Oleh:
Nama: Siti Hajariyah
NIM: 211030073
KELAS D
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) DATOKARAMA PALU
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Epistemologi Pendidikan Islam" dengan tepat
waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang manusia prasejarah bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ika Istadewi S.Pd.,M.Pd selaku Dosen
Pengampuh mata kuliah Filsafat Ilmu. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Siti Hajariyah
DAFTAR ISI
Oleh karena itu Jean Jacquers Rosseau menciptakan konsep pendidikan alam,artinya anak
hendaklah dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurutalamnya, manusia jangan banyak
mencampurinya.
2.Aliran Empirisme,menurut aliran ini manusia bertumbuh dan berkembang atas bantuan atau
karena adanya intervensi linkungan. Aliran ini dinisbatkan kepadafaham yang memilih
pengalaman sebagai sumber utama pengenalan dan yangdimaksud dengannya adalah baik
pengalaman lahiriah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut
pribadi manusia.Pada dasarnyaEmpirisme bertentangan dengan Rasionalisme.Rasionalisme
mengatakan bahwa pengenalan yang sejati berasal dari ratio,sehingga pengenalan inderawi
merupakansuatu bentuk pengenalan yang kabur.Sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa
pengetahuan berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan
yang paling jelas dan sempurna.Tokoh aliran ini adalah
Schopenhauer.
3.Aliran Konfergensi, tokoh aliran ini adalah William Term (1871-1938), seorangahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkankedunia ini sudah disertai
pembawaan baik maupun buruk.Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses
perkembangan anak ,baik faktor pembawaanmaupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai
peranan yang sangat penting bakat yang dibawa pada waktu anak dilahirkan tidak akan
berkembang dengan baiktanpa adanya dukungan lingkungan yang baik sesuai dengan
perkembangan bakattersebut.Ketiga aliran tersebut kemudian menjadi dasar pemikiran tentang
manusiadalam kaitan dengan problema pendidikan.
Namun kemudian, Khonstamm menambahkan faktor kesadaran sebagai faktor ke
empat.Dengan demikian,menurutnya selain faktor dasar (natur)dan faktor ajar(empiri), yang
kemudiandikonvergensikan , masih perlunya faktor kesadaran individu.
Menurutnya, walaupun manusia memiliki bakat yang baik, kemudian dididiksecara baik
pula, maka hasilnya akan menjadi lebih baik bila ada motivasi intrinsikdari peserta didik itu
sendiri.Kohnstamm, melihat bahwa faktor lingkungan belumdapat memberi hasil yang optimal
bila tidak disertai dorongan dari dalam diri peserta didik.Pendapat ini dapat dilihat sebagai
temuan yang memperkaya pemikiran tentang manusia dalam kaitannya dengan pendidikan.
Keempat tokoh tersebut telah mengangkat latar belakang potensi manusia,kecuali J.J
Rosseau.Ketiga tokoh berikutnya seakan menyatu dalam pendapat bahwa potensi manusia dapat
diintervensi oleh pengaruh lingkungan.Kenyataan iniantara lain, dapat diusut dari sejumlah kasus
manusia serigala yang pernahterungkap.
Lyotard dan Senguin pernah menemukan bocah yang sejak kecil dipeliharaoleh
sekelompok serigala.Ternyata bocah tersebut dalam kesehariannya hidupmengikuti perilaku
serigala yang menjadi lingkungan hidupnya.Kasus yangdijumpai oleh kedua tokoh ini terjadi di
hutan Prancis selatan sekitar abad ke-18selanjutnya,di India kasus serupa pun pernah
ditemui.Kemudian bocah asuhanserigala itu diselamatkan dan dididik dilingkungan hidup
manusia.
Sepertiyang dikatakan Imam Bernadib,bahwa filsafat pendidikan sebagaisistem dapat
dilihat dari dua pendekatan.Pendekatan pertama sebagai pendekatanfilosofis,sebagaimana telah
diuraikan terdahulu.Dalam pandangan ini terungkap bahwa konsep pendidikan dalam berbagai
aliran itu mengakui bahwa manusiamemiliki potensi untuk dididik.
Selanjutnya,pendekatan kedua adalah filsafat pendidikan dilihat dari sudut pandang
pendidikan .Berdasarkan pendekatan ini, filsafat pendidikan merupakanusaha untuk menemukan
jawaban tentang pendidikan dan problema-problema yangada yang memerlukan tinjauan
filosofis.
Hasan Langgulung, pendidikan dalam hubungannya dengan individu danmasyarakat,
dapat dilihat dari bagaimana garis hubungannya dengan filsafat pendidikan dan sumber daya
manusia. Dari sudut pandang individu, pendidikanmerupakan usaha untuk mengembangkan
potensi individu, sebaliknya dari sudut pandang kemasyarakatan, pendidikan adalah sebagai
pewaris nilai-nilai budaya.
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangatditentukan oleh
tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukungnilai-nilai budaya tersebut.Pada
masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran.
Kemajuan peradaban manusia sebagian besar ditentukan oleh IPTEK .Makin tinggi
tingkat penguasaan IPTEK , makin maju pula peradaban suatu bangsa.Juga tingkat kualitas
sumber daya manusianya.Salah satu sarana yang paling efektifdalam pengenbangan dan
peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pendidikan.
Sejalan dengan tersebut , disusunlah suatu sistem pendidikan yang layak danserasi
dengan tujuanpengembangan sumber daya manusia sebagai pendukung nilai-nilai budaya bagi
peningkatan kemajuan peradaban yang dimiliki.Kemudian agar sistem pendidikan tersebut tetap
terjaga, diperlukan adanya suatu landasan filsafat pendidikan yang dinilai mengakar pada
kepribadian bangsa itu masing-masing.Dalam kaitan ini, terlihat bagaimana kaitan hubungan
antara filsafat pendidikan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sesuatu akan dinilai benar bila ia dapat direalisasikan dan hasilnya bermanfaat bagi
kehidupan .Pemikiran ini dijadikan landasan dalam penyusunan sistem pendidikan dan kemidian
diterapkan dalam bentuk sekolah kerja dan dinamakansekolah masyarakat.Sekolah ini bertijian
untuk mendidik para siswa menjadi tenaga praktis yang siap pakai dibidang keahlian disesuaikan
dengan bidang profesi yangada di masyarakat.Dengan demikian, diharapkan tamatan dari
sekolah-sekolah iniakan segera mendapat pekerjaan.
Tujuan pendidikan Indonesia mencangkup pengembangan potensi individuyang
diamanatkan oleh filsafat pendidikan pancasila.Secara individu diharapkan peserta didik dapat
memiliki kepribadian yang mencangkup keenambelaskarakteristik seperti tergambar dalam
tujuan pendidikan nasional.Karakteristik inisekaligus merupakan aspek yang menjadi muatan
dalam pengembangan kualitassumber daya manusia yang berlandaskan filsafat pendidikan yang
digali darifilsafat dan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Dalam GBHN tahun 1993 diungkapkan bahwa tujuan pendidikan nasional berlandaskan
filsafat pancasila itu menghasilakan adanya hubungan timbal balikantara filsafat hidup bangsa,
filsafat pendidikan, dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia.Begitu juga dalam amanat
UUD 1945, tujuan pendidikan itumencerdaskan kehidupan bangsa.Ini berarti bahwa usaha
mencerdaskan kehidupan bangs aidentik dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan
usaha yang paling efektif adalah melalui pendidikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikanfilsafat sebagai
jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan .Kepribadian
merupakan organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikologis yang menentukan
caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadaplingkungan.Kepribadian terdiri dari empat
aspek yaitu :
1.Aspek personalia
2.Aspek individualism
3.Aspek mentalitas
4.Aspek identitas
Manusia adalah makhluk yang memiliki beberapa potensi bawaan .Darisudut pandang yang
dimiliki itu, manusia dinamai dengan berbagai sebutan.Dilihatdari potensi inteleknya, manusia
disebut homo intelectus.Manusia juga disebutsebagai homo faber, karena manusia memiliki
kemampuan untuk membuat barangatau peralatan.Kemudian manusia pun disebut sebagai homo
sacinss atau homosaciale abima, karena manusia adalah makhluk bermasyarakat. Dilain
pihakmanusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti, membeda-bedakan, kearifan,
kebijaksanaan, dan pengetahuan.Atas dasar adanya kemampuan tersebut,manusia disebut homo
sapiens.
3.2 Saran
Tingkat perkembangan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangatditentukan oleh
tingkat kualitas sumber daya manusia yang menjadi pendukungnilai-nilai budaya tersebut. Pada
masyarakat yang masih memiliki kebudayaan asli, berbeda dengan masyarakat yang memiliki
kebudayaan campuran. Oleh karena itu,kita sebagai calon pendidik yang akan menghasilkan
sumber daya manusia yang berkualitas pengetahuan kita selalu tidak lepas dengan filsafat
pendidikan maka kitaharus pahami, pelajari, dan aplikasikan itu semua ke dalam dunia
pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, Filsafat Pendidikan :’’ Untuk IAIN, STAIN,PTAIS’’, Bandung: PustakaSetia. 2000