Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN DALAM PENINGKATAN

SUMBER DAYA MANUSIA

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Filsafat Ilmu
Dosen pengampuh: Dr. Ika Istadewi S.Pd.,M.Pd

Oleh:
Nama: Siti Hajariyah
NIM: 211030073

KELAS D
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Epistemologi Pendidikan Islam" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Istadewi S.Pd.,M.Pd selaku Dosen
Pengampuh mata kuliah Filsafat Ilmu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Palu, 1 Desember 2021


Penulis

Siti Hajariyah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... ii

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2

2.1 Filsafat Pendidikan .............................................................................................. 2

2.2 Pengertian Kepbribadian ....................................................................................3

2.3 Filsafat Pendidikan sebagai Sumber Daya Manusia ............................................4

BAB III PENUTUP .................................................................................................6

3.1 Kesimpulan .........................................................................................................7

3.2 Saran ....................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 8


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang mampu mengembangkan diri.Kemampuanini
menyebabkan peluang untuk membentuk dirinya baik secara fisik maupunsecara
mental.Dengan cara mengatur kadar dan komposisi makan dan minumandengan disertai
latihan yang teratur,fisik manusia dapat dibentuk.Sebaliknya manusia pun memiliki potensi
mental untukdikembangkan.Berbagai potensi mental yang terangkum dalam
aspekkognisi,emosi,dan konasi dapat manusia untuk menjadi makhluk yang berperadaban
(homo sapien).Peningkatan dikembangkan dan pengembangan diriini menyebabkan manusia
memiliki tingkat peradaban yang berbeda danmengarah maju dari zaman ke
zaman.Kemajuan peradaban manusia ini terlihatdari adanya periodisasi sejarah umat
manusia.Manusia memiliki berbagai potensi atau sumber daya untuk meningkatkankualitas
kehidupannya.Sumber daya ini,pada dasarnya baru merupakankemungkinan layaknya
lembaga atau benih pada tumbuh-tumbuhan.Hasilnya baruakan terlihat apabila potensi
tersebut dapat disalurkan melalui pengarahan,bimbingan maupun latihan yang terarah dan
sinambung

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang tersebut dapat kami simpulkan pada makalah ini terdapat
permasalahan diantaranya :
1. Bagaimana Filsafat Pendidikan ?
2. Apa yang dimaksud dengan kepribadian ?
3. Bagaimana Filsafat Pendidikan sebagai Sumber Daya Manusia ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Filsafat Pendidikan


Arti Filsafat Pendidikan ialah ragam pengertian filsafat pendidikan telah diungkapkan
oleh para ahli.Al-Syaibany berpendapat,filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur
yangmenjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses
pendidikan.Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai danmaklumat-maklumat
yang diupayakan untuk mencapainya.Dalam hal ini, filsafat pendidikan, dan pengalaman
kemanusiaan merupakan faktor yangintegral.[1]Filsafat pendidikan juga disa didefinisikan
sebagai kaidah filosofisdalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan
falsafahumum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaanyang
menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan- persoalan secara
praktis.Menurut Imam Bernadib, filsafat pendidikan merupakanilmu yang pada hakikatnya
merupakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan.Baginya filsafat
pendidikan merupakan aplikasi sesuatu analisisfilosofis terhadap bidang pendidikan.[2]John
Dewey, berpendapat : filsafat pendidikan merupakan suatu pembentukan kemampuan dasar yang
fundamental baik yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan
(emosional),menuju tabiat manusia.Filsafat pendidikan itu berdiri secara bebas
denganmemperoleh keuntungan karena punya kaitan dengan filsafat umum.Kendati kaitanini
tidak penting , tapi yang terjadi ialah suatu keterpaduan antara pandanganfilosofis dengan filsafat
pendidikan, karena filsafat sering diartikan sebagai teori pendidikan dalam segala tahap.
Guna memperoleh pengertian filsafat pendidikan yang lebihsempurna,kiranya dapat
dikemukakan pula tentang definisi operasional mengenai pengertian pendidikan yaitu Pendidikan
adalah bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak
didik menujuterbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan
ideal.Yangdimaksud kepribadian yang utama dan ideal adalah kepribadian yang
memilikikesadaran moral dan sikap mental secara teguh dan sungguh-sungguh memegangdan
melaksanaan ajaran atau prinsip-prinsip nilai(filsafat)yang menjadi pandanganhidup secara
individu, mesyarakat maupun filsafat bangsa dan negara. Selanjutnya,Al-Syaibani menjelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha mengubah tingkah lakuindividu dalam kehidupan pribadinya
sebagai bagian dari kehidupan masyarakatdan kehidupan alam sekitarnya.[3]Pendidikan dapat
dicermati pula sebagairangkaian proses untuk mengalihnkan pengetahun, pengalaman,
kecakapan, danketerampilannya kepada generasi muda , sebagai usaha untuk menyiapkan
generasimuda agar dapat memahami fungsi hidupnya baik jasmani maupunrohani.Pendidikan
diartikan sebagai suatu proses usaha dari manusia dewasa yangtelah sadar akan kemanusiaannya
dalam membimbing, melatih, mengajar, dan menanamkan nilai-nilai dan dasar-dasar pandangan
hidup kepada generasi muda,agar nantinya menjadi manusia yang sadar dan bertanggung jawab
akan tugas-tugas hidupnya sebagai manusia , sesuai dengan sifat hakiki dan ciri-
cirikemanusiaannya.
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan mencangkup dua kepentingan utama,yaitu
pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai-nilai budaya.Kedua halini berkaitan erat
dengan pandangan hidup suatu masyarakat atau bangsa itumasing-masing.Dengan kata lain ,
sistem pendidikan bagaimanapun sederhananyamengandung karakteristik tentang jati diri atau
pandanagan hidup masyarakat atau bangsa yang membuatnya.
Filsafat pendidikan ,sesuai perananya, merupakanlandasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijakan dan pelaksanaan pendidikan.Sedangkan filsafat ,dengan cara kerjanya yang
bersifat sistematis,universal, dan radikal , yang mengupas dan menganalisis sesuatu secara
mendalam, ternyata sangat relevan dengan problematika hidup dan kehidupan manusia
danmampu menjadi perekat kembali antara berbagai macam disiplin ilmu yang berkembang saat
ini.Sehingga filsafat pendidikan akan menemukan relevansinyadengan hidup dan kehidupan
masyarakat dan akan lebih mampu lagi meningkatkanfungsinya bagi kesejahteraan hidup
manusia.Filsafat dan pendidikan, merupakan semacam usaha yang sama.Berfilsafatialah mencari
nilai-nilai ide (cita-cita) yang lebih baik , sedangkan pendidikanmenyatakan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan pribadi manusia.Pendidikan bertindak mencari arah yang terbaik,sedangkan
filsafat dapat memberi latihan yang pada dasarnya diberikan pada peserta didik, yang bertujuan
untuk membina
manusia dalam membangun nilai-nilai yang kritis dalam watak mereka, yangmempunyai cita-
cita hidup yang tinggi dengan berubahnya filsafat yang tertanamdalam diri mereka.Dengan
demikian , tujuan filsafat pendidikan adalah mencarikesatuan pandangan untuk memecahkan
berbagai problem dalam lapangan pendidikan,sehingga menghasilkan manusia yang akan dapat
bertindak sesuaidengan tuntutan dari lingkungan.[4]

2.2 Pengertian Kepribadian


Setiap manusia pasti memiliki kepribadian dimana dengan kepribadian inilahsatu
individu bereaksi dengan individu lainnya dan lingkungan sekitarnya.Bila pendidikan
dikembalikan pada fungsinya sebagai usaha untuk mengembangkan potensi individu dan
sekaligus sebagai usaha untuk mewariskan nilai-nilai budaya,maka pendidikan juga menyangkut
pembentukan kepribadian.Pendidikan berkaitandengan usaha untuk mengubah sikap dan tingkah
laku.Sedangkan kepribadian berhubungan dengan pola tingkah laku.Kepribadian inilah yang
merupakan cirikhas yang membedakan antar individu.Beberapa pengertian
kepribadiandiantaranya menurut Golden W.Alport bahwa kepribadian merupakan
organisasidinamis dalam individu sebagai sistem psikologis yang menentukan caranya yangkhas
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan . Sedangkanmenurut Whitterington kepribadian
adalah keseluruhan tingkah lakuseseorang yang diintegrasikan sebagaimana yang tampak pada
orang lain.Menurutnya kepribadian tersebut bukan hanya yang melekat pada diri seseorang,tetapi
lebih merupakan hasil dari suatu pertumbuhan yang lama dalam suatulingkungan kultur [23.23,
30/11/2021] Hajrah Yahyaa: Pengertian kepribadian dalam ilmu Psikologi adalah sifat hakiki
yangtercermin pada sikap seseorang . Kata kepribadian diambil dari terjemahan katayang berasal
dari Inggris , yaitu Personality. Menurut Kartini Kartono dan DaliGulo dalam Ngaimun Naim
bahwa kata Personality mempunyai pengertian sebagaialat dan tingkah laku khas seseorang yang
membedakannya dari orang lain. ]Setidak-tidaknya, kepribadian dapat dilihat dari empat aspek
muatannya yaitu:
1.Aspek Personalia, yaitu kepribadian dilihat dari pola tingkah laku lahir dan batinyang dimiliki
seseorang.
2.Aspek Individualaitas, yakni karakteristik atau sifat-sifat khas yang dimilikiseseorang,
sehingga dengan adanya sifat-sifat seseorang secara individu berbedadengan yang lainnya.
3.Aspek Mentalitas, sebagai perbedaan yang berkaitan dengan cara berpikir.Mentalitas sebagai
gambaran pola pikir seseorang.
4.Aspek Identitas, yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahanan sikap dirinya dari
pengaruh luar.Identitas merupakan karakteristik yang menggambarkan jati diri seseorang.
Berdasarkan keempat aspek tersebut, terlihat bagaimana hubungan antara pendidikan dan
pembentukan kepribadian, dan hubunagannya dengan filasafat pendidikan yang bersumber dari
nilai-nilai budaya sebagai pandangan hidup suatu bangsa.

2.3.Filsafat Pendidikan Sebagai Sumber Daya Manusia


Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan.Dari sudut pandang
yang dimiliki itu, manusia dinamai dengan berbagai sebutan.Dilihat dari potensi
intelektualitasnya, manusia disebut homointelectus.Manusia juga disebutsebagai homo faber,
karena manusia memeilki kemampuan untuk membuat barangdan peralatan. Kemudian manusia
pun disebut homo sacins atau
homo sacialeabima, karena manusia adalah makhluk bermasyarakat .Dilain pihak , manusia
jugamemiliki kemampuan merasai,mengerti, membeda-bedakan , kearifan,kebijaksanaan, dan
pengetahuan.Atas dasarnya kemampuan tersebut , manusia disebut homosapiens.
Filsafat pendidikan, seperti dikemukakan oleh Imam Bernadib, disusun atasdua
pendekatan.Pendekatan pertama bahwa filsafat pendidikan diartikan sebagaialiran yang
didasarkan pada pandangan filosofis tokoh-tokoh tertentu.Sedangkan pandangan kedua adalah
usaha untuk menemukan jawaban dari pendidikan beserta problem-problem yang ada yang
memerlukan tinjauan filosofis.Dari pendekatan pertama,terkait dengan kualitas potensi manusia,
terdapat tigaaliran filsafat yaitu :
1.Aliran Naturalisme, yang menyatakan bahwa manusia memiliki potensi bawaanyang dapat
berkembang secara alami, tanpa memerlukan bantuan dari luar.Secaraalami manusia akan
bertambah dan berkembang sesuai dengan kodratnya masing-masing. Tokoh aliran ini adalah
Jean Jacquers Rosseau, berpendapat bahwa padahakektnya semua anak manusia adalah baik
pada waktu dilahirkan yaitu sejaktangan sang pencipta, tetapi akhirnya rusak sewaktu berada di
tangan manusia .

Oleh karena itu Jean Jacquers Rosseau menciptakan konsep pendidikan alam,artinya anak
hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurutalamnya, manusia jangan banyak
mencampurinya.

2.Aliran Empirisme,menurut aliran ini manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau
karena adanya intervensi linkungan. Aliran ini dinisbatkan kepadafaham yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yangdimaksud dengannya adalah baik
pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut
pribadi manusia.Pada dasarnyaEmpirisme bertentangan dengan Rasionalisme.Rasionalisme
mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio,sehingga pengenalan inderawi
merupakansuatu bentuk pengenalan yang kabur.Sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.Tokoh aliran ini adalah
Schopenhauer.

3.Aliran Konfergensi, tokoh aliran ini adalah William Term (1871-1938), seorangahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkankedunia ini sudah disertai
pembawaan baik maupun buruk.Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak ,baik faktor pembawaanmaupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting bakat yang dibawa pada waktu anak dilahirkan tidak akan
berkembang dengan baiktanpa adanya dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan
perkembangan bakattersebut.Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang
manusiadalam kaitan dengan problema pendidikan.
Namun kemudian, Khonstamm menambahkan faktor kesadaran sebagai faktor ke
empat.Dengan demikian,menurutnya selain faktor dasar (natur)dan faktor ajar(empiri), yang
kemudiandikonvergensikan , masih perlunya faktor kesadaran individu.
Menurutnya, walaupun manusia memiliki bakat yang baik, kemudian dididiksecara baik
pula, maka hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsikdari peserta didik itu
sendiri.Kohnstamm, melihat bahwa faktor lingkungan belumdapat memberi hasil yang optimal
bila tidak disertai dorongan dari dalam diri peserta didik.Pendapat ini dapat dilihat sebagai
temuan yang memperkaya pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan.
Keempat tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia,kecuali J.J
Rosseau.Ketiga tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa potensi manusia dapat
diintervensi oleh pengaruh lingkungan.Kenyataan iniantara lain, dapat diusut dari sejumlah kasus
manusia serigala yang pernahterungkap.
Lyotard dan Senguin pernah menemukan bocah yang sejak kecil dipeliharaoleh
sekelompok serigala.Ternyata bocah tersebut dalam kesehariannya hidupmengikuti perilaku
serigala yang menjadi lingkungan hidupnya.Kasus yangdijumpai oleh kedua tokoh ini terjadi di
hutan Prancis selatan sekitar abad ke-18selanjutnya,di India kasus serupa pun pernah
ditemui.Kemudian bocah asuhanserigala itu diselamatkan dan dididik dilingkungan hidup
manusia.
Sepertiyang dikatakan Imam Bernadib,bahwa filsafat pendidikan sebagaisistem dapat
dilihat dari dua pendekatan.Pendekatan pertama sebagai pendekatanfilosofis,sebagaimana telah
diuraikan terdahulu.Dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai
aliran itu mengakui bahwa manusiamemiliki potensi untuk dididik.
Selanjutnya,pendekatan kedua adalah filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang
pendidikan .Berdasarkan pendekatan ini, filsafat pendidikan merupakanusaha untuk menemukan
jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yangada yang memerlukan tinjauan
filosofis.
Hasan Langgulung, pendidikan dalam hubungannya dengan individu danmasyarakat,
dapat dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat pendidikan dan sumber daya
manusia. Dari sudut pandang individu, pendidikanmerupakan usaha untuk mengembangkan
potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai
pewaris nilai-nilai budaya.
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangatditentukan oleh
tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukungnilai-nilai budaya tersebut.Pada
masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran.
Kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh IPTEK .Makin tinggi
tingkat penguasaan IPTEK , makin maju pula peradaban suatu bangsa.Juga tingkat kualitas
sumber daya manusianya.Salah satu sarana yang paling efektifdalam pengenbangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.
Sejalan dengan tersebut , disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak danserasi
dengan tujuanpengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi
peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki.Kemudian agar sistem pendidikan tersebut tetap
terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakar pada
kepribadian bangsa itu masing-masing.Dalam kaitan ini, terlihat bagaimana kaitan hubungan
antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sesuatu akan dinilai benar bila ia dapat direalisasikan dan hasilnya bermanfaat bagi
kehidupan .Pemikiran ini dijadikan landasan dalam penyusunan sistem pendidikan dan kemidian
diterapkan dalam bentuk sekolah kerja dan dinamakansekolah masyarakat.Sekolah ini bertijian
untuk mendidik para siswa menjadi tenaga praktis yang siap pakai dibidang keahlian disesuaikan
dengan bidang profesi yangada di masyarakat.Dengan demikian, diharapkan tamatan dari
sekolah-sekolah iniakan segera mendapat pekerjaan.
Tujuan pendidikan Indonesia mencangkup pengembangan potensi individuyang
diamanatkan oleh filsafat pendidikan pancasila.Secara individu diharapkan peserta didik dapat
memiliki kepribadian yang mencangkup keenambelaskarakteristik seperti tergambar dalam
tujuan pendidikan nasional.Karakteristik inisekaligus merupakan aspek yang menjadi muatan
dalam pengembangan kualitassumber daya manusia yang berlandaskan filsafat pendidikan yang
digali darifilsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dalam GBHN tahun 1993 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional berlandaskan
filsafat pancasila itu menghasilakan adanya hubungan timbal balikantara filsafat hidup bangsa,
filsafat pendidikan, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.Begitu juga dalam amanat
UUD 1945, tujuan pendidikan itumencerdaskan kehidupan bangsa.Ini berarti bahwa usaha
mencerdaskan kehidupan bangs aidentik dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
usaha yang paling efektif adalah melalui pendidikan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikanfilsafat sebagai
jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan .Kepribadian
merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikologis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadaplingkungan.Kepribadian terdiri dari empat
aspek yaitu :
1.Aspek personalia
2.Aspek individualism
3.Aspek mentalitas
4.Aspek identitas
Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan .Darisudut pandang yang
dimiliki itu, manusia dinamai dengan berbagai sebutan.Dilihatdari potensi inteleknya, manusia
disebut homo intelectus.Manusia juga disebutsebagai homo faber, karena manusia memiliki
kemampuan untuk membuat barangatau peralatan.Kemudian manusia pun disebut sebagai homo
sacinss atau homosaciale abima, karena manusia adalah makhluk bermasyarakat. Dilain
pihakmanusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan, kearifan,
kebijaksanaan, dan pengetahuan.Atas dasar adanya kemampuan tersebut,manusia disebut homo
sapiens.

3.2 Saran
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangatditentukan oleh
tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukungnilai-nilai budaya tersebut. Pada
masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli, berbeda dengan masyarakat yang memiliki
kebudayaan campuran. Oleh karena itu,kita sebagai calon pendidik yang akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas pengetahuan kita selalu tidak lepas dengan filsafat
pendidikan maka kitaharus pahami, pelajari, dan aplikasikan itu semua ke dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam , Jakarta : Bulan Bintang, 1979, hal 36


Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta : Bina Aksara, 1993, hal 3:
Dombaputih-abram.blogspot.com/2012/02/blog-post.html·
Naim ,Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif dan Mengubah Hidup Peserta Didik, Yogyakarta
:Pustaka Pelajar, 2009·

Prasetyo, Filsafat Pendidikan :’’ Untuk IAIN, STAIN,PTAIS’’, Bandung: PustakaSetia. 2000

[1]Al-Syaibani, Filsafat Pendidikan Islam ,Jakarta :Bulan Bintang,1979,hal 36


[2]Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1993, hal 3
[3]Al-Syabani,loc.cit.hal 39
[4]Yuyun.S.Suriasumantri, Ilmu Dalam Prespektif , Jakarta:Gramedia, 1982, hal 4
[5] Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratifdan MengubahHidupPesertaDidik ,Yogyakarta :
Pustaka Pelajar,2009.
[6]Dombaputih-abram.blogspot.com/2012/02/blog-post.html
[7]Ibid.
[8]Prasetya, Filsafat Pendidikan:Untuk IAIN,STAIN,PTAIS .(Bandung :PustakaSetia ,2000),hal
123.
[9]Ibid.hal 125

Anda mungkin juga menyukai