Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

AKHLAK ISLAMI TERHADAP ALAM (FLORA DAN FAUNA)


“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akhlak Tasawuf”
Dosen Pengampu : DR.Hamidullah Mahmud Lc. MA

Disusun oleh : Nurul Fikri (11210530000153)


Kelas : MD 1D

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya sehingga makalah dengan
berjudul “Akhlak Islami Terhadap Alam (Flora Dan Fauna)”. Adapun makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas dari Bpk DR.Hamidullah Lc.MA pada mata kuliah Akhlak Tasawuf.
Selain itu, penyusunan makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca
tentang hubungan akhlak islami terhadap alam (flora dan fauna).
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bpk.DR.Hamidullah Lc.MA selaku
dosen mata kuliah Akhlak Tasawuf. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan
penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnaan yang
pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari
pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Tangerang, 3 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………. i
DAFTAR ISI………………………………………………………..…………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………………....…. 1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………….... 2
1.3. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………….. 2
1.4. Manfaat Penulisan………………………………………………………………...…. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak
B. Akhlak Terhadap Lingkungan
C. Implementasi Akhlak dalam kehidupan

BAB III PENUTUP


3.1. Kesimpulan................................................................................................................ 11
3.2. Saran.......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Shalat merupakan salah satu kewajiban yang kita jalankan setiap harinya terutama dalam
menjalankan shalat lima waktu dimana hukumnya wajib bagi setiap umat muslim. Shalat sendiri
merupakan rukun Islam yang kedua yang sangat ditekankan atau menjadi ibadah yang paling
utama setelah dua kalimat syahadat. Shalat juga merupakan tiang atau pondasi agama jadi shalat
sangat penting bagi kita semua. Ibadah shalat tidak dapat dilakukan begitu saja, melainkan harus
dipelajari tata cara dan praktiknya sebagaimana yang telah Rasulullah contohkan. Meninggalkan
shalat berarti ia meruntuhkan agama. Kalau ibadah shalat diibaratkan seperti sebuah rumah,
kalau rumah didirikannya menggunakan tiangtiang yang kokoh, pasti rumah itu akan kuat dan
tahan terhadap badai yang menerjang. Begitupun sebaliknya kalau kita tidak mendirikan shalat,
diibaratkan sebuah bangunan rumah yang dibangun tidak menggunakan tiang-tiang yang kokoh
pasti seiring berjalannya waktu bangunan rumah tersebut akan runtuh.
Dalam melaksanakan ibadah shalat bisa mempengaruhi tingkah laku dan akhlak seseorang.
Karena dalam shalat terdapat kesabaran dalam setiap gerakan. Kesabaran dari nafsu yang ingin
selalu terburu-buru, dalam melaksanakan ingin cepat-cepat nonton film atau cepat-cepat
mengerjakan tugas kuliah dan lain-lain. Dalam sholat juga terdapat keikhlasan ,saat kita menjadi
makmum dan mendapati imam yang sangat cepat sholatnya atau sangat lambat sholatnya
sehingga membuat kita menggerutu dalam hati. Dengan kita melaksanakan shalat akan
berpengaruh pada tingkah dan perilaku kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Orang yang
shalatnya benar, ia akan menjalani kehidupan dengan sebaik mungkin seperti, sopan santun
dalam perbuatan, lemah lembut dalam berbicara, tidak mudah marah dalam menghadapi suatu
permasalahan, dan sebagainya. Begitupun sebaliknya orang yang dalam mengerjakan shalatnya
salah, ia akan mudah melakukan perbuatan yang dilarang oleh norma agama walaupun shalat
wajib tidak pernah ditinggal sama sekali, tetapi perbuatannya tidak sesuai dengan aturan agama,
berarti orang tersebut harus mengoreksi diri bisa jadi ada yang salam dalam ia melaksanakan
shalat.
Kita sebagai umat muslim harus selalu melaksanakan shalat, baik shalat yang wajib maupun
shalat yang hukumnya sunah. Tetapi perlu diingat, shalat bukan hanya sekedar shalat tetapi perlu
diperhatikan tata caranya, rukun, syarat sah dalam shalat, dan sebagainya. Agar shalat kita
diterima serta dapat memperbaiki tingkah laku kita didalam kehidupan dengan melaksanakan
shalat yang baik dan benar sesuai ajaran Rasulullah SAW. Maka dalam makalah ini kami
mencoba untuk mensajikan pembahasan tentang hubungan kaitan shalat dengan akhlak seorang
muslim.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari shalat ?
2. Apa pengertian dari Shalat sebagai Aktualisasi Pembinaan Akhlak Muslim ?
3. Mengapa shalat dapat berpengaruh pada akhlak dan perilaku seseorang ?
4. Apa kaitannya shalat dalam pembentukan akhlak seorang muslim ?
5. Bagaimana cara mengaplikasikan nilai akhlak melalui shalat berjama’ah ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui pengertian shalat
2. Mengetahui pengertian dari Shalat sebagai Aktualisasi Pembinaan Akhlak Muslim
3. Mengetahui pengaruh shalat dalam penerapan akhlak seseorang
4. Mengetahui keterkaitan shalat dalam proses pembentukan akhlak
5. Mengetahui nilai akhlak melalui shalat berjama’ah

1.4 Manfaat Penulisan


1. Memperluas pengetahuan tentang shalat
2. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai proses pembentukan akhlak dalam
shalat
3. Mengenalkan nilai-nilai akhlak melalui shalat berjama’ah

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Shalat


Shalat menurut bahasa Arab adalah doa, sedangkan menurut istilah syara’ adalah ibadah
yang sudah dikenal, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dikerjakan
untuk membuktikan pengabdian dan kerendahan diri kepada Allah SWT. 1 Shalat sendiri sebagai
salah satu tiang agama Islam maka banyak dari ayat Alquran yang memerintahkan kepada umat
Islam untuk menjalankan ibadah shalat. Dimana setiap muslim yang mukallaf wajib
melaksanakan shalat lima waktu dalam sehari semalam. 2 Adapun makna mendirikan sholat (QS.
Thaahaa: 14 dan QS. Asy-Syuura: 38) ialah menunaikannya dengan teratur, dengan melengkapi
syarat-syarat, rukun-rukun, dan adab-adabnya, baik yang lahir ataupun yang batin, seperti
khusyuk, memerhatikan apa yang dibaca dan sebagainya. Mendirikan memberi nuansa yang
tidak hanya sekedar mengerjakan. Seperti halnya mendirikan rumah tidak hanya sekedar
membuat tempat berteduh, tetapi harus diupayakan sekuat, sebaik, dan seindah mungkin.3
Bahasa lain yang dikaitkan dengan pengerjaan sholat adalah memelihara sholat. Hal
tersebut seperti yang tersirat dalam QS. Al An’am: 92 berikut ini :

َ ‫ َوالَّ ِذي َْن ي ُْؤ ِمنُ ْو َن بِااْل ٰ ِخ َر ِة ي ُْؤ ِمنُ ْو َن بِ ٖه َوهُ ْم َع ٰلى‬...
- ‫صاَل تِ ِه ْم ي ُٰحفِظُ ْو َن‬

٩٢
Artinya :”…dan orang-orang yang beriman kepada akhirat tentu beriman kepadanya (Al-Quran)
dan mereka selalu memelihara sholatnya.” (QS. Al An’am: 92)

Dalam agama islam, sholat menduduki tempat yang sangat penting. Berbagai ayat Al-
Qur’an dan hadits telah menunjukan bahwa sholat memiliki beberapa nilai penting sebagai
berikut:

1
Dr. Gancar C. Premananto, Shalat Jama’ah Based Management, Surabaya : Airlangga
University Press, 2018, hlm. 9.
2
https://kumparan.com/berita-update/pengertian-shalat-dan-hukum-pelaksanaannya Sabtu, 25
September 2021. Pukul 15.20
3
Op.Cit. Shalat Jama’ah Based Management. hlm 10.
3
1. Sholat sebagai pondasi islam
Lima hal yang membedakan agama islam dengan agama lainnya, yaitu dapat terlihat dari
5 pilar utama yang dikenal dengan Rukun Islam. Masing-masing agama memiliki ritual
tersendiri tentang bagaimana menjalin hubungan dengan tuhan. Sholat merupakan salah
satu ibadah kunci yang membedakan umat muslim dengan umat lainnya. Islam memiliki
tata cara sembahyang menyembah tuhan yang berbeda dengan agama lain. Meskipun ada
kesaman yakni bahwa semua nabi selalu melakukan sujud. Meninggalkan sholat dapat
dianggap menjadi tidak ada bedanya antara yang muslim dengan non muslim.

2. Perintah sholat didapatkan melalui perintah khusus


Perintah sholat didapatkan dari sebuah perjalanan fenomenal yaitu Isra Mi’raj. Tidak
hanya diturunkan dengan memberikan wahyu melalui utusan Jibril, namun khusus untuk
sholat, Nabi Muhammad SAW sendirilah yang dipanggil khusus untuk menerima
perintah. Hal tersebut menunjukkan adanya amanat yang penting dari didirikannya shalat.

3. Shalat menentukan proses hisab


Hadits shahih menunjukkan bahwa shalat menentukan proses kehidupan manusia didunia
barunya seperti hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi berikut ini.
“Sesungguhnya pertama kali yang dihisab ditanya dan diminta pertanggungjawaban dari
segenap amalan seorang hamba dihari kiamat kelak adalah sholatnya. Bila sholatnya
baik, maka beruntunglah ia dan bilamana sholatnya rusak, maka sungguh kerugian
menimpanya,” (HR.Tirmidzi)

4. Shalat lebih utama daripada ibadah lain


Semua aspek kehidupan seorang muslim adalah bentuk dari ibadah (QS.Adz Dzaariyaat:
56). Artinya semua aspek kehidupan, bila ditujukan untuk mendapat ridho Allah SWT
dan diawali dengan menyebut nama Tuhan-nya, maka Insya allah hal tersebut merupakan
sebuah ibadah, termasuk dalam berbisnis dan dari sekian banyak ibadah yang dapat
dilakukan oleh manusia dan jin, ibadah yang paling utama adalah sholat. Berikut adalah
ayat yang menjelaskan tentang keutamaan ibadah sholat (QS.Al Ankabut: 45).

٤٥ – ‫… َولَ ِذ ْك ُر هّٰللا ِ اَ ْكبَ ُر ۗ َوهّٰللا ُ يَ ْعلَ ُم َما تَصْ نَع ُْو َن‬
Artinya: “Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari
ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al Ankabut:45)

Disisi lain, ketika sholat disandingkan dengan ibadah lain, maka senantiasa kata “sholat”
disebut terlebih dahulu.

5. Shalat adalah upaya pendekatan kepada tuhan


Manusia tidak perlu membuat ritual sendiri, bagaimana cara mendekat kepada tuhan.
Dalam agama islam ritual mendekat pada Tuhan telah diajarkan dengan jelas, dan tidak
mengada-adakan suatu aktivitas.

4
١٤ - ْ‫اِنَّنِ ْٓي اَنَا هّٰللا ُ ٓاَل اِ ٰلهَ آِاَّل اَنَ ۠ا فَا ْعبُ ْدنِ ۙ ْي َواَقِ ِم الص َّٰلوةَ لِ ِذ ْك ِري‬
Artinya: “Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan
laksanakanlah salat untuk mengingat Aku.” (QS.Thaha:14)

Mengingat nilai penting shalat tersebut, maka mempelajari kemanfaatannya menjadi hal
yang menarik dan seharusnya dilakukan. Karena setiap perintah Tuhan tentunya memiliki
manfaat yang hebat. Berikut beberapa manfaat sholat :

- Sholat menyehatkan

- Sholat menjauhkan diri dari hal negatif

- Sholat menambah nikmat

- Sholat sebagai sarana penolong terhadap kesulitan hidup

- Sholat membuat keberuntungan dalam hidup

2.2 Pengertian Shalat sebagai Aktualisasi Pembinaan Akhlak Muslim


Salah satu tujuan dari diutusnya Nabi Muhammad adalah untuk menyempurnakan akhlak
manusia. Rasulullah bersabda : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang
luhur.” (HR. Baihaqi). Akhlak Rasulullah adalah akhlak Al-Qur’an. Tidak ada makhluk yang
akhlaknya lebih baik dari Rasulullah. Rasulullah menyempurnakan akhlak manusia dengan cara
memberikan contoh yang baik untuk ditiru. Segala sunnah yang Rasulullah ajarkan merupakan
langkah untuk menyempurnakan akhlak. Termasuk sunnah-sunnah untuk melaksakan shalat.
Rasulullah banyak mencontohkan dan merutinkan shalat yang selain dari shalat yang lima waktu.
Seperti, shalat rawatib, shalat dhuha, shalat tahajud, dan yang lainnya. Shalat itu dapat mencegah
kita dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman : “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al Ankabut: 45). Dalam sebuah riwayat
disebutkan dari Hurairah, ia berkata “Ada seseorang yang pernah mendatangi Nabi. Ia berkata,
“Ada seseorang yang biasa shalat di malam hari namun di pagi hari ia mencuri. Bagaimana
seperti itu?” Beliau lantas berkata, “Shalat tersebut akan mencegah apa yang ia lakukan.” (HR.
Ahmad).
Seseorang yang rajin mendirikan shalat, akan terjauhi dari niat-niat melakukan perbuatan
yang keji dan mungkar. Seseorang yang sebelumnya terbiasa melakukan perbuatan keji dan
mungkar, dapat menghilangkan kebiasaan buruknya dan memperbaiki akhlaknya dengan
memperbanyak shalat. Shalat merupakan bentuk perlawanan terhadap semua faktor penghancur
dalam diri. Shalat merupakan bentuk ketundukan kepada Allah. Seseorang yang tunduk pada
Allah maka akan melakukan segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya. Segala
syariat yang berasal dari Allah pasti penuh dengan kebaikan. Salah satu kebaikannya adalah

5
dapat memperbaiki akhlak kita dan menjauhkan kita dari perbuatan tercela. Perintah Shalat
memiliki Hubungan dengan Pembentukan Akhlak, jadi jangan sampai kita tinggalkan shalat.
Meninggalkan perintah shalat wajib akan membekas dalam diri kita. Jika sering kita lakukan,
maka diri kita tidak lagi merasa berat ketika kita meninggalkan shalat. Itu merupakan tanda
bahwa kita telah menjauh dari Allah dan juga rahmatNya. Seseorang yang jauh dari Allah dan
rahmatNya maka akan berada dalam kesesatan, sementara dia tidak menyadari.4

2.3. Hubungan antara Shalat dan Akhlak dalam Islam

Hubungan antara shalat dengan akhlak memiliki keterikatan yang sangat kuat. Orang
yang sholatnya benar berpengaruh kepada akhlaknya yang baik. Begitupun sebaliknya, orang
yang salah dalam sholatnya cenderung memilki akhlak yang tidak baik. Lantas bagaimana ketika
seseorang rajin melaksanakan sholat fardhu, shalat sunnah selalu dikerjakan, dan amalan yang
baik lainnya tidak pernah tertinggal, tetapi memilki akhlak yang tidak baik. Berarti orang
tersebut harus introspeksi diri dan bermuhasabah, berarti ada yang salah ketika ia melaksanakan
ibadah shalat. Didalam islam shalat lima waktu yang biasa kita kerjakan, diawali dengan shalat
subuh dan diakhiri dengan shalat isya itu hukumnya wajib. Kalau kita tidak melaksanakan shalat
lima waktu maka hukumnya berdosa. Shalat dan akhlak memilki hubungan yang kuat dan tidak
dapat terpisah. Rasulullah Saw memang ketika beliau berdakwah tidak langsung memerintahkan
umatnya untuk melaksanalan shalat, tetapi beliau membimbing, mengajarkan, dan membina
umatnya untuk berakhlak baik terlebih dahulu.

Nabi Muhammad Saw bersabda didalam haditsnya yang berbunyi:

ِ َ‫ار َم ْاألَحْ ال‬


‫ق‬ ُ ‫اِنَّ َما بُ ِع ْث‬
ِ ‫ت ِأل ُتَ ِّم َما َم َك‬
Artinya : “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.”

Kata makarim dan shalih yang melekat dengan kata akhlak menunjukkan tidak bisa dilepaskan di


antara keduanya, yakni kebaikan, keshalihan dan kemuliaan menurut standar Islam. Hadits ini
berbicara tujuan diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah untuk
menyempurnakan akhlak manusia. Adapun gambaran proses untuk menuju kemuliaan dan
keluhuran akhlak itu tergambar dalam perjalanan hidup Nabi atau Sirah Nabawiyyah.

Pada diri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam itulah terkumpul nilai-nilai akhlak yang mulia.
Seperti disebutkan di dalam ayat:

4
https://griyayatim.com/perintah-shalat-dan-pembentukan-akhlak/ Sabtu, 25 September 2021.
Pukul 17.00
6
ٍ ُ‫ك لَ َعلَى ُخل‬
‫ق َع ِظ ٍيم‬ َ َّ‫َوإِن‬
Artinya: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlak yang agung.” (QS Al-Qalam
[68]: 4).

Dalam kaitan ini, Taqiyuddin An-Nabhani menjelaskan bahwa akhlak merupakan bagian dari
syari’at Islam. Karena itu, jika akhlak tidak dipahami sebagai sesuatu yang terikat dengan
syariat, bisa jadi seseorang akan memuliakan dan menghormati penguasa kafir yang menistakan
Islam dan kaum Muslimin secara nyata. Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi
Wasallam sebelum menerima wahyu sudah dikenal sebagai seorang pemuda yang jujur dan dapat
dipercaya, hingga digelari Al-Amin. Namun, ketika berdakwah di tengah-tengah
masyarakat Jahiliyyah, beliau menghadapi berbagai tantangan. Karena dakwah yang beliau
sampaikan menyeru kepada akidah tauhidullah, penegakkan al-Islam di muka bumi. Begitulah,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam diutus ke muka bumi adalah dengan mengemban
risalah yang agung, Dinul Islam yang merupakan manhaj bagi kehidupan.

2.4. Kontribusi Shalat dalam Pembentukan Akhlak Muslim

Dalam konteks beribadah, khususnya shalat, sangat berhubungan dengan akhlak. Dalam
mendirikan shalat dibutuhkan kesabaran. Kesabaran adalah pintu masuk kepada “rumah akhlak”.
Ketika hendak memulai mendirikan shalat, Rasulullah selalu berdoa:

‫ واصرف‬،‫اهدني ألحسن األخالق ال يهدي ألحسنها إال أنت‬


‫عني سيئها إنه ال يصرف سيئها إال أنت‬
“Ya Allah, berilah aku hidayah agar dapat memperbaiki akhlakku, karena sesungguhnya
tidak ada yang bisa memperbaikinya melainan Engkau, dan palingkan segala keburukan
dariku, sebab tidak ada yang mampu memalingkannya melainkan Engkau.”

Menurut Sabtani5, orang yang mendirikan shalat sebenarnya berikrar pada dirinya sendiri.
Berarti, ada penekanan bahwa dalam pendidikan akhlak membiasakan shalat yang baik dan
benar akan memengaruhi aspek kejiwaan dan perilakunya karena shalat adalah berintrospeksi
diri untuk selalu berbuat baik dan menghindari perbuatan jahat. Oleh karena itu, sejak Nabi
Adam as, leluhur manusia hadir di bumi ini, manusia tidak pernah berhenti diperintahkan untuk
selalu shalat kepada Allah SWT. Dari masa ke masa manusia selalu diperintahkan untuk
melaksanakan shalat, intinya agar berbuat baik.6 Orang yang berakhlak buruk adalah orang yang
tidak sehat jiwa. Untuk itu, mendidik diri sendiri menegakkan shalat yang baik dan benar secara
berulang-ulang sesuai dengan tuntunan agama, wajib maupun sunat, pada dasarnya telah

5
Sabtani, Atsaru Ta‟lîm al-Qur‟ân al-Karîm „ala al-Fard wa al-Mujtama (tt: 5)
6
Jabbar, Umar Abdul. t.t. Khulâsat Nur al-Yaqîn, Surabaya: Salim Nihan, 1320-1391 H, hlm.40.
7
mendidik diri dengan akhlak. Ketika seseorang secara empiris rajin shalat namun masih tetap
berbuat zalim, berarti shalatnya belum sempurna.7

2.5. Proses Internalisasi Nilai-nilai Akhlak melalui Salat Berjama’ah

Kata Jamaah menurut bahasa berarti jumlah dan banyaknya sesuatu. Al-jamaah berarti
sejumlah orang yang dikumpulkan oleh tujuan yang satu. Menurut istilah, jamaah adalah
sekumpulan atau sekelompok orang yang secara bersama-sama dalam satu ikatan yang bertujuan
mengerjakan amal kebajikan. Shalat berjamaah berarti shalat yang dikerjakan bersama-sama
salah seorang diantaranya sebagai imam dan yang lainnya sebagai makmum. Sedangkan
Pengertian Akhlak Menurut bahasa akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu khuluqun yang artinya
perangai. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau
kelakuan. Kata akhlak merupakan bentuk jamak dari kata khuluq artinya daya kekuatan jiwa
yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.8

Shalat berjamaah dan keutamaannya yang biasa dilaksanakan lima kali setiap hari,
menggugah partisipasi dan kebersamaan umat Islam dalam menguatkan sistem dan modal sosial,
baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. Dimana pertemuan, jalinan koumunikasi, kebersamaan
dan keterlibatan secara langsung seorang Muslim dengan sesama akan berjalan dengan baik.
Pelaksanaan Shalat berjamaah di mushalla atau masjid, bukan sekedar mendapat pahala semata.
Namun, Rasul SAW hendak mengajarkan pentingnya kebersamaan, saling mengenal, bertgur
sapa, saling memahami keberadaan satu sama lain. Sehingga, dapat menjamin dan
mempertahankan sistem sosial di masyarakat dan penguatan modal sosial. Munculnya
kepercayaan satu sama lain sangat berguna dalam mengikis munculnya problematika sosial dan
mencegah sikap amoral.
Dalam shalat berjamaah, di satu sisi seorang Muslim diajarkan kepemimpinan saat menjadi
imam. Sementara itu, disisi lain, berlatih menjadi rakyat dan siap dipimpin ketika menjadi
makmum. Begitu besar nilai pahala, nilai sosial didalamnya. Suatu saat Rasulullah Saw melihat
seseorang mengerjakan shalat sendirian, maka Beliau bersabda, “Andai saja ada seseorang yang
bersedekah kepada orang lain, yaitu dengan melakukan shalat bersamanya.” Seruan shalat
berjamaah tidak hanya pada kaum laki-laki, melainkan juga pada kaum perempuan. Aisyah ra
sering menjadi imam bagi kaum perempuan dan berdiri bersaama mereka dalam satu barisan
shaff. Begitu halnya dengan Ummu Salamah, bahkan Rasul SAW memerintahkannya menjadi
imam bagi penghuni rumahnya pada saat mengerjakan shalat-shalat fardhu. 9 Shalat berjama’ah
sangat besar manfaatnya karena disamping dapat mempererat persaudaraan dalam islam, shalat
berjama’ah juga mempunyai derajat yang tinggi dibanding dengan shalat yang dikerjakan dengan
7
Sultoni Dalimunthe, Dimensi Akhlak Dalam Shalat, STAIN Malikussaleh Lhokseumawe, 2012,
hlm. 9.
8
Naimatul Hidayah, Perspektif Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, hlm. 71.
9
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/03/23/on7p79396-meneladani-
rasulullah-saw-dengan-shalat-berjamaah / Rabu, 29 September 2021. Pukul 20.10
8
sendirian. Shalat berjama’ah melebihi keutamaan shalat sendirian dengan dua puluh tujuh
derajat.

Dapat diketahui bahwa syarat Shalat berjama’ah diantaranya ;

1. Berniat mengikuti imam

2. Mengetahui segala yang dikerjakan Imam

3. Jangan mendahului Imam dalam bertakbir, dan jangan pula mendahului atau
terlambat dua rukun fi’li, terkecuali ada udzur

4. Tidak ada dinding yang menghalangi antara imam dengan makmum (bagi laki-laki)
kecuali bagi perempuan

5. Tempat jangan terkemuka dari Imam

6. Jangan jauh dari Imam yang lebih 300 hasta, kecuali dimasjid

7. Niat shalat sama perbuatan shalatnya

Berdasarkan uraian diatas terdapat nilai sosial dalam menjalankan ibadah shalat dengan
berjama’ah, yaitu shalat yang dikerjakan secara Bersama-sama, minimal dalam berjama’ah
sebanyak dua orang yang terdiri dari satu orang menjadi imam dan satu orang yang lain menjadi
makmum. Dasar hukum shalat berjama’ah sebagian ulama mengatakan fardhu a’in, sebagian lagi
berpendapat bahwa shalat berjama’ah itu hukumnya adalah fardhu kifayah, Sebagian lagi
berpendapat sunnah muakkad. Pendapat lain yang betul ialah shalat berjama’ah itu sunnah
muakkad. Shalat lima waktu dengan berjama’ah dimasjid lebih baik daripada shalat berjama’ah
dirumah, kecuali shalat sunnah, maka dirumah lebih baik. Selain itu sebagian orang beranggapan
bahwa shalat berjama’ah hukumnya sunnah, jika dikerjakan berpahala dan jika ditinggalkan
tidak berdosa. Anggapan ini menurut mereka didukung oleh pendapat mayoritas ulama dari
madzhab. Dari perbedaan-perbedaan ini yang dianggap paling benar adalah nash yang jelas
dalam Al-Qur’an dan sunnah. Maka siapapun yang bersama nash, dialah yang benar. Dengan
adanya Shalat berjamaah, maka terwujud perkenalan, tolong-menolong, kedekatan sesama umat
Islam.Dalam Shalat berjamaah, ada pembelajaran untuk selalu teratur, disiplin, senang untuk
melakukan ketaatan dalam berbuat baik. Hikmah dari Shalat berjamaah adalah adanya
pendekatan dan pembelajaran untuk orang bodoh dari orang pintar.Adapun pendekatan itu
sendiri muncul dari seringnya bertemu saat-saat melakukan Shalat berjamaah antar tetangga.
Serta Shalat berjamaah membuat umat Islam bersatu, saudara yang sama, mengikat generasi
masyarakat dengan ikatan yang kuat bahwa Tuhan mereka satu, imam mereka satu, tujuan
mereka satu, dan jalan mereka juga satu, dan sebagainya. Shalat berjamaah merupakan sarana
memuluskan syiar agama, muara tempat mencari kesejatian, sarana mengenal orang-orang
shaleh, sarana pelatihan mencapai keteraturan, dan sarana pelatihan untuk memilih pemimpin
dan imam.10
10
Wahbah az-Zuhaili, Penerjemah Abdul Hayyie Al-Kattani, Fiqih Islam 2, Jakarta: Gema
Insani, 2010, hlm. 286-287.
9
Di dalam Shalat fardhu berjamaah terdapat banyak faedah, berbagai kemaslahatan yang agung,
serta manfaat yang bermacam-macam. Karenanya, Shalat fardhu berjamaah itu disyariatkan. Di
antara manfaat dan hikmah Shalat berjamaah adalah sebagai berikut :

1. Menanamkan rasa saling mencintai. Dalam rangka mencari tahu

2. keadaan sebagian atas sebagian lainnya, di mana mereka akan menjenguk orang sakit.

3. Saling kenal-mengenal. Sebab, jika sebagian orang mengerjakan Shalat dengan sebagian
lainnya, maka terjalin ta’aruf.

4. Membiasakan umat Islam senantiasa bersatu.

5. Memotivasi orang yang tidak ikut Shalat berjamaah sekaligus mengarahkan dan
membimbing sambil berusaha pada kebenaran.

6. Berkumpulnya kaum muslimin pada waktu-waktu tertentu akan mendidik untuk


senantiasa mengatur waktu. dan sebagainya11

Uraian di atas dapat dijelaskan bahwa hikmah Shalat berjamaah yaitu belajar disiplin.Inilah salah
satu hikmah yang terkandung dalam Shalat berjamaah. Seorang muslim akan menjadi manusia
unggul bila Shalatnya bermutu tinggi dan dilakukan secara berjamaah. Seorang muslim yang
Shalatnya berkualitas, niscaya akan mampu menangkap hikmah yang amat mengesankan dari
Shalatnya tersebut. Yaitu berakhlak baik, hidup tertib, selalu rapi, bersih dan disiplin.Akan
menumbuhkan semangat dalam diri seseorang untuk meningkatkan amal shalihnya dikarenakan
ia melihat semangat ibadah dan amal shalih.

Hasanuddin, Yusri Amru Ghazali, Panduan Shat Lengkap, Jakarta: Alita Media, 2013, hlm.
11

363-366.
10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dengan kita melaksanakan shalat akan berpengaruh pada tingkah dan perilaku kita dalam
menjalani kehidupan sehari-hari. Orang yang shalatnya benar, ia akan menjalani kehidupan
dengan sebaik mungkin seperti, sopan santun dalam perbuatan, lemah lembut dalam berbicara,
tidak mudah marah dalam menghadapi suatu permasalahan, dan sebagainya, Begitupun
sebaliknya orang yang dalam mengerjakan shalatnya salah, ia akan mudah melakukan perbuatan
yang dilarang oleh norma agama walaupun shalat wajib tidak pernah ditinggal sama sekali, tetapi
perbuatannya tidak sesuai dengan aturan agama, berarti orang tersebut harus mengoreksi diri bisa
jadi ada yang salam dalam ia melaksanakan shalat. Kita sebagai umat muslim harus selalu
melaksanakan shalat, baik shalat yang wajib maupun shalat yang hukumnya sunah. Tetapi perlu
diingat, shalat bukan hanya sekedar shalat tetapi perlu diperhatikan tata caranya, rukun, syarat
sah dalam shalat, dan sebagainya. Agar shalat kita diterima serta dapat memperbaiki tingkah laku
kita didalam kehidupan dengan melaksanakan shalat yang baik dan benar sesuai ajaran
Rasulullah SAW. Maka dalam makalah ini kami mencoba untuk mensajikan pembahasan tentang
hubungan kaitan shalat dengan akhlak seorang muslim.

3.2 Saran

Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami memohon kepada para pembaca
untuk memberikan kritik dan sarannya agar makalah kami selanjutnya dapat lebih baik lagi dan
dapat menjadi media pembelajaran yang lebih baik lagi. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat baik kepada penyusun, maupun pembaca. Serta diharapkan, dengan diselesaikannya
makalah ini, baik pembaca maupun penyusun dapat lebih giat lagi dalam mempelajari shalat dan
melaksanakan shalat yang baik dan benar agar terciptanya akhlak yang baik sesuai dengan yang
11
Nabi Muhammad Saw contohkan. Mohon dimaklumi apabila dalam penjelasan materi ini ada
yang kurang tepat apalagi tidak sesuai dengan pendapat narasumber, kami manusia biasa dan
akan terbuka apabila ada koreksi dari pihak manapun. Kami juga menyarankan untuk teman-
teman khususnya saya sendiri, untuk diperdalam lagi ilmu shalatnya, Shalat itu bukan hanya
gerakan, bukan bacaan tanpa makna. Jadi semua gerakan dan bacaan ada maknanya. Maksudnya
memahami makna apa yang kita baca dengan penuh penghayatan didalam hati.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

C. Premananto, Dr. Gancar. Shalat Jama’ah Based Management, Surabaya : Airlangga


University Press, 2018, hlm. 9.

Sabtani, Atsaru Ta‟lîm al-Qur‟ân al-Karîm „ala al-Fard wa al-Mujtama (tt: 5)

Jabbar, Abdul Umar. t.t. Khulâsat Nur al-Yaqîn, Surabaya: Salim Nihan, 1320-1391 H, hlm.40.

Dalimunthe, Sulthoni. Dimensi Akhlak Dalam Shalat, STAIN Malikussaleh Lhokseumawe,


2012, hlm. 9.

Hidayah, Naimatul. Perspektif Bimbingan Dan Penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah Dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, 2015, hlm. 71.

Az-Zuhaili, Wahbah. Penerjemah Al-Kattani, Abdul Hayyie. Fiqih Islam 2, Jakarta: Gema
Insani, 2010, hlm. 286-287.

Hasanuddin, Ghazali Yusri Amru. Panduan Shat Lengkap, Jakarta: Alita Media, 2013, hlm. 363-
366.

Sumber Internet :

https://kumparan.com/berita-update/pengertian-shalat-dan-hukum-pelaksanaannya Sabtu, 25
September 2021. Pukul 15.20

https://griyayatim.com/perintah-shalat-dan-pembentukan-akhlak/ Sabtu, 25 September 2021.


Pukul 17.00

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/17/03/23/on7p79396-meneladani-
rasulullah-saw-dengan-shalat-berjamaah / Rabu, 29 September 2021. Pukul 20.10
PERTANYAAN DAN JAWABAN
DARI KELOMPOK 6 (PEMBANDING) KEPADA KELOMPOK 5

(PEMAKALAH)

1.Muhamad Robby Firdaus

Pertanyaan :

Kalo kita melihat disosial media dan kehidupan nyata. Dizaman sekarang ini orang hidup
semuanya, tanpa dia sadari telah melanggar norma dan syariat. Memang harus kita akui,
dan kita terima. Bahwasanya kehidupan sekarang berbeda dengan kehidupan dahulu.
Sekarang kita mengenal yang namanya tekhnologi, yang mau tidak mau, suka tidak suka
harus kita ikuti arus perkembangan zamannya. Sekarang kegiatan bermanfaat seperti
kajian islami, bisa kita lihat dari media online. Nah, yang dikhawatirkan ini, ada beberapa
konten yang memang bertentangan dengan aqidah. Pertanyaan yang memang ingin saya
sampaikan, "Apa peran aqidah dan akhlak didalam kehidupan modern seperti sekarang
ini ?"

Jawaban :

Aqidah merupakan unsur rohani manusia yang paling besar perannya, paling sering, dan
banyak mengeluarkan instruksi kepada anggota jasmani untuk melakukan suatu
perbuatan. Aqidah yang benar akan membuahkan aktifitas manusia yang benar. Akan
tetapi kalau sudah salah, maka perbuatan manusia yang ditimbulkannya menjadi salah
pula.

Adapun peranan aqidah didalam kehidupan yaitu :

 Sebagai petunjuk hidup yang tepat sehingga dapat membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk.

 Melindungi diri agar tidak terjerumus pada jalan yang sesat.

 Mengokohkan keimanan.

Sanggahan :

Tadi dipoin pertama berbunyi, sebagai petunjuk hidup sehingga dapat membedakan mana
yang baik, mana yang buruk. "Bagaimana pendapat aurel tentang ada orang yang rajin
ibadah, tetapi masih suka melakukan kegiatan maksiat. Apa itu yang disebut ada yang
salah didalam aqidahnya, karenakan tadi juga dijelaskan, aqidah yang benar akan
membuahkan aktifitas manusia yang benar ?"
Jawaban :

Iya benar. Bisa dibilang ada yang salah didalam aqidahnya. Karena orang yang aqidahnya
benar tidak akan melakukan kegiatan maksiat, ia akan terus menerus mempertimbangkan,
memilah dan memilih hal apa yang akan ia lakukan, serta selalu mengingat Allah dalam
menjalani aktifitasnya.

Sanggahan :

Ada hadits yang berbunyi, Sesungguhnya, seorang hamba benar-benar dapat mencapai
tingkatan yang tinggi diakhirat, dan kedudukan yang mulia berkat akhlaknya yang baik,
padahal sesungguhnya ia lemah dalam hal ibadah. Dan sesungguhnya dia benar-benar
dijerumuskan ke dalam dasar neraka Jahanam, karena keburukan akhlaknya, walaupun
dia adalah seorang ahli ibadah. "Bagaimana pendapat aurel tentang hadits ini, apa yang
lebih utama ?

Jawaban :

Kalo bicara tentang konteks lebih utama. Menurut saya sama-sama utama dan penting.
Cuma ada proses dan tahapan. Mengala demikian ? Untuk mencapai akhlak yang baik
diperlukan aqidah yang benar. Karena aqidah ini ibarat akar yang tidak terlihat,
sedangkan akhlak ibarat batang yang dapat terlihat oleh kasat mata. Aqidah berada dihati.
Kita mau melakukan kegiatan pasti dari hati. Hati yang benar dan lurus akan
mengaplikasikan kegiatan yang baik.

2. Siti Ardiyanti
Pertanyaan :

Assalamualaikum wr.wb izin bertanya saya Siti Ardiyanti dari kelompok 6 pembanding.
Bagaimana hukumnya orang yang mempercayai kuburan Atau orang yang sudah
meninggal. berawal dari ziarah bahkan sampai menginap di makam tersebut. katanya
seseorang itu setiap sehabis dari makam tersebut mendapatkan isyarat melalui mimpi
bahwa di lokasi makam tersebut ada makam seorang wali. katanya. kemudian mereka
percaya dgn mimpi itu. pertanyaannya apakah akidah seseorang seperti itu bisa rusak?

Jawaban :

Nabi Muhammad mengelompokkan jenis mimpi menjadi tiga bagian. Hal ini berdasarkan
dalam salah satu hadits, beliau bersabda:

ُ ‫ َوالرُّ ْؤيَ¡¡ا يُ َح¡ د‬،ِ ‫الح َس ¡نَةُ ب ُْش ¡ َرى ِم َن هَّللا‬


‫ َوالرُّ ْؤيَ¡¡ا‬،ُ‫ِّث ال َّر ُج¡ ُل بِهَ¡¡ا نَ ْف َس ¡ه‬ َ ،‫ث‬ ٌ ‫َوالرُّ ْؤيَ¡¡ا ثَاَل‬
‫ص ِّل‬َ ُ‫ِّث بِهَا أَ َحدًا َو ْليَقُ ْم فَ ْلي‬
ْ ‫ فَإِ َذا َرأَى أَ َح ُد ُك ْم ر ُْؤيَا يَ ْك َرهُهَا فَاَل يُ َحد‬،‫ين ِم َن ال َّش ْيطَا ِن‬
ٌ ‫تَحْ ِز‬
Artinya: "Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah,
mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang
datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian
ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!." (HR Muslim). Berdasarkan hadits di
atas, dipahami bahwa tidak semua mimpi yang dialami dapat dijadikan sebagai petunjuk.
Lantaran ada kemungkinan mimpi yang dialami, bukan berasal dari Allah. Tapi karena
bisikan setan atau tersibukkannya kita dalam memikirkan suatu objek tertentu, hingga
objek itu terbawa dalam mimpi. mencari informasi dan dilihat dari kebenerannya dulu
seperti menanyakan kita menanyakan penjaga makam ataupun warga sekitar yang sudah
tua atau sesepuh disana apakah di daerah situ terdapat makam wali dari situ kita bisa
mengetahui apakah mimpi kita benar atau salah. jika dari informasi mengatakan tidak
bisa saja itu mimpi dari bisikan dari syetan.

Sanggahan :

Lalu kalau kita lihat seperti itu bagaimana sikap kita terhadap mereka ?

Jawaban :

Mengingatkan mereka dan memberikan informasi yang sebenarnya atau faktanya jika
pun benar adanya kita coba buktikan secara bersama agar jelas kebenarannya seperti apa.

3.Nurul Fikri
Pertanyaan :
Bagaimana saya dapat melakukan amalan-amalan yang tadi dengan niat tulus dan ikhlas?
Jawaban :
Ikhlas artinya motif utama dalam mengerjakan pelbagai perbuatan penghambaan,
kelayakan dan keridhaan zat Allah Swt, bukan kelayakan dan keridhaan selain-Nya.
Karena itu, pertama-tama faktor penghalang ikhlas yaitu riya, ketergantungan pada dunia
dan was-was setan harus segara dilenyapkan; kemudian melalui jalan penguatan iman
dan pengenalan terhadap Allah Swt, berpikir tentang nilai-nilai ikhlas dan kerugian
apabila sebuah perbuatan tidak disertai dengan ikhlas, menyamakan segala sesuatu baik
nampak atau tersembunyi pada penghambaan pada seluruh dimensi, merasa kerdil dalam
penghambaan dan bermunajat kepada Allah Swt akan memberikan kemampuan kepada
manusia untuk memperoleh sebuah tingkatan dari beragam tingkatan ikhlas.

Sanggahan :

Tapi gimana kalo orang mau berubah akhlaknya, tapi dia malu dan takut dipuji oleh
orang orang sekitarnya? Gimana caranya dia nanggepinnya?

Jawaban :
kembali ke diri sendiri apakah kita sudah yakin untuk berubah atau belum jika belum
pasti masih ada keraguan didalam dirinya tapi sebaliknya jika dirinya sudah yakin untuk
berubah dia tidak akan menanggapi apa yg dikatakan orang lain karena dia sudah fokus
untuk berubah dan mendekatkan diri kepada allah, menanggapi pujian atau hinaan orang
lain adalah dengan rendah hati dan tersenyum saat bertemu

Anda mungkin juga menyukai