Anda di halaman 1dari 21

SHOLAT

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pengganti Final

Pada Mata Kuliah Aplikasi Komputer, Fakultas

Tarbiyah, Program Studi Manajemen

Pendidikan Islam (MPI)

Disusun Oleh :

ASKI

NIM 862312021024
SARINA ANWAR

NIM 862312021036

Dosen Pengajar:
MUSFIRA ANWAR, S.Pd.,M.P

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)


BONE
2022
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,


hidayah, serta inayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“SHOLAT”. Shalawat dan salam kita kirimkan kepada Nabi Muhammad SAW
karena atas jasa-jasa beliau sehingga kita dapat membedakan perkara yang hak
dan bathil.

Kami selaku penyusun berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dalam memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mudah-mudahan makalah ini mudah dimengerti dan dipahami oleh pembaca.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada


kekurangan baik dari segi sumber, sistematika penulisan, susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat merevisi makalah ini.

Bone, 9 Juni 2022


Penyusun

Kelompok 5
iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah.................................................................................1

C. Tujuan Penulisan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

A. Waktu-waktu sholat fardu.....................................................................2

B. Sunnah-sunnah sholat...........................................................................4

C. Adzan dan keutamaannya.....................................................................12

BAB III PENUTUP.........................................................................................17

A. Simpulan...............................................................................................17

B. Saran.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................18
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kali kita sebagai orang islam tidak mengetahui kewajiban kita
sebagai mahluk yang paling sempurna yaitu sholat, atau terkadang tau
tentang kewajiban tapi tidak mengerti terhadap apa yang dilakukaan.
Selain itu juga bagi kaum fanatis yang tidak menghargai tentang arti
khilafiyah, dan menganggap yang berbeda itu yang salah. Oleh karena itu
mari kita kaji bersama tentang arti shalat, dan cara mengerjakannya serta
beberapa unsur didalamnya.
Shalat merupakan salah satu kewajiban bagi kaum muslimin yang
sudah mukallaf dan harus dikerjakan baik bagi mukimin maupun dalam
perjalanan. Shalat merupakan rukun Islam kedua setelah syahadat. Islam
didirikan atas lima sendi (tiang) salah satunya adalah shalat, sehingga
barang siapa mendirikan sholat ,maka ia mendirikan agama (Islam), dan
barang siapa meninggalkan shalat,maka ia meruntuhkan agama (Islam).
Shalat harus didirikan dalam satu hari satu malam sebanyak lima kali,
berjumlah 17 rakaat. Shalat tersebut merupakan wajib yang harus
dilaksanakan tanpa kecuali bagi muslim mukaliaf baik sedang sehat
maupun sakit. Selain shalat wajib ada juga shalat-shalat sunah.1
B. Rumusan Masalah
1. Kapan waktu-waktu sholat fardhu
2. Apa saja sunnah-sunnah dalam sholat
3. Apa saja keutamaan adzan
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui waktu-waktu sholat fardhu
2. Untuk mengetahui sunnah-sunnah dalam sholat
3. Untuk mengetahui keutamaan dan manfaat adzan

1
wikipedia.org/wiki/Salat
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Waktu-waktu sholat fardu
Fardu ain, Salat lima waktu adalah salat yang dikerjakan pada waktu
tertentu, sebanyak lima kali sehari. Salat lima waktu merupakan salah satu
dari lima rukun Islam. Allah menurunkan perintah salat lima waktu ketika
peristiwa Isra Mikraj. Salat ini hukumnya fardu ain (wajib), yakni wajib
dilaksanakan oleh setiap Muslim yang telah menginjak usia dewasa
(pubertas), kecuali berhalangan karena sakit keras, gangguan kejiwaan,
haid, dan sebagainya. Khusus untuk sakit atau disabilitas yang membatasi
umat menjalankan salat sebagaimana mestinya, maka mereka
diperbolehkan melakukan salat dalam posisi duduk atau berbaring
semampu mereka.
Khusus pada hari Jumat, laki-laki muslim wajib melaksanakan salat
Jumat di masjid secara berjemaah (bersama-sama) sebagai pengganti salat
Zuhur. Salat Jumat tidak wajib dilakukan oleh perempuan, atau bagi
mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir).2
Dari Jabir bin ‘Abdillah Radhiyallahu anhu, bahwasanya Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah didatangi Jibril Alaihissallam lalu ia
berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Bangun dan shalatlah!”
Maka beliau shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir. Kemudian
Jibril mendatanginya lagi saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan shalatlah!”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat ‘Ashar ketika bayangan
semua benda sama panjang dengan aslinya. Kemudian Jibril
mendatanginya lagi saat Maghrib dan berkata, “Bangun dan shalatlah.”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat Maghrib ketika matahari
telah terbenam. Kemudian Jibril mendatanginya saat ‘Isya’ dan berkata,
“Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Isya’ ketika merah senja telah
hilang. Kemudian Jibril mendatanginya lagi saat Shubuh dan berkata,
“Bangun dan shalatlah!” Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat

2
Wikipedia.org/wiki/Salat_lima_waktu
3

Shubuh ketika muncul fajar, atau Jabir berkata, “Ketika terbit fajar.”
Keesokan harinya Jibril kembali mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam saat Zhuhur dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat
Zhuhur ketika bayangan semua benda sama panjang dengan aslinya.
Kemudian dia mendatanginya saat ‘Ashar dan berkata, “Bangun dan
shalatlah!” Lalu beliau shalat ‘Ashar ketika panjang bayangan semua benda
dua kali panjang aslinya. Kemudian dia mendatanginya saat Maghrib pada
waktu yang sama dengan kemarin dan tidak berubah. Kemudian dia
mendatanginya saat ‘Isya’ ketika pertengahan malam telah berlalu -atau
Jibril mengatakan, sepertiga malam,- lalu beliau shalat ‘Isya’. Kemudian
Jibril mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam saat hari sudah sangat
terang dan berkata, “Bangun dan shalatlah!” Lalu beliau shalat Shubuh
kemudian berkata, ‘Di antara dua waktu tersebut adalah waktu shalat.’ 3
At-Tirmidzi mengatakan bahwa Muhammad (yaitu Ibnu Isma’il al-
Bukhari) berkata, “Riwayat paling shahih tentang waktu shalat adalah
hadits Jabir.”
1. Zhuhur Waktunya dari tergelincirnya matahari hingga bayangan semua
benda sama panjang dengan aslinya.
2. ‘Ashar Waktunya dari saat bayangan semua benda sama panjang dengan
aslinya hingga terbenamnya matahari.
3. Maghrib Waktunya dari terbenamnya matahari hingga hilangnya warna
kemerah-merahan pada senja. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu alaihi
wa sallam : “Waktu shalat Maghrib selama warna kemerah-merahan pada
senja belum hilang.”
4.‘Isya’ Waktunya dari hilangnya merah senja hingga pertengahan malam.
Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu a’alaihi wa sallam: “Waktu shalat Isya
hingga pertengahan malam.”
5. Shubuh Waktunya dari terbit fajar hingga terbit matahari. Berdasarkan

ِ ْ‫ع ْالفَج‬
sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : ‫ر‬ ِ ْ‫ْح ِم ْن طُلُو‬
ِ ‫صالَ ِة الصُّ ب‬ ُ ‫َو ْق‬
َ ‫ت‬

3
Almanhaj.or.id/1189-waktu-waktu-shalat
4

ْ ‫ َمالَ ْم ت‬. “Waktu shalat Shubuh dari terbitnya fajar hingga sebelum
ُ‫َطلُ ِع ال َّش ْمس‬
matahari terbit.”

B. Sunnah-sunnah sholat
1. Mengangkat Kedua Tangan
a. Mengangkat Kedua Tangan Saat Takbiratul Ihram

Mengangkat kedua tangan ketika takbiratul ihram adalah sunnah.


4
Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar
radhiyallahu ‘anhuma.

‫ َوِإ َذا‬،َ‫الَة‬f‫الص‬ ْ f‫ان يَرْ فَ ُع يَ َد ْي ِه َح‬


َّ ‫ ِه ِإ َذا ا ْفتَت ََح‬f‫ذ َو َم ْن ِكبَ ْي‬f َ ِ ‫ل هَّللا‬fَ ‫َأ َّن َرسُو‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َك‬
‫ ِم َع هَّللا ُ لِ َم ْن‬f‫ َس‬:‫ال‬f ً ‫ َذلِكَ َأي‬f‫ا َك‬f‫ َرفَ َعهُ َم‬،‫وع‬ ‫ْأ‬
َ َ‫ َوق‬،‫ا‬f‫ْض‬ ِ ‫ َوِإ َذا َرفَ َع َر َسهُ ِمنَ الرُّ ُك‬،‫وع‬ ِ ‫َكبَّ َر لِلرُّ ُك‬
‫ك فِي ال ُّسجُو ِد‬ َ ِ‫ َو َكانَ الَ يَ ْف َع ُل َذل‬،ُ‫ك ال َح ْمد‬ َ َ‫ َربَّنَا َول‬،ُ‫َح ِم َده‬

Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kedua


tangan beliau sejajar dengan kedua bahu beliau ketika memulai shalat, dan
jika bertakbir untuk ruku’. Dan ketika bangkit dari ruku’, beliau
mengangkat keduanya pula seraya mengucapkan: ‘sami’allahu liman
hamidah, rabbana wa lakal hamdu’. Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam
tidak melakukan itu saat sujud. 5

b. Mengangkat Kedua Tangan Saat Ruku’ dan Bangkit darinya

Mengangkat kedua tangan saat hendak ruku’ dan bangkit dari ruku’
adalah sunnah.6 Berdasarkan hadits Abdullah bin Umar radhiyallahu
‘anhuma yang telah dijelaskan sebelumnya, dan hadits Abu Humaid As-
Sa’idiy radhiyallahu ‘anhu berkata:

ُ‫ه‬f َ‫ فَلِ َم؟ فَ َوهَّللا ِ َما ُك ْنتَ بَِأ ْكثَ ِرنَا ل‬:‫ قَالُوا‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ِ‫َأنَا َأ ْعلَ ُم ُك ْم ب‬
َ ِ ‫صاَل ِة َرسُو ِل هَّللا‬
ُ‫لَّى هللا‬ff‫ص‬ َ ِ ‫ ” َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬:‫ قَا َل‬، ْ‫ فَا ْع ِرض‬:‫ قَالُوا‬،‫ بَلَى‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬،ً‫تَبَعًا َواَل َأ ْق َد ِمنَا لَهُ صُحْ بَة‬
4
Menurut kesempatan empat madzhab
5
H.R. Bukhari no. 735 dan Muslim no.390
6
Al-majmu’ Li An-Nawawi 3/399
5

‫ َّر‬fِ‫ ثُ َّم يُ َكبِّ ُر َحتَّى يَق‬،‫ ِه‬f‫ا َم ْن ِكبَ ْي‬ff‫ي بِ ِه َم‬ َ ‫ا ِذ‬ff‫صاَل ِة يَرْ فَ ُع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُح‬ َّ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ِإ َذا قَا َم ِإلَى ال‬
‫ ثُ َّم‬،‫ي بِ ِه َما َم ْن ِكبَ ْي ِه‬َ ‫ع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُحا ِذ‬fُ َ‫ ثُ َّم يُ َكبِّ ُر فَيَرْ ف‬،‫ ثُ َّم يَ ْق َرُأ‬، ‫ض ِع ِه ُم ْعتَ ِداًل‬ِ ْ‫َظ ٍم فِي َمو‬ ْ ‫ُكلُّ ع‬
،ُ‫ه‬f ‫ ثُ َّم يَرْ فَ ُع َرْأ َس‬،ُ‫ ثُ َّم يَ ْعتَ ِد ُل فَاَل يَصُبُّ َرْأ َسهُ َواَل يُ ْقنِع‬،‫احتَ ْي ِه َعلَى ُر ْكبَتَ ْي ِه‬ َ ‫ض ُع َر‬ َ َ‫يَرْ َك ُع َوي‬
ُ ‫ هَّللا‬:ُ‫ ثُ َّم يَقُول‬، ‫ي بِ ِه َما َم ْن ِكبَ ْي ِه ُم ْعتَ ِداًل‬ َ ‫ ثُ َّم يَرْ فَ ُع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُحا ِذ‬،ُ‫ َس ِم َع هَّللا ُ لِ َم ْن َح ِم َده‬:ُ‫فَيَقُول‬
ُ‫ه‬ffَ‫هُ َويَ ْثنِي ِرجْ ل‬ff‫ ُع َرْأ َس‬ffَ‫ ثُ َّم يَرْ ف‬،‫ ِه‬ffْ‫ ِه ع َْن َج ْنبَي‬ffْ‫ يَ َدي‬f‫افِي‬ff‫ض فَيُ َج‬ ِ ْ‫وي ِإلَى اَأْلر‬ffْ ِ ‫ ُر ثُ َّم يَه‬ffَ‫َأ ْكب‬
‫ ُع‬ffَ‫ َويَرْ ف‬،ُ‫ هَّللا ُ َأ ْكبَر‬:ُ‫ َويَ ْس ُج ُد ثُ َّم يَقُول‬،َ‫صابِ َع ِرجْ لَ ْي ِه ِإ َذا َس َجد‬ َ ‫ َويَ ْفتَ ُح َأ‬،‫ فَيَ ْق ُع ُد َعلَ ْيهَا‬f‫ْاليُ ْس َرى‬
‫نَ ُع‬f‫ص‬ ْ َ‫ ثُ َّم ي‬،‫ ِع ِه‬f‫ض‬ ِ ْ‫َظ ٍم ِإلَى َمو‬ ْ ‫لُّ ع‬ff‫ َع ُك‬f‫َرْأ َسهُ َويَ ْثنِي ِرجْ لَهُ ْاليُس َْرى فَيَ ْق ُع ُد َعلَ ْيهَا َحتَّى يَرْ ِج‬
‫ي بِ ِه َما َم ْن ِكبَ ْي ِه‬ َ ‫ ثُ َّم ِإ َذا قَا َم ِمنَ ال َّر ْك َعتَ ْي ِن َكبَّ َر َو َرفَ َع يَ َد ْي ِه َحتَّى يُ َحا ِذ‬، َ‫فِي اُأْل ْخ َرى ِم ْث َل َذلِك‬
‫جْ َدةُ الَّتِي‬f‫الس‬ َّ ‫ت‬ ِ َ‫صاَل تِ ِه َحتَّى ِإ َذا َكان‬ َ ‫ك فِي بَقِيَّ ِة‬ َ ِ‫ ثُ َّم يَصْ نَ ُع َذل‬،‫صاَل ِة‬ َّ ‫َاح ال‬ِ ‫َك َما َكبَّ َر ِع ْن َد ا ْفتِت‬
َ‫ص َد ْقتَ هَ َك َذا َكان‬ َ :‫ َعلَى ِشقِّ ِه اَأْل ْي َس ِر قَالُوا‬f‫ َوقَ َع َد ُمت ََو ِّر ًكا‬f‫فِيهَا التَّ ْسلِي ُم َأ َّخ َر ِرجْ لَهُ ْاليُ ْس َرى‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬ َ ‫ُصلِّي‬ َ ‫ي‬

Aku adalah orang yang paling mengerti shalatnya Rasulullah shallallahu


‘alaihi wasallam. Maka para sahabat bertanya: karena apa? Demi Allah,
kamu bukanlah orang yang paling sering mengikuti Rasulullah seperti
kami, bukan juga orang yang paling dahulu bersahabat dengan beliau. Dia
berkata: Benar. Mereka berkata: Jelaskanlah.! Maka dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam jika mendirikan shalat, beliau mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya. Kemudian
bertakbir hingga kembali sendi-sendi tulangnya pada tempatnya dengan
tegak. Kemudian beliau membaca, kemudian bertakbir seraya mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar hingga kedua bahunya, kemudian ruku’dan
meletakkan kedua tangannya di atas lututnya dengan tegak dan lurus, tidak
mendongakkan kepalanya ataupun menunduk. Kemudian beliau
mengangkat kepalanya seraya mengucapkan: ‘Sami’allahu liman hamidah’,
kemudian mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua
bahunya dengan menegakkan badannya. Kemudian mengucapkan ‘Allahu
Akbar’ dan menurunkan tubuhnya ke tanah, lalu membentangkan kedua
tangannya ke dua sisi. Kemudian mengangkat kepalanya dan melipat kaki
kirinya dan duduk di atasnya. Dan membuka jari jemari kedua kakinya
ketika sujud dan beliau sujud. Kemudian mengucapkan: ‘Allahu Akbar’,
mengangkat kepalanya, melipat kaki kirinya dan duduk di atasnya hingga
6

kembali tiap-tiap sendi tulangnya pada tempatnya. Kemudian beliau


melakukan hal yang serupa pada rakaat berikutnya. Kemudian ketika
bangkit dari rakaat kedua beliau bertakbir dan mengangkat kedua
tangannya hingga sejajar dengan kedua bahunya sebagaimana bertakbir
ketika memulai shalat. Kemudian beliau melakukan itu di sisa shalatnya
hingga pada saat sujud yang terakhir beliau mengundurkan kaki kirinya dan
duduk tawarruk di atas sisi kirinya. Maka para sahabat berkata: kamu
benar, begitulah cara shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
7

c. Mengangkat Kedua Tangan Saat Bangkit dari Tasyahhud Awal

Dianjurkan pula mengangkat tangan ketika bangkit dari tasyahhud


awal. Berdasarkan hadits Abu Humaid As-Sa’idiy radhiyallahu ‘anhu:
8

‫نَ َع ِحينَ ا ْفتَت ََح‬f‫ص‬


َ ‫ا‬ff‫ َك َم‬،‫ ِه‬f‫ا َم ْن ِكبَ ْي‬ff‫ي بِ ِه َم‬
َ ‫ا ِذ‬ff‫ِإ َذا قَا َم ِمنَ السَّجْ َدتَي ِْن َكبَّ َر َو َرفَ َع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُح‬
َ‫صاَل ة‬ َّ ‫ال‬

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangkit dari


dua sujud beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya hingga
sejajar dengan kedua bahunya, sebagaimana yng telah dilakukannya ketika
memulai shalat”.

d. Mengangkat Kedua Tangan Sebatas Pundak atau telinga

Termasuk hal yang dianjurkan dalam gerakan mengangkat tangan


ketika shalat adalah mengangkat kedua tangan hingga batas kedua Pundak
atau kedua telinga. 9Berdasarkan hadits Malik bin Al-Huwairits:

7
H.R.Abu Dawud no.730, Tirmidzi no.304, Ibnu Majah no.877.
8
Al-Majmu’ Li An-Nawawi 3/447, Al-Inshaf Li Al-Mardawi 2/88
9
Menurut Syafi’iyyah, Hanabilah, Ibnu Abdil Barr dan sebagian ahli hadis.
7

‫ َوِإ َذا‬،‫ ِه‬ffْ‫ي بِ ِه َما ُأ ُذنَي‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ ِإ َذا َكبَّ َر َرفَ َع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُحا ِذ‬َ ِ‫ُول هللا‬ َ ‫َأ َّن َرس‬
‫ْأ‬ ‫ُأ‬
‫ ِم َع هللاُ لِ َم ْن‬f‫ َس‬:‫ال‬ ِ ‫ َوِإ َذا َرفَ َع َر َسهُ ِمنَ الرُّ ُك‬،‫ي بِ ِه َما ُذنَ ْي ِه‬
َ َ‫وع فَق‬ َ ‫َر َك َع َرفَ َع يَ َد ْي ِه َحتَّى ي َُحا ِذ‬
َ‫َح ِم َدهُ فَ َع َل ِم ْث َل َذلِك‬

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah apabila bertakbir, beliau mengangkat


kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua telinganya, apabila ruku’,
beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua
telinganya, apabila bangkit dari ruku’ dan mengucapkan sami’allahu
liman hamidah, beliau melakukan hal yang serupa”.10
Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar.

ْ f‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَرْ فَ ُع يَ َد ْي ِه َح‬


َّ ‫ ِه ِإ َذا ا ْفتَت ََح‬f‫ذ َو َم ْن ِكبَ ْي‬f
‫ َوِإ َذا‬،َ‫الَة‬f‫الص‬ َ ِ ‫ل هَّللا‬fَ ‫َأ َّن َرسُو‬
‫ك َأ ْيضًا‬ ‫ْأ‬
ِ ‫ َوِإ َذا َرفَ َع َر َسهُ ِمنَ الرُّ ُك‬،‫وع‬
َ ِ‫ َك َذل‬f‫ َرفَ َعهُ َما‬،‫وع‬ ِ ‫َكبَّ َر لِلرُّ ُك‬

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah mengangkat kedua tangannya sejajar


dengan kedua bahunya ketika bertakbir memulai shalat, ketika hendak
ruku’ dan ketika bangkit dari ruku’ beliau juga mengangkat kedua
tangannya seperti itu juga”.
Ibnu Qudamah menjelaskan bahwa bagi orang yang shalat dibolehkan
mengangkat kedua tangannya sejajar dengan kedua bahu atau sejajar
dengan kedua telinga, artinya hendaknya ujung jari-jemarinya sampai
dengan batas kedua bahu atau kedua telinga. Keduanya diriwayatkan dari
Rasulullah.
2. Meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri (sedekap)
Termasuk sunnah-sunnah dalam shalat adalah meletakkan tangan
kanan di atas tangan kiri pada saat selesai dari takbiratul ihram. 11
Berdasarkan hadits Sahl bin Sa’d berkata:

‫صالَ ِة‬
َّ ‫اع ِه اليُس َْرى فِي ال‬ َ َ‫َكانَ النَّاسُ يُْؤ َمرُونَ َأ ْن ي‬
ِ ‫ض َع ال َّر ُج ُل اليَ َد اليُ ْمنَى َعلَى ِذ َر‬

10
H.R. Muslim no.391.
11
Menurut jumhur ahli fiqih dari hanafiyyah, syafi’iyyah dan hanabillah.
8

Artinya: “Orang-orang diperintahkan agar seseorang meletakkan tangan


kanannya di atas tangan kirinya ketika shalat”. 12

Wa’il bin Hujr radhiyallahu ‘anhu.

َ‫ف‬ff‫ ثُ َّم ْالت ََح‬،‫اَل ِة َكب ََّر‬f‫الص‬


َّ ‫ َل فِي‬fَ‫ ِه ِحينَ َدخ‬f‫ َع يَ َد ْي‬fَ‫م َرف‬fَ َّ‫ل‬f‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َس‬ َّ ِ‫َأنَّهُ َرَأى النَّب‬
َ ‫ي‬
‫ض َع يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى َعلَى ْاليُس َْرى‬
َ ‫ ثُ َّم َو‬،‫بِثَوْ بِ ِه‬

Artinya: “Sesungguhnya dia melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam


megangkat kedua tangannya ketika masuk shalat seraya bertakbir.
Kemudian menutupkankan kain bajunya dan meletakkan tangan kanannya
di atas tangan kirinya”. 13

‫َّاعد‬ ِ ‫ض َع يَ َدهُ ْاليُ ْمنَى َعلَى ظَه ِْر َكفِّ ِه ْاليُ ْس َرى َوالرُّ س‬
ِ ‫ْغ َوالس‬ َ ‫ثُ َّم َو‬

Artinya: “Kemudian beliau meletakkan tangan kanannya di atas punggung


tangan kirinya, pergelangan tangannya dan tulang lengan bawah”. 14

3. Membaca Do’a Istiftah


Termasuk sunnah-sunnah shalat adalah membaca doa iftitah ketika
selesai bertakbir takbiratul ihram. Berdasarkan hadits Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu.

َ َ‫ َكاتَةً – ق‬f‫را َء ِة ِإ ْس‬f


‫ال‬f ِ fِ‫ت بَ ْينَ التَّ ْكب‬
َ ِ‫ير َوبَ ْينَ الق‬f ُ ‫ ُك‬f‫لَّ َم يَ ْس‬f‫ ِه َو َس‬fْ‫صلَّى هللاُ َعلَي‬ َ ِ ‫َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬
‫ُأ‬
‫ا‬ff‫ َرا َء ِة َم‬f ِ‫ير َوالق‬fِ fِ‫ َكاتُكَ بَ ْينَ التَّ ْكب‬f ‫ ِإ ْس‬،ِ ‫ بَِأبِي َو ِّمي يَا َرسُو َل هَّللا‬:‫ت‬ ُ ‫ هُنَيَّةً – فَقُ ْل‬:‫َأحْ ِسبُهُ قَا َل‬
ِ ‫ ِر‬ff‫ دْتَ بَ ْينَ ال َم ْش‬ffَ‫ا بَاع‬ff‫ َك َم‬f،‫اي‬ff
‫ق‬ َ َ‫ ْد بَ ْينِي َوبَ ْينَ َخطَاي‬ff‫ اللَّهُ َّم بَا ِع‬:ُ‫ول‬ffُ‫ ” َأق‬:‫ا َل‬ffَ‫ولُ؟ ق‬ffُ‫تَق‬
ْ‫ل‬f ‫ اللَّهُ َّم ا ْغ ِس‬،‫َس‬ِ ‫ َّدن‬f ‫ا يُنَقَّى الثَّوْ بُ اَأل ْبيَضُ ِمنَ ال‬ff‫ا َك َم‬ffَ‫ اللَّهُ َّم نَقِّنِي ِمنَ الخَ طَاي‬،‫ب‬ ِ ‫ر‬fِ f‫َوال َم ْغ‬
‫ج َوالبَ َرد‬ ِ ‫اي بِ ْال َما ِء َوالثَّ ْل‬
َ َ‫خَ طَاي‬

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam sejenak antara


takbir dan membaca (surat Al-Fatihah). Maka aku berkata: Dengan
12
H.R. Bukhari no.740
13
H.R. Muslim no. 401
14
H.R. Abu dawud no.727
9

Ayahku dan Ibuku sebagai tebusan wahai Rasulullah, apa yang engkau
baca ketika diam sejenak antara takbir dan membaca surat Al-Fatihah?
Beliau bersabda: Aku mengucapkan: ‘Allahumma baa’id bainiy wa baina
khataayaaya kamaa baa’adta bainal maaasyriqi wal maghribi, Allahumma
naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minad
danas, Allahumma ighsil khathaayaaya bil ma’i wa ats-tsalji wal barad’
(Ya Allah jauhkanlah antara aku dan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau
menjauhkan antara ufuk timur dan ufuk barat. Ya Allah, bersihkanlah aku
dari segala dosa sebagaimana baju putih yang dibersihkan dari kotoran.
Ya Allah, basuhlah hilangkanlah dosa-dosaku dengan air, salju nan
dingin)”. 15

4. Membaca Do’a Isti’adzah


Disunnahkan pula membaca Al-Isti’adzah di dalam
shalat.16Berdasarkan firman Allah azza wa jalla:

‫َّج ِيم‬ ِ َ‫فَِإ َذا قَ َرْأتَ ْالقُرْ آنَ فَا ْستَ ِع ْذ بِاهَّلل ِ ِمنَ ال َّش ْيط‬
ِ ‫ان الر‬

Terjemahnya: “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu


meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk”. (QS. An-
Nahl :3)

Sisi pendalilan dalam ayat ini menunjukkan bahwa perintah membaca


isti’adzah setiap sebelum membaca Al-Qur’an, dan tidak dibedakan antara
keadaan shalat ataupun dalam keadaan yang lain. Disyariatkan membaca
isti’adzah setiap sebelum membaca Al-Qur’an. Karena sejatinya di dalam
ayat tersimpan makna ‘iraadah’ yang berarti hendak. Maka ayat tersebut
memiliki arti: Apabila kamu ‘hendak’ membaca Al Quran, maka mintalah
perlindungan kepada Allah. Begitu pula isti’adzah disyariatkan untuk
mencegah was-was yang muncul dari syaithan. Untuk menghalangi was-

15
H.R. Bukhari no.744 dan muslim no.598.
16
Surat An-Nahl:98
10

was yang muncul, maka hendaknya diucapkan sebelum membaca Al-


Qur’an.

5. Membaca Basmalah dengan lirih saat shalat jahr


Disunnahkan membaca basmalah yaitu (‫يم‬
fِ ‫َّح‬ ِ ْ‫ )بِس ِْم هللاِ الرَّح‬dengan
ِ ‫من الر‬
lirih di dalam shalat sebelum membaca surat Al-Fatihah dan surat-surat
yang lain. Hal itu berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu.

َ‫ فَ َكانُوا يَ ْستَ ْفتِحُون‬، َ‫ َوع ُْث َمان‬،‫ َو ُع َم َر‬،‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َوَأبِي بَ ْك ٍر‬
َ ‫ْت خَ لَفَ النَّبِ ِّي‬ ُ ‫صلَّي‬َ
‫ َرا َء ٍة َواَل‬f ِ‫َّح ِيم} فِي َأ َّو ِل ق‬
ِ ‫ر‬f ‫رَّحْ َم ِن ال‬f ‫ اَل يَ ْذ ُكرُونَ {بِس ِْم هللاِ ال‬، َ‫ب ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬ ِ
‫آخ ِرهَا‬ ِ ‫فِي‬

Artinya: “Aku shalat di belakang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam Abu


Bakar, Umar dan Utsman. Mereka membaca dengan mengawali
‘Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin’ dan tidak mengucapkan
‘Bismillahhirrahmanirrahim’ di awal surat maupun di akhir surat”.

Al-Aswad berkata: Aku shalat di belakang Umar bin Khatthab


radhiyallahu ‘anhu tujuh puluh kali shalat, namun tidak mengeraskan
‘Bismillahirrahmanirrahim’.17Tidak mungkin Nabi shallallaahu ‘alaihi
wasallam mengeraskan bacaan basmalah pada shalat lima waktu dalam
sehari dan seterusnya, dalam keadaan muqim maupun berpergian, namun
khulafa’ur rasyidin, para sahabat dan penduduk negeri tidak mengetahui hal
itu.

6. Mengucapkan Aamiin
Disunnahkan mengucapkan ‘Aamiin’ ketika selesai dari membaca
surat Al-Fatihah, baik bagi imam, makmum ataupun orang yang shalat
sendiri.18Berdasarkan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

17
Al-Mushannaf Li Ibni Syaibah 1/411
18
Al-Majmu’Li An-nawawi 3/368,371
11

‫ق تَْأ ِمينُهُ تَْأ ِمينَ ال َمالَِئ َك ِة ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬
َ َ‫ فَِإنَّهُ َم ْن َواف‬،‫ فََأ ِّمنُوا‬،‫ِإ َذا َأ َّمنَ اِإل َما ُم‬

Artinya: “Jika Imam mengucapkan ‘Aamiin’, maka ucapkanlah ‘Aamiin’.


Sesungguhnya barang siapa yang dapat menepati ucapan ‘Aamiin’nya
menepati dengan ucapan ‘Aamiin’nya malaikat, maka akan diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu”.

Dalam riwayat yang lain dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

‫ق‬َ fَ‫ فَِإنَّهُ َم ْن َواف‬، َ‫ آ ِمين‬f:‫وا‬fُ‫الِّينَ } فَقُول‬f‫الض‬ َّ َ‫ب َعلَ ْي ِه ْم َوال‬ ُ ‫ر ال َم ْغ‬f
ِ ‫و‬f‫ض‬ ِ f‫ { َغ ْي‬:‫ا ُم‬ff‫ا َل اِإل َم‬ffَ‫ِإ َذا ق‬
‫قَوْ لُهُ قَوْ َل ال َمالَِئ َك ِة ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬

Artinya: “Jika Imam membaca ‘Ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa


laaddhaalliin’ maka ucapkan ‘Aamiin’. Sesungguhnya barang siapa yang
ucapan ‘Aamiin’nya menepati dengan ucapan ‘Aamiin’nya malaikat, maka
akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”. 19

Secara umum dari hadits di atas menunjukkan sunnahnya


mengucapkan ‘Aamiin’ ketika selesai dari membaca surat Al-Fatihah. Dan
hendaknya imam mengeraskan bacaan ‘Aamiin’. Seandainya imam tidak
mengeraskan bacaannya maka sulit bagi makmum untuk mengucapkan
‘Aamiin’ bersamaan dengan imam. Diriwayatkan Ibnu Juraij berkata: Aku
berkata kepada ‘Atha’: Apakah Ibnu Zubair mengucapkan ‘Aamiin’ setelah
membaca Al-Fatihah? Maka beliau menjawab: benar, dan makmum yang
berada di belakangnya ikut mengucapkan ‘Aamiin’, hingga masjid
bergemuruh karenanya.

C. Adzan dan keutamaannya


19
H.R.Bukhari no.780 dan Muslim no.410
12

Adzan adalah seruan untuk seluruh umat islam akan masuknya waktu
shalat wajib dan seruan untuk solat berjamaah pula dengan lafadz-lafadz
tertentu. Secara bahasa, Adzan merupakan Isim yang menempati
kedudukan Mashdar Haqiqi Al Idzan yang berarti pembweritahuan dan al -
Iblagh yang artinya penyampaian. Sebagai contohnya, Allah SWT
berfirman:

‫ ورسوله‬. ‫………واذن من هللا ورسوله الي الناس يوم احج االكبر ان هللا برئ من المشركين‬.

Terjemahannya:
“dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan RasulNya kepada umat
manusia pada hari haji Akbar. Bahwa sesungguhnya Allah dan RasulNya
melepas diri dari orang-orang yang Musyrik.” (Q. S. At Taubah: 3)

Adapun bacaan dan cara Kata Adzan disini berarti menyampaikan


informasi bahwa Allah dan RasulNya melepas diri dari orang musyrik.Asal
mula adanya Adzan ini dijelaskan dalam beberapa hadits yang hamper
mirip. Yaitu: diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Umar:

Artinya: “ketika kaum muslim datang ke Madinah, mereka berkumpul.


Mereka memperkirakan waktu solat, tetapi tidak ada seorangpun yang
menyerukan Sholat. Oleh karena itu, pada suatu hari, mereka
membicarakannya. Sebagian diantara mereka berkata, “gunakanlah
lonceng seperti orang-orang Nasrani.” Sebagian lain berkata:
“gunakanlah terompet seperti terompet orang Yahudi.” Lalu umar
berkata: “mengapa kalian tidak menyerukan seseorang untuk melakukan
solat?” kemudian Rasulullah SAW bersabda, “hai Bilal, berdiri dan
serukanlah panggilan Sholat.” (H. R. AL-Bukhori, Muslim, at Tirmidzi,
dan An Nasa’i)

1. Keutamaan adzan
a. Adzan adalah seruan paling Dahsyat
13

Adzan dikumandangkan di titik manapun diseluruh dunia. Yang pasti


Adzan adalah suara indah dari Islam yang dikumandangkan lima kali dalam
sehari semalam. Suara Adzan yang bersaut-sautan sibelahan dunia
manapun itu semuanya sama, mengagumi kebesaran Allah, mengajak untuk
solat dan menggapai kemenangan. Adzan juga menjadi pengingat kita
semua untuk menghadap Allah ta’ala.

b. Adzan sebagai pengingat untuk melawan hawa nafsu


Dalam adzan disebutkan hayya alal Falah yang artinya mari menuju
kemenangan. Nah, ini sangat terhubung dengan kemenangan akan diri
melawan hawa nafsu. Maksudnya adalah, ketika kita malas melakukan
jamaah di masjid apalagi setelah Adzan dikumandangkan, hendaknya kita
melawan kemalasan itu. Nah, makanya Adzan mengingatkan kita untuk
selelu menang dari hawa nafsu sehingga membuat kita rajin.

c. Adzan mengusir setan


Abu Hurairah menceritakan bahwa Rasulullah bersabda: “apabila
diserukan Adzan untuk solat, syaitan pergi berlalu dalam keadaan ia kentut
hingga tidak mendengar Adzan. Bila mu’adzin selesai mengumandangkan
adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqomat ia berlalu lagi.” (H. R.
Bukhori, Muslim)

d. Pahala memiliki pahala yang sangat besar


Dari Abu Hurairah r. A. Mengabarkan sabda Rasulullah:

“seandainya orang-orang mengetahui besarnya pahala yang didapatkan


dalam Adzan dan Shaf pertama, kemudian mereka tidak dapat
memperolehnya kecuali dengan undian, niscaya mereka rela berundi utuk
mendapatkannya.” (H. R. Bukhori, Muslim)

e. Yang mendengar Adzan baik maklhuk atau benda akan menjadi saksi
bagi Mu’adzin
14

Seperti dijelaskan dalam hadits Nabi:“tidaklah suara Adzan didengar


oleh pohon, lumpur, batu, jin dan manusia, kecuali mereka akan bersaksi
untuknya.” (H. R. Ibnu Khuzaimah)
Diriwayatkan pula dari bukhori: “tidaklah jin dan manusia serta tidak
ada sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang
muadzin melainkan akan menjadikan saksi kebaikan bagi Muadzin pada
hari kiamat nanti.” (H. R. Bukhori)

f. Orang yang mengumandangkan Adzan akan dimintakan Ampun atas


dosanya
Ibnu Umar berkata: Rasulullah bersabda:“diampuni bagi mua’adzin di
akhir adzannya, dan setiap yang basah dan yang kering yang mendengar
Adzannya akan memintakan ampun untuknya.” (h. R. Ahmad)

Kemudian diriwayatkan dari sahabat lain pula:

Rasulullah SAW mendoakan para imam dan mu’adzin: “ya Allah, berikan
kelurusan bagi para Imam dan ampunilah para Muadzin.” (H. R. Abu
Dawud)

g. Pahala Bagi Mu’adzin


Seperti dijelaskan dalam Hadits:“Mu’adzin mendapatkan pahala
seperti pahala orang yang solat bersamanya.” (H. R. An Nasa’i)
Maksudnya adalah, ketika Muadzin mengumandangkan Adzan dan
banyak orang yang berdatangan ke Masjid karena panggilan Adzan itu,
maka Muadzin mendapatkan keutamaan pahala orang-orang yang datang
untuk solat bersamanya.

h. Leher Mu’adzin akan dipanjangkan dihari Kiamat


Seperti yang dijelaskan dalam Hadits Nabi “para Muadzin adalah
orang yang lehernya panjang pada hari kiamat.” (H. R. Muslim)
15

i. Muadzin akan dibanggakan Allah dihadapan malaikat


Seperti yang dijelaskan dalam Hadits: “Tuhanmu takjub kepada
seorang pengembala domba di puncak bukit gunung, dia
mengumandangkan adzan untuk solat, lalu dia solat. Maka Allah SWT
berfirman: “lihatlah hambaku ini, dia mengumandangkan adzan dan iqomat
untuk solat, dia takut kepadaku, aku telah mengampuni hambaku dan
memasukkannya kedalam surga.” (H. R. Abu Dawud dan An Nasa’i)

j. Para Mu’adzin akan dimasukkan oleh Allah kedalam surga


Disamping berdasarkan hadits yang dijelaskan pada keutamaan nomor
8 dijelaskan lagi oleh Rasul dalam sebuah hadits: Dari Abu Hurairah
berkata.: “kami pernah bersama Rasulullah SAW, lalu Bilal berdiri
mengumandangkan Adzan, lalu ketika selesai, Rasulullah SAW bersabda
‘barangsiapa mengucapkan seperti ini dengan yakin, niscaya dia masuk
surga.’

2. Manfaat adzan
a. Sebagai tanda waktu sholat.
Dengan adanya adzan seorang muslim akan mengetahui masuknya
waktu sholat fardhu lima waktu seperti subuh, dzuhur, ashar, maghrib,
isya. Selain itu adzan juga menjadi pengingat umat muslim untuk
menghadap Allah.
b. Dapat mengusir setan.
Apabila azan dikumandangkan, maka setan akan pergi.
Sebagaimana Abu Hurairah menceritakan tentang hal ini bahwa
Rasulullah bersabda sebagai berikut:
"Apabila diserukan adzan untuk solat, syaitan pergi berlalu dalam
keadaan ia kentut hingga tidak mendengar Adzan. Bila mu’adzin selesai
mengumandangkan adzan, ia datang hingga ketika diserukan iqomat ia
berlalu lagi." (H. R. Bukhori, Muslim)
c. Mendengarkan adzan akan menjadi saksi di hari kiamat.
16

Sebagaimana riwayat dari Abu Sa’id Al-Khudri r.a bahwa


Rasulullah SAW bersabda: "Tidaklah jin dan manusia serta tidak ada
sesuatu pun yang mendengar suara lantunan adzan dari seorang
muadzin melainkan akan menjadi saksi kebaikan bagi si muadzin pada
hari kiamat." (HR. Bukhari no. 609)

BAB III
PENUTUP
17

A. KESIMPULAN
 Salat lima waktu adalah sholat yang dikerjakan pada waktu tertentu,
sebanyak lima kali sehari. Salat lima waktu merupakan salah satu dari
lima rukun islam.
 Allah menurunkan perintah sholat lima waktu ketika peristiwa isra
mikraj.
 Sunnah-sunnah dalam sholat yaitu mengangkat kedua tangan,
meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri(sedekap), membaca doa
istiftah, membaca doa isti’adzah, membaca basmalah dengan lirih saat
sholat jahr, mengucapkan aamiin.
 Adzan adalah seruan untuk seluruh umat islam akaan masuknya waktu
shalat wajib dan seruan untuk sholat berjamaah pula dengan lafadz-
lafadz tertentu.
 Adzan memiliki keutamaan yang sangat luar biasa yaitu: seruan paling
dahsyat, pengingat untuk melawan hawa nafsu, pengusir setan, pahala
yang sangaat besar,dan sebagainya yang telah dijelaskan di dalam
pembahasa.

B. SARAN
Semoga makalah yang kami buat ini, dapat membantu teman-teman dalam
perkuliahan dan untuk menyempurnakan dan memperbaiki isi dan penulisan,
maka kami daari penyusun menerima masukan dan kritikan dari pembaca
untuk pembuatan makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/salat_lima_waktu
18

https://bekalislam.firanda.com/2949-sunnah-sunnah-dalam-
shalat.htmlhttps://dalamislam.com/info-islam/keutamaan-adzan

Anda mungkin juga menyukai