Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MELAKSANAKAN DAN MENEGAKAN SALAT


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pendidikan agama islam”
Dosen Pengampu : Doni Arief , M.A.

DISUSUN OLEH:
Arsinta Ersya Ramadhan : 23406523
Nuri Mufida : 23406543

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI


STIE SULTAN AGUNG
PEMATANG SIANTAR
2023
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim.

Alhamdulillaahirabbil’aalamiin

Puji Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah Melaksanakan dan
Menegakkan Salat. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas yang
diberikan oleh Bapak Doni Arief pada bidang studi Pendidikan Agama Islam.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Doni Arief selaku dosen
pengampu di mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Berkat tugas yang diberikan
ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan dengan topik yang diberikan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Pematangsiantar, 11 Oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Akibat Buruk Dari Meninggalkan Salat......................................................3
2.2 Salat Khusyuk.............................................................................................6
2.3 Cara Agar Salat Dapat Diterima Allah SWT.............................................11
BAB III KESIMPULAN........................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
LAMPIRAN FOTO................................................................................................iv

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salat merupakan salah satu rukun slam yang wajib dilaksanakan oleh umat
muslim. Oleh karena itu, perlu adanya penjelasan yang jelas dan terperinci
mengenai hal ini. Selain itu, dalam melaksanakan salat, terdapat kriteria-kriteria
yang perlu dipenuhi agar salat tersebut sah dan diterima oleh Allah. Dalam
makalah ini, akan dijelaskan secara mendalam mengenai kriteria-kriteria ini dan
pentingnya untuk dipenuhi agar salat kita diterima.

Meskipun ada keringanan mengerjakan salat, tetapi hal itu jangan sampai
mengurangi kekhusyukan kita dalam melaksanakannya. Sebab, dalam kondisi
apapun, salat adalah menyambungkan hati kita dengan Rabb yang maha agung.
Jadi, kekhusyukan harus menjadi prioritas utama, agar salat itu benar-benar
berkualitas.

Salat menurut bahasa artinya berdoa, Adapun makna menurut syariat, salat
didefinisikan sebagai: “Serangkaian ucapan dan Gerakan yang tertentu yang
dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, dikerjakan dengan niat dan
syarat-syarat tertentu”. Salat memiliki beberapa tujuan utama dalam Islam.
Pertama, salat adalah bentuk penghormatan kepada Allah yang maha kuasa.
Dengan melaksanakan salat, seorang muslim menunjukkan pengabdiannya dan
ketaatannya kepada Allah SWT. Melalui gerakan dan doa-doa yang khusyuk,
seorang muslim berusaha untuk merasakan kehadiran Allah dalam setiap momen
ibadah. Salat fardu atau wajib ditetapkan sebanyak 5 kali dalam sehari. Ini adalah
bentuk kecintaan dari Allah SWT untuk selalu membuka kesempatan umatnya
untuk bertaubat. Sebab dalam satu hari, setiap mahluk ciptaan Allah pasti tidak
luput dari perbuatan dosa yang disengaja maupun tidak disengaja.

1
Di era globalisasi ini, manusia begitu sibuk mengejar kehidupan duniawi,
terkadang lupa mempersiapkan akhirat yang abadi, kita harus menyadari bahwa
harta, status dan jabatan yang kita miliki sekarang tidak akan terkubur bersama
kita, Hidup sebenarnya yang kita lalui masih begitu Panjang, ada fase fase yang
harus kita lalui untuk menuju tempat peristirahatan yang terakhir, yaitu surga dan
neraka. Oleh karena itu, maka dekatkanlah diri kepada Allah salah satunya adalah
dengan cara melaksanakan dan menegakkan salat. Dengan mendirikan salat lima
waktu dan tepat waktu kita bisa lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam
perspektif kesehatan, salat juga memiliki manfaat yang signifikan bagi kehidupan
manusia. Salat dapat memberikan manfaat fisik, mental, dan spiritual.

Alasan kami tertarik dalam memilih judul makalah ini adalah karena salat
merupakan salah satu ibadah utama dalam agama islam yang memiliki peran
penting dalam kehidupan seorang muslim dan hukumnya adalah wajib. Umat
muslim harus tau mengapa salat itu wajib dan tidak boleh ditinggalkan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat kami rumuskan permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut:

1. Apa akibatnya jika seorang muslim meninggalkan salat?


2. Mengapa kita harus khusyuk dalam melaksanakan salat?
3. Bagaimana agar salat kita diterima oleh Allah SWT?

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Akibat Buruk Dari Meninggalkan Salat


Salat adalah kewajiban islam yang paling penting, rukun agama yang paling
agung, karena agama tidak akan dapat berdiri tegak tanpa salat. Salat adalah
ibadah yang paling tua, tidak ada satu syariat pun tanpa salat, karena salat adalah
benruk konsekuensi dari beriman kepada Allah. Juga karena salat mempunyai
dampak yang sangat besar dalam mendidik jiwa kepada Allah SWT. 1

Salat adalah rukun Islam yang kedua, yang wajib kita laksanakan sebagai
seorang umat muslim. Salat merupakan ibadah yang paling utama, yang
diwajibkan kepada kita sebagai umat muslim.

Salat dapat mencegah seseorang untuk melaksanakan kekejian dan


kemungkaran. Dalam salat juga terdapat makna-makna yang dapat mempererat
hubungan antara orang yang salat dengan penciptannya, membuat dia merasa
tinggi kedudukannya karena dia berdiri dihadapan Allah, memohon kepadannya
dengan salatnya, memohon pertolongan darinya, dan bersikap tegar pada petunjuk
dan kebenaran darinya.

Rasulullah SAW bersabda: “salat adalah tiang agama, maka siapa yang
mendirikan salat, berarti ia menegakkan sendi-sendi agama, dan siapa yang
meninggalkan shalat, berarti ia telah meruntuhkan sendi-sendi agama.”
Hal ini sekaligus memberikan pengertian pada umat islam bahwa yang
menegakkan dan meruntuhkan agama itu bukan umat yang lain akan tetapi
tergantung pada umat islam itu sendiri. Selain sebagai tiang agama, masalah salat
merupakan ibadah yang pertama kali dihisab di hari kiamat. 2

Dari Abu Hurairah ra berkata: “Aku mendengar Nabi SAW bersabda:


“Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal hamba adalah shalat.

1
(DR. Ali Abu Al-Bashal, keringanan keringanan dalam salat, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,2006),
hlm. 2
2
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Kairo: al Fathu li al I’lam al ‘Arabi), hlm. 63

3
Jika shalatnya baik ia benar-benar telah beruntung dan sukses. Dan jika shalatnya
rusak benar-benar telah celaka dan merugi. (HR. at-Tirmidzi).

Tidakkah kita merasa gemetar, saat ditanya tentang sudahkah kita salat.
Bagaimana kita menjawab pertanyaan saat dihisab kelak. Apakah kita termasuk
orang yang menegakkan salat atau mengabaikannya.Tentu, kita tak ingin diri ini
celaka, dan berakhir dengan penyesalan. Allah SWT telah mengancam kepada
orang yang meninggalkan salat, bahkan Rasulullah SAW menggolongkannya
termasuk ke dalam orang yang kufur, sebagaimana sabda beliau “ Sesungguhnya
pembeda antara seorang muslim dengan kesyirikan dan kekufuran adalah
meninggalkan salat”. 3

Orang yang meninggalkan salat itu mempunyai dua kemungkinan: pertama,


mungkin ia meninggalkan salat karena menolak kewajibannya atau
mengingkarinnya. Kedua, mungkin orang itu meninggalkan salat karena malas
mengerjakannya sementara ia masih mengakui kewajiban salat itu baginya.

Sebagai umat muslim khususnya para pemuda penerus perjuangan Islam


kedepannya, kita semua mesti sadar akan fenomena yang terjadi di masa kita ini.
Bergaul dengan orang-orang shalih adalah jalan yang dapat kita tempuh untuk
memperbaiki kekeliruan kita terhadap kedudukan salat selama ini. Pergaulan yang
salah tersebut dapat menjerumuskan siapa saja dalam kedzaliman.

Meninggalkan salat dapat berakibat sangat fatal bagi amalan kita yang lain,
dengan tidak mengerjakan salat maka tidak diterima amalan kita satupun
sebagaimana tidak diterimannya sesuatu karena ada syirik. Tidak melaksanakan
salat pada satu waktu atau beberapa waktu, akan menggugurkan semua amal
ibadah yang lain yang dilakukan pada waktu itu.4

Berikut beberapa siksa yang akan dialami bagi yang meninggalkan salat:
Adapun siksa yang akan dirasakan di dunia adalah: (1) Dihilangkan keberkahan
usianya, (2) Dihapus aura orang-orang shaleh dari wajahnya, (3) Setiap amal
kebaikan yang ia kerjakan tidak akan dijadikan sebuah pahala oleh Allah SWT, (4)

3
Kemenag Kepri,2023, Alasan Mengapa Kita Diwajibkan Salat”.
4
Kemenag NTB,2021, Golongan Orang yang Salat tapi Salatnya Tidak Diterima”.

4
Doanya tidak akan diangkat ke langit, dan (5) Tidak ada bagian doa orang shaleh
untuk yang meninggalkan shalat.

Selanjutnya, siksa yang akan didapat saat akan mati oleh orang yang
meninggalkan shalat antara lain: (1) Ia akan mati dalam keadaan hina, (2) Ia akan
mati kelaparan, dan (3) Ia akan mati penuh dahaga meskipun diairi dengan air
lautan dunia.

Kemudian siksa yang akan didapat di alam kubur adalah: (1) Disempitkan
kuburnya sehingga tulang rusuknya akan remuk berantakan, (2) Akan ada api
yang dihidupkan didalam kuburnya sehingga ia terombang ambing dalam bara api
siang dan malam, (3) Kuburannya akan dikuasai dan dicampuri oleh sejenis ular
yang bernama As-Suja’u Al-Aqra’. Ia memiliki dua mata yang terbuat dari api,
kuku-kukunya terbuat dari besi, dan suaranya bagaikan petir yang menggelegar. 5

2.2 Salat Khusyuk


Salat khusyuk terdiri dari dua suku kata salat dan khusyuk. Secara etimologi
salat berarti do’a. Secara terminologi/istilah, para ahli fiqih mengartikan secara

5
Gus Zakky,2020 “ Jangan Tinggalkan salat Lima Waktu Karna Siksanya Samgat Besar Sekali”

5
lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan
yang cberibadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan. 6

Dalam pengertian lain salat ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba
dengan Tuhannya sebagai bentuk ibadah yang di dalamnya merupakan amalan
yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan
takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun
yang telah ditentukan syara’.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa salat adalah


merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan dengan perbuatan yang
diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang
telah ditentukan syara dan mempunyai muatan penyerahan diri (lahir dan bathin)
kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.

Sedangkan khusyuk adalah adalah patuh pada kebenaran. Ada yang


mengatakan bahwa khusyuk adalah rasa takut yang terus menerus ada di dalam
hati.7 Lebih jelas lagi, Syeikh Ala’udin Ali bin Muhammad bin Ibrahim al-
Baghdadi mengatakan, khusyuk dalam salat adalah menyatukan konsentrasi dan
berpaling dari selain Allah serta merenungkan segala yang diucapkannya, baik
berupa bacaan Al-Qur’an maupun dzikir.8 jadi khusyuk merupakan kondisi di
mana seseorang melakukan salat dengan memenuhi segala syarat, rukun dan
sunnah salat, serta dilakukan dengan tenang, penuh konsentrasi, meresapi dan
menghayati ayat juga semua dzikir yang dibaca dalam salat.

Dengan cara inilah salat yang kita lakukan setiap hari akan menjadi khusyuk
serta memberikan implikasi yang positif pada kehidupan seorang hamba. Yakni
mencegah manusia dari perbuatan buruk dan kemungkaran.

Allah SWT berfirman:

… )٤٥( ‫ِإَّن الَّصالَة َتْنَهى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْنَك ِر‬

6
Siti Gazalba, “Asas Agama Islam”, (Jakarta:Bulan Bintang,1975),hlm. 88
7
Ali bin Muhammad al-Jurjani, At-Ta’rifat,(Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiah,1988),hlm. 98
8
Ali bin Muhammad al-Bagdadi,Tafsir Khazin,Juz V,(Beirut: Dar el-Fikr,1979),hlm. 32

6
Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari perbuatan yang buruk dan
mungkar. (Qs. al-Ankabut: 45)

Khusyuk berarti ia telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna.


Sebagaimana disebutkan bahwa “sesungguhnya khusyuk dan menghadirkan hati
dalam shalat, serta tenangnya anggota (melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya)
merupakan iman yang sempurna.”

Karena itu orang yang melaksanakan salat, tapi hatinya tidak khusyuk, maka
seakan-akan ibadah yang dilakukannya sia-sia, karena tidak diterima di sisi Allah.
Harus diakui bahwa khusyuk ini merupakan perkara yang berat sekali. Apalagi
bagi orang yang masih awam. Sedikit sekali orang yang mampu khusyuk dalam
salatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, maka minimal yang bisa kita lakukan
adalah bagaimana khusyuk itu bisa terwujud dalam shalat kita walaupun hanya
sesaat. Sebagaimana yang dikatakan Imam Ghazali, tidak mungkin untuk
mensyaratkan manusia agar menghadirkan hati (khusyuk) dalam seluruh
shalatnya. Karena sedikit sekali orang yang mampu melaksanakannya, dan tidak
semua orang mampu mengerjakannya. Karena itu, maka yang dapat dilakukan
adalah bagaimana dalam salat itu bisa khusyuk walaupun hanya sesaat saja.9

Dalil Anjuran Khusyu’ dalam Sholat:

Firman Allah dalam Qs. Al-Baqarah: 45-46

‫)اَّل ِذ يَن َيُظُّن وَن َأَّنُهْم ُم الُق و َر ِّبِه ْم َو َأَّنُهْم‬٤٥( ‫َو اْسَتِع يُنوا ِبالَّصْبِر َو الَّصالِة َو ِإَّنَها َلَك ِبيَر ٌة ِإال َع َلى اْلَخ اِشِع يَن‬
)٤٦( ‫ِإَلْيِه َر اِج ُعوَن‬

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang


demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (Yaitu)
orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa
mereka akan kembali kepada-Nya.” (Al-Baqarah: 45-46).

Firman Allah dalam Qs. Al-Mukminun: 1-2:

)٢( ‫)اَّلِذ يَن ُهْم ِفي َص الِتِهْم َخ اِش ُعوَن‬١( ‫َقْد َأْفَلَح اْلُم ْؤ ِم ُنوَن‬
9
Abu Hamid al-ghazali,Juz II, (Beirut: Dar el-Fikri), hlm.161.

7
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang
yang khusyuk dalam sembahyangnya.” (Qs. Al-Mukminun: 1-2).

Khusyuk bukanlah penampilan luar. Ia adalah dampak batin. Barang siapa


yang menampakkan kekhusyukan kepada orang lain melebihi yang ada di hati,
sesungguhnya dia menampakkan kemunafikan. Khusyuk itu bukan berpura-pura
menangis dan menunduk nundukkan kepala seperti yang dilakukan oleh orang-
orang yang bodoh agar dilihat sebagai orang yag baik dan mulia hanya saja adalah
tipuan setan dan godaan nafs ammarah bissu.10

Menurut ibnu Taimiyah, khusyuk memiliki dua makna. Pertama,


menundukkan diri dan merasa hina. Kedua, tenang dan tuma’ninah. Semua itu
menuntut agar hati menjadi lembut dan menolak sifat keras. Khusyuk nya hati
mencakup peribadatan kepada Allah dan ketentramannya sementara itu khusyuk
menurut Ibnu Qayyim adalah menghadapkan hati kepada Allah dengan penuh
kerendahan dan kehinaan.

Selain makna diatas, khusyuk dalam salat menurut Syaikh Nada Abu Ahmad,
juga memiliki dua makna.
Pertama, hadirnya pikiran dalam perkataan dan perbuatan orang yang sedang
dalam melaksanakan salat mengetahui hakikat zat yang ada dihadapannya dan
dengan siapa ia bermunajat, yang dapat menjadikan hatinya merendah dan tunduk,
sebagai pengakuan zat tersebut. Ditambah lagi, anggota badannya juga dalam
kondisi tuma’ninah dan tenang. Kedua, kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan
kerendahan hati. Jika hati memiliki rasa takut niscaya seluruh anggota badan akan
menjadi khusyuk.

Benar, banyak orang salat yang tidak konsentrasi dengan salat nya. Ketika
takbir sudah dimulai, pikirannya lari kemana mana. Ada yang memikirkan
kerjaannya, ada yang memikirkan bagaimana mencari uang yang lebih banyak.
Ada yang teringat dengan pekerjaan yang belum diselesaikan. Ada yang malah
mendapatkan solusi dari masalah yang sedang dihadapi. Akhirnya, banyak orang

10
(Abdul Karim Muhammad Nashr,Shalat Penuh Makna, (Solo: Al-Qowam:2011), hlm.191

8
yang ketika salat, pikiran dan hatinya hanya dipenuhi oleh urusan urusan dunia,
tanpa konsentrasi dengan bacaan dan gerakan yang dilakukannya.

Ya, setan telah merusak Salat kita. Setiap kali salat didirikan, iya datang
menyerbu bersenjatakan seribu bisikan. Bisikan tersebut ia taburkan di hati dan
pikiran orang yang salat sehingga membuat salatnya kacau dan tidak khusyuk.
Siapa saja yang tenggelam dalam bisikan setan, berarti salatnya telah dikuasai
setan. Sebaliknya, siapa saja yang mampu menepis gangguan tersebut, berarti ia
termasuk orang-orang yang beruntung.11

Sungguh setan mengetahui bahwa salat memiliki kedudukan yang agung bagi
seorang muslim sehingga ia menggerakkan segala daya untuk merusak salat.
"Karena engkau telah menghukumku tersesat, aku benar-benar akan (menghalang-
halangi) mereka dari jalan engkau yang lurus.

Dengan demikian, wajar bila ketika ingin menggoda manusia, setan tidak
duduk di klub malam, diskotik, warung remang-remang, tempat pelacuran,
ataupun tempat-tempat maksiat lainnya. Mengapa? Karena setan tidak perlu
mengganggu orang-orang yang sudah berada di jalannya.

Oleh karena itu, tempat paling strategis bagi setan untuk menggoda manusia
adalah ketika mereka mengerjakan amal terbaiknya dan dalam keadaan terdekat
dengan Rabbnya. Sekali lagi, hal itu karena salat memiliki kedudukan yang sangat
mulia. Sayangnya, terkadang kita pun ikut membantu setan untuk merusak salat
yang sedang kita lakukan dengan menanggapi berbagai bisikan yang ia lontarkan.

Melihat arti pentingnya khusyuk dalam shalat, Syeikh Ali Ahmad aj-Jurjani
berkata bahwa ketika seorang hamba telah mampu melaksanakan salat dengan
khusyuk berarti ia telah sampai pada tingkat keimanan yang sempurna.
Sebagaimana disebutkan dalam kitab karangan beliau, bahwa “sesungguhnya
khusyuk dan menghadirkan hati dalam salat, serta tenangnya anggota
(melaksanakan sesuai syarat dan rukunnya) merupakan iman yang sempurna.
11
(Muhammad Bin Qusri Al-Jifari, Agar Shalat Tak Sia-Sia,(Solo: PQS Publishing,2012), hlm.122

9
Ya, tidak adanya kekhusyukan dalam salat menyebabkan tidak
terpenuhinnya pahala orang yang mendirikannya. Karena besar kecilnya pahala
salat, ditentukan oleh besar kecilnya kekhusyukan dalam mengerjakannya. Oleh
karena itu, orang yang sama sekali tidak khusyuk dalam salat, berarti salatnya
tanpa pahala alias sia sia.12
Namun begitu, harus diakui bahwa khusyuk ini merupakan perkara yang
berat sekali. Apalagi bagi orang-orang yang masih awam. Sedikit sekali orang
yang mampu khusyuk dalam salatnya. Kalau kenyataannya seperti itu, maka
minimal yang bisa dilakukan adalah bagaimana khusyuk itu bisa terwujud dalam
salat kita walaupun hanya sesaat.

2.3 Cara Agar Salat Dapat Diterima Allah SWT

1. Dirikanlah salat dengan ikhlas dan keyakinan yang benar.


Kita harus yakin bahwa salat yang kita kerjakan adalah murni kewajiban dari
Allah dan demi kebaikan kita. Melaksanakannya adalah ibadah dan melalaikannya
akan membuat kita susah. Pahamilah bahwa salat itu bukan tradisi yang turun
temurun dari nenek moyang kita, tetapi ia adalah amanah dari allah. Salat bukan
beban, melainkan kenikmatan. Salat bukanlah perkara yang boleh diremehkan ,
melainkan harus diagungkan.
2. Kerjakanlah salat dengan cara yang benar
Cara yang benar adalah cara yang diajarkan oleh rasulullah kepada kita, baik
dalam gerkan salat, bacaaannya, maupun kekhusyukannya. Tanpa itu semua salat
kita tak bernilai apa-apa. Barang siapa melakukan suatu amalan yang bukan
berdasarkan perintah kami, kata Rasulullah dalam hadits yang diriwayatkan Imam
Muslim, maka ia bertolak.
3. Khusyuk dan tuma’ninah

12
(Muhammad Bin Qusri Al-Jifari, Agar Shalat Tak Sia-Sia,(Solo:PQS Publishing,2012), hlm 122.

10
Jangan terburu-buru dalam mengerjakan salat. Bacalah semua bacaan dalam
salat dengan perlahan sambil menghayati setiap kandungan maknanya.
Konsentrasikan badan dan hati kepada Allah. Sempurnakan setiap gerakan dalam
salat dan jangan terburu-buru sehingga kita dapat tumakninah.
4. Hindari hal-hal yang membatalkan
Bagi seorang muslim salat merupakan amalan wajib yang dapat menjadikan
seseorang meraih predikat seseorang yang beragama Islam oleh karenanya
keutamaan salat harus ditegakkan dengan mengetahui hal-hal yang berhubungan
dengan seluk beluk salat termasuk hal yang membatalkan salat yang harus
diperhatikan ketika mendirikan salat mengetahui hal yang membatalkan salat
adalah salah satu keutamaan dalam beribadah.

Berikut adalah hal-hal yang membatalkan salat:

a. Dalam keadaan berhadas. Hal yang membatalkan salat ialah


berhadas,Baik hadas besar maupun hadas kecil. Hadas dalam hal ini ialah
keadaan tidak suci pada diri seorang muslim yang telah baligh yang
terbagi dalam hadas besar dan hadas kecil.Ccontoh hadas kecil ialah
setelah kencing atau setelah buang air besar jika akan melaksanakan salat
diwajibkan untuk bersuci terlebih dahulu dengan cara berwudhu.
Sedangkan, hadas besar seperti haid mengharuskan seseorang untuk
mandi junub atau mandi besar.
b. Terkena najis. Salah satu hal yang membatalkan salat ialah terkena najis.
Najis merupakan zat yang menyebabkan seseorang tidak dalam keadaan
suci daripadanya. Jika hendak melakukan salat diwajibkan untuk bersuci
menjauhkan diri dari najis tersebut terkena najis adalah hal yang
membatalkan salat lagi seperti kencing kotoran darah haid air mani

11
minuman keras kotoran hewan yang haram dimakan hingga bangkai
hewan kecuali bangkai manusia ikan dan belalang contoh najis tersebut
jika menempel pada tubuh atau pakaian yang digunakan untuk salat akan
membatalkan salat.
c. Meninggalkan rukun salat dengan sengaja. Dalam salat harus menerapkan
rukun salat yang tepat tidak kurang dan tidak lebih sesuai dengan
tuntunan dalam syariat Islam. Hal yang membatalkan salat ialah
menambah atau mengurangi rukun salat dengan sengaja. Misalnya saat
salat tidak menjalankan membaca al-fatihah dan langsung rukuk maka
secara otomatis salatnya batal.
d. Murtad dari agama Islam. sungguh disayangkan murtad dari agama Islam
membuat salat seseorang secara langsung akan batal. Keyakinan dalam
beragama merupakan hal utama yang harus dipegang seseorang dalam
menjalankan ibadah salat. Meninggalkan agama Islam adalah merupakan
hal yang membatalkan salat.

12
BAB III
KESIMPULAN

1. Salat adalah rukun Islam yang kedua, yang wajib kita laksanakan sebagai
seorang umat muslim. Salat merupakan ibadah yang paling utama, yang
diwajibkan kepada kita sebagai umat muslim.
Meninggalkan salat dapat berakibat sangat fatal bagi amalan kita yang
lain, dengan tidak mengerjakan salat maka tidak diterima amalan kita
satupun sebagaimana tidak diterimannya sesuatu karena ada syirik. Tidak
melaksanakan salat pada satu waktu atau beberapa waktu, akan
menggugurkan semua amal ibadah yang lain yang dilakukan pada waktu
itu atau menyebabkan ditolaknya semua amal kebaikan yang dikerjakan
dalam waktu itu.
Berikut beberapa siksa yang akan dialami umat muslim yang
meninggalkan salat. Adapun siksa yang akan dirasakan di dunia adalah:
 Dihilangkan keberkahan usianya
 Dihapus aura orang-orang shaleh dari wajahnya,
Setiap amal kebaikan yang ia kerjakan tidak akan dijadikan sebuah
pahala oleh Allah SWT,
 Doanya tidak akan diangkat ke langit
 Tidak ada bagian doa orang shaleh untuk yang meninggalkan
shalat.

Selanjutnya, siksa yang akan didapat saat akan mati oleh orang yang
meninggalkan salat antara lain:
 Ia akan mati dalam keadaan hina
 Ia akan mati kelaparan
 Ia akan mati penuh dahaga meskipun diairi dengan air lautan
dunia.

13
Kemudian siksa yang akan didapat di alam kubur adalah:

 Disempitkan kuburnya sehingga tulang rusuknya akan remuk


berantakan
 Akan ada api yang dihidupkan didalam kuburnya sehingga ia
terombang ambing dalam bara api siang dan malam.
 Kuburannya akan dikuasai dan dicampuri oleh sejenis ular yang
bernama As-Suja’u Al-Aqra’. Ia memiliki dua mata yang terbuat
dari api, kuku-kukunya terbuat dari besi, dan suaranya bagaikan
petir yang menggelegar.

2. Khusyuk merupakan kondisi di mana seseorang melakukan salat dengan


memenuhi segala syarat, rukun dan sunnah salat, serta dilakukan dengan
tenang, penuh konsentrasi, meresapi dan menghayati ayat juga semua
dzikir yang dibaca dalam salat.
Menurut ibnu Taimiyah, khusyuk memiliki dua makna.
 Pertama, menundukkan diri dan merasa hina.
 Kedua, tenang dan tuma’ninah. Semua itu menuntut agar hati
menjadi lembut dan menolak sifat keras. Khusyuk nya hati
mencakup peribadatan kepada Allah dan ketentramannya

Menurut Syaikh Nada Abu Ahmad, juga memiliki dua makna.

 Pertama, hadirnya pikiran dalam perkataan dan perbuatan oorang


yang sedang dalam melaksanakan salat mengetahui hakikat zat
yang ada dihadapannya dan dengan siapa ia bermunajat, yang
dapat menjadikan hatinya merendah dan tunduk, sebagai
pengakuan zat tersebut. Ditambah lagi, anggota badannya juga
dalam kondisi tuma’ninah dan tenang.

14
 Kedua, kelembutan, ketenangan, ketundukan, dan kerendahan hati.
Jika hati memiliki rasa takut niscaya seluruh anggota badan akan
menjadi khusyuk

Jika tidak adanya kekhusyukan dalam salat menyebabkan tidak


terpenuhinnya pahala orang yang mendirikannya. Karena besar kecilnya
pahala salat, ditentukan oleh besar kecilnya kekhusyukan dalam
mengerjakannya. Oleh karena itu, orang yang sama sekali tidak khusyuk
dalam salat, berarti salatnya tanpa pahala alias sia sia.

3. Berikut adalah beberapa cara agar salat kita diterima oleh Allah SWT:
 Dirikanlah salat dengan iklas dan keyakinan yang benar
 Kerjakanlah salat dengan cara yang benar
 Khusyuk dan Tuma’ninah
 Hindari hal-hal yang membatalkan salat.

15
DAFTAR PUSTAKA

DR. Ali Abu Al-Bashal, Keringanan Keringanan Dalam Salat, (Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar,2006).
Abdul Karim Muhammad Nashr,Shalat Penuh Makna, (Solo: Al-Qowam:2011).
Muhammad Bin Qusri Al-Jifari, Agar Salat Tak Sia Sia, (Solo: PQS
Publishing,2012).
Gus Zakky, 2020 “ Jangan Tinggalkan salat Lima Waktu Karna Siksanya Sangat
Besar Sekali”
Abu Hamid al-ghazali,Juz II, (Beirut: Dar el-Fikri)
Siti Gazalba, “Asas Agama Islam”, (Jakarta:Bulan Bintang,1975)
Ali bin Muhammad al-Jurjani, At-Ta’rifat, (Beirut: Dar al-Kutub al-ilmiah,1988)
Ali bin Muhammad al-Bagdadi,Tafsir Khazin,Juz V,(Beirut: Dar el-Fikr,1979)

iii
LAMPIRAN FOTO

iv

Anda mungkin juga menyukai