Anda di halaman 1dari 20

BEBERAPA LANDASAN DAN ASAS PENDIDIKAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok pada Mata Kuliah

Dasar-Dasar Kependidikan, Fakultas Tarbiyah, Program Studi

Manajemen Pendidikan Islam (MPI)

Kelompok 6 Semester I

Disusun Oleh :
KELOMPOK 6

MULIADI
NIM 862312021031
RAMSINA
NIM 862312021038
NUR AQIFA
NIM 862312021039
NURAINI USMAN
NIM 862312021040

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah, serta inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Beberapa Landasan Dan Asas Pendidikan”. Shalawat dan salam kita
kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW karena atas jasa-jasa beliau sehingga
kita dapat membedakan perkara yang hak dan bathil. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Drs. Mansur, MS., M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah
dasar-dasar kependidikan yang telah mempercayakan kami menyusun dan
membahas makalah ini.

Makalah ini menguraikan mengenai landasan pendidikan, asas pendidikan,


serta penerapannya. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam memahami dan mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan makalah ini mudah dimengerti dan
dipahami oleh pembaca.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada


kekurangan baik dari segi sumber, sistematika penulisan, susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat merevisi makalah ini.

Bone, 5 November 2021


Penyusun

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Landasan Pendidikan ........................................................................ 3


B. Asas-Asas Pendidikan ...................................................................... 8
C. Penerapan Asas Pendidikan .............................................................. 12

BAB III PENUTUP .................................................................................... 15

A. Simpulan .......................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................ 16

DAFTAR RUJUKAN ................................................................................ 17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan
yang setua dengan usia manusia. Artinya sejak adanya manusia telah ada
usaha-usaha pendidikan, dalam rangka memberi kemampuan kepada
peserta didik untuk dapat hidup secara mandiri di dalam masyarakat.
Sistem pendidikan yang dianut oleh setiap negara akan mewarnai
operasionalisasi pendidikannya, baik menyangkut isi, bentuk, struktur
kurikulum, maupun komponen pokok pendidikan yang lain. Tampaknya
terdapat adanya korelasi antara sistem pendidikan dengan tingkat
kemajuan dan kebudayaan suatu kelompok manusia atau suatu bangsa.
Makin tinggi kebudayaan suatu bangsa, makin tinggi dan makin
kompleks proses pendidikan yang terdapat pada bangsa yang
bersangkutan. Upaya pendidikan sebagai suatu sistem, dengan demikian
akan selalu relevan pada landasan yang digunakan dalam proses
pendidikan. Landasan pendidikan pada hakikatnya adalah dasar-dasar,
titik pijak yang melandasi operasionalisasi sistem pendidikan. Landasan
pendidikan secara umum menyangkut : landasan filosofis, landasan
sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis, dan landasan ilmiah
dan teknologi.
Asas-asas pelaksanaan pendidikan nasional pada hakikatnya adalah
fundamen (dasar) yang menjiwai dan mewarnai pelaksanaan pendidikan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dari kesebelas asas-asas
pelaksanaan pendidikan nasional menurut rumusan KPPN, yang dijadikan
acuan dalam pelaksanaan pendidikan yang dibahas secara khusus di sini,
adalah : asas Tut Wuri Handayani, asas pendidikan seumur hidup yang
berintikan belajar seumur hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud landasan pendidikan?
2. Apa sajakah landasan pendidikan?
3. Apakah yang dimaksud asas pendidikan?
4. Apa sajakah asas-asas pendidikan?
5. Bagaimana penerapan asas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari landasan pendidikan
2. Untuk mengetahui macam-macam landasan pendidikan
3. Untuk mengetahui pengertian dari asas-asas pendidikan
4. Untuk mengetahui macam-macam asas-asas pendidikan
5. Untuk mengetahui bagaimana penerapan asas pendidikan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Pendidikan
Secara leksikal, landasan berarti tumpuan, dasar atau alas, karena
itu landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar
pijakan. Titik tolak atau dasar pijakan ini dapat bersifat material (contoh:
landasan pesawat terbang); dapat pula bersifat konseptual (contoh:
landasan pendidikan). Pendidikan antara lain dapat dipahami dari dua
sudut pandang, pertama dari sudut praktek sehingga kita mengenal istilah
praktek pendidikan, dan kedua dari sudut studi sehingga kita kenal istilah
studi pendidikan.
Praktek pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok
orang atau lembaga dalam membantu individu atau sekelompok orang
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan bantuan dalam praktek
pendidikan dapat berupa pengelolaan pendidikan (makro maupun mikro),
dan dapat berupa kegiatan pendidikan (bimbingan, pengajaran dan atau
latihan). Studi pendidikan adalah kegiatan seseorang atau sekelompok
orang dalam rangka memahami pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa landasan
pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar pijakan atau titik
tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi pendidikan. 1 Adapun
macam-macam landasan pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Landasan Filosofis
a. Pengertian Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan
dengan makna atau hakikat pendidikan, yang berusaha menelaah
masalah-masalah pokok. Landasan filosofis bersumber dari
pandangan-pandangan dalam filsafat pendidikan, menyangkut
keyakinan terhadap hakekat manusia, keyakinan tentang sumber

1
https://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pengertian-dan-jenis-landasan-pendidikan/

3
nilai, hakekat pengetahuan, dan tentang kehidupan yang lebih baik
dijalankan. Aliran filsafat yang kita kenal sampai saat ini adalah
idealisme, realisme, perenialisme, esensialisme, pragmatisme dan
progresivisme, eksistensialisme, serta rekonstruksionisme.
a. Idealisme
Idealisme merupakan suatu aliran filsafat pendidikan yang
berpaham bahwa pengetahuan kebenaran yang paling tinggi
adalah ide dari diri sendiri bukan dari orang lain. 2
b. Realisme
Realisme merupakan aliran dalam ilmu pengetahuan yang
mempersoalkan objek pengetahuan manusia. Aliran ini
memandang bahwa objek pengetahuan manusia berada diluar
diri manusia. 3
c. Esensialisme
Esensialisme adalah mashab pendidikan yang
mengutamakan pelajaran teoretik (liberal arts) atau bahan ajar
esensial.
d. Perenialisme
Perenialisme adalah aliran pendidikan yang mengutamakan
bahan ajaran konstan (perenial) yakni kebenaran, keindahan,
cinta kepada kebaikan universal.
e. Pragmatisme dan Progresivisme
Pragmatisme adalah aliran filsafat yang memandang segala
sesuatu dari nilai kegunaan praktis di bidang pendidikan, aliran
ini melahirkan progresivisme yang berpendapat bahwa
pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di
masa mendatang.4

2
https://www.kompasiana.com/arindaekasavitri1784/5e84bdbd4c3dce7a136c5112/pengertian-
filsafat-pendidikan-idealisme-dan-tokoh-filsafat-pendidikan-idealisme (Diakses 1 April 2020)
3
https://www.kompasiana.com/intanislamiyah1211/5e8edccbd541df7afc122743/filsafat-
pendidikan-realisme-dan-tokoh-aliran-realisme (Diakses 9 April 2020)
4
https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11637 (Diakses 21 Juli 2020)

4
f. Eksistensialisme
Eksistensialisme adalah aliran filsafat yang berpendapat
bahwa manusia sadar terhadap keberadaannya sendiri bahwa
setiap manusia bebas dalam bertindak, menciptakan, memilih
secara tanggung jawab. 5
g. Rekonstruksionisme
Rekonstruksionisme adalah mazhab filsafat pendidikan
yang menempatkan sekolah/lembaga pendidikan sebagai
pelopor perubahan masyarakat.
b. Pancasila sebagai Landasan Filosofis Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 2 UU RI No.2 Tahun 1989 menetapkan bahwa
pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945,
sedangkan Ketetapan MPR RI No. II/MPR/1978 tentang P4
menegaskan pula bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan dasar negara Indonesia.
2. Landasan Sosiologis
a. Pengertian Landasan Sosiologis
Dasar sosiologis berkenaan dengan perkembangan,
kebutuhan dan karakteristik masyarakat. Sosiologis pendidikan
merupakan analisi ilmiah tentang proses sosial dan pola-pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Ruang lingkup yang
dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang:
1. Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain.
2. Hubungan kemanusiaan.
3. Pengaruh sekolah pada perilaku anggotanya.
4. Sekolah dalam komunitas, yang mempelajari pola interaksi
antara sekolah dengan kelompok sosial lain di dalam
komunitasnya.

5
https://www.kompasiana.com/solihin6353/5eb2e0cb097f3631d43a4973/aliran-filsafat-
eksistensialisme-dalam-pendidikan (Diakses 6 Mei 2020)

5
b. Masyarakat Indonesia sebagai landasan sosiologis sistem
pendidikan nasional.
Perkembangan masyarakat Indonesia dari masa ke masa
telah mempengaruhi sistem pendidikan nasional. Hal tersebut
sangatlah wajar, mengingat kebutuhan akan pendidikan semakin
meningkat dan komplek. Berbagai upaya pemerintah telah
dilakukan untuk menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan
masyarakat terutama dalam hal menumbuhkembangkan Bhineka
Tunggal Ika, baik melalui kegiatan jalur sekolah (contohnya
dengan pelajaran PPKn, Sejarah Perjuangan Bangsa, dan muatan
lokal), maupun jalur pendidikan luar sekolah (penataran P4,
pemasyarakatan P4 nonpenataran)
3. Landasan Kultural
a. Pengertian Landasan Kultural
Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan timbal
balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan
jalur mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus
dengan jalan pendidikan, baik secara formal maupun informal.
Anggota masyarakat berusaha melakukan perubahan-
perubahan yang sesuai dengan perkembangan zaman sehingga
terbentuklah pola tingkah laku, nilai-nilai,dan norma-norma baru
sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha-usaha menuju pola-pola
ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga sosial yang lazim
digunakan sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan
adalah lembaga pendidikan, utamanya sekolah dan keluarga.
b. Kebudayaan Sebagai Landasan Sistem Pendidikan Nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang unik di
setiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari
Bhineka Tunggal Ika masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini
haruslah dilaksanakan dalam kerangka pemantapan kesatuan dan

6
persatuan bangsa dan negara Indonesia sebagai sisi ketunggal-
ikaan.
4. Landasan Psikologis
a. Pengertian Landasan Psikologis
Dasar psikologis berkaitan dengan prinsip-prinsip belajar
dan perkembangan anak. Pemahaman terhadap peserta didik,
utamanya yang berkaitan dengan aspek kejiwaan merupakan salah
satu kunci keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, hasil kajian
dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya dalam
bidang pendidikan.
Sebagai implikasinya pendidik tidak mungkin
memperlakukan sama kepada setiap peserta didik, sekalipun
mereka memiliki kesamaan. Penyusunan kurikulum perlu berhati-
hati dalam menentukan jenjang pengalaman belajar yang akan
dijadikan garis-garis besar pengajaran serta tingkat kerincian bahan
belajar yang digariskan.
b. Perkembangan Peserta Didik sebagai Landasan Psikologis
Pemahaman tumbuh kembang manusia sangat penting
sebagai bekal dasar untuk memahami peserta didik dan
menemukan keputusan dan atau tindakan yang tepat dalam
membantu proses tumbuh kembang itu secara efektif dan efisien.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
a. Pengertian Landasan Ilmiah dan Teknologi
Kebutuhan pendidikan yang mendesak cenderung memaksa
tenaga pendidik untuk mengadopsi teknologi dari berbagai bidang
teknologi ke dalam penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang
berkaitan erat dengan proses penyaluran pengetahuan haruslah
mendapat perhatian yang proporsional dalam bahan ajaran, dengan
demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan
ilmiah dan teknologi, tetapi juga ikut menyiapkan manusia yang
sadar ilmiah dan teknologi dan calon pakar ilmiah dan teknologi.

7
Selanjutnya pendidikan akan dapat mewujudkan fungsinya dalam
pelestarian dan pengembangan ilmiah dan teknologi tersebut.
b. Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah
IPTEK merupakan salah satu hasil pemikiran manusia
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yang dimulai pada
permulaan kehidupan manusia. Lembaga pendidikan, utamanya
pendidikan jalur sekolah harus mampu mengakomodasi dan
mengantisipasi perkembangan IPTEK. Bahan ajar seyogyanya
hasil perkembangan IPTEK mutahir, baik yang berkaitan dengan
hasil perolehan informasi maupun cara memperoleh informasi itu
dan manfaatnya bagi masyarakat.6
B. Asas Pendidikan
Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan.7 Jadi, asas pendidikan itu lebih memfokuskan perhatian
kepada cara penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-
pemikiran tentang bagaimana layaknya pendidikan itu diselenggarakan.
Khusus untuk pendidikan di Indonesia, terdapat sejumlah asas
pendidikan yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Asas–asas tersebut bersumber dari kecenderungan umum
pendidikan di dunia dan bersumber dari pemikiran dan pengalaman
sepanjang sejarah upaya pendidikan di Indonesia.8
1. Asas Tut Wuri Handayani
Asas Tut Wuri Handayani merupakan asas pendidikan Indonesia
yang bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa yang dikemukakan
oleh Ki Hajar Dewantara yaitu seorang perintis kemerdekaan dan
pendidikan nasional. Makna Tut Wuri Handayani adalah:

6
https://www.academia.edu/41879942/MAKALAH_ILMU_PENDIDIKAN_LANDASAN_DAN_
ASAS_PENDIDIKAN_SERTA_PENERAPANNYA
7
Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
8
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117

8
a. Tut Wuri: Mengikuti perkembangan sang anak dengan penuh
perhatian berdasarkan cinta kasih dan tanpa pamrih.
b. Handayani: Mempengaruhi dalam arti merangsang, memupuk,
membimbing, dan menggairahkan anak agar sang anak
mengembangkan pribadi masing-masing melalui disiplin pribadi. 9
Asas Tut Wuri Handayani yang dikumandangkan oleh Ki Hajar
tersebut mendapat tanggapan positif dari Drs. RMP Sosrokartono
(filsuf dan ahli bahasa) dengan menambahkan dua semboyan untuk
melengkapinya, yakni Ing Ngarso Sung Tulada dan Ing Madya
Mangun Karsa. Kini ketiga semboyan tersebut telah menyatu menjadi
satu kesatuan asas, yaitu:
a. Ing Ngarso Sung Tulada (jika di depan menjadi contoh).
b. Ing Madya Mangun Karsa (jika di tengah-tengah membangkitkan
kehendak, hasrat atau motivasi).
c. Tut wuri Handayani (jika di belakang mengikuti dengan awas).
Asas Tut Wuri Handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak
mengatur dirinya sendiri dengan berpedoman kepada tata tertib
kehidupan yang umum. Menurut asas ini, dalam penyelenggaraan
pendidikan, seorang guru merupakan pemimpin yang berdiri di
belakang dengan bersemboyan “tut wuri handayani”, yaitu tetap
mempengaruhi dengan memberi kesempatan kepada anak didik untuk
berjalan sendiri dan tidak terus-menerus dicampuri, diperintah atau
dipaksa. Guru hanya wajib menyingkirkan segala sesuatu yang
merintangi jalannya anak serta hanya bertindak aktif dan mencampuri
tingkah laku atau perbuatan anak apabila anak didik tidak dapat
menghindarkan diri dari berbagai rintangan. Dapat dikatakan bahwa
asas Tut Wuri Handayani ini merupakan cikal bakal dari pendekatan
atau cara belajar siswa aktif.10

9
Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
10
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123

9
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pada dasarnya, manusia adalah makhluk yang tidak pernah
sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang
terjadi di lingkungan kehidupannya. Dewasa ini, akibat kemajuan ilmu
dan teknologi yang amat pesat, terjadi perubahan yang amat pesat
dalam berbagai aspek kehidupan. Akibatnya, apa yang dipelajari oleh
seseorang pada beberapa tahun yang lalu dapat menjadi tidak berarti
atau tidak bermanfaat lagi. Hal ini disebabkan karena apa yang telah
dipelajarinya sudah tidak relevan lagi dengan berbagai masalah
kehidupan yang dihadapinya. Jadi, implikasi dari kemajuan ilmu dan
teknologi yang amat pesat tersebut ialah seseorang dituntut untuk mau
dan mampu belajar sepanjang hayat.11
Asas belajar sepanjang hayat merupakan sudut pandang dari sisi
lain terhadap pendidikan seumur hidup. Ini sesuai dengan hadist Nabi
Muhammad SAW yang sudah tidak asing lagi ditelinga, beliau
bersabda yang artinya: ”Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal
dunia”. Jadi, Islam telah lama mengenal konsep belajar sepanjang ayat
ini jauh sebelum orang-orang Barat mengangkatnya. 12 Pendidikan
seumur hidup adalah pendidikan yang harus:
a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.
b. Mengarahkan kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan
dan penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.
c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri setiap
individu.
d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri
e. Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang
mungkin terjadi, termasik yang formal, non formal dan informal.13

11
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar Pendidikan
12
Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
13
La Sulo, 1990: 25-26

10
Dalam latar pendidikan seumur hidup, proses belajar-mengajar di
sekolah seharusnya mengemban sekurang-kurangnya dua misi, yaitu:
a. Memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan efesien
dan efektif.
b. Meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai
dasar dari belajar sepanjang hayat.
Kurikulum yang dapat dirancang dan diimplementasikan yaitu
kurikulum yang memperhatikan dua dimensi, yaitu sebagai berikut:
a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah, meliputi keterkaitan dan
kesinambungan antar tingkatan persekolahan dan keterkaitan
dengan kehidupan peserta didik di masa depan.
b. Dimensi horisontal dari kurikulum sekolah yaitu katerkaitan antara
pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah.
Perancangan dan implementasi kurikulum yang memperhatikan
kedua dimensi itu akan mengakrabkan peserta didik dengan berbagai
sumber belajar yang ada di sekitarnya. Kemampuan dan kemauan
menggunakan sumber belajar yang tersedia itu akan memberi peluang
terwujudnya belajar sepanjang hayat. Masyarakat yang mempunyai
warga yang belajar sepanjang hayat akan menjadi suatu masyarakat
yang gemar belajar (learning society). Dengan kata lain, akan
terwujudlah gagasan pendidikan seumur hidup seperti yang tercermin
di dalam sistem pendidikan nasional Indonesia.14
3. Kemandirian dalam Belajar
Asas Tut Wuri Handayani dan asas belajar sepanjang hayat secara
langsung sangat erat kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar.
Asas Tut Wuri Handayani didasarkan pada asumsi bahwa dalam
kegiatan belajar-mengajar peserta didik mampu untuk mandiri dalam
belajar. Kemandirian dalam belajar itu dapat dikembangkan dengan
menghindari campur tangan guru, namun guru selalu siap untuk
membantu apabila diperlukan. Selanjutnya, asas belajar sepanjang

14
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123

11
hayat hanya dapat diwujudkan apabila didasarkan pada pendapat
bahwa peserta didik mau dan mampu mandiri dalam belajar. Oleh
karena itu, tidak mungkin seseorang belajar sepanjang hayatnya
apabila selalu tergantung dari bantuan guru atau pun orang lain.
Perwujudan asas kemandirian dalam belajar akan menempatkan
guru dalam peran utama sebagai fasilitator, informator dan motivator.
Sebagai fasilitator, guru diharapkan dapat menyediakan dan mengatur
berbagai sumber belajar dengan sedemikian rupa, sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber-sumber
tersebut. Sebagai informator, guru harus menyadari bahwa dirinya
hanya merupakan bagian kecil dari sumber-sumber informasi yang
ada. Oleh karena itu, guru perlu memberikan dan bahkan merangsang
peserta didik untuk mencari informasi selain dari dirinya sendiri.
Sedangkan sebagai motivator, guru mengupayakan timbulnya prakarsa
peserta didik untuk dapat memanfaatkan sumber belajar secara
maksimal.
Terdapat beberapa strategi belajar-mengajar yang dapat
mengembangkan kemandirian dalam belajar, yaitu:
a. Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
b. Belajar dari modul, paket belajar, dan sebagainya.
c. Belajar dengan didukung oleh suatu pusat sumber belajar (PSB)
yang memadai. PSB memberi peluang tersedianya berbagai jenis
sumber belajar, di samping bahan di perpustakaan. Dengan
dukungan PSB itu asas kemandirian dalam belajar akan lebih
dimantapkan dan dikembangkan.15

15
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 123

12
C. Penerapan Asas Pendidikan
1. Asas Tut Wuri Handayani
16
Penerapan asas pendidikan dimulai dari asas Tut Wuri
Handayani, bahwa sejatinya pemerintah dalam hal ini sudah berupaya
dalam memberikan jawaban atas asas ini. Contoh saja setiap peserta
didik diberikan kesempatan belajar yang luas. Setiap individu dapat
memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati disemua jenis,
jalur, dan jenjang pendidikan yang ada. Oleh karena itu, mereka
memiliki tanggung jawab penuh terhadap pendidikannya sendiri.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan kesempatan yang sama
untuk dapat menempuh pendidikan dan keterampilan. Bagi mereka
yang memiliki kelainan atau cacat fisik dan mental tetap memperoleh
pendidikan dan keterampilan sesuai dengan kelainan yang
dimiliki.Selain itu pemerintah juga sudah mengupayakan terjadinya
pemerataan pendidikan diseluruh penjuru Indonesia, meski belum
semua rata tetapi usaha yang ditunjukkan pemerintah menunjukkan
bahwa pemerintah sudah menerapkan asas ini.
2. Asas Belajar Sepanjang Hayat
Penerapan asas pendidikan sepanjang hayat, upaya penerapan yang
dilakukan adalah pemerintah telah menyediakan fasilitas berupa sarana
dan prasarana pendidikan seperti perpustakaan, ruang belajar, saran
pelatihan dan keterampilan yang memberikan kebebasan kepada setiap
masyarakat dalam meningkatkan ilmu pendidikannya.
Selain itu juga jenis jenjang pendidikan yang ada di Indonesia
sudah luas, mulai dari TK sampai dengan perguruan tinggi. Perluasan
ini juga dimaksudkan tidak lain untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik dalam meningkatkan pendidikannya.
Pembaruan yang dilakukan terlihat dari adanya pembaharuan
kurikulum pembelajaran dari tahun ke tahun guna untuk menyesuaikan

16
https://www.candiedu.com/macam-asas-pendidikan-dan-penerapannya (Diakses 20 Juli 2021)

13
dengan tantangan jaman yang ada. Sehingga para peserta didik dapat
bersaing dengan dunia luar.
3. Asas Kemandirian Dalam Belajar
Penerapan asas kemandirian dalam belajar. Dari beberapa contoh
penerapan asas-asas sebelumnya. Dapat dilihat bahwa semua
penerapan yang dilakukan merujuk kepada kemandirian belajar, bahwa
setiap peserta didik diberikan kebebasan dalam memilih pendidikan
dan keterampilannya secara mandiri sesuai dengan apa yang diminati.

14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
1. Landasan pendidikan adalah asumsi-asumsi yang menjadi dasar
pijakan atau titik tolak dalam rangka praktek pendidikan atau studi
pendidikan. Beberapa landasan pendidikan yaitu landasan filosofis,
landasan sosiologis, landasan kultural, landasan psikologis,
landasan ilmiah dan teknologi.
2. Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar
atau tumpuan berpikir baik pada tahap perancangan maupun
pelaksanaan pendidikan. Khususnya pendidikan di Indonesia
terdapat sejumlah asas pendidikan yang memberikan arah dalam
merancang dan melaksanakan pendidikan tersebut diantaranya asas
Tut Wuri Handayani, asas belajar sepanjang hayat, dan asas
kemandirian dalam belajar.
3. Penerapan Asas Pendidikan
a. Pada asas Tut Wuri Handayani ditandai bahwa setiap peserta
diberikan kesempatan dalam memilih pendidikan dan
keterampilan yang diminati di semua jenis, jalur, dan jenjang
pendidikan yang ada.
b. Penerapan asas belajar sepanjang hayat ditandai dengan
pemerintah yang menyediakan fasilitas berupa sarana dan
prasarana pendidikan seperti perpustakaan, ruang belajar,
sarana pelatihan dan keterampilan yang memberikan kebebasan
kepada setiap masyarakat dalam meningkatkan ilmu
pendidikannya.
c. Penerapan asas kemandirian dalam belajar dapat dilihat dari
penerapan pada asas-asas sebelumnya, bahwasannya setiap
peserta didik diberikan kebebasan dalam memilih pendidikan
dan keterampilannya secara mandiri sesuai dengan apa yang
diminati.

15
B. Saran
Semoga makalah yang kami buat ini, dapat membantu teman-
teman dalam perkuliahan dan para pembaca dalam memahami beberapa
landasan dan asas pendidikan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih
memiliki banyak kekurangan, untuk itu kami menerima masukan dan
kritikan dari pembaca sekalian untuk pembuatan makalah selanjutnya.

16
DAFTAR RUJUKAN
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Pidarta Made. 1997. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Pembina MK Pengantar Pendidikan, 2008, dalam Bahan Ajar Pengantar
Pendidikan
Arga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
Rangga, 2011, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
Hartoto, 2008, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan
Umar Tirtarahardja dan La Sulo, 1994: 117
La Sulo, 1990: 25-26
https://www.academia.edu/41879942/MAKALAH_ILMU_PENDIDIKAN_LAN
DASAN_DAN_ASAS_PENDIDIKAN_SERTA_PENERAPANNYA
https://sulipan.wordpress.com/2009/10/02/pengertian-dan-jenis-landasan-
pendidikan/
https://www.kompasiana.com/arindaekasavitri1784/5e84bdbd4c3dce7a136c5112/
pengertian-filsafat-pendidikan-idealisme-dan-tokoh-filsafat-pendidikan-idealisme
https://www.kompasiana.com/intanislamiyah1211/5e8edccbd541df7afc122743/fil
safat-pendidikan-realisme-dan-tokoh-aliran-realisme
https://lms.untad.ac.id/mod/page/view.php?id=11637
https://www.kompasiana.com/solihin6353/5eb2e0cb097f3631d43a4973/aliran-
filsafat-eksistensialisme-dalam-pendidikan
http://makhulmathic.blogspot.com/2011/06/makalah-asas-asas-pendidikan.html
http://superthowi.wordpress.com/2012/08/14/landasan-azas-azas-pendidikan-dan-
penerapannya/
http://mahendracollage.blogspot.com/2011/04/landasan-dan-asas-asas-
pendidikan-serta.html
http://ikaput.blogspot.com/2012/06/makalah-pengantar-ilmu-pendidikan.html
https://www.candiedu.com/macam-asas-pendidikan-dan-penerapannya

17

Anda mungkin juga menyukai