Di Tulis Oleh :
Kelompok 5
Chintya Valensia (06131382227078)
Novia Maya Dewi (06131382227093)
Dosen Pembimbing :
Prof. Sri Sumarni, M.Pd.
Mazda Leva Okta Safitri, M.Pd.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Filsafat Pendidikan ini dengan
baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai apa itu pengertian filsafat pendidikan, filsafat pendidikan
sebagai sistem, substansi filsafat pendidikan dan hubungan antara filsafat dan filsafat
pendidikan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna.Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
1 . Filsafat Pendidikan......................................................................................... 3
a. Pengertian Pendidikan.............................................................................. 3
b. Pengertian Filsafat Pendidikan ................................................................. 4
2. Landasan Filsafat Pendidikan ........................................................................ 6
a. Landasan Ontologis Pendidikan ............................................................... 6
b. Landasan Epitemologis Pendidikan .......................................................... 8
c. Landasan Aksiologis Pendidikan ............................................................ 10
3 Filsafat Pendidikan Sebagai Sistem.........................................................................7
4 Substansi Filsafat Pendidikan..................................................................................9
5 Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan....................................................11
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan filsafat pendidikan ?
2. Apa saja landasan-landasan filsafat pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun Tujuan dari Penulisan Makalah ini yaitu :
1. Untuk Memenuhi salah satu Tugas Individu Mata Kuliah Filsafat Pendidikan.
2. Untuk mengetahui pengertian Filsafat Pendidikan.
3. Untuk mengetahui landasan-landasan Filsafat Pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
I. FILSAFAT PENDIDIKAN
A. Pengertian Pendidikan
Kneller ( via siswoyo, 1995 :5) mengatakan pendidikan dapat dipandang dalam arti
luas dan dalam arti proses. Dalam arti luas pendidikan menunjuk pda suatu tindakan atau
pengalaman yang mempunyai pengaruh, berhubungan dengan pertumbuhan atau
perkembangan pikiran (mind), watak atau kemampuan fisik individu. Pendidikan dalam
pengertian ini berlansung terus seumur hidup.
Dalam arti teknis, pendidikan adalah proses yang terjadi di dalam masyarakat
melalui lembaga-lembaga pendidikan ( sekolah,perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga
lain), yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilanketerampilan dari generasi ke generasi. Dalam arti hasil, pendidikan
adalah apa yang diperoleh melalui belajar, baik berupa pengetahuan, nilai-nilai maupun
keterampilan-keterampilan.sebagai suatu proses, pendidikan melibatkan perbuatan belajar itu
sendiri, dalam hal ini pendidikan sama artinya dengan perbuatan mendidik seseorang atau
mendidik diri sendiri.
1. Merupakan suatu kesatuan atau holistik.Istilah holistic mengandung makna menyeluruh atau
utuh.Pendekatan holistic memandang manusia secara utuh,dalam arti manusia dalam unsure
kognitif,afeksi dan perilakunya.Manusia juga tidak bias berdiri sendiri,namun terkait erat
dengan lingkungannya.Manusia tidak bias terlepas dari manusia lain,demikian pula dengan
lingkungan fisik atau alam sekitarnya.Manusia juga tergantung kepada Tuhan YME selaku
pencipta dan penentu hidupnya.
2. Contohnya menghantarkan anak untuk menyeimbangkan antara belajar individual dengan
kelompok,antara isi dengan proses,antara pengetahuan dengan imajinasi,antara rasional
dengan intuisi dan antara kuantitatif dengan kualitatif.
3. Memiliki bagian-bagian yang tersusun sistematis dan berhierarki.Artinya bahwa system itu
memiliki tingkatan-tingkatan mulai dari yang mendasar sampai tingkatan yang
tinggi.Contohnya system dalam lembaga pendidikan ada tingkatan yang disebut mulai dari
siswa atau pelajar,tenaga tata usaha,tenaga pengajar(guru)sampai tingkat yang tinggi kepala
sekolah.
4. Bagian-bagian itu berelasi satu dengan yang lain.Semua yang berada dalam sebuah system
akan membentuk hubungan timbale balik antar individu dengan lingkungan.Misalnya system
dalam ruangan kelas ada guru dan pelajar yang menimbulkan adanya komunikasi antara guru
dan pelajar dalam PBM.
5. Konsem terhadap konteks lingkungannya.
Balpoin misalnya sebagai suatu system,merupakan suatu kesatuan.Bagiannya terdiri dari
tutup dan badan.Badan terdiri dari bagian luar dan isi.Isi terdiri dari buluh,tinta dan
bola/ujung.Bagian-bagian itu dalah bertingkat dan berelasi satu dengan yang lain.Sedangkan
konsep terhadap lingkungan tampak pada badannya yang enak dipegang keetika
menulis,bola/ujungnya lancip sehingga tulisannya menjadi baik,dan tutpnya diisi cantelan
sehingga bias digantungkan dikantong.
Sistem itu adalah sebagai suatu strategi,cara berpikir,atau model berpikir.Ini berarti ada
model berpikir system dan adapula model berpikir nonsistem.Melaksanakan pendidikan agama
secara system akan menekankan pada semua aspeknya secara berimbang seperti
pemahaman,hafalan,penghayatan,tindakan sehari-hari pergaulan di masyarakat dan
sebagainya.Tetapi bila melaksanakan dengan nonsistem mungkin akan menekankan tentang tata
cara sembahyang saja.Secara konsep berpikir secara system dipandang lebih baik daripada secara
nonsistem dalam melaksankan atau menyelesaikan masalah tertentu(Sidi Gajalba,1973:89).
Pendidikan merupakan sistem terbuka oleh sebab tidak mungkin pendidikan dapat
melaksanakan fungsinya dengan baik bila ia mengisolasi diri dengan lingkungan.Pendidikan
berada di masyarakat,ia adalah milik masyarakat.Itulah sebabnya pemerintah menegaskan bahwa
pendidikn adalah menjadi tanggung jawab pemerintah/sekolah,orangtua,dan masyarakat.Oleh
karena keberadaan pendidikan seperti itu maka apa yang berpengaruh terhadap kehidupan
masyarakat akan berpengaruh pula terhadap pendidikan.Faktor-faktor itu akan memberikan
um[an balik dan atau memberikan tekanan kepada pendidikan(Made Pidarta,2007:30).
Jadi pendidikan sebagai system berada bersama,terikat dan tertenun di dalam
suprasistemnya yang terdiri dari tujuh system(filsafat
Negara,agama,sosial,kebudayaan,ekonomi,politik dan demografi).Berarti membangun suatu
lembaga pendidikan baru atau memperbiki lembaga pendidikan lama tidak dapat memisahkan
diri dari suprasisitem tersebut.
Filsafat mengadakan tinjauan yang luas mengenai realita, maka dikupaslahantara lain
pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan
penyusunan konsep tujuan dan metodologi pendidik. Disamping itu, pengalaman pendidik dalam
menuntut pertumbuhan dan perkembangan anak akan berhubungan dan berkenalan dengan
realita.
Semuanya itu dapat disampaikan
kepada filsafat untuk dijadikan bahan pertimbangan dan tinjauan untuk memperkemba
ngkan diri. Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
2. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
3. Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan (Burhanuddin Salam,2011:66)
Brubacher (1950) mengemukakan tentang hubungan antara filsafat dengan filsafat
pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat tidak hanya melahirkan sains atau
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan
berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat
pendidikan merupakan ilmu yang pada hakekatnya jawab dari pertanyaan-pertanyaan
yang timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karena berisfat filosofis, dengan sendirinya filsafat
pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu analisa filosofis terhadap lapangan
pendidikan.Filsafat pendidikan sudah seharusnya dipelajari dan didalami oleh setiap orang yang
memperdalam ilmu pendidikan, terlebih mereka yang memilih profesi sebagai tenaga
pendidik. Ada beberapa alasan yang mendasarnya antara lain;
1. Adanya problema-problema pendidikan dari zaman ke zaman yang menjadi perhatian para
ahli masing masing. Pendidikan adalah usaha manusia untuk meningkatkan kesejathteraan
lahir dan batin masyarakat dan bangsa. Banyak tulisan yang dihasilkan oleh para ahli pikir,
dan tidak jarang gagasan ahli yang satu mempengaruhi gagasan ahli-ahli yang lain. Corak
gagasan yang berlandaskan filsafat sering timbul dari ahli-pikir ini. Hal ini masuk dalam
lapangan filsafat pendidikan.
2. Dapatlah diperkirakan bahwa bagi barang siapa yang mempelajari filsafat pendidikan dapat
mempunyai pandangan pandangan yang jangkauannya melampaui hal-hal yang diketemukan
secara eksperimental dan empirik. Maka dari itu filsafat pendidikan dapat diharapkan
merupakan bekal untuk meninjau pendidikan beserta masalah-masalahnya secara kritis.
3. Dapat terpenuhi tuntutan intelektual dan akademik dengan landasan asas bahwa berfilsafat
adalah berfikir logis yang nuntut teratur dan kritis, maka berfilsafat pendidikan mempunyai
kemampuan semacam itu.
Filsafat pendidikan adalah aktivitas pemikiran sebagai hasil pengkajian secara teratur
dan mendalam yang menyelaraskan dan mengharmonisasikan dana menerangkan nilai-nilai dan
tujuan kesatuan yang utuh antara filsafat,filsafat pendidikan,dan pengalaman mnusian atau
pendidikan.Filsafat menemukan ide-ide,nilai-nilai,dan cita-cita yang lebih baik dan pendidikan
merupakan kegiatan untuk merealisasikan ide-ide menjadi kenyataan berupa tingkah
laku,perbuatan bahkan membina perilaku manusia(Edward Purba dan Yusnadi,2015:16).
Dari uraian tersebut,dapat dikatakan bahwa hubungan fungsional antara filsafat dan teori
pendidikan adalah:
1. Filsafat alam arti filosofis merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
2. Filsafat berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat
tertentu yang memilki relevansi dengan kebutuhan yang nyata.
3. Filsafat dalam hal ini filsafat pendidikan,mempunyai fungsi untuk memberikan petunjuk dan
arah dalam mengembangkan teori-teori pendidikan menjadi ilmu
pendidikan(Jalaluddin,1997:23).
Dari penjelasan tersebut bahwa ada kaitan yang sangat kuat antara filsafta dan filsafat
pendidikan bahwa filsafat merupakan segi pemikirannya dan filsafat pendidikan merupakan segi
dinamisnya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Pendidikan adalah proses yang terjadi di dalam masyarakat melalui lembaga-lembaga
pendidikan ( sekolah,perguruan tinggi, atau lembaga-lembaga lain), yang dengan sengaja
mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilanketerampilan dari generasi ke generasi.
Kneller (1971: 4) juga mengatakan bahwa filsafat pendidikan bersandar pada filsafat
umum atau filsafat formal: artinya masalah-masalah pendidikan juga merupakan bagian dari
cara berpikir filsafat secara umum.
Unsur-unsur esensial dalam landasan filsafat pendidikan ada tiga yang utama, yaitu
landasan ontologis, landasan epistemologis, dan landaan aksiologis.
Filsafat pendidikan itu adalah usaha-usaha untuk memahami sedalam-dalamnya
hakikat pendidikan dari berbagai segi seperti eksistensi,fungsi,ciri-ciri,kegunaan,pelaku,hasil-
hasil,tujuan,kurikulum,masalah-masalah serta cara-cara memecahkan masalah ituSubstansi
Filsafat Pendidikan kedudukan dalam jajaran ilmu pengetahuan adalah sebagai bagian dari
fundasi- fundasi pendidikan. Berarti bahwa filsafat pendidikan perlu menengahkan tentang
konsep-konsep dasa pendidikan.
Filsafat pendidikan sebagai mana cabang filsafat lainnya mencakup sekurang-
kurangnya tiga cabang utama dari filsafat yakni,ontologo,epistomologi dan aksiologi.Dapat
dikatakan bahwa ontology membicarakan tatanan dan struktur kenyataan dalam arti yang
luas.Atas dasar pengertian dari ontologi tersebut,maka pandangan ontology dari pendidikan
adalah manusia,makhluk mulia,potensi,interaksi,budaya dan lingkungan.
Sistem filsafat pendidikan adalah kata sistem barasal dari bahasa Yunani
yaitusystema yang berarti “cara, strategi”. Dalam bahasa Inggris system berarti “system,
susunan, jaringan, cara”. System juga diartikan “suatu strategi, cara berpikir atau model
berpikir”.Sedangkan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan yang secara
sadar dan disengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan orang dewasa kepada anak
sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan.
Dalam dunia pendidikan, filsafat pendidikan adalah bagian dari fundasi-fundasi
pendidikan. Yang berarti bahwa filsafat pendidikan perlu mengetengahkan konsep-konsep
dasar pendidikan. Di Indonesia sendiri Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan
undang-undang pendidikan merupakan dasar atau landasan utama terhadap pelaksanaan
pendidikan. Hal ini yang menjadikan Pancasila, atau khususnya Filsafat Pancasila
mempunyai kedudukan sentral dalam wawasan kependidikan, dan nilai-nilai serta norma-
norma Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 itu melingkupi pendidikan secara
keseluruhan, baik itu mengenai teori maupun mengenai praktek.
Hubungan filsafat dengan filsafat pendidikan dapat dirumuskan sebagai berikut :
4. Filsafat mempuyai objek lebih luas, sifatnya universal. Sedangkan filsafat pendidikan
objeknya terbatas dalam dunia filsafat pendidikan saja.
5. Filsafat memberikan sintesis kepada filsafat pendidikan yang khusus, mempersatukan dan
mengkoordinasikannya
Lapangan filsafat mungkin sama dengan lapangan filsafat pendidikan tetapi sudut
pandangannya berlainan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan terkait dengan persoalan
logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsif koherensi, dan logika dialektis
dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi. Hubungan interakif antara
filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada akhirnya
menghasilkan apa yang disebut dengan filsafat pendidikan.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan filsafat
pendidikan dan harusmengetahui apa saja landasan-landasan dari filsafat pendidikan.
Menyadari peran penting pendidikan, maka langkah pertama yang harus dilakukan
adalah memahami terlebih dahulu filsafat dan hakikat filsafat pendidikan.Pemahaman
tersebut akan menyebabkan kita memahami peran,mendudukkannya,dan menilai
pendidikan secara proporsional.
DAFTAR PUSTAKA