Anda di halaman 1dari 21

KEWAJIBAN SEORANG MUSLIM

Disusun oleh:

Kelompok

1. Anisa Mardhatila
2. Elsi Restiani
3. Putri Amelia

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN UNIVERSITAS TEUKU
UMAR

1
Halaman Pengesahan
Judul Makalah : kewajiban Seorang Muslim

Kelompok :

1. Anisa Mardhatila
2. Elsi Restiani
3. Putri Amelia

Dosen pembimbing : Ismu Ridha

Telah disahkan untuk memenuhi tugas “Agama Islam” Semester 1 tahun 2022/2023

Meulaboh,16 November 2022

Yang mengesahkan

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “kewajiban Seorang Muslim’’. Atas dukungan
moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami
mengucapkan terima kasih kepada bapak Ismu Ridha selaku guru pembimbing
kami ,dan seluruh anggota kelompok yang turut membantu penulisan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat
beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Meulaboh, 25 September 2022

Penulis

3
Daftar isi

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya tentu telah dijelaskan
secara rinci dalam islam. Sejatinya umat muslim adalah saudara. Jika salah
satu tersakiti, maka yang lain ikut sakit. kita wajib bersatu dan jangan
sampai terpecah belah. beberapa kewajiban muslim terhadap muslim
lainnya yang harus dilakukan sesuai perintah Allah Azza wa Jalla dan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari
agama Islam, memberikan pengaruh yang kuat terhadap masjid sebagai
bentuk arsitektur Islam yang sakral. Kewajiban melaksanakan shalat adalah
kewajiban yang bersifat pribadi, tetapi hal itu juga bersifat kewajiban
kolektif yang melibatkan masyarakat muslim. Kebutuhan akan tempat
penyelenggaraan shalat kolektif yang dikenal sebagai shalat berjamaah ini,
merangsang perkembangan seni hias yang secara harafiah berarti tempat
untuk bersujud.

2. RUMUSAN MASALAH
Dikarenakan banyaknya permasalahn yang ada maka, dalam pembahasan
ini kami ingin membahas:
a. Apa itu Shalat ?
b. Apa Syarat sah shalat?
c. Apa saja rukun shalat?
d. Kapan Waktu menunaikna shalat?
e. Hal hal yang membatalkan shalat?

4
f. Apa pengertian puasa?
g. Apa saja Jenis jenis puasa dalam islam?
h. Apa Syarat wajib dan syarat sah puasa ?
i. Apa rukun puasa dalam islam?
j. Apa Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa Dalam Agama
Islam
k. Kapan waktu Dilarang Melaksanakan Puasa Dalam Agama Islam
l. Apa saja Hal-hal yang membatalkan puasa?
m. Siapa saja Orang yang Membatalkan Puasa Dalam Agama Islam
n. Apa pengertian haji?
o. apa saja syarat-syarat haji?
p. Apa saja rukun haji?

3. Metode penulisan
Dalam makalah ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian sholat
Pengertian salat adalah ibadah wajib umat Islam yang ditunaikan
sebanyak lima waktu. Mulai dari salat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan
Isya. Salat adalah bagian dari rukun Islam kedua. Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian salat adalah doa kepada Allah
SWT. 

Imam Rafi’i dalam buku berjudul Terjemah Fathul Mu'in oleh Syekh


Syamsidin abu Abdillah menjelaskan pengertian salat dari segi bahasa
berarti doa. Sementara menurut syara’ pengertian salat adalah ucapan dan
pekerjaan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam dengan
syarat tertentu.

Pengertian salat adalah wajib dilakukan oleh setiap muslim mukalaf


dengan syarat, rukun, dan bacaan tertentu. Pengertian salat adalah ibadah
yang didalamnya memuat zikir, tilawah, berdiri menghadap Allah SWT,
sujud, doa, tasbih, dan takbir. Itulah pengertian salat secara singkat yang
perlu diketahui. Allah memerintahkan kepada Rasulullah untuk mengajak
keluarganya mendirikan shalat sebagaimana firman Allah pada surat Thaha
ayat 132 sebagai berikut:

“Perintahkanlah keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah


kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu,
Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Akibat (yang baik) itu adalah bagi
orang yang bertakwa.” 

B. Syarat Sah Shalat

1. Beragama islam

2. Suci dari hadast besar dan kecil

6
3. Sudah baligh dan berakal

4. Mengetahui tata ara shalat

5. Sudah memasuki waktu shalat

6. Menghadap kiblat

7. Menutup aurat sesuai dengan syariat agama islam, untuk


perempuan seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan, dan
untuk laki-laki dari pusar perut hingga lutut

C. Rukun Shalat

Rukun Salat yaitu

a. Berdiri bagi yang masih mampu


b. Mengucapkan niat di dalam hati
c. Mengucapkan takbirotul ihram (takbir pertama)
d. Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat
e. Rukuk dan tumaninah
f. Membaca iktidal setelah rukuk dan tumaninah
g. Menjalani sujud dua kali
h. Duduk di antara dua sujud
i. Duduk tasyahud akhir
j. Membaca doa tasyahud akhir
k. Membaca salawat Nabi Saw saat tasyahud akhir
l. Salam pertama
m. Harus tertib melakukan rukun shalat secara berurutan

D. Waktu Menunaikan Salat

1. Salat Subuh

7
Salat subuh adalah salat yang dimulai saat munculnya matahari (fajar
shiddiq) atau cahaya putih di ufuk timur. Salat subuh berjumlah 2
rakaat.2.
2. Salat Zuhur
Salat dzuhur berjumlah 4 rakaat dan 2 tahiyat. Salat ini dilaksanakan
saat condongnya matahari di tengah-tengah langit sampai bayangan
sebuah benda sama panjangnya dengan benda tersebut.
3. Salat Asar
Salat ashar dilakukan setelah dzuhur, dan berakhir sampai
tenggelamnya matahari. Jumlah rakaat salat ashar ada 4 dengan 2
tahiyat.
4. Salat Magrib
Salat magrib dilakukan setelah ashar, yaitu saat matahari terbenam
sampai hilangnya awan senja merah (syafaq). Salat magrib berjumlah 3
rakaat dengan 2 tahiyat dan 1 salam.
5. Salat Isya
Salat isya adalah salat terakhir dalam satu hari. Salat ini dilaksanakan
mulai dari terbenamnya syafaq sampai terbitnya matahari (fajar
shiddiq). Salat isya berjumlah 4 rakaat dengan 2 tahiyat.

E. Hal hal yang membatalkan shalat

1. Dalam Keadaan Berhadas


2. Berbicara dengan Sengaja
3. Aurat yang Terbuka
4. Niat Shalat Berubah
5. Meninggalkan Rukun Shalat dengan Sengaja
6. Membelakangi Kiblat
7. Banyak Bergerak 
8. Tertawa
9. Murtad dari Agama Islam

8
F. Pengertian Puasa
1. Pengertian Ibadah Puasa secara Umum
Secara umum, puasa merupakan salah satu kegiatan yang dinilai
sebagai kegiatan sukarela yang dilaksanakan dengan cara menahan diri dari
makanan, minuman atau juga bisa keduanya, perilaku buruk, dan semua hal
yang memiliki potensi untuk membatalkan puasa tersebut selama masih
dalam periode pelaksanaan puasa tersebut.
Puasa yang murni biasanya dilakukan dengan menahan diri untuk
makan dan minum dalam kurun waktu tertentu, umumnya puasa
dilaksanakan dalam kurun waktu satu hari atau selama 24 jam, atau juga
bisa beberapa hari. Lamanya periode puasa ini bergantung pada ketentuan
puasa
Menurut agama islam, puasa disebut dengan Shaum yang berasal
dari Bahasa Arab : ‫ صوم‬merupakan ibadah yang bersifat wajib untuk
dilaksanakan ketika bulan Ramadhan telah tiba. Ibadah ini juga
dilaksanakan selama satu bulan penuh lalu akan ditutup dengan perayaan
Hari Raya Idul Fitri.
Pelaksanaan puasa yang sesuai dengan syariat islam adalah dengan
menahan diri dari makan minum serta semua perbuatan yang dapat
membatalkan puasa dari terbitnya matahari hingga matahari tenggelam
dengan diawali niat yang sudah tercantum dalam kitab suci Al-Qur’an.
Puasa ditujukan untuk dapat membentuk serta menanamkan sikap-sikap
teladan dan meningkatkan ketakwaan seorang Muslim kepada Allah SWT
puasa secara bahasa artinya adalah menahan diri sedangkan Secara
istilah puasa adalah  beribadah kepada Allah SWT dengan menahan diri
dari makan, minum, perbuatan buruk, dan pembatal puasa lainnya, dari
mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.

9
G. Jenis jenis puasa dalam islam
1. Puasa dengan Hukum Wajib
a. Puasa wajib Ramadhan
b. Puasa yang disebabkan karena bernazar
c. Puasa denda atau kafarat
d. Puasa ganti atau qadha

2. Puasa dengan Hukum Sunnah


a. Puasa senin kamis tiap minggu
b. Puasa Sunnah enam hari yang dilaksanakan pada bulan Syawal,
kecuali saat hari raya Idul Fitri.
c. Puasa sunah arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah untuk umat muslim
yang tidak melaksanakan ibadah haji.
d. Puasa Tarwiyah pada tanggal 8 Dzulhijjah untuk umat muslim
yang tidak melaksanakan ibadah haji.
e. Puasa Daud atau sehari puasa besoknya tidak, puasa ini
dilaksanakan untuk meneladani puasa miliki Nabi Daud.
f. Puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram.
g. Puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram.
h. Puasa Yaumul Bidh, sekitar tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan.
i. Puasa Nisfu Sya’ban dilaksanakan pada pertengahan bulan
Sya’ban
j. Puasa Asyhurul Hurum yang dilakukan pada bulan Dzulqa’dah,
Dzulhijjah, Muharram, dan bulan Rajab.

H. Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa


1. Syarat Wajib Puasa Menurut Syariat Islam
a. Beragama Islam dan menyembah Allah SWT.
b. Sudah baligh atau sudah cukup umur.
c. Kondisi akalnya sehat dan waras.
d. Keadaan rohani dan jasmani yang sehat.

10
e. Bukan termasuk musafir yang sedang melakukan perjalanan panjang
dan jauh.
f. Dalam keadaan yang suci dari hadas besar.
g. Memiliki kemampuan dan kesanggupan untuk melaksanakan puasa.

2. Syarat Sah Puasa Menurut Syariat Islam


a. Beragama islam dan tidak murtad.
b. Dapat membedakan yang mana yang baik dan buruk (mumayyiz)
c. Tidak dalam keadaan najis yang suci dari nifas dan haid (khusus
wanita)
d. Memiliki pengetahuan mengenai waktu diterimanya puasa.

I. rukun puasa dalam islam


1. Islam
2. Membaca niat
3. Menahan serta mengontrol diri

J. Hal-hal yang Disunnahkan Ketika Menjalankan Puasa Dalam


Agama Islam
a. Melambatkan sahur
b. Menyegerakan berbuka ketika sudah waktu berbuka
c. Membaca doa atau niat berbuka puasa
d. Ketika berbuka diawali dengan makanan/minuman yang manis
e. Bersedekah memberi makanan berbuka untuk sesame
f. Lebih giat dalam beribadah dan bersedekah

K. Waktu-waktu Dilarang Melaksanakan Puasa Dalam Agama Islam


a. Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)
b. Hari raya Idul Adha (10 Dzulhijjah)
c. Tiga hari tasyrik (11, 12, dan 13 Dzulhijjah)
d. Hari syak (30 Sya’ban)

11
e. Berpuasa selamanya
f. Wanita yang sedang haid atau nifas dan belum mandi besar
g. Seorang istri yang berpuasa Sunnah tanpa izin dari suami

L. Pengertian Haji
Secara Umum, Pengertian Haji adalah mengunjungi Baitullah (Ka’bah) di
Mekah untuk melakukan amal ibadah tertentu dengan syarat-syarat
tertentu pula. Ibadah Haji merupakan salah satu dari rukun Islam. yakni
pada rukun yang kelima yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim, baik itu
laki-laki maupun perempuan yang mampu dan telah memenuhi syarat.
Orang yang melakukan ibadah haji wajib memenuhi ketentuan-
ketentuannya. Ketentuan haji selain pengertian haji diatas, juga syarat haji,
rukun haji, wajib haji, larangan haji, tata cara haji, serta sunnah-sunnah haji.
Menunaikan ibadah haji diwajibkan atas setiap muslim yang mampu
mengerjakannya dan seumur hidup sekali. Bagi mereka yang mengerjakan
haji lebih dari satu, hukumnya sunah. Allah SWT. berfirman dalam Surah Ali
Imran Ayat 97 yaitu:
 Artinya: 
….Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan
ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji maka
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh
Alam. (Q.S. Ali Imran/3:97).
HAJI menurut bahasa adalah menyengaja, mengunjungi atau
menuju. secara istilah adalah ibadah yang dilakukan dengan berkunjung ke
Baitullah juga tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan
ibadah yang disyariatkan

M. Syarat-Syarat Haji
Syarat-Syarat Haji-Yang dimaksud mampu sebagai salah satu syarat haji
adalah sebagai berikut….

12
a. Beribadah Sehat. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan
kepada orang lain jika ia mampu membiayainya.
b. Ada kendaraan yang dapat mengantar ulang dan pergi ke Mekah
bagi orang yang di luar mekah.
c. Aman dalam perjalanan. Artinya, jiwa dan hartanya terjamin
keselamatannya.
d. Memiliki bekal yang cukup. Artinya, harta yang dimiliki cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup selama mengerjakan haji, termasuk
juga cukup untuk menjamin kebutuhan keluarga yang
ditinggalkannya.
e. Bagi perempuan harus dengan suaminya atau diserta mahram atau
dengan perempuan lain yang ada mahramnya.

Syarat-Syarat Haji yang harus dipenuhi 


 Beragama Islam
 Berakal sehat
 Balig atau dewasa
 Merdeka (bukan budak) dan
 Kuasa atau mampu untuk melakukannya

N. Rukun-Rukun Haji
Rukun-Rukun Haji – Rukun Haji adalah perbuatan yang wajib dikerjakan
dan tidak dapat diganti dengan membayar denda. Meninggalkan salah satu
rukun haji akan gugur atau tidak sah ibadah haji tersebut. Rukun haji ada
enam, yaitu sebagai berikut… 
1. Ihram 
Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umrah dengan
memakai pakaian ihram, pakaian berwarna putih bersih dan tidak
berjahit. Pakaian tidak berjahit hanya berlaku bagi laki-laki.
2. Wukuf di Padang Arafah  

13
Wukuf adalah hadir di Padang Arafah pada waktu zuhur, dimulai sejak
tergelincir matahari tanggal 9 Zulhijah sampai terbit fajat tanggal 10
Zulhijah (pada bulan haji). 
3. Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai
dari Hajar Aswad dengan posisi Ka’bah di sebelah kiri orang yang
bertawaf (berputar kebalikan arah jarum jam). Orang yang tawaf harus
menutup aurat serta suci dari hadas dan najis.
Macam-Macam Tawaf
 Tawaf qudum, dilakukan ketika baru sampai di Mekah
 Tawaf ifadah, dilakukan karena melaksanakan rukun haji
 Tawaf nazar, dilakukan karena nazar
 Tawaf sunah, dilakukan tidak karena sebab-sebab tertentu
(mencari keutamaan dalam ibadah).
 Tawaf wadak, dilakukan karena hendak meninggalkan mekah
4. Sai
Sai adalah berlari-lari kecil antara Bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sai
harus dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. Sai
dilakukan sebanyak tujuh kali dan dikerjakan setelah tawaf. 
5. Menggunting (Mencukur) Rambut
Waktu mencukur rambut setelah melempar Jamrah Aqabah pada hari
Nahar. Apabila mempunyai kurban, mencukup dilakukan setelah
menyembelih hewan kurban. Mencukur rambut sekurang-kurangnya
tiga helai rambut.
6. Tertip
Tertip berarti menertipkan rukun-rukun haji tersebut. Artinya, harus
berurutan dimulai dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sai, dan menggunting
rambut.
 

14
O. Jenis-Jenis Haji dan Tata Cara Haji Beserta Kegiatan Yang
Dilakukan Selama Haji
Dalam pratiknya, pelaksanaan ibadah haji terdiri dari tiga cara yaitu sebagai
berikut…
a. Pelaksanaan Haji Ifrad 
Haji Ifrad adalah pelaksanaan haji saja. Jamaah haji yang memilih cara
ini tidak diwajibkan membayar dam. Pelaksanaan haji ifrad biasa dipilih
oleh jamaah haji yang masa waktu wukufnya sudah dekat (kurang lebih)
lima hari.
Haji ifrad dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu sebagai berikut..
1) Melaksanakan haji saja, tanpa melakukan umrah
2) Melaksanakan haji lebih dahulu baru melakukan umrah
3) Melaksanakan umrah sebelum bulan-bulan haji, lalu berihram
haji pada bulan haji
4) Melaksanakan umrah pada bulan-bulan haji, lalu pulang ke tanah
air dan berangkat kembali ke tanah suci untuk melaksanakan haji

Namun pada umumnya, dikatkana haji ifrad ialah mendahulukan


haji daripada umrah. Artinya melaksanakan haji dahulu dan
setelah selesai haji, baru melaksanakan umrah.
Beberapa perbuatan berikut dilakukan bagi jamaah haji ifrad
ketika melaksanakan haji
 Bersuci (mandi dan berwudu)
 Berpakaian ihram
 Salat sunah dua rakaat
 Berniat haji dengan mengucapkan
Niat Haji Ifrad:

Artinya: 
Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji.
5) Ketika tiba di Mekah

15
Jamaah haji ifrad ketika tiba di Mekah disunahkan melaksanakan
tawaf qudum (baru datang). Tawaf ini bukan tawaf umrah dan
bukan tawaf haji. Tawaf qudum bagi jamaah haji ifrad boleh
dilanjutkan dengan sai atau tidak dengan sai.
Apabila tawaf dilanjutkan dengan sai, sainya sudah termasuk sai
haji sehingga pada waktu tawaf ifadah (rukun haji) tidak perlu
lagi melakukan sai.
Setelah melakukan tawaf qudum, jamaah haji ifrad tidak diakhiri
dengan tahalul sampai selesai semua kegiatan haji. Hal itu
dikarenakan pada waktu memakai ihram diniatkan ibadah haji.
Selanjutnya, menunggu waktu wukuf di Arafah pada tanggal 9
Zulhijah.
Adapun urutan kegiatan dan doa pada pelaksanaan haji ifrad,
sejak dari wukuf sampai tawaf ifadah sama dengan pelaksanaan
haji tamattu.
Apabila jamaah haji ifrad hendak melaksanakan umrah, umrah
tersebut dilaksanakan setelah pelaksanaan haji dengan
mengambil miqat dari salah satu di antaranya, yaitu Tan’im atau
Ji’ranah atau miqat lainnya.
Demikian, uratan tentang pelaksanaan haji ifrad. Setelah selesai
umrah, bagi jamaah haji yang belum ke Madinah diberangkatkan
ke Madinah. Sebelum ke Madinah, jamaah haji disarankan agar
melakukan tawaf (pamitan).
Kegiatan jamaah haji di Madinah, antara lain salat Arbain, ziarah
ke tempat-tempat bersejarah, dan melaksanakan amalan lainnya
yang sesuai dengan syarak.
b. Pelaksanaan Haji Tamattu
Haji tamattu adalah melaksanakan umrah lebih dahulu, baru melakukan
ibadah haji. Jamaah haji tamattu, diwajibkan membayar dam nusuk
(sesuai ketentuan manasik). Pelaksanaan haji tamattu dimulai dengan
melaksanakan umrah terlebih dahulu, yaitu..
1. Bersuci (mandi dan berwudu)

16
2. Berpakaian ihram
3. Salat sunah dua rakaat
4. Niat dari miqat dengan mengucapkan

Artinya: 
Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah untuk berumrah 
5. Membaca talbiah, selawat, dan doa;
6. Masuk mekah dan berdoa;
7. Masuk masjidil haram, melihat ka’bah dan berdoa;
8. Melintasi maqam ibrahim ketika hendak tawaf disunahkan berdoa;
9. Tawaf sebanyak tujuh kali putaran
10. Sai dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Bukit Marwah sebanyak
tujuh kali perjalanan
11. Mencukur rambut sebagai tanda selesainya pelaksanaan umrah.
Selesai melaksanakan umrah, jamaah haji tamattu’ menunggu
tanggal 8 Zulhijah untuk melaksanakan haji, yaitu:
 Bersuci (mandi dan berwudu)
 Berpakaian ihram
 Salat sunah dua rakaat
 Niat dari miqat dengan mengucapkan

Artinya: 
Aku penuhi panggilan-M ya Allah untuk berhaji 
 Berangkat ke Arafah (tanggal 8 Zulhijah)
 Wukuf di Arafah (tanggal 9 Zulhijah)
 Berangkat ke Muzdalifah setelah matahari terbenam
 Mabit di Muzdalifah (malam tanggal 10 Zulhijah)
 Mabit di Mina untuk melontar tiga jamrah, dan
 Kembali ke Mekah untuk melakukan tawaf ifadah, sai, dan
tawaf wadak.

17
c. Pelaksanaan Haji Qiram 
Haji Qiram adalah melaksanakan haji dan umrah di dalam satu niat dan
satu pekerjaan sekaligus. Dalam hal ini, jamaah haji qiram wajib
membayar dam nusuk. Pelaksanaan haji dengan cara qiram dapat dipilih
bagi jamaah haji yang karena sesuatu hal, ia tidak dapat melaksanakan
umrah sebelum dan sesudah hajinya, termasuk di antaranya jamaah haji
yang masa tinggalnya di Mekah sangat terbatas.
Pelaksanaan haji qiram dimulai dengan bersuci (mandi dan berwudu),
berpakaian ihram, salat sunah dua rakaat, niat haji dan umrah dengan
mengucapkan

Artinya: 
Aku sambut panggilan-Mu ya Allah untuk berhaji dan umrah
Ketika tiba di Mekah, jamaah haji qiram yang bukan penduduk Mekah
disunahkan mengerjakan tawaf qudum. Tawaf qudum ini bukan tawaf
umrah dan bukan tawaf haji (hukumnya sunah), boleh diteruskan
dengan sai atau tidak dengan sai. Apabila diteruskan dengan sai, sainya
sudah termasuk sai haji sehingga pada waktu tawaf ifadah tidak perlu
lagi melakukan sai.
Selesai mengerjakan tawaf qudum, tidak diakhiri dengan tahalul sampai
seluruh kegiatan haji. Adapun kegiatan dan doa pada pelaksanaan
haji qiram, sejak dari wukuf sampai dengan selesai sama dengan
pelaksanaan haji tamattu.
Bagi jamaah haji qiram yang belum melaksanakan sai pada tawaf qudum
maka ketika melaksanakan tawaf ifadah harus diteruskan dengan sai.
Selanjutnya, pada waktu akan meninggalkan Mekah, jamaah
haji qiram hendaklah melakukan tawaf wadak.

R. Wajib Haji   dan Sunah Haji


1. Wajib Haji

18
Wajib haji adalah perbuatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji.
Apabila wajib haji dilanggar, hajinya tidak sah (tidak membatalkan haji
yang dilakukan), tetapi wajib membayar dam (denda) dengan cara
menyembelih binatang. Jika wajib itu telah diganti dengan menyembelih
binatang, ibadah hajinya dianggap sah. Adapun wajib haji itu ada enam
yaitu sebagai berikut…
a. Ihram (niat berhaji) dari miqat (batas yang ditentukan)
b. Mabit di Muzdalifah
c. Melontar tiga jamrah, yaitu ula, wusta, dan aqabah
d. Mabit di Mina
e. Tawaf wadak bagi yang akan meninggalkan Mekah, sedangkan bagi
wanita yang sedang haid (menstruasi) tawaf wadaknya gugur
f. Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram
2. Sunah Haji
Sunah Haji-Dalam mengerjakan ibadah haji, ada beberapa sunah yang
perlu dikerjakan seperti berikut ini…
a. Salat Sunah di Hijir Ismail
Salat sunah ini dapat dilaksanakan kapan saja apabila keadaan
memungkinkan
b. Membaca talbiyah
Talbiyah sunah dibaca selama ihram sampai melontar Jamrah Aqabah
pada hari nahar (Iduladha). Bacaan talbiyah adalah…

Artiny
a: 
Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu,
aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, aku datang
memenuhi panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, nikmat dan segenap kekuasaan
adalah milik-Mu. Tidak ada sekutu bagi-Mu. 

19
a. Salat sunah tawaf di belakang Maqam Ibrahim
b. Memasuki Ka’bah (rumah suci) sambil berdoa

3. Larangan-Larangan Haji 
Larangan bagi orang laki-laki dan perempuan yang sedang menunaikan
ibadah haji dan umrah
a. Larangan bagi laki-laki 
Laki-laki dilarang memakai pakaian yang berjahit, memakai tutup
kepala, dan memakai atas kaki yang menutupi mata kai
b. Larangan bagi perempuan
Perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan.
c. Larangan bagi laki-laki dan perempuan yaitu:
 Memakai wangi-wangian, kecuali yang dipakai sebelum niat
 Memotong rambut atau bulu badan yang lainnya
 Memotong kuku
 Mengadakan akad nikah
 Memburu dan membunuh binatang yang ada di tanah suci,
 Bersetubuh dan pendahuluannya

20
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Pengertian salat adalah ibadah wajib umat Islam yang ditunaikan
sebanyak lima waktu. Mulai dari salat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, dan
Isya. Salat adalah bagian dari rukun Islam kedua
2. puasa secara bahasa artinya adalah menahan diri sedangkan Secara
istilah puasa adalah  beribadah kepada Allah SWT dengan menahan diri
dari makan, minum, perbuatan buruk, dan pembatal puasa lainnya, dari
mulai terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
3. Ibadah Haji merupakan salah satu dari rukun Islam. yakni pada rukun
yang kelima yang wajib dikerjakan bagi setiap muslim, baik itu laki-laki
maupun perempuan yang mampu dan telah memenuhi syarat

B. Saran
1. Dalam Melaksanakan Kewajiban seorang islam hendaklah
melaksanakan shalat lima Waktu sehari semalam.
2.

21

Anda mungkin juga menyukai