gambaran pemikiran secara menyeluruh dan komprehensif., Pemikiran filsafat
bersifat spekulatif, artinya merenung, memikirkan sesuatu sedalam-dalamnya, tanpa keharusan
ada kontak langsung degan objek yang dipikirkan.1
Seiring dengan perubahan zaman dan kompleksitas tantangan yang dihadapi, muncul
berbagai masalah pendidikan yang perlu dipecahkan. Masalah pendidikan merupakan masalah
hidup dan kehidupan manusia. Proses pendidikan berada dan berkembang bersama proses
perkembangan hidup dan kehidupan manusia, bahkan keduanya pada hakikatnya adalah proses
yang satu. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut adalah
filsafat. Filsafat memberikan kerangka berpikir kritis dan analitis yang dapat membantu
merumuskan pendekatan dan solusi yang tepat.
B. Rumusan Masalah
1
Jenilan, J. (2018). Filsafat Pendidikan. EL-AFKAR: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir
Hadis, 7(1), 69-74.
1
1. Bagaimana Analisis Filsafat dalam Masalah Pendidikan?
2. Filsafat dan teori Pendidikan
C. Tujuan
1. Mengetahui Analisis Filsafat dalam Masalah Pendidikan
2. Mengetahui Filsafat dan Teori Pendidikan
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
berpikir secara mendalam. Oleh karenanya dengan memahami filsafat dengan baik maka orang
akan dapat mengembangkan secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Berfilsafat atau berfikir filosofis bukanlah sembarang berfikir tapi berfikir dengan
mengacu pada kaidah-kaidah tertentu secara disiplin dan mendalam. Pada dasarnya manusia
adalah homo sapien, hal ini tidak serta merta semua manusia menjadi filsuf, sebab berfikir
filsafat memerlukan latihan dan pembiasaan yang terus menerus dalam kegiatan berfikir
sehingga setiap masalah/substansi mendapat pencermatan yang mendalam untuk mencapai
kebenaran jawaban dengan cara yang benar sebagai manifestasi kecintaan pada kebenaran. 3
3
Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Valia Pustaka.
5
Teori adalah hasil dari proses ilmiah. Secara bertahap teori diproses melalui pengumpulan
fakta, pengembangan konsep, dan perumusan generalisasi. Generaliasi dan keterkaitan logis
antara generalisasi adalah wujud konkrit teori. Dalam kamus Cambridge, teori diartikan sebagai:
"a formal statement of the rules on which a subject of study is based or of ideas which are
suggested to explain a fact or efent or, more generally, an opinion or explanation", (Cambridge
Advanced Learner's Dictionary: 2008-1507). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa teori
pendidikan adalah pernyataan- pernyataan umum tentang pendidikan, yang digunakan untuk
menjelasakan keterkaitan antara berbagai fakta atau fenomena pendidikan.
Teori pendidikan dan filsafat pendidikan memiliki obyek materi kajiaan yang sama, yakni
manusia dengan tindakan dan pemikiran pendidikannya. Meskipun demikian, keduanya memiliki
obyek kajian formal yang berbeda. Teori pendidikan mengkaji apa, mengapa, dan bagaimana
pendidikan berlangsung, sedangkan filsafat pendidikan mengkaji pandangan mendasar dan
meyeluruh yang menjadi acuan pemikiran dan pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian, untuk sampai pada pemahaman yang memadai tentang filsafat
pendidikan, maka pertama-tama perlu dipahami dan dilakukan penyamaan persepsi tentang apa,
mengapa, dan bagaimana pendidikan berlangsung. Meskipun demikian, karena filsafat menjadi
sumber inspirasi awal dan utama pengembangan teori, maka dalam mengkaji teori tentang
pendidikan, dengan sendirinya akan ikut dikaji pula pemikiran-pemikiran filosofis yang
melatarbelakanginya.4
Berikut meruakan beberapa teori pendidikan :
1. Perennialisme: Teori ini mengutamakan pengetahuan yang abadi dan universal. Menurut
perennialisme, pendidikan harus berfokus pada pembelajaran klasik, seperti studi tentang
sastra klasik, filsafat, matematika, dan sejarah. Tujuan utamanya adalah untuk
mengembangkan akal dan moralitas siswa. Perennialisme percaya bahwa pengetahuan
yang abadi adalah kunci untuk memahami dunia dan menjadi warga yang baik.
2. Essensialisme: Essensialisme menekankan pada pengetahuan dasar dan keterampilan yang
dianggap penting untuk semua siswa. Ini termasuk membaca, menulis, matematika, dan
ilmu pengetahuan. Essensialisme menekankan pada disiplin, otoritas guru, dan kurikulum
4
Toenlioe, Anselmus Je. Teori Dan Filsafat Pendidikan. Penerbit Gunung Samudera [Grup
Penerbit Pt Book Mart Indonesia], 2014.
6
yang struktural. Tujuannya adalah untuk mempersiapkan siswa dengan dasar-dasar yang
kuat untuk kehidupan dan karier mereka di masa depan.
3. Progresivisme: Pendekatan progresivisme menekankan pada pengalaman langsung,
pembelajaran aktif, dan pengembangan keterampilan kritis dan kreatif. John Dewey adalah
salah satu pendukung utama teori ini. Menurut progresivisme, pendidikan harus relevan
dengan kehidupan sehari-hari siswa dan memungkinkan mereka untuk belajar melalui
eksplorasi dan pengalaman. Guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran, bukan hanya
penyampai informasi.
4. Rekonstruksionisme: Rekonstruksionisme mengusulkan untuk menggunakan pendidikan
sebagai alat untuk merombak atau "merekonstruksi" masyarakat. Teori ini menekankan
pada pengajaran masalah-masalah sosial dan politik serta mendorong siswa untuk menjadi
agen perubahan sosial. Rekonstruksionisme mempromosikan pemikiran kritis, keadilan
sosial, dan keterlibatan aktif dalam komunitas.
5. Konstruktivisme: Konstruktivisme berpendapat bahwa siswa membangun pengetahuan
mereka sendiri melalui pengalaman dan interaksi dengan dunia sekitarnya. Guru berperan
sebagai fasilitator yang membantu siswa dalam membangun pemahaman mereka sendiri
melalui refleksi dan diskusi. Pembelajaran konstruktivis mendorong siswa untuk aktif
dalam proses pembelajaran mereka dan membangun pemahaman yang mendalam.
6. Humanisme Pendidikan: Humanisme pendidikan menekankan pada pengembangan
pribadi, emosional, dan sosial siswa. Tujuan utamanya adalah untuk menghargai keunikan
individu dan membantu siswa mencapai potensi penuh mereka. Humanisme pendidikan
menekankan pada hubungan positif antara guru dan siswa, serta pada pembelajaran yang
berpusat pada siswa.
7. Posmodernisme: Posmodernisme menolak ide bahwa ada kebenaran atau nilai-nilai yang
absolut. Teori ini menekankan pada keragaman, kompleksitas, dan subjektivitas dalam
pendidikan. Pendekatan posmodernis mengakui pentingnya mempertimbangkan konteks
sosial, budaya, dan politik dalam pendidikan, serta memberi ruang bagi berbagai perspektif
dan pengalaman.
7
Filsafat pendidikan melibatkan studi tentang tujuan, makna, dan nilai-nilai dalam konteks
pendidikan, sementara teori pendidikan membahas berbagai pendekatan dan metode yang
digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dengan memahami filsafat dan teori pendidikan, kita dapat membentuk sistem pendidikan
yang lebih efektif dan inklusif, yang menghargai keunikan individu dan mempersiapkan
mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Filsafat pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk sistem
pendidikan suatu masyarakat. Nilai-nilai dan prinsip yang terkandung dalam filsafat menjadi
landasan bagi pembangunan sistem pendidikan, yang pada gilirannya akan membentuk karakter
dan pandangan hidup generasi mendatang.
Analisis menyoroti bahwa pendidikan bukanlah sekadar tentang pengembangan fisik dan
keterampilan, tetapi juga tentang pembentukan karakter dan pemahaman yang lebih mendalam
tentang hakikat manusia. Ini menunjukkan perlunya pendekatan holistik dalam pendidikan yang
memperhatikan aspek intelektual, moral, dan emosional.
Filsafat pendidikan menjadi landasan dalam penyusunan kurikulum, yang mencerminkan
tujuan dan nilai-nilai yang ingin dicapai melalui pendidikan. Ini menekankan perlunya
mempertimbangkan secara seksama nilai-nilai yang ingin disampaikan kepada generasi muda
melalui proses pembelajaran.
Terdapat beragam teori pendidikan yang mencerminkan berbagai pandangan filosofis
tentang pendidikan. Dari perennialisme yang menekankan pengetahuan abadi hingga
progresivisme yang menekankan pengalaman langsung, setiap pendekatan memiliki implikasi
filosofis yang mendalam dalam proses pembelajaran.
Analisis menggarisbawahi pentingnya pengembangan kemampuan berpikir kritis dan
filosofis dalam pendidikan. Ini tidak hanya membantu siswa memahami materi pelajaran secara
mendalam, tetapi juga mempersiapkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dunia yang
terus berkembang.
Dengan memahami keterkaitan antara filsafat dan pendidikan, serta mengaplikasikan teori-
teori pendidikan yang relevan, kita dapat membangun sistem pendidikan yang lebih efektif dan
berkelanjutan, yang menghasilkan individu yang berpikiran terbuka, kritis, dan siap menghadapi
tantangan masa depan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Jenilan, J. (2018). Filsafat Pendidikan. EL-AFKAR: Jurnal Pemikiran Keislaman Dan Tafsir
Hadis, 7(1), 69-74.
Sholikhah, M. A. (2020). Hubungan antara Filsafat dengan Pendidikan. Tabyin: Jurnal
Pendidikan Islam, 2(2), 22-30.
Pohan, J. E., & Sari, Y. N. I. (2019). Filsafat Pendidikan: Teori Klasik Hinga Postmodernisme
dan Problematikanya Di Indonesia.
Tarigan, M., Alvindi, A., Wiranda, A., Hamdany, S., & Pardamean, P. (2022). Filsafat
Pendidikan Ki Hajar Dewantara dan Perkembangan Pendidikan di Indonesia.
Mahaguru: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(1), 149-159.
Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Valia Pustaka.
Nurgiansah, Heru. ‘Filsafat Pendidikan.’ (2020).,”.
Toenlioe, Anselmus Je. Teori Dan Filsafat Pendidikan. Penerbit Gunung Samudera [Grup
Penerbit Pt Book Mart Indonesia], 2014.
10